Anda di halaman 1dari 20

DEPRESI

SITI KHOTIMAH 19133868A


FITRI JAYA SANTI 19133869A
FANNY ATRISCA DEVI 19133870A
RETNO ASIH 19133893A
ANI YULI 19134003A
Depresi merupakan bentuk
gangguan jiwa pada alam perasaan
(afektif, mood) yang biasa ditandai
dengan kemurungan, kesedihan,
kelesuan, kehilangan gairah hidup, tidak
ada semangat, merasa tidak berdaya,
perasaan bersalah, tidak berguna, dan
putus asa
1. Gangguan distimia adalah gangguan
perasaan depresi yang ditandai dengan
gejala kronis (kurang lebih 2 tahun) dan
berada pada tingkat keparahan yang
ringan, tetapi juga dapat menghambat
fungsi normal dengan baik.
2. Ganguan depresi mayor ( gangguan
unipolar ) adalah gangguan yang terjadi
satu atau lebih episode depresi.
3.Gangguan depresi bipolar, sering
disebut depresi manik adalah gangguan
yang melibatkan suasana hati yang
ekstrim (berupa euphoria).
Patofisiologi depresi dijelaskan dalam beberapa
hipotesis. Amina biogenik merupakan hipotesis yang
menyatakan, depresi disebabkan menurunnya atau
berkurangnya jumlah neurotransmitter norepinefrin
(NE), serotonin ( 5 HT ) dan dopamine (DA) dalam
otak. Hipotesis sensitivitas reseptor yaitu perubahan
patologis pada reseptor yang dikarenakan terlalu
kecilnya stimulasi oleh monoamine dapat
menyebabkan depresi. Hipotesis desregulasi, tidak
beraturannya neurotransmitter sehingga terjadi
gangguan depresi dan psikiatrik. Dalam teori ini
ditekankan pada kegagalan hemeostatik sistem
neurotransmitter, bukan pada penurunan atau
peningkatan absolute aktivitas neurotransmitter.
Gejala yang ditemui pada pasien depresi
yaitu :
1. Gejala emosional
2. Gejala fisik
3. Gejala intelektual atau kognitif
4. Gangguan psikomotor
Tujuan terapi depresi adalah :
a. Mengurangi gejala depresi akut
b. Meminimalkan efek samping
c. Memastikan kepatuhan pengobatan
d. Membantu pengembalian ketingkat
fungsi sebelum depresi
e. Mencegah episode lebih lanjut
Terapi non farmakologi
1. Psikoterapi
2. Electro Convulsive Therapy (ECT)

Terapi farmakologi
1. Selective Serotonin Reuptake Inhibitor
(SSRI)
2. Antidepresan Trisiklik (TCA)
3. Serotonin / Norepinephrin Reuptake
Inhibitor (SNRI)
4. Antridepresan Aminoketon
5. Antidepresan Triazolopiridin
6. Antidepresan Tetrasiklik
7. Mono Amin Oxidase Inhibitor ( MAOI )
KASUS

RF (26 th) Pria, TB 160 cm, BB 58 Kg mengidap epilepsy


sejak umur 8 tahun. Sampai saat ini epilepsinya cukup terkontrol
dengan penggunaan valproat sekali sehari. Belakangan ini dia
kehilangan gairah untuk melakukan apapun, mengalami
insomnia di malam hari, merasa hidupnya tidak berguna dan
kadang-kadang ingin melakukan bunuh diri. Dengan epilepsinya
dia merasa tidak berguna. Sudah sejak 5 tahun dia lulus D3 dia
mencoba melamar pekerjaan tapi tidak pernah berhasil, hingga
saat ini dia tidak berani punya pacar. Ketika adik lelakinya minta
ijin untuk melangkahinya menikah dia merasa semua orang
menertawakan kegagalan dalam hidup. Dia pernah mencoba
minum obat tidur overdosis untuk bunuh diri, tapi masih
terselamatkan.
Riwayat penyakit dahulu: Epilepsy yang terkontrol dengan
sodium valproat.
Diagnosa: depresi berat.
SUBYEKTIF

Informasi umum pasien (General Information)


Nama : Tn.RF
Umur : 26 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Keluhan Utama
Kehilangan gairah untuk melakukan apapun, mengalami
insomnia di malam hari, merasa hidupnya tidak berguna dan
kadang-kadang ingin melakukan bunuh diri.
Riwayat penyakit Lalu : Epilepsy yang terkontrol dengan
sodium valproat.
Riwayat sosial : Dengan epilepsinya dia merasa
tidak berguna.
Riwayat keluarga :-
Alergi :-
Riwayat Pengobatan :
Nama Kandunga Golonga Dosis Dosis Ket.
Obat n n sekali sehari
Sodium Natrium Dosis Dosis Kegagalan fungsi hati
Valporat 1 Valproat tetap tetap yang berakibat fatal
x sehari dapat terjadi. Hati-
hati diberikan pada
pasien dengan riwayat
penyakit hati, kelainan
kongenital yang
disertai retardasi
mental, dan penyakit
otak karena organik.
Hentikan pemberian
obat jika terjadi
disfungsi hati.
Pemberian obat
selama kehamilan
sebaiknya
mempertimbangkan
manfaat-resiko
pemberian obat.
OBYEKTIF
Riview of Sistem
-
Pemeriksaan Fisik
-
Hasil test laboratorium dan diagnosa
Laboratorium
-
Diagnosa
Depresi berat.
Daftar Problem dan Rencana Awal

