Cerebral Leukodystrophy
Oleh :
Candra Sari Kusumaningrum
NIM : S211908001
Pembimbing:
dr. Ida Prista Maryetty, M.Kes, M.Sc, Sp.Rad.
Program Pendidikan Dokter Spesialis Radiologi
FK UNS/ RSUD Dr. Moewardi
Surakarta
2020
Latar Belakang 2
Gangguan pada white
Cacat tersebut
matter diturunkan secara Kecacatan dasar terkait
menyebabkan kerusakan
genetik disebabkan oleh langsung dengan sintesis
mielin sekunder yang
degenerasi selubung dan pemeliharaan
disebut sebagai
mielin pada SSP dan saraf membran mielin.
leukoencephalopathies.
perifer.
24 bulan
Awal kelahiran-
3bulan
9
3-4 bulan
6 bulan
12 bulan
Gambar 1-A. T1WI aksial, bayi saat lahir 1-B T2WI menunjukkan medula dan
menunjukkan medula dorsal , pedunculus pedunculus cerebelli inferior juga
18 bulan cerebelli inferior, dan vermis nucleus dentatus dan vermis yang
termielinasi (hyperintense, densely) termielinisasi.
dibandingkan dengan sebagian besar WM yang tidak termielinasi di bagian
brainstem ventral WM cerebelli tidak hemisfer cerebelli tetap tampak
24 bulan termielinasi dan lebih hypointense. hyperintense.
Awal kelahiran-
3bulan
10
3-4 bulan
6 bulan
12 bulan
1-C. T1WI bayi saat lahir menunjukkan 1-D. T2WI menunjukkan sebagian kecil
18 bulan hiperintensitas pada crus posterior hipointensitas mielinasi dini di crus
capsula interna, terutama di lokasi posterior capsula interna. Splenium
traktus kortikospinalis. corpus callosum tidak termielinasi.
Lebih jelas terlihat pada T1WI daripada
24 bulan T2WI.
Awal kelahiran-
3bulan
11
3-4 bulan
6 bulan
12 bulan
12 bulan
18 bulan
24 bulan
Awal kelahiran-
3bulan
13
3-4 bulan
6 bulan
12 bulan
Gambar 2-A. T1WI aksial pada bayi normal 2B. T2WI menunjukkan hipointense di
usia 3,5 bulan menunjukkan medula brainstem dorsal dan inti saraf
18 bulan telah sepenuhnya termielinasi. kranial yang juga terjadi pada
Hiperintensitas meluas ke hemisfer pedunculus cerebelli
cerebellar proksimal WM perifer tetap
tidak termielinasi dan tampak hipointens.
24 bulan
Awal kelahiran-
3bulan
14
3-4 bulan
6 bulan
12 bulan
Gambar 2-C. T1WI. Perhatikan 2-D. T2WI. Hipointense terlihat pada crus
hiperintense pada crus posterior dan posterior capsula interna . Crus anterior
18 bulan hiperintense halus pada crus anterior mulai mielinasi dan tidak terlihat jelas di
WM oksipital posterior mulai antara hipointensitas nucleus caudatus dan
mengalami mielinasi. ganglia basalis.
24 bulan
Awal kelahiran-
3bulan
15
3-4 bulan
6 bulan
12 bulan
Gambar 2-E. T1WI. WM dalam corona 2-F. T2WI. Deep WM yang mengarah ke
radiata sebagian besar tetap tidak sulkus sentral, WM di korona radiata tetap
18 bulan termielinasi pada usia 3,5 bulan, hiperintense dan tidak termielinasi.
meskipun terdapat beberapa mielinasi
di bagian deep WM yang mengarah ke
sulkus sentral
24 bulan
Awal kelahiran- 3bulan
16
3-4 bulan
6 bulan
12 bulan
Gambar 3-A. T1WI aksial menunjukkan 3-B. T2WI pada pasien yang sama
bagian pons dan bagian pedunculus menunjukkan kontras yang sangat terlihat
18 bulan cerebelli media telah sepenuhnya antara hipointensitas pons (termielinasi)
termielinasi dan hiperintensitas meluas WM proksimal cerebellar dibandingkan
lebih jauh ke bagian perifer dari dengan hiperintensitas WM yang tidak
hemisfer cerebelli termielinasi di lobus temporal
24 bulan
Awal kelahiran-
3bulan
17
3-4 bulan
6 bulan
12 bulan
Gambar 3-C. T1WI menunjukkan 3-D. T2WI. Kedua crus dari capsula interna
hiperintensitas di crus posterior dan telah termielinasi dan tampak hipointense.
