Anda di halaman 1dari 30

Mekanisme Pertahanan Gingiva

Ghina Ghufrani Ayati


(1913101010028)
PERTAHANAN GINGIVA

Leukosit di
Cairan
Area Saliva
Sulkular
Dentogingival

Newman MG, Takei HH, Klokkevold PR, Carranza FA. Carranza’s Clinical
Periodontology. 13th ed. WB. St Louis: Saunders Co. 2019.
CAIRAN SULKULAR
(Gingival Crevicular Fluid /GCF)
Komposisi

• bakteri
Elemen • sel epitel terdeskuamasi
• leukosit (yaitu PMN, limfosit, dan monosit /
Seluler makrofag), yang bermigrasi melalui epitel sulkular

• Kalium
Elektrolit • natrium
• kalsium

Newman MG, Takei HH, Klokkevold PR, Carranza FA. Carranza’s Clinical
Periodontology. 13th ed. WB. St Louis: Saunders Co. 2019.
Senyawa
Organik
• Karbohidrat
 Glukosa heksosamin dan asam heksuronat
 Kadar glukosa darah tidak berkorelasi dengan kadar glukosa GCF
 konsentrasi glukosa dalam GCF adalah tiga sampai empat kali lebih besar dari pada serum
 diinterpretasikan tidak hanya sebagai hasil dari aktivitas metabolik jaringan yang berdekatan
tetapi juga sebagai fungsi dari mikroba flora lokal
• Protein
 Kandungan protein total GCF jauh lebih sedikit daripada serum
 Tidak ada korelasi signifikan yang ditemukan antara konsentrasi protein dalam GCF dan
tingkat keparahan gingivitis, kedalaman poket, atau luasnya keropos tulang
• Produk metabolik dan bakteri yang diidentifikasikan dalam GCF
 Urea
 Hidroksiprolin
 Endotoksin
 zat sitotoksik
 hidrogen sulfide
• Enzim

Newman MG, Takei HH, Klokkevold PR, Carranza FA. Carranza’s Clinical Periodontology. 13th ed. WB. St Louis: Saunders Co. 2019.
Aktivitas Seluler dan Humoral dalam Cairan Crevicular Gingiva

Respons imun seluler Tetapi tidak ada bukti yang jelas


mencakup munculnya tentang hubungan antara sitokin dan
sitokin di GCF penyakit.

IL-1α dan IL-1β diketahui  merangsang produksi prostaglandin


meningkatkan E2
pengikatan PMN dan  merangsang pelepasan enzim
monosit / makrofag ke lisosom
sel endotel  merangsang resorpsi tulang

Memiliki peran protektif pada penyakit


Adanya interferon-α periodontal karena kemampuannya
dalam GCF untuk menghambat aktivitas resorpsi
tulang dari IL-1β

Jumlah GCF lebih besar Terkadang sebanding dengan tingkat


saat terjadi inlamasi keparahan inlamasi

Newman MG, Takei HH, Klokkevold PR, Carranza FA. Carranza’s Clinical Periodontology. 13th ed. WB. St Louis: Saunders Co. 2019.
Faktor Yang Mempengaruhi Jumlah Produksi GCF

Periodisitas Sirkadian

Hormon Seks

Stimulasi Mekanis

Merokok

Terapi Periodontal

Newman MG, Takei HH, Klokkevold PR, Carranza FA. Carranza’s Clinical
Periodontology. 13th ed. WB. St Louis: Saunders Co. 2019.
LEUKOSIT DI AREA DENTOGINGIVAL
• Leukosit telah ditemukan pada sulkus gingiva yang
sehat secara klinis
• Leukosit yang ditemukan sebagian besar adalah PMN
• Muncul dalam jumlah kecil secara ekstravaskuler di
jaringan ikat yang berdekatan dengan bagian apikal
sulkus
• Dari apical sulkus, berjalan melintasi epitel ke sulkus
gingiva, di mana leukosit dikeluarkan
• Leukosit terdapat dalam sulkus bahkan ketika bagian
histologis jaringan yang berdekatan bebas dari inflamasi

Tampilan mikroskop elektron dari dinding poket


periodontal. Beberapa leukosit muncul (panah
lurus), beberapa di antaranya
sebagian tertutup oleh bakteri (panah
melengkung).
Newman MG, Takei HH, Klokkevold PR, Carranza FA. Carranza’s Clinical
Periodontology. 13th ed. WB. St Louis: Saunders Co. 2019.
Komposisi

PMNs
(91,2% hingga limfosit B 58%
91,5%)
Komposisi
Sel mononuklear
limfosit T 24%
(8,5% hingga 8,8%)

fagosit
mononuklear 18%

Newman MG, Takei HH, Klokkevold PR, Carranza FA. Carranza’s Clinical
Periodontology. 13th ed. WB. St Louis: Saunders Co. 2019.
Oleh karena itu leukosit
Mayoritas sel-sel merupakan mekanisme
leukosit dapat hidup dan perlindungan utama
memiliki kapasitas terhadap perluasan plak
fagositik dan membunuh ke dalam sulkus gingiva

