Anda di halaman 1dari 18

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA

PADA NN. M DENGAN RESIKO


PERILAKU KEKERASAN
DIDIT TRIONO
IDENTITAS PASIEN
NAMA : NN. M
UMUR : 24 TAHUN
JENIS KELAMIN : WANITA
AGAMA : ISLAM
STATUS : BELUM MENIKAH
SUKU : JAWA
ALAMAT : SEMARANG
PENDIDIKAN : SLTP
PEKERJAAN : TIDAK BEKERJA
TANGGAL MASUK RS : 13 SEPTEMBER 2019
TANGGAL PENGKAJIAN : 26 SEPTEMBER 2019
DIAGNOSA MEDIS : SKIZOFRENIA AFEKTIF
NO. RM : 001*****
ALASAN MASUK
Klien dibawa di sakit sakit oleh petugas panti Marga Widodo karena mengamuk, agresif dengan sesama penghuni
panti, klien suka mencakar penghuni panti, memecah kaca lemari, sulit tidur dan ADL harus diarahkan.
• FAKTOR PREDISPOSISI
Gangguan jiwa di masa lalu
• Klien mengatakan pernah dirawat di RSJD Dr. RM Soejarwadi Klaten sebanyak 7 kali. Klien mengatakan rutin
minum obat, tetapi pada waktu di Jakarta obat habis dan pasien tidak minum obat.
Trauma
• Klien mengatakan tidak pernah mengalami trauma fisik sebelumnya.
Anggota keluarga lain yang mengalami gangguan jiwa
• Klien mengatakan bahwa tidak ada keluarga yang menderita gangguan jiwa, sehingga hanya klien yang dirawat
di RSJ.
Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan
• Klien mengatakan bahwa sebelum sakit jiwa pasien sering dibully oleh teman-temannya.
 Fisik
Kesadaran : Composmentis
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Frekuensi nadi: 85 x/menit
Frekuensi nafas : 22 x/menit
Suhu : 36,5oC
Genogram
Konsep Diri
 Gambaran diri
Klien mengatakan bahwa senang dengan kondisi tubuhnya, klien mengatakan paling suka dengan wajahnya.
Klien juga mengatakan bahwa klien tidak suka kalau ada jerawat diwajahnya.
 Identitas diri
Klien mengatakan bahwa nama klien adalah Nn. M, usia 24 tahun dan asalnya dari Klaten. Klien merupakan
anak pertama dari tiga bersaudara.
 Peran
Peran klien dalam keluarga adalah sebagai seorang anak dan kakak dari adiknya. Klien membantu ibunya
ketika dirumah. Klien mampu menjalankan perannya dengan baik
 Ideal diri
Klien mengatakan jika sudah sembuh klien ingin bekerja atau sekedar membantu ibu di rumah, dan lebih
merawat dirinya sendiri.
 Harga diri
Klien mengatakan sering di-bully oleh teman-temannya. Di dalam masyarakat tidak memiliki teman.
Terkadang klien malu tidak lulus SMA dan tidak berpendidikan, maka dari itu tidak mau bergaul di
masyarakat.
Hubungan Sosial

