Conginteal
heart disesase 20-30%
(VSD)
Lungs
Lungs
Tipe VSD
Klasifikasi VSD berdasarkan ukuran
Keluhan Utama dan Riwayat Penyakit Sekarang Riwayat Keluarga Dan Status Sosial :
:
Riwayat Keluarga:
Pasien mengeluhkan cepat lelah, detak jantung terasa
cepat, sering keluar keringat dingin, yang sudah Pasien tidak memiliki keluarga yang
dimulai sejak Desember tahun 2017 lalu. Dan pagi mengalami penyakit yang sama dengan
setelah operasi pasien batuk dan mengeluarkan dirinya
dahaknya cukup banyak. Status Sosial:
Pasien merupakan anak kedua dari dua
bersaudara dan kedua orang tua merupakan
pekerja wiraswasta dan ibu rumah tangga
dengan pendapatan yang tidak menetap.
Riwayat Penyakit Dahulu Dan Penyerta : Untuk biaya operasi pasien di bantu dengan
Pada bulan januari pasien pernah dirawat dibuatkan kartu BPJS Kesehatan
dengan diagnosa endokarditis
PEMERIKSAAN OBJEKTIF INSPEKSI/OBSERVASI
Statis : .
Pemeriksaan tanda vital Pre operative (tanggal 5 April 2018)
Tanggal TD HR RR SpO2 Temp TB BB
- Pasien tampak tenang
5-04-2018 - 111 x 21 - 360 C 142 cm 29,5 kg
- Tidak terpasang alat pada tubuh
7-04-2018 108/67 115 x 23 100 % 360 C 142 cm - pasien
9-04-2018 110/77 137 x 22 x 100 % 36,90 C 142 cm - Post Operative (tanggal 7 April 2018) di
ICU
- Terlihat pasien masih terpasang
selang oksigen, CVC, WSD, selang
infus, kateter, NGT, side port, IV line
- Terlihat pasien lemas
- Adanya luka incise pada mid sternum
PALPASI (Tanggal 5 April 2018)
Lower costal chest Mobile - Post Operative (tanggal 7 April 2018) di ICU
expansion
- Suara nafas vesikuler
- Tidak terdengar adanya bissing pada jantung
PERKUSI ( 5 April 2018)
P. Xypoideus 64 cm 61 cm 3 cm
PEMERIKSAAN GERAK DASAR AKTIF ( 5 April 2018) PEMERIKSAAN GERAK DASAR PASIF ( 5 April 2018)
Neck Fleksi Full Rom Tidak nyeri Neck Fleksi Full Rom Normal
Lateral fleksi Full Rom Tidak nyeri Lateral fleksi Full Rom Normal
Shoulder Fleksi Full Rom Tidak nyeri Shoulder Fleksi Full Rom Normal
Tes Kognitif : Baik, Pasien mampu menceritakan keluhan yang dialami oleh dirinya
dan pasien mengetahui penyakit yang dideritanya
Intra Personal : Baik, Pasien mempunyai semangat untuk sembuh
Interpersonal :Baik, Pasien mampu berkomunikasi dengan baik dengan fisioterapi
UNDERLYING PROCCESS (CLINICAL REASONING) (TERLAMPIR)
DIAGNOSIS FISIOTERAPI
Impairment:
- Nyeri pada incisi di daerah Sternum
- Adanya penumpukan sputum akibat pengaruh general
anesthesia pada penurunan fungsi upper airway
Functional Limitation:
- Adanya peningkatan respiratory rate
- Bronchial hygine terganggu
- Limitasi ekspansi thorax
Disability:
- Kesulitan untuk ambulasi duduk, berdiri serta berjalan
- Kesulitan dalam aktivitas fungsional seperti mandi,
berpakaian toileting)
TUJUAN PROGRAM FISIOTERAPI
1. Short Term
- Mengurangi nyeri incisi
- Pembersihan jalan napas
2. Long Term
- Mengoptimalkan aktifitas fisik dan kemampuan
fungsional sesuai dengan kemampuan kapasitas
jantung kapasitas paru pasien
PROGNOSIS
Pre Operation
Berdasarkan jurnal “Chest physiotherapy and breathing exercises for cardiac
surgery patients in Sweden - A National survey of practice, 2011”. Sebelum operasi
fisioterapis meng-informasikan tentang bagaimana cara untuk breathing exercise (deep
breathing), tehnik batuk dan cara penggunaan Voldyne dan meminta pasien untuk
mempraktekkannya.
Post Op Management
Berdasarkan jurnal “Physical Therapy Treatment after Cardiac Surgery : A National Survey of Practice in
Greece.” 2013.