Newman MG, Takei HH, Klokkevold PR, Carranza FA. Carranza’s Clinical
Periodontology. 13th ed. WB. St Louis: Saunders Co. 2019.
SALIVA
Fungsi Saliva

Sebagai pelindung dan


memelihara jaringan mulut
dalam keadaan fisiologis

Newman MG, Takei HH, Klokkevold PR, Carranza FA. Carranza’s Clinical
Periodontology. 13th ed. WB. St Louis: Saunders Co. 2019.
Faktor Antibakteri

• ion dan gas, bikarbonat, natrium,


Faktor kalium, fosfat, kalsium, luorida,
amonium, dan karbon dioksida
Anorganik
• lisozim, laktoferin, mieloperoksidase,
Faktor laktoperoksidase, defensins, peptida,
dan aglutinin seperti glikoprotein,
Organik musin, β2- makroglobulin, ibronektin,
dan antibodi.

Newman MG, Takei HH, Klokkevold PR, Carranza FA. Carranza’s Clinical
Periodontology. 13th ed. WB. St Louis: Saunders Co. 2019.
Lisozim
 Lisozim adalah enzim hidrolitik yang memutus hubungan
antara komponen struktural dari daerah yang mengandung
asam muramat glikopeptida pada dinding sel bakteri
tertentu secara in vitro.
 Lisozim bekerja pada organisme gram negatif dan gram
positif biasanya menyerang spesies Veillonella dan
Actinobacillus actinomycetemcomitans.
 Lisozim bekerja pada tingkat molekuler, melindungi rongga
mulut.

Laktoperoksidase
 Sistem laktoperoksidase-tiosianat dalam air liur telah
terbukti menjadi bakterisidal untuk beberapa strain
Lactobacillus dan Streptococcus
 Bekerja dengan cara mencegah akumulasi asam lisin dan
glutamat, yang penting untuk pertumbuhan bakteri.

Newman MG, Takei HH, Klokkevold PR, Carranza FA. Carranza’s Clinical
Periodontology. 13th ed. WB. St Louis: Saunders Co. 2019.
Laktoferin
 Laktoferin efektif melawan spesies Actinobacillus

Myeloperoksidase
 Myeloperoksidase adalah enzim yang mirip dengan
peroksidase saliva, dilepaskan oleh leukosit
 Bersifat bakterisidal untuk Actinobacillus
 Tetapi memiliki efek tambahan untuk menghambat
perlekatan strain Actinomyces ke hidroksiapatit

Newman MG, Takei HH, Klokkevold PR, Carranza FA. Carranza’s Clinical
Periodontology. 13th ed. WB. St Louis: Saunders Co. 2019.
Antibodi Saliva

 Seperti GCF, air liur mengandung antibodi yang reaktif


dengan spesies bakteri mulut asli.
 Meskipun terdapat imunoglobulin G (IgG) dan M (IgM),
imunoglobulin utama yang ditemukan dalam air liur adalah
imunoglobulin A (IgA), sedangkan IgG lebih umum di GCF
 Antibodi IgA yang ada dalam air liur parotis dapat
menghambat perlekatan spesies Streptococcus oral ke sel
epitel
 Antibodi dalam sekresi dapat mengganggu kemampuan
bakteri untuk menempel pada permukaan mukosa atau gigi

Newman MG, Takei HH, Klokkevold PR, Carranza FA. Carranza’s Clinical
Periodontology. 13th ed. WB. St Louis: Saunders Co. 2019.
Buffer Saliva dan Faktor Koagulasi

• Pemeliharaan konsentrasi ion hidrogen fisiologis (pH)


pada permukaan sel epitel mukosa dan permukaan gigi
merupakan fungsi penting dari buffer saliva
Buffer Saliva • Efek utama dari buffer telah diteliti dalam hubungannya
dengan karies gigi

• yaitu, faktor VIII, IX, dan X; anteseden tromboplastin

Faktor plasma; dan faktor Hageman


• mempercepat pembekuan darah dan melindungi luka
dari invasi bakteri
Koagulasi

Newman MG, Takei HH, Klokkevold PR, Carranza FA. Carranza’s Clinical
Periodontology. 13th ed. WB. St Louis: Saunders Co. 2019.
Leukosit

 Meningkat dengan adanya gingivitis


 PMN mencapai rongga mulut dengan bermigrasi melalui lapisan
sulkus gingiva
 PMN dalam saliva kadang-kadang disebut sebagai orogranulosit,
dan tingkat migrasinya ke dalam rongga mulut disebut tingkat
migrasi orogranulositik
 Adanya hubungan antara tingkat migrasi PMN dan tingkat
keparahan inlamasi gingiva ---> indeks yang dapat diandalkan
untuk penilaian gingivitis

