Anda di halaman 1dari 31

PROPOSAL PENELITIAN

HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN TINGKAT KEPATUHAN


PERAWAT DALAM PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI
DI BANGSAL COVID CHRISTOPHORUS
RUMAH SAKIT PANTI RAPIH
YOGYAKARTA

OLEH :
RENY CINTYANISITA
NIM 201943037
BAB I BAB 2 BAB 3
PENDAHULUA TINJAUAN METODOLOGI
N PUSTAKA PENELITIAN
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) Menurut Kepres No12 tahun 2020 pada
adalah penyakit baru yang belum diketahui tanggal 13 April 2020 “Menyatakan
sebelumnya pada manusia dengan tanda bencana non alam yang diakibatkan oleh
dan gejala seperti gangguan pernafasan akut penyebaran Corona Virus Disease 2019
seperti demam, sesak nafas, batuk, nyeri (Covid-19) sebagai bencana nasional”.
telan. Penularan Covid-19 melalui droplet,
kontak dan aerosol

Pandemi Covid-19 mempunyai dampak dalam


Beberapa penelitian mengungkapkan berbagai bidang. Salah satunya pada bidang
Perawat yang merawat pasien Covid- kesehatan, semakin meningkatnya pasien
19 mengalami depresi sebesar 50,4%, terinfeksi Covid-19, rumah sakit membuka
kecemasan 44,6%, gangguan tidur layanan khusus Covid-19. selain itu berdampak
34%, maupun tekanan psikologis pada petugas kesehatan yang menangani
71,5% langsung pasien Covid-19 berupa kecemasan.
Petugas kesehatan merupakan garda terdepan
dalam menghadapi pendemi Covid-19, salah
Kecemasan pada perawat disebabkan karena perawat satu cara memutus rantai penularan Covid-19
takut akan tertularnya Covid-19, menulari anggota yang efektif adalah mengunakan Alat
keluarga, serta khawatir tentang kekurangan alat Pelindung Diri (APD). Petugas kesehatan
pelindung diri (APD). perlu beradaptasi dengan kebiasaan baru
dalam menggunakan APD selama pandemi
Petugas kesehatan yang mengalami kecemasan Covid-19.
berkepanjangan akan menimbulkan kegagalan dalam sistem
imun sehingga petugas kesehatan beresiko tinggi tertular
Covid-19, dan ketidaknyaman dalam penggunaan APD Berdasarkan penelitian tingkat kepatuhan
menjadi salah satu faktor ketidakpatuhan penggunaan APD. penggunaan APD pada petugas kesehatan
Ketidakpatuhan dalam penggunaan APD berdampak sebesar 96,3%, face sheild dan masker
terjadinya penularan penyakit. Konsekuensi yang terjadi N95 tidak selalu digunakan, beberapa
adalah banyak petugas kesehatan yang tertular Covid-19 alasan perawat tidak menggunakan face
sehingga mengakibatkan meningkatnya angka Covid-19 sheild dan masker N95 karena mengalami
dan berkurangnya tenaga kesehatan dalam merawat pasien sakit kepala, peningkatan kadar CO2,
karena harus menjalani isolasi mandiri dan dapat sesak napas, kesulitan komunikasi, yang
mengakibatkan kematian petugas kesahatan karena menyebabkan ketidaknyamanan dan
terinfeksi Covid-19. peningkatan kecemasan pada perawat.
Rumusan Masalah
 Bagaimana hubungannya tingkat kecemasan dengan
tingkat kepatuhan perawat dalam penggunaan alat
pelindung diri di bangsal Covid Christophorus Rumah
Sakit Panti Rapih Yogyakarta?

Tujuan Umum
 Mengetahui hubungan tingkat kecemasan dengan tingkat
kepatuhan perawat dalam penggunaan alat pelindung
diri di bangsal Covid Christophorus Rumah Sakit Panti
Rapih Yogyakarta.
Tujuan khusus

• Diketahuinya profile demografi (umur, jenis kelamin, pendidikan


terakhir, lama bekerja) perawat di bangsal Covid Christophorus Rumah
1 Sakit Panti Rapih Yogyakarta.

