Anda di halaman 1dari 16

Tafsir takwil terjemah

tafsir
• Dalam bahasa Arab, kata tafsir ‫التفسير‬
berarti “menjelaskan”.
•  dalam al-Quran terdapat kata tafsir:
• “Tidaklah orang-orang kafir itu datang
kepadamu (membawa) sesuatu yang ganjil,
melainkan Kami datangkan kepadamu suatu
yang benar dan yang paling baik tafsirnya.”
(QS Al-Furqan: 33)
• kata tafsir berasal dari  al-fasru ‫ الفسر‬yang berarti “menerangkan
dan menyingkap”. Di dalam kamus, kata al-fasru juga bermakna
menerangkan dan menyingkap sesuatu yang tertutup
• Tafsir atau At-Tafsir menurut bahasa mengandung arti antara
lain:
1. Menjelaskan, menerangkan, yakni: ada sesuatu yang semula
belum atau tidak jelas memerlukan penjelasan lebih lanjut,
sehingga terang dan jelas.
2. Keterangan sesuatu, yakni : perluasan dan pengembangan dari
ungkapan-ungkapan yang masih sangat umum, sehingga
menjadi lebih terperinci, mudah difahami serta dihayati.
3. Tafsiroh, yakni alat kedokteran yang mengungkap penyakit
seseorang pasien, maka tafsir bisa dikatakan dapat makna yang
tersimpan dari Al-Qur’ an
Tafsir menurut istilah
• Menurut Syaikh Thahir al-Jazairy, dalam at-Taujih: “Tafsir pada hakekatnya
ialah menerangkan lafazh yang sukar difahami oleh pendengar dengan
uraian yang lebih memperjelas pada maksud baginya, baik dengan
mengemukakan sinonimnya atau kata yang mendekati sinonim itu, atau
dengan mengemukakan uraian yang mempunyai petunjuk kepadanya
melalui suatu jalan dalalah”.
• Menurut Syaikh Al-Jurjani dalam Al-Ta’riifat: “Pada asalnya, tafsir berarti
membuka dan melahirkan. Dalam pengertian syara’ ialah menjelaskan
makna ayat : dari segala persoalannya kisahnya, sababunnujulnya dengan
menggunakan lafazh yang menunjukkan kepadanya secara terang”.
• Menurut az-Zarkasyi adalah sebagai berikut: “Tafsir adalah ilmu yang
mengakji tentang pemahaman kitabullah yang diturunkan kepada nabi
Muhammad saw, menerangkan makna-maknanya, mengeluarkan hukum-
hukum yang dikandungnya serta ilmu-ilmu yang ada di dalamnya”.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan
bahwa
• “Tafsir adalah usaha yang bertujuan
menjelaskan Al-Qur’an atau ayat-ayatnya atau
lafazh-lafazhnya agar yang tidak jelas menjadi
jelas, yang samar-samar menjadi terang, yang
sulit difahami menjadi mudah difahami,
sehingga Al-Qur’an sebagai pedoman hidup
manusia benar-benar dapat difahami, dihayati
dan diamalkan, demi tercapainya
kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.”
Unsur-unsur pokok untuk memahami pengertian tafsir adalah sebagai
berikut:

• Hakekatnya ialah menjelaskan maksud ayat-ayat Al-Qur’an, yang


sebagian besar masih dalam bentuk yang sangat global.
• Tujuannya untuk memperjelas apa yang sulit difahami dari Al-Qur’an
itu sendiri.
• Sasarannya agar Al-Qur’an sebagai pedoman hidup dan hidayah dari
Allah benar-benar berfungsi sebagaimana Al-Qur’an itu diturunkan.
• Sarana pendukung pekerjaan menafsirkan Al-Qur’an itu meliputi
berbagai ilmu yang berhubungan dengan itu.
• Bahwa upaya menafsirkan Al-Qur’an bukan untuk memastikan-
demikianlah yang dikehendaki Tuhan- namun pencaharian makna
itu hanyalah menurut kadar kemampuan manusia dengan
keterbatasan ilmunya
Ta’wil
• Ta’wil secara bahasa berasal dari kata ‘ail’
yang berarti ke asal, ada juga yang
mengatakan bahwa ta’wil berasal dari kata
‘aul’ yang berarti memalingkan,
• memalingkan ayat dari makna yang dhahir
kepada suatu makna yang dapat diterima
olehnya.
Menurut pandangan yang masyhur kata Ta’wil sama dengan
tafsir yakni menjelaskan dan menerangkan, dengan pengertian
kata Ta’wil bisa mempunyai arti