Klien tidak pernah terlibat kegiatan di kelompok atau di masyarakat karena tidak
diperbolehkan keluar oleh ibunya. Klien mengaku tidak memiliki teman main saat
dirumah, klien juga tidak memiliki teman dekat.
STATUS MENTAL
 Penampilan
Klien berpenampilan cukup rapi, rambut klien agak sedikit panjang kurang teratur, bergelombang
dan berwarna hitam, kuku tangan pendek dan bersih. Klien tidak memakai sendal.
 Aktivitas Motorik
Ketika menjawab pertanyaan yang ditanyaan oleh perawat, klien menatap muka perawat. Klien
tidak tampak melakukan gerakan motorik yang tidak wajar. Klien terlihat memukul temannya.
 Alam perasaan
Klien mengatakan saat ini sedih, ingin pulang tidak betah di rumah sakit. Klien kangen dengan ibu
dan adiknya, klien ingin dekat dengan keluarganya, bisa membantu ibunya di rumah.
 Afek
Afek labil. Klien bereaksi dengan baik untuk menjawab pertanyaan umum yang diajukan oleh
perawat. Namun untuk pertanyaan yang tidak ingin dijawab seperti penyebab kemarahannya, klien
lebih cenderung menghindari pertanyaan dan kadang mengungkapkan kalau klien lupa kejadian
ketika klien marah.
Lanjutan…….
 Persepsi
Klien tidak mengalami gangguan persepsi seperti pendengaran, penglihatan,
perabaan, penghidung ataupun pengecapan.
 Isi pikir
Klien memiliki gangguan isi pikir seperti obsesi pengen bekerja di klik house.
Pasien memiliki waham terbukti bahwa klien mengaku pacarnya selebritis.
 Daya tilik diri
Daya tilik diri pada klien baik. Klien menyadari bahwa sekarang sedang berada di
RSJD Amino Gondohutomo, klien mengakui kalau mengidap gangguan jiwa yaitu
suka marah-marah dan mengamuk.
Terapi Medik
Nama obat/ terapi Dosis Rute Indikasi Kontra indikasi Efek samping
Risperidone 1x1 mg Per Oral Digunakan untuk menangani gangguan mental pasien dengan riwayat hipersensitivitas  Berat badan naik.
dengan gejala psikosis, seperti skizofrenia atau pada terapi risperidone sebelumnya.  Merasa panas atau dingin.
gangguan bipolar. Selain itu, obat antipsikotik Kontraindikasi relatif adalah pada
 Sakit kepala, pusing.
ini juga digunakan untuk menangani penyakit penggunaan bersamaan dengan obat lain
Alzheimer atau gangguan tingkah laku. (misalnya alkohol atau depresan saraf  Ngantuk, merasa lelah.
pusat), gangguan fungsi hati, kelainan  Mulut kering, nafsu makan naik.
pada ganglia basalis (misalnya Penyakit  Merasa kurang istirahat.
Parkinson), epilepsi, prolactin-dependent  Insomnia.
tumor,
 Mual, muntah, sakit perut.
 

Merlopam 1x2 mg Per Oral mengobati kecemasan. merlopam Akut glaukoma sudut sempit  Mengantuk, pusing, kelelahan;
termasuk dalam kelas obat yang Anak-anak di bawah usia 12 tahun  Penglihatan kabur;
dikenal sebagai benzodiazepin yang Hamil
 Masalah tidur (insomnia);
bekerja pada otak dan saraf (sistem depresi pernafasan
saraf pusat)untuk menghasilkan efek gangguan hati berat  Kelemahan otot, kurangnya
menenangkan. hipersensitivitas keseimbangan atau koordinasi;
menyusui  Amnesia atau lupa, sulit
  berkonsentrasi;
 Mual, muntah, sembelit;
 Perubahan nafsu makan; atau.
 Ruam kulit.
Lanjutan

Depakote 2x 125 mg Per oral Digunakan untuk mengobati gangguan Terjadi diare, pusing, kantuk Diare, sembelit, atau sakit
kejang, kondisi kejiwaan tertentu (fase ,  perut Pusing Mengantuk
manic pada gangguan bipolar), dan untuk rambut rontok, pandangan Perubahan siklus
mencegah sakit kepala migrain. kabur/ganda,  menstruasi Gemetar
perubahan periode  Rambut rontok Pandangan
menstruasi, telinga buram Penurunan berat
berdering, gemetar (tremor), badan Mulut terasa pahit
tubuh mendadak goyah,
perubahan berat badan. 
ANALISA DATA
No Data Fokus Masalah

1 DS : Resiko Perilaku
Kekerasan
- Klien dibawa di sakit sakit oleh petugas panti Marga Widodo karena mengamuk, agresif dengan
sesama penghuni panti, klien suka mencakar penghuni panti, memecah kaca lemari, sulit tidur dan
ADL harus diarahkan.
- Klien mengakui kalau mengidap gangguan jiwa yaitu suka marah-marah dan mengamuk.
- Klien juga mengatakan sering marah-marah ketika klien tidak suka dengan temannya.
DO:
- Afek labil. Klien bereaksi dengan baik untuk menjawab pertanyaan umum yang diajukan oleh
perawat. Namun untuk pertanyaan yang tidak ingin dijawab seperti penyebab kemarahannya, klien
lebih cenderung menghindari pertanyaan dan kadang mengungkapkan kalau klien lupa kejadian
ketika klien marah.
- Klien sering teriak-teriak ketika berada ruangan.
- Klien terlihat memukul temannya.
DS: Harga diri rendah
- Klien mengatakan sering di-bully oleh teman-temannya. Di dalam masyarakat tidak memiliki teman. Terkadang klien malu tidak
lulus SMA dan tidak berpendidikan, maka dari itu tidak mau bergaul di masyarakat.
- Klien mengatakan saat ini sedih, ingin pulang tidak betah di rumah sakit. Klien kangen dengan ibu dan adiknya, klien ingin dekat
dengan keluarganya, bisa membantu ibunya di rumah.
- Klien mengaku tidak memiliki teman main saat dirumah, klien juga tidak memiliki teman dekat.
- Selama di rumah sakit hanya orang tertentu yang klien ajak berkomunikasi.
DO:
- Klien tidak tamat SMA
- Tingkat kesadaran bingung serta gelisah.