• Diketahuinya tingkat kecemasan perawat di bangsal Covid Christophorus


Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta.
2
• Diketahuinya tingkat kepatuhan perawat dalam penggunaan alat
pelindung diri di bangsal Covid Cristophorus Rumah Sakit Panti Rapih
3 Yogyakarta

• Diketahuinya hubungan tingkat kecemasan dengan tingkat kepatuhan


perawat dalam penggunaan alat pelindung diri di bangsal Covid
4 Cristhoporus Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta
Manfaat penelitian

Manfaat Akademis
 Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber informasi dan menambah
wawasan bagi pembaca tentang hubungan tingkat kecemasan dengan tingkat
kepatuhan perawat dalam penggunaan alat pelindung diri di bangsal Covid.
Manfaat praktis
 Memberikan wawasan dan informasi tentang hubungan tingkat kecemasan dengan
tingkat kepatuhan perawat dalam penggunaan alat pelindung diri di bangsal Covid
sehingga dapat mengembangkan praktik dan pelayanan keperawatan.
 Bagi Rumah sakit sebagai bahan evaluasi dan dapat sebagai bahan rekomendasi
dalam menentukan kebijakan rumah sakit dalam menyusun rencana pengembangan
dalam bidang keperawatan.
BAB II
TINJAUN PUSTAKA
Tinjauan teori

Penyakit Pengertian Covid-19


Covid – 19
Penyebab Covid-19

Tanda dan gejala Covid-19

Cara penularan Covid-19

Pencegahan Covid-19
Kecemasan Teori kecemasan

Pengertian kecemasan
Rentang respon kecemasan.
Gejala-gejala kecemasan
Alat ukur kecemasan
Faktor-faktor yang mempengaruhi kecemasan
Mekanisme koping kecemasan
Kepatuhan Teori kepatuhan
Pengertian kepatuhan
Aspek-aspek kepatuhan
Klasifikasi kepatuhan
Alat ukur kepatuhan
Faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan
Faktor-faktor yang mempengaruhi ketidakpatuhan
Cara meningkatkan kepatuhan
Alat pelindung Pengertian Alat pelindung Diri
diri
Tujuan penggunaan APD

Jenis-jenis APD

Hal-hal yang harus dilakukan pada penggunaan APD

Hal-hal yang tidak boleh dilakukan pada penggunaan APD

Prosedur memakai APD level tiga

Prosedur melepas APD level tiga


Gambar 2.2
Kerangka Konsep Penelitian

Kerangka konsep Covid


1. Penyakit menular, disebabkan oleh SARS-Co_v_2
2. Tanda dan gejala: demam, batuk, sesak napas, pilek,
diare, hilang penciuman, sakit tenggorokan.

Variabel Independent Variabel Dependent

Tingkat Tingkat kepatuhan


Kecemasan penggunaan APD

Faktor yang mempengaruhi


kecemasan: Faktor yang mempengaruhi
1. Faktor biologis, psikologis, sosial kepatuhan:
budaya, ancaman terhadap 1. Pengetahuan
integritas fisik, ancaman terhadap Tatalaksana pencegahan 2. Sikap
Keterangan :
sitem diri. penularan Covid: 3. Dukungan
2.Usia, jenis kelamin, pendidikan, 1. Menggunakan masker 4. Ketersediaan APD : Yang diteliti
lama kerja. 2.Selalu mencuci tangan - 5. Kebijakan manajemen : Tidak diteliti
3. Jaga jarak 1 meter
: Ada hubungan
4. Pasien ditempatkan di
ruang isolasi : Faktor yang berpengaruh
Hipotesis

Ha
 Ada hubungan yang signifikan antara tingkat
kecemasan dengan tingkat kepatuhan perawat
dalam penggunaan alat pelindung diri di
bangsal Covid Cristhoporus Rumah Sakit
Panti Rapih Yogyakarta
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Desain Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan desain


kuantitatif dengan metode survei deskriptif korelasi,
dengan menggunakan pendekatan cross sectional.
Variabel Definisi Alat Ukur Hasil Ukur Skala
Operasional Data
Variabel Independen
Kecemasan Perasaan Menggunakan Skor Kurang Ordinal
gelisah, tidak kuesioner dengan dari 14 = tidak
nyaman, skala HARS yang ada kecemasan
khawatir yang terdiri dari 14 Skor 14 - 20 :
tidak tahu kelompok gejala, kecemasan
penyebabnya masing-masing ringan
gejala diberi Skor 21 - 27 :
penilaian 0-4. kecemasan
Nilai 0: tidak ada sedang
gejala atau Skor 28 - 41 :
keluhan kecemasan
Nilai 1: gejala berat
ringan (satu dari Skor 42 - 56:
gejala yang ada) kecemasan
Nilai 2: gejala berat sekali
sedang (separuh
dari gejala yang
ada)
Nilai 3: gejala
berat (lebih dari
separuh gejala
yang ada)
Nilai 4: gejala
berat sekal
(semua gejala
yang ada)
Variabel Definisi Alat Ukur Hasil Ukur Skala
Operasional Data
Variabel Dependen
Kepatuhan Perawat dalam Menggunakan Menggunakan Ordinal
penggunaan menggunakan kuesioner dengan cut off point
APD APD sesuai skala Likert, Jumlah soal: 34
dengan dengan nilai : Skor tertinggi:
prosedur atau Nilai 0: tidak 102
aturan. pernah dilakukan Skor terendah:
Nilai 1: kadang- 0
kadang dilakukan Skor >51:
Nilai 2: sering Patuh
dilakukan Skor ≤51: tidak
Nilai 3: selalu patuh
dilakukan
• Seluruh perawat yang bertugas di bangsal Covid Christoporus
Rumah Sakit Panti Rapih berjumlah 43 perawat.
Populasi