Newman MG, Takei HH, Klokkevold PR, Carranza FA. Carranza’s Clinical
Periodontology. 13th ed. WB. St Louis: Saunders Co. 2019.
Peran dalam Patologi Periodontal

 Saliva memodulasi inisiasi, pematangan, dan metabolisme


plak
 Rendahnya saliva dan komposisi juga mempengaruhi
pembentukan kalkulus, penyakit periodontal, dan karies

Newman MG, Takei HH, Klokkevold PR, Carranza FA. Carranza’s Clinical
Periodontology. 13th ed. WB. St Louis: Saunders Co. 2019.
Mikrobiologi Periodontal
Ghina Ghufrani Ayati
(1913101010028)
Kriteria Untuk Menentukan Patogen Periodontal

Sigmund Socransky, seorang peneliti di Forsyth Dental Center di Boston, mengajukan kriteria
yang dengannya mikroorganisme periodontal dapat dinilai sebagai patogen potensial.
1. Asosiasi dengan lesi: Asosiasi adalah persyaratan pertama bagi mikroba untuk
menyebabkan lesi periodontal. Patogen harus dikaitkan dengan penyakit, yang dibuktikan
dengan peningkatan jumlah organisme di lokasi yang sakit.
2. Eliminasi organisme yang dicurigai: Organisme harus dihilangkan atau dikurangi di tempat
yang menunjukkan resolusi klinis penyakit dengan pengobatan.
3. Respon Host terhadap organisme: Mikroba harus dapat menunjukkan respon host, dalam
bentuk perubahan pada respon imun selular atau humoral host.
4. Studi Hewan: Patogen harus mampu menyebabkan penyakit pada model hewan percobaan.
5. Faktor virulensi: Patogen potensial harus mampu menghasilkan faktor virulensi yang
menyebabkan kerusakan jaringan periodontal.

Bathla, Shalu. Periodontic Revisited. New Delhi: Jaypee Brothers. 2011


Patogen Periodontal

1. Aggregatibacter Actinomycetemcomitans

Ciri-ciri morfologis:
 Merupakan anggota dari keluarga Pasteurellaecae.
 Ukurannya kira-kira 0,4 ± 0,1 × 1,0 ± 0,4 μm.
 Ini adalah coccobacillus gram negatif non-motil, tidak bersporulasi, kapnofilik,
membutuhkan atmosfer yang mengandung 5- 10% CO2 untuk pertumbuhan
yang baik.
 Bentuknya kecil (diameter 0,5 -1,0 mm), halus, melingkar, cembung dan tembus
cahaya pada media padat dengan tepi agak tidak beraturan dan memiliki
morfologi internal yang digambarkan berbentuk bintang.

Bathla, Shalu. Periodontic Revisited. New Delhi: Jaypee Brothers. 2011


Karakteristik biokimia:
 Aggregatibacter actinomycetemcomitans bersifat non
hemolitik, fermentatif, oksidase dan katalase positif

Ultrastruktur:
 Ultrastruktur menunjukkan ciri khas organisme gram negatif termasuk membran sitoplasma
luar, ruang periplasmik dan membran sitoplasma bagian dalam.
 Fitur penting dari Aggregatibacter actinomycetemcomitans adalah ultrastruktur permukaannya
yang meliputi fimbriae, vesikel, dan bahan amorf ekstraseluler.
 Fimbriae adalah pelengkap permukaan sel berfilamen kecil yang terkait dengan kolonisasi
bakteri pada jaringan inang.
 Vesikel adalah struktur yang bersifat lipopolisakarida, berasal dari dan bersambung dengan
membran luar.
 Vesikel berfungsi sebagai sarana pengiriman bahan toksik Aggregatibacter
actinomycetemcomitans karena menunjukkan sifat adhesif, aktivitas resorpsi tulang,
endotoksin dan bakteriosin.
 Sel Aggregatibacter actinomycetemcomitans tertentu memiliki bahan amorf pada
permukaannya yang sering menyematkan sel yang berdekatan dalam matriks.

Bathla, Shalu. Periodontic Revisited. New Delhi: Jaypee Brothers. 2011


Faktor virulensi:
 Aggregatibacter actinomycetemcomitans memilki berbagai faktor virulensi untuk
mempertahankan dirinya di rongga mulut.
 Faktor yang meningkatkan kolonisasi dan persistensi dalam rongga mulut adalah
adhesins, bakteriosin, invasins, resistensi antibiotik.
 Faktor yang mengganggu pertahanan tubuh adalah leukotoksin, inhibitor kemotaksis,
protein pengikat Fc, dan faktor imunosupresif. Leukotoksin memiliki kemampuan
untuk membunuh leukosit polimorfonuklear manusia, monosit dan limfosit. LtxA
adalah protein 116kDa yang merupakan anggota keluarga toksin pembentuk pori.
 Faktor yang merusak jaringan inang adalah kolagenase, sitotoksin, endotoksin, toksin
pembengkakan sitoletal, dan epitelotoksin.
 Faktor yang menghambat perbaikan jaringan tubuh adalah faktor penghambat
fibroblast dan penghambat pembentukan tulang.