18 bulan anterior dari capsula interna serta Splenium corpus callosum tampak lebih
pada splenium corpus callosum dan hipointense daripada genu , yang baru saja
genu WM subkortikal tidak bermielin telah termielinasi. Ruang subarachnoid
dan terlihat isointense dengan korteks. frontal yang terlihat menonjol merupakan hal
24 bulan normal.
Awal kelahiran- 3bulan
18
3-4 bulan
6 bulan
12 bulan
Gambar 3-E. T1WI. Mielinisasi meluas 3-F. T2WI. Hipointense pada corona radiata
dari WM sentral ke arah fiber tidak seluas hiperintense yang terlihat pada
18 bulan subkortikal yang lebih perifer, terutama T1WI. Mielinasi pada sekuen T2WI biasanya
di lobus parietal dan oksipital agak tertinggal dari yang terlihat pada T1WI.
24 bulan
Anatomi pada CT dan MRI 19
Awal kelahiran-
3bulan T1WI. WM dengan penampilan hampir T2WI. Hipointensitas muncul di corpus
dewasa dalam 8 bulan dengan hiperintense callosum genu setelah 8 bulan dan di
meluas ke WM cerebelli crus anterior kapsula internal setelah 11
3-6 bulan Corona radiata -- hiperintense kecuali bulan.
untuk sebagian besar serat anterior dan Hiperintensitas T2 tetap berada di WM
perifer. subkortikal temporal frontal dan
6 bulan Pada 11-12 bulan, WM menyerupai orang anterior.
dewasa dengan hiperintensitas yang Hipointense di WM frontal muncul dalam
meluas ke sebagian besar Ufiber 14 bulan. Kecuali untuk lobus temporal
12 bulan
subkortikal. Hanya WM lobus anterior paling anterior, WM tampak hampir
temporal dan sebagian besar perifer dewasa pada usia 18 bulan.
frontal yang tetap tidak bermielin dan
18 bulan
muncul isointense dengan korteks di
atasnya.
24 bulan
Awal kelahiran-
3bulan
20
3-4 bulan
6 bulan
12 bulan
21
3-4 bulan
6 bulan
12 bulan
22
3-4 bulan
6 bulan
12 bulan
Gambar 4-E. Mielinisasi pada corona 4-F. T2WI. Subkortikal Ufiber parietal dan
radiata dan subkortikal Ufiber pada oksipital bersama dengan sebagian besar
18 bulan T1WI. Hanya saluran asosiasi subkortikal corona radiata sentral tampak hipointense.
paling anterior yang tetap tidak Serat frontal dan paling superior tetap
termielinasi. tidak bermielin. Adanya beberapa fokus
lateral yang tampak hiperintense dan pada
24 bulan posterosuperior yang mengarah ke ventrikel
lateral merupakan hal normal.
Awal kelahiran-
3bulan
23
3-4 bulan
6 bulan
12 bulan
Gambar 5-A. T1WI aksial usia 18 bulan 5-B T2WI. Pada usia 18 bulan, struktur fossa
menunjukkan struktur fossa posterior posterior benar-benar telah sempurna
18 bulan terlihat seperti orang dewasa. termielinasi, tetapi WM di lobus temporal
Hiperintensitas di WM dari folia anterior tetap tidak bermielin dan masih
cerebellar menunjukkan bahwa tampak hiperintense
mielinisasi telah selesai. WM di lobus
24 bulan temporal anterior tetap tidak
bermielin.
Awal kelahiran-
3bulan
24
3-4 bulan
6 bulan
12 bulan
Gambar 5-C. T1WI. Dengan pengecualian 5-D. T2WI. Hanya subkortikal U-fibers
pada posisi paling anterior di lobus temporal dan frontal yang tetap
18 bulan temporal frontal dan superior , hiperintens dan tidak bermielin pada usia 18
subkortikal U-fibers sepenuhnya telah bulan. Perhatikan hiperintensitas persisten
bermielin pada usia 18 bulan. pada serabut asosiasi parietooccipital
yang sering tidak termielinasi sepenuhnya
24 bulan dan tetap hiperintens sampai dekade kedua
atau ketiga.