No. Problem S, O Obat-obat Rencana Awal


yang diterima
1. Depresi berat Kehilangan Belum Memberikan
gairah untuk mendapat obat anti
melakukan obat anti depresan lini
apapun, depresi pertama
mengalami seperti
insomnia di Cipralex10 mg
malam hari, 1 x sehari
merasa dengan dosis
hidupnya paling kecil
tidak berguna dan di
dan kadang- monitoring
kadang ingin perkembanga
melakukan nnya lebih
bunuh diri. lanjut.
ASSESMENT

Berdasarkan keluhan dan pemeriksaan


laboratorium pasien mengalami depresi mayor
yang berulang.
Karena Tn.RF memiliki epilepsi sejak usia 8 th dia
merasa tidak berguna, mencoba melamar
pekerjaan tapi tidak pernah berhasil, hingga saat
ini dia tidak berani punya pacar. Ketika adik
lelakinya minta ijin untuk melangkahinya menikah
dia merasa semua orang menertawakan kegagalan
dalam hidup
PLAN

Terapi Farmakologi
Nama Obat Kandungan Golongan Dosis sekali Dosis sehari

Cipralex 10 Escitalopram SSRI 10 mg 1 x 10 mg


mg 1 x sehari

Terapi Non Farmakologi

oPsikoterapi atau terapi kognitif atau Terapi cahaya.


oDapar pula dengan terapi elektrokonvulsif untuk dapat
memberikan respon terapeutik cepat 10-14 hari.
EVALUASI OBAT TERPILIH
Cipralex 10 mg
Alasan pemeilihan obat : pasien RF mengalami depresi berat yang termasuk
depresi golongan mayor yang kambuhan dimana pilihan pertama terapi yang tetap
adalah antidepresan trisiklik/SSRI.
Indikasi :
Pengobatan episode depresi mayor, gangguan panik dengan atau tanpa
agoraphobia (rasa takut yang tidak beralasan di tempat yang lapang).
Peringatan:
Gejala paradoksial, kejang, riwayat mania/hipomania, diabetes, gangguan psikiatrik lain, lansia,
pasien sirosis. Hindari penghentian secara mendadak, penyakit jantung kronik. Gangguan
fungsi hati dan ginjal berat (bersihan kreatinin kurang dari 30 ml/ menit). Dapat menggangu
kemampuan mengemudi atau menjalankan mesin. Anak dan remaja dibawah 18 tahun. Hamil
dan laktasi.
Interaksi:
MAOI non selektif, moklobemid, selegilin, tramadil, sumatriptan, antidepresan dan
neuroleptik, meflokuin, bupropion, litium atau tritopan; St. Jhon's wort:
antikoagulan oral; alcohol. Omeraprazol, fluosetin, fluvoksamin, lansoprazol,
tiklopidin, simetidin, flekainid, propafenon, metoprolol; antidepresan atau
antipsikotik
Kontraindikasi:
Penggunaan bersama MAOI.
Efek Samping:
Penurunan nafsu makan dan libido, insomnia, somnolen. Pusing,
sinusitis, mual, diare, konstipasi, keringat berlebihan, gangguan
ejakulasi, impotensi, lemah, panas.
Dosis:
Episode depresi mayor sehari 1x10 mg, maksimal; sehari 1x20 mg.
Gangguan panik dengan atau tanpa agoraphobia; 5 mg untuk
minggu pertama kemudian dapat ditingkatkan sehari 1 kali sampa
dengan 10 mg. Maksimal sehari 1x20 mg selama 2 minggu pertama
dapat ditingkatkan sehari 1 kali sampai dengan 10 mg.
Terapi Non Farmakologi
Psikoterapi, terapi kognitif.
Monitoring dan Evaluasi
Efek samping obat, seberapa besar teratasinya masalah dari
sebelum terapi, adanya perubahan sosial dan pekerjaan.
Jika pasien mendapatkan obat antidepresan dengan nama dagang
yang berbeda dari sebelumnya, pasien harus dipantau secara
ketat terhadap kekambuhannya penyakitnya kembali.
MONITORING EFEK SAMPING OBAT

Pasien harus dipantau terhadap


frekuensi, intensitas, dan lamanya
depresi serta untuk perubahan apapun
pada pola depresinya.
Pasien harus dipantau terus
perkembangannya.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai