Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH KELOMPOK

Manajemen Stress Dalam Kasus


KORUPSI

1. Agnes Sucy Muliana (18.006)


2. Anissa Putri Nurlita (18.012)
3. Ayattulloh Boy Adam (18.016)
4. Heru Khoeruddin (18.035)
5. Mita Wulansari (18.048)
6. Muhammad Riqza M. (18.052)
7. Nur Setyo Sukma H. (18.058)
8. Riskha Esnawati (18.064)
Pengertian Korupsi
Korupsi merupakan suatu tindakan yang
merugikan dan berdampak buruk bagi orang
lain, bangsa, negara dan lain sebagainya. Korupsi
tidak hanya berdampak dalam satu aspek
kehidupan saja seperti diterangkan dalam
peneitian-penelitian. Korupsi telah
menimbulkan efek domino yang meluas
terhadap eksistensi bangsa dan negara.
Sudut Pandang Korupsi Dalam
Psikologi
Dalam kasus korupsi, secara psikologis,
tentu menjadi jelas bahawa perbuatan
menyalah gunakan wewenang tersebut bisa
saja terjadi karena individu tersebut sudah
memiliki kecenderungan (sifat) untuk
berbuat curang. Ini kalau penjelasannya kita
alamatkan kepada karakteristik kepribadian.
Sedangkan faktor dari luar diri adalah kondisi-kondisi diluar yang
mempermudah orang untuk melaksanakan keinginan korupsi.
1. Faktor dalam diri
a. Motivasi Berprestasi
Konsep motivasi ini dikembangkan oleh David McChellend
(1963) digambarkan olehnya sebagai virus yang mendorong
seseorang untuk meningkatakan prestasi kerjanya. 
Orang yang memiliki motivasi berprestasi yang tinggi selalu
ingin mengerjakan sesuatu  dengan sebaik-baiknya, bukan asal
jadi. Mereka meletakkan standar yang tinggi untuk kualitas
pekerjaan dengan mutu baik, bukan didorong oleh keinginan
untuk mendaopatkan uang dengan jumlah besar dalam waktu
yang singkat. Mereka suka dengan tantangan untuk
menyelesaikan suatu pekerjaan yang tergolong sulit.
b.Emosi Bersalah
Dalam Pitaloka (2007), perasaan bersalah
merupakan salah satu bentuk emosi, emosi
dipandang sebagai penyesuaian secara sosial,
berhubungan dengan individu, dan karenanya
memiliki ciri-ciri ekspresif (Plutchik,1980).
Rasa bersalah dipahami sebagai kesadaran
kognitif dan perasaan negatif yang berhubungan
dengan suatu standar moral.
c. Defense Mechanism
Seperti kita ketahui Freud sebagai bapak
psikoanalisa memiliki konsep id, ego, dan super
ego. Id adalah Aspek biologis dan merupakan
sistem original, Id berisi hal-hal yang dibawa sejak
lahir (unsur-unsur biologis), libido seksualitas,
termasuk juga instink-instink organisme.
Ego adalah aspek psikologis karena adanya
kebutuhan sinkronisasi (gateway) antara
kebutuhan Id dengan realitas dunia eksternal.
Prinsip Ego adalah realitas dunia obyektif.
Sedangkan Superego merupakan aspek
sosiologis berupa nilai-nilai tradisional
sebagaimana ditafsirkan orang tua kepada anak-
anaknya berupa perintah-larangan, ganjaran-
hukuman, baik-buruk. Prinsip Super Ego adalah
internalisasi norma-norma lingkungan yang
berupaya untuk menekan dorongan Id.
(Alwisol,2010)
Ada beberapa bentuk defense mechanism
yang diutarakan Freud diantaranya (dalam
Alwisol, 2010):
a). Identification
b). Displacements
c). Repression
d). Fixation & Regression
e). Reaction Formation
f). Projection
2. Faktor luar diri
Korupsi, seperti halnya tindak kejahatan
lainnya, adalah perbuatan yang dilaksanakan
dengan perhitungan secara cermat dan rasional.
Demikianlah pendapat beberapa ahli yang
menggunakan pendekatan rasional analitis.
Menurut John S Carrol, ahli yang menggunakan
pendekatan rasional analitis, ialah suatu tindakan
kejahatan adalah realisasi dari keputusan yang
telah diambil.
•  
KESIMPULAN
Dalam kasus korupsi, secara psikologis, tentu menjadi
jelas bahawa perbuatan menyalah gunakan wewenang
tersebut bisa saja terjadi karena individu tersebut sudah
memiliki kecenderungan (sifat) untuk berbuat curang. Ini
kalau penjelasannya kita alamatkan kepada karakteristik
kepribadian. Dalam pandangan ilmu psikologi dinyatakan
penyebab suatu perbuatan ialah interaksi antar faktor
yang ada di dalam diri seseorang, dan faktor yang ada di
luar diri seseorang. Kedua faktor ini berinteraksi satu
sama laindalam wadah budaya yang lebih luas.

Anda mungkin juga menyukai