Bathla, Shalu. Periodontic Revisited. New Delhi: Jaypee Brothers. 2011


2. Porphyromonas Gingivalis

 P. gingivalis adalah bakteri gram negatif, anaerobik, asakarolitik, non-motil berbentuk batang yang
menghasilkan koloni berpigmen hitam.
 P. gingivalis menghasilkan faktor virulensi seperti kolagenase, endotoksin, asam lemak, NH3, H2S, indole,
hemolysin, fibrinolysin, fosfolipase A dan faktor pendorong resportion tulang.
 Kemampuan P. gingivalis untuk menempel pada bakteri lain, sel epitel dan komponen jaringan ikat,
fibronektin dan fibrinogen penting dalam virulensi mikroorganisme.
 Fimbriae tidak hanya berperan dalam kolonisasi mikroorganisme tetapi juga mengaktifkan produksi sitokin
seperti lipopolisakarida.
 Proteinase sistein ekstraseluler yang disebut gingipain, dianggap sebagai faktor virulensi penting untuk
Porphyromonas gingivalis.
 Enzim ini mengaktifkan sistem kallikrein / kinin, menurunkan neutrofil polimorfonuklear, mengaktifkan sistem
pembekuan darah, mengganggu sistem pertahanan tubuh, merangsang dan mengaktifkan metaloproteinase
matriks.
 P. gingivalis menyebabkan kelumpuhan kemokin dengan menghambat produksi IL-8 oleh sel epitel yang
merupakan kemotoksin untuk PMN. Sehingga menghambat migrasi PMN.

Bathla, Shalu. Periodontic Revisited. New Delhi: Jaypee Brothers. 2011


Tannerella Forsythia (Bacteroides forsythus)

 Adalah bakteri anaerobik gram negatif, berbentuk spindel,


sangat pleomorfik.
 Spesies ini sulit tumbuh; pertumbuhan organisme
ditingkatkan dengan kultur bersama dengan F. nukleatum.
 Spesies ini membutuhkan asam N-asetilmuramat untuk
pertumbuhannya.
 Berbagai faktor virulensi yang dihasilkan oleh Tannerella
forsythia adalah endotoksin, asam lemak, dan methylglyoxal.

Bathla, Shalu. Periodontic Revisited. New Delhi: Jaypee Brothers. 2011


Mikroorganisme Yang Berhubungan Dengan…
Kesehatan Periodontal
Spesies inang yang menguntungkan mempengaruhi perkembangan penyakit dengan mencegah kolonisasi /
roliferasi mikroorganisme patogen misalnya hidrogen peroksida yang diproduksi oleh S.sanguis mematikan
bagi Aggregatibacter actinomycetemcomitans. Terkadang, spesies ini juga menurunkan faktor virulensi yang
dihasilkan oleh patogen. Berikut adalah mikroorganisme yang menguntungkan:
• S. sanguis
• S. mitis
• Capnocytophaga spp.
• Veillonella
• Streptokokus
• Gemella sp.
• Atopobium sp.
Gingivitis Kronis / Plak Gigi

Bathla, Shalu. Periodontic Revisited. New Delhi: Jaypee Brothers. 2011


Gingivitis Kronis / Plak Gigi

Organisme Gingivitis Gram positif terinduksi


adalah: Organisme gram negatif adalah:

• S. sanguis • F. nukleatum

• S. mitis • P. intermedia

• S. intermedius • V. parvula

• S. oralis • Hemofilus

• A. viscosus • Capnocytophaga

• A. naeslundii • Campylobacter spp.

• Mikro peptostreptokokus

Bathla, Shalu. Periodontic Revisited. New Delhi: Jaypee Brothers. 2011


Periodontitis Kronis
• P. gingivalis
• Tannerella forsythia
• P. intermedia
Abses periodonsium
• C. rectus
• F. nukleatum
• Eikenella korrodens
• P. intermedia
• F. nukleatum
• P. gingivalis
• Aggregatibacter actinomycetemcomitans (A.a)
• P. mikro
• P. mikro
• Tannerella forsythia
• Treponema
• Eubacterium spp.
• Kelompok virus herpes
• EBV-1
• CMV manusia

Bathla, Shalu. Periodontic Revisited. New Delhi: Jaypee Brothers. 2011

Anda mungkin juga menyukai