Awal kelahiran- 3bulan
25
3-4 bulan
6 bulan
12 bulan
Gambar 5-E T1WI. WM dalam corona 5-F T2WI. Dengan pengecualian beberapa
radiata tampak hampir seperti orang subkortikal frontal U-fibers mielinasi pada
18 bulan dewasa, dengan hiperintensitas meluas corona radiata tampak lengkap.
ke subkortikal U-fibers . Hiperintensitas yang tampak tidak merata di
WM subkortikal parietal adalah ruang
perivaskular, yang biasanya terlihat pada
24 bulan pemindaian MR 3.0 T pada pasien anak.
Anatomi pada CT dan MRI 26
Awal kelahiran-
3bulan T1WI. WM lobus temporal anterior tidak T2WI. Hiperintense simetris kecil di
menjadi hiperintense sepenuhnya sampai WM, baik lateral dan dorsal ke ventrikel
24-30 bulan. lateral. Kondisi ini mewakili "zona
3-6 bulan Mielinisasi WM secara visual selesai pada terminal" dari otak yang tidak
usia ini, studi MR fungsional menunjukkan sepenuhnya bermielin di serabut
bahwa beberapa mielinisasi aktif berlanjut asosiasi parietooccipital dan dianggap
6 bulan hingga masa remaja. sebagai temuan normal. Kondisi ini
dialami pada "zona terminal" dan sering
tetap hyperintense di T2WI hingga
12 bulan
dekade kedua atau bahkan ketiga.
18 bulan
24 bulan
Awal kelahiran-
3bulan
27
3-4 bulan
6 bulan
12 bulan
Gambar 6-A. T1WI aksial usia 3 tahun 6-B. T2WI pada usia 3 tahun ini memiliki
menunjukkan gambaran seperti pada penampakan seperti orang dewasa dengan
18 bulan orang dewasa. Pematangan folia WM bermielin (hipointense) di lobus
cerebellar, arborisasi, dan mielinasi temporal dan folia cerebellum
telah selesai. Perhatikan hiperintense
pada subkortikal U-fibers dari WM lobus
24 bulan temporal anterior , yang menunjukkan
mielinasi normal.
Awal kelahiran- 3bulan
28
3-4 bulan
6 bulan
12 bulan
Gambar 6-C. T1WI melalui ventrikel 6-D. T2WI melalui basal ganglia dan level
lateral menunjukkan pola mielinasi pada mid-ventricular tidak dapat dibedakan dari
18 bulan orang dewasa yang meluas ke lobus orang dewasa. Perhatikan hiperintensitas
frontal dan WM subkortikal temporal samar pada radiasi oksipital , merupakan
temuan normal
24 bulan
Awal kelahiran-
3bulan
29
3-4 bulan
6 bulan
12 bulan
Gambar 6-E. T1WI melalui corona 6-F. T2WI. Corona radiata tampak hipointens
radiata menunjukkan bahwa mielinasi kecuali untuk hiperintensitas linier yang
18 bulan tidak dapat dibedakan dengan otak tersebar dan mewakili cairan interstisial
orang dewasa. Meskipun lengkap secara dalam ruang perivaskular (Virchow-Robin),
visual, studi fungsional menunjukkan yang merupakan suatu temuan normal.
bahwa beberapa derajat mielinasi aktif
24 bulan berlanjut hingga masa remaja.
Tabel. Mielinasi normal pada pemindaian MRI
USIA T1 HIPERINTENSITAS T2 HIPOINTENSITAS
30
Awal kelahiran
Brainstem dorsal Brainstem dorsal
Crus posterior IC Sebagian crus posterior IC
Perirolandic gyri Perirolandic gyri
3-4 bulan
Ventral brainstem Crus Posterior IC
Crus Anterior IC
CC splenium
Corona radiata sentral, posterior
6 bulan
Kategori ketiga merupakan kategori leukodistrofi yang relatif baru dan terdiri dari penyakit
hipomielinisasi (WM mengalami mielinisasi sebagian tetapi tidak sampai mielinasi
sepenuhnya).
Gambar 7. Leukodistrofi metakromatik. (a) MRI T2WI menunjukkan area konfluens hiperintens bilateral
pada deep white matter periventrikular. Perhatikan sub-serat U kortikal. (b) MRI kontras menunjukkan
hipointens dalam demielinasi substansia alba, sebuah temuan yang merupakan karakteristik dari
leukodistrofi metakromatik.
44
Gambar 8. Leukodistrofi metakromatik. (a) Gambar MRI T2WI menunjukkan struktur tubular linier ysng
hipointens dalam pola memancar ("tigroid") dalam white matter bermielin. (b) MRI T2WI menunjukkan pola
belang-belang (leopard skin) di centrum semiovale yan demielinasi (c) Pada MR T1-WI dengan kontras, pola
tigroid terlihat muncul sebagai banyak fokus enhancement pada deep white matter yang didemielinasi,
yang non-enhanced dan hipointens (leopard skin pattern).
45
Gambar 9. Leukodistrofi metakromatik dengan keterlibatan traktus kortikospinalis. (a) MRI T2WI
menunjukkan area hiperintense bilateral di white matter periventrikular terutama di posterior.
Corpus callosum juga terlibat (panah). (b) MRI T2WI diperoleh di tingkat bawah menunjukkan
keterlibatan traktus piramidal dari medula (panah) dan deep white matter cerebellum
46
Gambar 10. Evolusi leukodistrofi metakromatik. (a) MRI T2WI menunjukkan daerah konfluen bilateral yang
hiperintens di white matter periventrikular dengan penyisihan Serat U subkortikal. (b) MRI tindak lanjut
yang diperoleh 2 tahun kemudian masih menunjukkan daerah hiperintens bilateral, tapi sekarang dengan
keterlibatan serat U subkortikal (panah). Dilatasi ventrikel ringan dengan pelebaran sulkus menunjukkan
atrofi kortikal difus.
47
Gambar 11-A. NECT pada anak usia 6 tahun dengan MLD menunjukkan hipodensitas yang simetris pada WM
periventrikuler dengan bagian yang terlihat dari subkortikal U-fibers. 11-B T2WI menunjukkan pola klasik
"kupu-kupu" dari hiperintensitas simetris yang berada di sekitar cornu frontal dan atrium ventrikel lateral
11-C FLAIR menunjukkan pola "kupu-kupu" dari MLD. Capsula interna dan WM subkortikal tampak normal.
48
Gambar 12-A. MLD klasik pada anak laki-laki berusia 2 tahun. Perhatikan pada bagian subkortikal U-fibers ,
kumpulan mielin yang mengelilingi venula (pola "leopard"). 12-B FLAIR menunjukkan hiperintensitas
konfluen dari demielinasi, melindungi mielin (pola "leopard"). Perhatikan bagian subkortikal U-fibers .
12-C FLAIR menunjukkan titik-titik (pola "leopard") dari mielin yang terlindungi dalam demielinasi WM yang
konfluen dan menyisakan subkortikal U-fibers
1.B. Krabbe Disease (Globoid Cell Leukodystrophy/GLD) 49
Gambar 13. Penyakit krabbe pada anak laki-laki berusia 2 tahun. MRI T2WI menunjukkan area hiperintens
simetris di white matter. Capsula interna dan eksterna juga terlibat (panah). Perhatikan area bilateral
intensitas sinyal abnormal di thalamus (panah). Gambar 14. NECT pada bayi berusia usia 18 bulan dengan
GLD menunjukkan hiperdensitas simetris di kedua thalamus .
51
Gambar 15-A. T1WI pada usia 6 bulan dengan GLD menunjukkan hipointensitas yang mencolok pada
nucleus dentatus . 15-B T2WI menunjukkan cincin klasik atau "halos" dari hiper-, hipointensitas yang
merupakan karakteristik penyakit Krabbe.
1C. Mukopolisakaridosis 52
Definisi Diagnosis
• Defisiensi dari berbagai enzim • Pencitraan biasanya dilakukan saat
lisosom yang terlibat dalam hidrosefalus atau saat dicurigai kompresi
degradasi glikosaminoglikan. sumsum tulang belakang.
• Mukoplosakarisa yang terdegradasi • Pencitraan CT dan MRI-- keterlambatan
secara tidak sempurna mielinisasi, atrofi, berbagai derajat
terakumulasi di lisosom, kemudian hidrocephalus, dan perubahan white matter
akan membesar dan tervakuolasi. • Perubahan ini terwujud sebagai area
redaman rendah yang menyebar di dalam
white matter interhemisfer serebri di CT
dan sebagai area hipointense difus pada MRI
T1WI dan hiperintense pada T2WI
53
Gambar 16. Mucopolysaccharidosis pada anak laki-laki berusia 4 tahun dengan penyakit
Hurler. (a) MRI T1WI menunjukkan beberapa area yang jelas dengan hipointense di white
matter pusat dan subkortikal. (b) MRI T2WI menunjukkan beberapa area yang terdefinisi
dengan baik dengan hiperintense di deep white matter dan subkortikal.
2. Peroxisomal Disorder 54
Gambar 18. Leukodistrofi otak dewasa pada pria berusia 54 tahun dengan penurunan kognitif
cepat dan gejala piramida. Axial T2 (A dan B) menunjukkan keterlibatan frontal periventrikuler,
subkortikal, dan parieto-occipital bilateral. Catatan juga hiperintensi dalam capsula interna.
Kontras T1WI axial yang disempurnakan (C) menunjukkan peningkatan samar di pinggiran lesi
frontal (panah).
59
Gambar 19. Leukodistrofi otak dewasa dengan presentasi asimetris pada pria berusia 28 tahun yang memiliki
trauma langsung ke wilayah parietal kanan beberapa bulan sebelumnya. Axial FLAIR (A) menunjukkan lesi
subkortikal di lobus parietal kanan. Axial yang disempurnakan. Gambar T1WI (B) menunjukkan
penyempurnaan rim di perifer. Gambar Coronal T2WI (C) menunjukkan ekstensi kelainan pada capsula
interna. Gambar difusi gandar (D) menunjukkan hiperintense dalam lesi.
60
Gambar 22. ALD dengan keterlibatan preferensial dari traktus pyramidal (a, b) MRI T2WI (b diperoleh pada
tingkat yang lebih rendah dari a) menunjukkan demielinasi capsula interna, traktus piramidal menurun
(panah di a, panah panjang di b), dan white matter cerebellar (panah pendek di b). White matter
peritrigonal relatif terhindar. (c) Gambar MR T1WI Gadolinium menunjukkan peningkatan traktus piramidal
turun bilateral (panah).
62
Gambar 23. ALD atipikal. (a) MRI T2WI menunjukkan keterlibatan terutama dari white matter lobus frontal, genu
corpus callosum, dan crus anterior capsula interna (panah). (b) Gambar MR T1WI yang ditingkatkan dengan
Gadolinium menunjukkan peningkatan linier dalam white matter dan crus anterior capsula interna (panah).
63
Gambar 24. Grafik tersebut menggambarkan zona yang berbeda dalam adrenoleukodistrofi. Zona terdalam
adalah bagian inti "burned out" ; zona antara menunjukkan demielinasi aktif dan inflamasi; dan bagian tepi
menampilkan demielinasi yang sedang berlangsung inflamasi. Bagian otopsi koronal dari X-ALD menunjukkan
3 zona yang kehilangan mielin:bagian inti "burned out" , zona antara (grayish region ), bagian tepi yang
maju (perubahan warna kekuningan)
64
Gambar 25-A. X-ALD klasik. Lesi simetris mengelilingi atrium. Yang paling hiperintens adalah bagian inti
"burned out" . Lapisan demielinasi aktif dengan inflamasi di sekitar bagian inti tampak kurang hiperintens
. Zona paling perifer atau terdepan menunjukkan demielinasi berkelanjutan tanpa perubahan inflamasi.
25-B. Zona antara pada demielinasi aktif meningkat pada T1 C + FS , sedangkan bagian tepi depan dan
bagian inti pusat tidak enhance.
65
Ditandai oleh disfungsi hati dengan penyakit kuning, retardasi mental yang
jelas, kelemahan, hipotonia, dan dysmorphism kraniofacial.
Gambar 30. Sindrom Zellweger pada anak perempuan berusia 5 bulan. (a) MRI T2WI menunjukkan area
luas hiperintens yang menyebar di white matter. Gyri lebar, sulkusnya dangkal, dan terdapat
percabangan yang tidak lengkap dari white matter subkortikal, temuan yang menunjukkan anomali
migrasi dengan pachygyria. (b) Pada MRI T1WI, kelainan white matter menunjukkan hipointens.
3. Mitochondrial Dysfunction 71
Beberapa gangguan
mitokondria secara
dominan dapat
mempengaruhi otot
lurik.
3. Mitochondrial Dysfunction 72
Gambar 32. Penyakit Leigh pada anak laki-laki berusia 2 tahun. (a) MRI T2WI menunjukkan daerah
hiperintens bilateral di putamen dan globus pallidus (panah). (b) Pada MRI T1-weighted, file Sions
menunjukkan hipointens (panah).