Tahap I. Masa akut hari ke dua sampai 5. Dilakukan tiap hari dengan durasi 5-10 menit. Dengan
a) Bebaskan jalan napas, Bersihkan dari sputum dengan suction atau posisikan
semi ektensi dan rotasi leher, bila mungkin pengasatan dan latihan batuk dengan menahan daerah sakit.
Dilakukan pada hari kedua setelah ops.
b) Lakukan pasif movement dari sendi proksimal baru distal dan usahakan banyak sendi bergerak
e) Menyesuaikan aktivitas dengan kemampuan fungsi paru dan jantung, bila diberikan latihan
breathing nadi naik tidak lebih 20 dari nadi awal pada hari ke dua sudah boleh duduk, lakukan gerak dinamik
dan mulai dari distal menuju proksimal dengan metode 10 macam gerakan masing-masing lima gerakan.
f) Melatih mobilisasi : Pada hari ke 3 sudah boleh duduk bahkan bila target belum ada gangguan
sudah boleh berdiri dengan bantuan.
Tahap II. Masa penyembuhan 5 s/d 14 hari.
a) Modifikasi bentuk latihan misalnya latihan deep breathing dengan jumlah latihan nafas
ditambah atau repitasi latihan lebih sedikit atau lebih dalam dengan ekspirasi lebih lama.
b) Jumlah gerakan sendi ditingkatkan dan perhatikan prinsip bernafas jangan menimbulkan
latihan dengan menahan nafas. Pada prinsipnya semua gerakan yang menimbulkan
kompresi thorak disertai ekspirasi dan gerakan yang mingkatkan ventilasi disertai
inspirasi.
Tahap III. Masa dirumah (15 – 2 bulan).
a) Latihan aerobic dapat diberikan, dengan intensitas dengan
kategori very light
Berdasarkan jurnal “Recommendations for physical activity, recreation sport, and exercise training in
paediatric patients with congenital heart disease: a report from the Exercise, Basic & Translational
Research Section of the European Association of Cardiovascular Prevention and Rehabilitation, the
European Congenital Heart and Lung Exercise Group, and the Association for European Paediatric
Cardiology, 2011”. Pada Tabel 2, tingkat intensitas untuk latihan daya tahan mulai dari sangat ringan
hingga sangat berat serta persentase cadangan detak jantung yang sesuai dan denyut jantung maksimal.
Untuk septal defect dianjurkan untuk latihan ringan hingga 3-6 bulan setelah dilepasnya alat-alat atau
menunggu fase healing sternotomy.
Umumnya semua exercise training dan sport sessions should dimulai dengan 10–15-min
dynamic warm-up lalu diikuti dengan 20–60 min of exercise training dan diakhiri dengan
10-min cool-down period dengan kegiatan yang intensifitasnya berkurang dan peregangan
harus diberikan diakhir sesi latihan olahraga. Antara sesi pelatihan harus ada cukup waktu
untuk pulih (12–48 jam tergantung pada intensitas dan kondisi anak). Struktur program
rehabilitasi orang dewasa semuanya hampir sama. Mereka umumnya berdurasi 12-16
miki) HR 111x/min
RR 21x/min
Tiap 2 jam sekali SpO2 -
Expansi Thorak
10 repetisi, 3 set
Inspirasi Ekspirasi Selisih
4) Batuk efektif
Upper Thorak 68 70,5 2,5
Middle Thorak 64,5 67 3,5
Lowe Thorak 61 64 3
Intervensi : Edukasi cara melakukan batuk efektif, deep
breathing, pemakaian voldyne dan cara mem-praktekkannya
Post
Operation
Fisioterapi 2 (Ruang ICU) Tanggal 7 April 2018
Expansi Thorak (Tidak dilakukan)
S : Px lemas dan mengeluh agak sesak dan muntah pada jam4 subuh
Pemeriksaan sesak VAS : 3 cm (post op)
mengeluarkan lendir banyak. Pada luka incise kadang-
Pemeriksaan nyeri luka incise dengan VDS
kadang sakit
Nyeri Diam : (2) Nyeri sangat ring
Regio Gerakan LGS Nyeri
O : Gerak Aktif
Neck Fleksi NT NT Nyeri Gerak : (3) Nyeri ringan
Ekstensi NT NT
Lateral fleksi Tdk Full ROM Nyeri
Shoulder Fleksi Tdk Full ROM Nyeri Ringan
Ekstensi NT NT
Eksternal Rot Full Rom Tidak nyeri
Internal Rot Full Rom Tidak nyeri
Elevasi Full Rom Tidak nyeri
Horizontal Adduksi Tdk Full ROM Nyeri ringan
Vital sign
Tanggal 7 April 2018 Intervensi : Positioning (Miring kanan kiri)
Deep breathing
BP 108/67
Active exercise
HR 115x/min
RR 23x/min
SpO2 100%
Voldyne -