• Kembali atau mengembalikan, yakni mengembalikan


makna pada proporsi yang sesungguhnya.
• Memalingkan, yakni memalingkan suatu lafazh
tertentu yang mempunyai sifat khusus, dari makna
dzohir ke makna bathin karena ada keterkaitan satu
diantara yang lainnya.
• Mensiasati, yakni bahwa dalam lafazh-lafazh tertentu
ataukalimat-kalimat yang mempunyai sifat khusus
memerlukan siasat yang jitu untuk menemukan
makna yang setepat-tepatnya
Ta’wil dalam arti secara istilah
• Menurut Al-Jurzani: Ta’wil ialah memalingkan lafazh dari
maknanya yang dzohir kepada makna lain yang dipunyai lafazh
itu, jika makna lain yang dilihat itu sesuai dengan al-Qur’an dan
Sunnah.
• Ta’wil ialah mengembalikan sesuatu pada maksud yang
sebenarnya, yakni menerangkan apa yang dimaksudkannya.
• Menurut ulama khalaf ta’wil ialah mengalihkan suatu lafazh dari
maknanya yang rajih kepada makna yang marjuh karena ada
indikasi untuk itu
• Ta’wil menurut golongan mutaakhirin adalah memalingkan
makna lafadz yang kuat (rajih) kepada makna yang lemah karena
ada dalil menghendakinya.
• Sasaran ta’wil pada lazimya menyangkut ayat yang
mutasyabihat atau ayat-ayat yang mempunyai sejumlah
kemungkinan makna yang dikandungnya.
• Al-Maghraby mengemukakan:
• ”Adapun ta’wil ialah bahwa ayat mempunyai sejumlah
kemungkinan makna yang dikanndungnya. Maka ketika
engkau sebutkan makna demi makna kepada
pendengar, ia menjadi ragu-ragu tidak tahu mana yang
harus dipilihnya. Karena itu ta’wil lebih banyak
digunakan untuk ayat-ayat mutasyabihat”
• Ayat-ayat mutasyabihat ialah ayat-ayat yang tidak terang
maknanya. Menurut ulama mutakallimin adalah ayat-
ayat yang di dalamnya disebutkan Dzat atau Sifat Allah
SWT.
terjemah
• Terjemah menurut bahasa adalah salinan dari
suatu bahasa ke bahasa lain atau mengganti,
menyalin, memindahkan kalimat dari suatu
bahasa ke bahasa lain.
Kata terjemah dapat dipergunakan pada dua arti