3 DS : Resiko menciredai diri


sendiri dan orang lain
- Klien dibawa di sakit sakit oleh petugas panti Marga Widodo karena mengamuk, agresif dengan sesama penghuni panti, klien suka mencakar
penghuni panti, memecah kaca lemari, sulit tidur dan ADL harus diarahkan.
- Klien mengakui kalau mengidap gangguan jiwa yaitu suka marah-marah dan mengamuk.
- Klien juga mengatakan sering marah-marah ketika klien tidak suka dengan temannya.
DO:
- Afek labil. Klien bereaksi dengan baik untuk menjawab pertanyaan umum yang diajukan oleh perawat. Namun untuk pertanyaan yang tidak
ingin dijawab seperti penyebab kemarahannya, klien lebih cenderung menghindari pertanyaan dan kadang mengungkapkan kalau klien lupa
kejadian ketika klien marah.
- Klien sering teriak-teriak ketika berada ruangan.
- Klien terlihat memukul temannya.
POHON MASALAH

Resiko menciderai diri sendiri dan orang lain Effect

Core problem
Resiko perilaku kekerasan

Harga diri rendah Problem


DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Resiko perilaku kekeraran


2. Harga diri rendah
Hari/
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
No Diagnosa Keperawatan Tujuan Dan Kriteria Hasil Tindakan Keperawatan
Tanggal
1. Kamis, 26 Resiko Perilaku Kekerasan Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x30 menit klien 1. Bina hubungan saling percaya dengan klien
September 2019 dapat mengatasi resiko perilaku kekerasan dengan kriteria hasil : 2. Identifikasi marah yang dialami klien (penyebab, tanda dan gejala, serta
- Klien mampu mengidentifikasi penyebab, tanda, marah akibat dari perilaku kekerasan)
yang dilakukan dan akibat marah 3. Bantu klien cara kontrol marah secara positif (tarik nafas)
- Klien mampu mengontrol marah dengan tarik nafas dalam, 4. Bantu klien cara kontrol marah secara positif (pukul bantal)
pukul bantal, minum obat, verbal/ berbicara yang baik serta 5. Bantu klien cara kontrol marah dengan cara verbal/ bicara baik-baik
dengan spiritual 6. Bantu klien cara kontrol marah dengan cara spiritual
- Tidak ada keinginan melukai orang lain 7. Jelaskan dan latih klien minum obat dengan prinsip 6 benar,
- Sikap tubuh rileks manfaat/keuntungan minum obat dan kerugian tidak minum obat
- Nada bicara lemah

2. Kamis, 26 Gangguan konsep diri: harga Selama tindakan asuhan keperawatan selama 3x30 menit, klien 1. Bina hubungan saling percaya dengan klien
September 2019 diri rendah dapat berhubungan dengan orang lain secara optimal dengan 2. Identifikasi penyebab, tanda dan gejala, proses terjadinya dan akibat harga diri
  kriteria hasil : rendah
a. Mampu membina hubungan saling percaya 3. Bantu klien mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
b. Mampu mengidentifikasi penyebab, tanda dan gejala, 4. Bantu klien menilai kemampuan yang digunakan
5. Bantu klien merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki
proses terjadinya dan akibat HDR
6. Bantu klien melakukan kegiatan sesuai dengan kemampuannya
c. Mampu mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif 7. Manfaatkan sistem pendukung yang ada, misal: keluarga
yang dimiliki
d. Mampu menilai kemampuan yang digunakan
e. Mampu merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuan
yang dimiliki
f. Mampu melakukan kegiatan sesuai dengan kemampuannya
IMPLEMENTASI dan EVALUASI
Tgl Diagnosa Implementasi Evaluasi Tanda tangan

