Anda di halaman 1dari 22

SELEKSI

ILMU PEMULIAAN
TERNAK - PARALEL 04

Dosen Pengampu: Dr. Ir. Tinda Afriyani, MP.


Disusun oleh: Agnes Gebria Rizky (1910611040)
BAB 1
PENGERTIAN
SELEKSI
 Seleksi dalam pemuliaan selalu dikaitkan dengan penentuan apakah suatu ternak dapat atau
diperbolehkan menghasilkan sejumlah keturunan.
 Penentuan tersebut ditentukan oleh alam (seleksi alam) atau oleh peternak dalam seleksi buatan, atas
dasar suatu sifat atau dugaan mengenai mutu genetik suatu ternak.
 Dalam hal ini peternak melakukan seleksi buatan terhadap sifat tertentu dengan maksud untuk
menghasilkan perubahan dalam sifat tersebut.
 Seleksi sendiri merupakan upaya memilih dan mempertahankan ternak yang dianggap baik (unggul)
untuk terus dipelihara sebagai tetua bagi generasi selanjutnya, dan mengeluarkan ternak yang dianggap
tidak baik.
s Berdasarkan prosesnya, seleksi dibagi menjadi dua yaitu:

 SELEKSI ALAM
 SELEKSI BUATAN
Seleksi alam adalah seleksi yang dilakukan oleh
Seleksi buatan adalah seleksi yang dilakukan oleh
alam, tanpa campur tangan manusia.
manusia. Seleksi buatan terbagi lagi atas dua, yaitu:
Contoh dari seleksi alam, yaitu: seleksi karena
1. Seleksi satu sifat
adanya bencana alam dan seleksi karena adanya
2. Seleksi lebih dari satu sifat
wabah penyakit.
lanjutan seleksi buatan...

 Seleksi satu sifat: apabila satu sifat saja yang dipandang sangat penting sehingga perbaikan sifat tersebut
merupakan satu-satunya sasaran seleksi. Contoh dari seleksi untuk satu sifat, antara lain: seleksi individu,
seleksi pedigre/silsilah, seleksi progeny/turunan, dan seleksi colateral/kerabat.
 Seleksi untuk lebih dari satu sifat: biasanya di dalam suatu seleksi perlu untuk memperhatikan lebih dari
satu sifat. Contoh dari seleksi untuk lebih dari satu sifat, yaitu: seleksi tandem methode, seleksi
independent culling level/batas penyingkiran bebas, dan seleksi index.
BAB 2
TUJUAN SELEKSI
 Tujuan umum dari seleksi adalah untuk meningkatkan produktivitas ternak melalui perbaikan mutu
genetik.
 Seleksi bertujuan untuk memperbaiki proporsi karakter yang diinginkan pada suatu ternak dalam suatu
populasi.
 Misalnya bila kita menginginkan ternak yang berproduksi tinggi, maka kita perlu memilih ternak yang
berproduksi tinggi tersebut untuk dikembangkan pada generasi selanjutnya, sehingga dari generasi ke
generasi akan diperoleh peningkatan proporsi ternak yang berproduksi tinggi.
 Dengan kata lain, seleksi bertujuan agar ternak yang dihasilkan pada generasi selanjutnya memiliki
sifat-sifat unggul atau sifat-sifat terbaik, sehingga produktivitas ternak dan pendapatan para peternak
rakyat akan ikut meningkat.
BAB 3
SUMBER
INFORMASI
SELEKSI
a. Seleksi Individu
Seleksi individu atau disebut juga dengan seleksi massa merupakan seleksi yang hanya berdasarkan pada
fenotip per individu. Seleksi individu paling berguna untuk sifat-sifat yang dapat diukur pada kedua jenis
kelamin sebelum dewasa atau sebelum umur perkawinan pertama.
Berikut rumus yang digunakan dalam seleksi individu: P

BVx  h ( Ps  P) 2

Dimana Ps adalah rataan produksi individu yang di seleksi, P adalah rataan populasi dimana individu di
seleksi dan h2 adalah nilai heritabilitas.
b. Seleksi Keluarga (Family Selection)
Seleksi keluarga dilakukan jika nilai heritabilitas rendah, ternak betina banyak menghasilkan keturunan,
dan ternak diberikan perlakuan khusus.
Berikut rumus yang digunakan untuk seleksi keluarga:
Y H

BVx  Rh (Y  H )2

Dimana Y adalah rataan produksi famili, H adalah rataan peternakan/kelompok dimana famili hidup, R
koefisien kekerabatan antara individu dan famili (saudara kandung = 0,5; saudara tiri = 0,25).
c. Uji Zuriat (Uji Keturunan/Progeny Test)
Uji keturunan merupakan uji terhadap seekor atau sekelompok ternak berdasarkan performan atau
tampilan dari anak-anaknya. Uji ini lazim digunakan untuk evaluasi pejantan karena pejantan biasanya
banyak menghasilkan keturunan.
Berikut rumus yang digunakan dalam uji Zuriat:

0,25h 2
BVx  2  (Y  H )
1  (n  1)0,25h 2

Di mana n adalah banyaknya anak dari ternak yang diseleksi.