• Terjemah Maknawiyyahatau Tafsiriyyah, yaitu


menerangkan makna atau kalimat pembicaraaan
dengan bahasa lain tanpa terikat dengan tertib kata-
kata bahasa asal atau memperhatikan susunan
klimatnya, melainkan oleh makna dan tujuan aslinya.
• Terjemah Harfiyyah, yaitu mengalihkan lafadz-lafadz
dari satu bahasa ke dalam lafadz-lafadz yang serupa
dari bahasa lain sedemikian rupa sehingga susunan
dan tertib bahasa kedua sesuai dengan susunan dan
tertib bahasa pertama.
tafsir takwil
Ar-Raghif Al-Ashfahani: lebih umum dan Ar-Raghif Al-Ashfahani: lebih banyak
lebih banyak digunakan untuk lafazh dan dipergunakan makna dan kalimat dalam
kosakata dalam kitab-kitab yang kitab-kitab yang diturunkan Allah saja
diturunkan Allah dan kitab-kitab lainnya.
Menerangkan makna lafazh yang tak Menetapkan makna yang dikehendaki
menerima selain dari satu arti. suatu lafazh yang dapat menerima banyak
makna karena didukung oleh dalil.
Al-Maturidi: menetapkan apa yang Menyeleksi salah satu makna yang
dikehendaki ayat dan menetapkan seperti mungkin diterima oleh suatu ayat tanpa
yang dikehendaki Allah. meyakinkan bahwa itulah yang
dikehendaki Allah.
Abu Thalib Ats-Tsa’labi: menerangkan Abu Thalib Ats: menafsirkan bathin lafazh.
makna lafazh baik berupa hakikat atu
majaz.
kesimpulan
• Dari segi tujuan, antara tafsir dan takwil tidak memiliki perbedaan,
yakni sama-sama berusaha untuk menjelaskan makna ayat
Alquran. Namun demikian, bila ditinjau dari segi kerjanya atau
jalan yang ditempuh, keduanya memiliki perbedaan yang jelas.
• Perbedaan itu dapat ditegaskan. Tafsir sifatnya lebih umum dari
takwil. Tafsir menyangkut seluruh ayat, sedangkan takwil hanya
berkenaan dengan ayat-ayat yang mutasyabihat (samar dan perlu
penjelasan).
• Selain itu, tafsir menerangkan makna-makna ayat dengan
pendekatan riwayat, sedangkan takwil dengan pendekatan dirayat.
Tafsir menerangkan makna ayat yang terambil dari bentuk ibarat
(tersurat), sedangkan takwil dari yang tersirat (isyarat-isyarat).
Perkembangan tafsir nusantara
• Periode Klasik (abad VII-XV)
periode klasik adalah sejak permulaan Islam sampai ke Indonesia, sekitar abad ke 1 H, dan ke2 H, dan
berlangsung sampai abad ke 10 H (9 abad) metode ijmali dengan bentuk al-ma’tsur dan ra’yi
• Periode Tengah (XVI-XVII)
• Upaya penafsiran dengan usaha membaca dan memahami tafsir tertulis dari timur tengah (tafsir jalalain)
yang di terjemahkan dalam bahasa melayu, Jawa, Sunda. Di sampaikan dalam bentuk ra’yu.
• Kondisi mufassir tdk memiliki spesialis di bidang hadis dan riwayat mereka cenderung pada ajaran tarekat
• Kondisi umat belum mengenal bahasa arab dengan baik, pemahaman terhadap tafsir harus
diterjemahkan, dengan penyampaian yang pas dengan metode ijmali
• Periode pramodern (XIX M)
• Abad 18 muncul ulama’ yang menulis berbagai disiplin ilmu termasuk tafsir (Abd Shamad al-Palimbani, M
arsyad al-Banjari, Abd Wahhab Bugis. Dengan lebih menonjol pada bentuk ra’yu
• Periode Modern (abad XX M)
• Akhir tahun 1920, kondisi penerjemahan semakin kondusif sejak terjadinya sumpah pemuda 1928, yang
menyatakan persatuan. Tafsir al-furqon yang pertama terbit tahun 1928, samapai pada tafsir yang
menggunakan bahasa daerah “kitab al-mubin” tahun 1974 oleh KH. Muhammad Ramli dengan bahasa
sunda
• Metode yang banyak digunakan tahlili maudhui
Hermeneutika
• Hermeneutika diartikan dengan seni atau ilmu untuk
menafsirkan teks yang otoritas khususnya teks suci atau dapar
didefiniskan sebagai kumpulan kaidah atau pola yang harus
diikuti oleh mufassir dalam memahami teks keagamaan.
• Cara pemahaman hermeneutic menurut Schleiermacher ada
dua cara untuk mendapatkan pemahaman terhadap teks
• 1. sisi linguistic yang menunjukkan pada bahasa yang
memungkinkan proses memahami menjadi mungkin
• 2. sisi psikologis yang menunjukkan isi pikiran si pengarang
yang termanifestasikan pada style bahasa

Anda mungkin juga menyukai