3C. Canavan disease 77
Gambar 33. Penyakit Canavan pada Anak laki-laki berusia 6 bulan dengan macrocephaly. (a) MRI T2WI
menunjukkan hiperintens di seluruh white matter, menghasilkan ekspansi melingkar dan penipisan
kortikal. Demielinasi yang mencolok serat U subkortikal juga dicatat. (b) Gambar MR T1-weighted
ditampilkan white matter terdemielinasi dengan sig rendah intensitas akhir. (c) Photomicrograph (origin
pembesaran akhir, 200; hematoxylin-eo.dll) menunjukkan pembengkakan selubung mielin oligodendrosit
karena edema intramielinic massif .
Penyebab Tidak diketahui
79
A. Pelizaeus-Merzbacher Disease (PMD) 80
Gambar 35. Penyakit Alexander pada anak laki-laki usia 5 tahun dengan macrocephaly. (a) MRI T2WI
menunjukkan demielinasi simetris di white matter lobus frontal. Capsula interna dan eksterna,
white matter parietal juga terlibat. (b) Photomicrograph (perbesaran asli, 100; pewarnaan hematoksilin-
eosin) dari spesimen patologis menunjukkan pengendapan serabut rosenthal (panah).
84
Gambar 36. Penyakit Alexander dewasa pada wanita berusia 47 tahun. Gambar FLAIR axial menunjukkan
atrofi medulla dengan hiperintensi pada proyeksi traktus kortikospinal (panah di A), hiperintensi bilateral
dalam white matter cerebellar dalam (B) dan di hemisfer cerebri(C). Gambar Sagital T1WI (D) yang
disempurnakan menunjukkan atrofi medulla cervical atas (panah).
C. Vanishing White Matter Disease (VWM) 85
Gambar 37. White matter menghilang pada laki-laki 48 tahun. Gambar Axial T2-weighted (A)
dan FLAIR (B) yang menunjukkan hiperintensi difus bilateral deep white matter meluas ke serat
U, capsula interna dan eksterna, dengan kavitasi dalam deep white matter
87
Gambar 41. Xanthomatosis cerebrotendinous pada pria berusia 47 tahun dengan ataxia. Pencitraan T2WI
Coronal (A) menunjukkan hiperintensi dalam deep white matter cerebellar. Gambar Axial T2* (B) dan
FLAIR (C dan D) menunjukkan hiperintensi dalam hemisfer cerebellar dan pedunculus serebral (panah di
C), globus pallidus dan white matter cerebri. Perhatikan area hipointense di B, terlihat di hemisfer
cerebellar kiri.
F. Penyakit Nasu-Hakola (NHD) atau
lipomembran polikistik 93
Gambar 42. Penyakit Nasu-Hakola pada pria berusia 46 tahun. Unenhanced CT (A) menunjukkan
kalsifikasi dalam nucleus lentiformis. Gambar FLAIR Axial (B) menunjukkan hiperintense ringan dalam
white matter periventrikular. Perhatikan atrofi kortikal. Radiografi tangan (C) menunjukkan lesi kistik
di tulang karpal secara bilateral (panah).
G. CADASIL 95
• CADASIL dan CARASIL adalah penyakit pembuluh kecil yang terkait iskemia
dan/atau perdarahan, menyebabkan penyakit white matter dan demensia
vascular.
• CADASIL adalah akronim yang berdiri untuk autosomal otak arteriopati dominan
dengan infark subkortikal dan leukoencephalopathy; sementara CARASIL serupa,
tetapi resesif bukan dominan.
• CADASIL disebabkan oleh mutasi pada gen NOTCH3 dan mempengaruhi remaja dan
orang dewasa yang migrain, serangan iskemik sementara, stroke, kejiwaan
gangguan dan penurunan kognitif.
• Penyebab demensia pembuluh darah yang diwariskan pada orang dewasa.
Keterlibatan white matter biasanya ditemukan di capsula eksterna dan temporal
anterior. Corpus callosum lebih jarang terlibat.
96
Gambar 43. CADASIL pada laki-laki berusia 54 tahun. Gambar T2WI axial (A) menunjukkan lesi
hiperintense dalam white matter lobus temporal (panah). Gambar FLAIR (B) menunjukkan hiperintense
dalam white matter periventrikular dan capsula eksterna (panah). Perhatikan hipointense dalam
nucleus lentiformis. Axial SWI (C) menunjukkan beberapa fokus hipointense di ganglia basalis yang
mungkin mewakili microbleed (panah).
Kesimpulan 97