d. Seleksi Silsilah (Pedigree Selection)
Seleksi yang dilakukan berdasarkan pada silsilah seekor ternak. Seleksi ini dilakukan untuk memilih ternak
bibit pada umur muda, sementara hewan muda tersebut belum dapat menunjukkan sifat-sifat
produksinya.
Berikut rumus yang digunakan dalam seleksi silsilah:

BVx  Rh (Y  H ) 2

Di mana Y adalah rataan produksi nenek moyang, H rataan kelompok/peternakan di mana nenek moyang
hidup, R koefisien kekerabatan antara individu dan nenek moyang (kakek/nenek = 0,25; orangtua = 0,50)
BAB 4
METODA-
METODA
SELEKSI
a. Seleksi Tandem (Tandem Selection)
Seleksi tandem adalah seleksi yang dikerjakan terhadap satu sifat yang paling penting, baru seleksi sifat
lainnya cara ini paling umum dipergunakan dalam praktek. Adapun tahapan seleksi tandem, yaitu:
1. Seleksi pertama dilakukan untuk sifat yang paling penting
2. Setelah tujuan untuk sifat pertama telah dicapai, upaya seleksi ditargetkan sifat yang paling penting
berikutnya, dan dilakukan untuk jumlah generasi tertentu.
 Tandem seleksi mempunyai kelebihan yaitu tidak ada ternak yang berat lahirnya rendah dan mudah
dilakukan,
 sedangkan kekurangannya yaitu genotipe dengan sifat lain yang baik dapat terbuang kalau saat seleksi
sifat sebelumnya performanya tidak baik, dan tenaga serta biayanya besar .
b. Independent Culling Level
 Metode ini umumnya dilakukan jika mutu suatu prilaku akan dikurangi sampai tingkat minimum dan
penyisahan dilakukan pada tingkat umur yang berbeda dari kelompok ternak tersebut.
 Dalam hal ini suatu batasan mutu prestasi telah ditentukan dan seluruh ternak yang ternyata tidak
dapat memenuhi persyaratan- persyaratan yang telah ditentukan harus disisihkan.
 Dalam pelaksanaan penyisihan ini terlihat adanya seleksi dengan tujuan yang berbeda pada tingkat
yang berbeda pula.
 Seleksi simultan (Independent Culling Lecel/ICL) mempunyai kelebihan yaitu dapat melihat kedua sifat
sekaligus dan tenaga tidak terlalu besar serta biaya murah,
 sedangkan kekurangannya yaitu intensitas seleksi antar karakter tidak bebas, sedang pada metode
sebelumnya bebas menentukan intensitas seleksi antar sifat dan ternak hasil seleksi yang memiliki berat
lahir rendah.
c. Seleksi Indeks (Index Selection)
 Yang dimaksud dengan seleksi indeks adalah sustu seleksi yang dilakukan berdasarkan penilaian
seluruh prilaku ternak tersebut yang digabung (disebut total scores atau indeks), seperti diketahui
nilai atau batasan karakter dari ternak pada umumnya mempunyai kisaran tertentu, dari yang amat
jelek hingga yang amat baik.
 Dengan adanya sistem indeks, suatu prilaku yang kurang baik dapat dikompensasi dengan yang baik
selama perilaku tersebut tidak bersifat fatal dan penggabungan angka dari peilaku-peilaku karakter
tersebut dinamakan indeks.
 Seleksi ini dapat mengatasi kekurangan dua metode sebelumnya.
 Hanya individu yang berindeks tertinggi yang dipilih untuk diteruskan ke generasi-generasi seleksi
selanjutnya.
 Batas minimum untuk tiap sifat adalah saling bebas. Jadi individu-individu yang mungkin harus dibuang
menurut metode simultan mungkin masih bisa dipergunakan dalam metode seleksi indeks.
 Contoh: Indeks = b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + … + bnXn, dimana X adalah karakter, koefisien b
ditentukan oleh nilai korelasi dan nilai ekonomi relatif.
 Kelebihan indeks seleksi yaitu bahwa nilai pemuliaan dapat ditingkatkan melalui nilai intensitas seleksi
untuk sifat masing-masing individu dan berat lahir yang diperoleh beragam, di sisi lain indeks seleksi juga
memiliki keterbatasan/kekurangan diantaranya ialah:
1. Parameter genetik, terutama korelasi genetik untuk sifat yang dilibatkan mungkin tidak ada, dan
apabila ada mempunyai standard error (kesalahan baku) yang besar sehingga diragukan
kegunaannya.
2. Nilai ekonomi relatif dapat berubah sewaktu-waktu, sehingga satu indek yang cocok untuk saat ini
mungkin tidak dapat digunakan utk masa yang akan datang ketika turunan individu terpilih mulai
berproduksi.
3. Agar satu indek dapat digunakan secara optimal, semua ternak dipelihara sampai catatan masing-
masing individu yang dibutuhkan diperoleh. Cara ini sangat mahal, bahkan tidak mungkin
dilakukan.
4. Perhitungan indek seleksi rumit dan logikanya sukar dimengerti. Seringkali pembibit tidak
bersemangat untuk mengerjakan seleksi ini.
THANK YOU
DATE: 01 NOVEMBER 2020

Anda mungkin juga menyukai