•Menggunakan teknik sampling non probability dengan metode total


sampling dengan mengambil sampel sama dengan total populasi
sebanyak 43 perawat yang bertugas di bangsal Covid Christoporus
Rumah Sakit Panti Rapih. Teknik total sampling untuk
Sampel mendapatkan data yang akurat dan mengurangi peluang
kesalahan generalisasi.
Tempat dan waktu penelitian

 Penelitian ini dilakukan di bangsal Covid


Christoporus Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta
yang dilaksanakan pada Bulan Desember 2020
Teknik pengumpulan data
 Sebelum melakukan pengumpulan data, peneliti mengajukan surat ijin ke Rumah Sakit Panti Rapih
melalui bagian P2K Rumah Sakit Panti Rapih. Setelah mendapatkan ijin dari Rumah Sakit Panti
Rapih, peneliti melakukan etichal clearance di Rumah Sakit Panti Rapih selama dua minggu.
Peneliti memilih Rumah Sakit Panti Rapih karena Rumah Sakit Panti Rapih sudah mempunyai
komite etik penelitian.
 Peneliti menjelaskan maksud dan tujuan penelitian kepada kepala ruang bangsal Cristophorus.
 Responden yang bersedia menjadi responden penelitian mengisi pernyataan persetujuan sebagai
responden ( informed consent) melalui link google form.
 Peneliti membagian link google form kepada kepala ruang untuk disampaikan kepada responden.
 Responden mengisi kuisoner tingkat kecemasan sesuai dengan keadaan yang dialami, dan kuisoner
kepatuhan menggunakan APD.
 Peneliti melakukan pengecekan dan kelengkapan data, apabila ada data yang belum terisi peneliti
meminta kembali kepada responden untuk melengkapi.
 Apabila data sudah lengkap peneliti melakukan pengolahan data.
Instrument pengumpulan data
 Kuesioner data demografi responden yang berisi nama inisial, umur, jenis kelamin,
tingkat pendidikan, masa kerja. Kuesioner ini untuk mengetahui identitas responden
dalam penelitian ini.
 Kuesioner tingkat kecemasan
Kuesioner ini untuk mengukur tingkat kecemasan responden apakah ringan, sedang,
berat, berat sekali. Peneliti menggunakan alat ukur kecemasan HRAS (Hamilton Rating
Scale for Anxiety), Alat ukur ini terdiri dari 14 kelompok gejala.
 Kuesioner kepatuhan penggunaan APD
Kuesioner ini untuk mengukur tingkat kepatuhan mengggunakan APD apakah patuh atau
tidak patuh. Dalam kuesioner ini terdapat 34 pernyataan terdiri dari 13 pernyataan
tentang prosedur cara menggunakan APD dan 21 pernyataan tentang prosedur cara
melepas APD berdasarkan Pedoman Pencegahan Covid-19 revisi 4 dari Kemenkes.
Score jawaban dari pernyataan tersebut tidak pernah dilakukan bernilai 0, kadang-
kadang dilakukan bernilai 1, sering dilakukan bernilai 2, selalu dilakukan bernilai 3.
Uji Instrument
Instrument tingkat kecemasan :
 Instrumen skala HARS telah terbukti memiliki validitas 0,93 dan
reliabilitas 0,97 oleh Nursalam yang disitasi oleh Ramadhan,
Gunarti, Purwanto (2019). Kondisi ini menunjukan bahwa
pengukuran kecemasan dengan skala HARS akan diperoleh valid
dan reliabel.
Instrument tingkat kepatuhan :
Uji validitas
 Uji validitas dilakukan pada 20 perawat yang bertugas di bangsal Lukas tiga Rumah
Sakit Panti Rapih, karena perawat yang bertugas di bangsal Lukas tiga mempunyai
karakteristik yang sama dengan responden yang akan diteliti. Uji ini dilakukan secara
acak dan sudah melalui uji etik. Uji validitas dengan menggunakan program SPSS
(Statistical Package for Social Science), pada uji pearson product moment. Uji
validitas dilakukan dengan menghitung korelasi antara skor butir instrumen dengan
skor total. Apabila nilai korelasi (r) ≥0,3 maka dikatakan item tersebut valid,
sebaliknya nilai korelasi (r) ≤ 0,3 maka dikatakan item tersebut tidak valid.
Uji reliabilitas
 Uji reliabitas dengan menggunakan program SPSS (Statistical Package for Social
Science), dilihat pada nilai cronbach alpha . Item dikatakan reliabel jika memiliki nilai
alpha minimal 0,7. Apabila nilai alpha kurang dari 0,7 item tersebut tidak reliabel.
Etika penelitian
Menghargai hak asasi manusia (respect human dignity)
 Sebelum melakukan penelitian, peneliti menjelaskan tujuan dan manfaat penelitian kepada
responden. Peneliti memberikan kebebasan kepada responden untuk menentukan apakah
bersedia atau tidak menjadi responden dalam penelitian ini. Sebelum penelitian, peneliti
memberikan Informed Consent apabila responden setuju menjadi responden dalam
penelitian ini, responden diminta untuk mendatangani Informed Consent, apabila tidak
setuju, peneliti tidak memaksa. Peneliti memberikan souvenir kepada responden berupa
hand sanitizier seharga Rp 10.000,00 sebanyak 43 buah.
Keadilan (justice)
 Peneliti menjelaskan kepada responden bahwa kerahasian identitas reponden terjaga,
dengan menuliskan nama inisial pada lembar pengumpulan data. Peneliti juga
memberikan menjelasan bahwa data-data yang diperoleh dari pengumpulan data hanya
digunakan untuk tujuan penelitian tidak untuk dipublikasikan.
Pengelolahan data
Editing data
 Setelah data terkumpul peneliti melakukan editing dengan cara memeriksa kembali dan menyesuaikan data
responden agar mempermudah olah data.
Coding data
 Coding data bertujuan mengidentifikasikan data yang terkumpul dengan memberikan kode agar mempermudah
dalam melakukan analisa data.
Pada kuesioner tingkat kecemasan:
Tidak ada kecemasan : 0
Kecemasan ringan :1
Kecemasan sedang :2
Kecemasan berat :3
Kecemasan berat sekali : 4
Pada kuesioner kepatuhan menggunaan APD
Tidak patuh :0
Patuh :1
lanjutan