Jumat, 27 Resiko SP 1 S: Didit


September Perilaku 1. Membina hubungan saling - Klien berkata, “Nama aku Nn.M dari Klaten.”
2019 Kekerasan percaya dengan klien - Klien berkata, “Aku tidak suka sama orang yang sering marah terus aku marahin balik deh.”
2. Mengidentifikasi penyebab - Klien berkata, “Ya kalo emosi aku suka marah bicara keras, gak sabaran aku itu.
marah yang dialami klien - Klien berkata, “Kalo marah ya suka ngamuk dan membanting barang-barang disekitar.”
3. Mengidentifikasi tanda dan - Klien berkata, “Ya aku bisa tarik nafas dari hidung terus keluarkan kan?”
gejala marah yang dialami O:
klien - Klien mampu berkenalan
4. Mengidentifikasi akibat - Klien berjabat tangan dengan perawat
perilaku kekerasan yang - Perilaku BHSP terjalin
dialami klien - Klien bercerita
5. Mengajarkan cara - Kontak mata klien kurang saat berkomunikasi
mengontrol marah dengan - Nada bicara klien sedikit tinggi
cara fisik yaitu latihan nafas - Klien mampu mengidentifikasi penyebab marah, tanda dan gejala marah serta akibat perilaku kekerasan yang
dalam dialami klien
6. Melatih klien memasukkan - Klien mempraktikkan cara mengontrol marah dengan tarik nafas.
latihan tarik nafas dalam ke - Klien mau memasukkan latihan tarik nafas dalam ke dalam jadwal kegiatan
dalam jadwal kegiatan
harian A: Masalah keperawatan resiko perilaku kekerasan belum teratasi
P: Pertahankan pemberian SP 1 hingga klien bisa melakukan secara mandiri dan memasukan kejadwal harian dan
lanjutkan intervensi SP 2.
SP 2
- Menjelaskan cara mengontrol perilaku kekerasan dengan cara fisik: Pukul bantal/kasur
- Melatih klien memasukkan latihan pukul bantal/kasur ke dalam jadwal kegiatan harian
Minggu, 29 Resiko Perilaku SP 2 S: Didit
September Kekerasan 1. Menjelaskan cara mengontrol - Klien berkata, “Aku kalau marah ya suka-suka aku.”
2019 perilaku kekerasan dengan cara - Klien berkata, “Dulu aku ya diajari pukul-pukul bantal.”
fisik: Pukul bantal/kasur O:
2. Melatih klien memasukkan - Klien mempraktikkan cara mengontrol marah pukul bantal
latihan pukul bantal/kasur ke - Klien mau memasukkan pukul bantal ke dalam jadwal kegiatan
dalam jadwal kegiatan harian A : Masalah keperawatan resiko perilaku kekerasan belum teratasi
P : Pertahankan pemberian SP 2 hingga klien bisa melakukan secara mandiri dan
memasukan kejadwal harian dan lanjutkan intervensi SP 3.
SP 3:
- Jelaskan cara mengontrol perilaku kekerasan dengan verbal/ bicara baik-baik
 

Senin, 30 Resiko Perilaku SP 3 S: Didit


September Kekerasan 1. Menjelaskan cara mengontrol - Klien berkata, “Kalau marah-marah ya perbuatan tidak baik. Membanting barang juga gak
2019 perilaku kekerasan dengan verbal/ baik nanti malah habis piringnya kalau dibanting terus.”
bicara baik-baik - Klien berkata, “ibu, saya bolehkah saya minta uang karena saya lagi butuh”
2. Melatih klien memasukkan - Klien berkata, “ibu, maaf saya tidak bisa melakukan hal tersebut”
mengontrol perilaku kekerasan - Klien berkata, “ibu, tolong jangan diulangi perbuatan itu karena itu membuat saya marah”
dengan verbal ke dalam jadwal O :
kegiatan harian - Kontak mata klien sudah baik saat diajak berkomunikasi
  - Nada bicara klien sudah lebih rileks
- Klien mau memasukkan cara mengontrol perilaku kekerasan dengan verbal ke dalam jadwal
kegiatan.
A : Masalah keperawatan resiko perilaku kekerasan belum teratasi
P : Pertahankan pemberian SP 3 hingga klien bisa melakukan secara mandiri dan memasukan
kejadwal harian dan lanjutkan intervensi SP 4.
SP 4:
- Menjelaskan cara mengontrol perilaku kekerasan dengan spiritual
- Melatih klien memasukkan mengontrol perilaku kekerasan dengan spiritual ke dalam jadwal
kegiatan harian
 
 

Anda mungkin juga menyukai