Entry data
 Peneliti memasukan data dari kuesioner yanng sudah terkumpul ke dalam
komputer dengan menggunakan software SPSS versi 21
Cleaning data
 Peneliti melakukan pengecekan kembali data yang sudah di entry untuk melihat
kemungkinan kesalahan kode, ketidaklengkapan, dan melakukan koreksi.
Tabulating data
 Setelah melakukan cleaning data peneliti memasukan data dalam bentuk tabel
kemudian membuat distribusi frekuensi. Kemudian data tersebut diolah
menggunkan aplikasi SPSS versi 21.
Analisa data

Analisa Univariat
 Analisa univariat dilakukan untuk mendikripsikan
frekuensi distribusi (frekuensi, prosentase, mean,
median,standard deviasi) setiap variabel penelitian,
yaitu data demografi reponden (umur, jenis kelamin,
pendidikan, masa kerja), tingkat kecemasan perawat,
dan tingkat kepatuhan penggunaan APD
Analisa bivariat
Analisa Bivariat digunakan untuk mengetahui apakah ada hubungan tingkat kecemasan dengan
tingkat kepatuhan penggunaan APD. Peneliti menggunakan uji Chi Square bila syarat uji Chi
Square terpenuhi, bila syarat uji Chi Square tidak memenuhi maka menggunakan uji
Kolmogorove-Smirnove.
Uji Chi Square
 Syarat uji Chi Square adalah tidak boleh ada sel yang nilai expected nya kurang dari lima,
lebih dari 20% sel. Untuk mengetahui uji signifikan (nilai p) dilihat pada kolom Asymp. sig
(2-sided), bila nilai p value < 0,05 maka Ho ditolak, Ha diterima, jadi terdapat hubungan
yang signifikan antara tingkat kecemasan dan tingkat kepatuhan penggunaan APD.
Uji Kolmogorove-Smirnove
 Untuk mengetahui uji signifikan (nilai p) dilihat pada kolom Asymp. sig (2-tailed), bila
nilai p value < 0,05 maka Ho ditolak, Ha diterima, jadi terdapat hubungan yang signifikan
antara tingkat kecemasan dan tingkat kepatuhan penggunaan APD.

Anda mungkin juga menyukai