Kandung empedu dilapisi oleh satu lapis epitel thorak yang mengandung kolesterol
dan lemak
Sekresi kolesterol ↑
Garam empedu
↓
Supersaturasi kolesterol
dalam empedu
Gangguan sirkulasi
enterohepatik
Ketidakseimbangan kolesterol dan micelle
Batu Coklat :
◦ Ukuran < 1 cm, coklat kekuningan, lunak
◦ Etiologi infeksi bakteri akibat stasis aliran empedu
◦ Bakteri (E. coli) β-glucuronidase memecah bilirubin glucuronide bilirubin tidak
terkonjugasi (+ kalsium + sel bakteri) batu pada saluran empedu
Lokasi batu empedu
Cholelithiasis Vesica fellea
Cysticolithiasis Duktus cysticus
Hepatolithiasis Duktus hepatikus
Choledocholithiasis Duktus choledocus
Cholelithiasis Asimptomatik
Batu empedu sebagian besar ditemukan secara tidak sengaja pada saat
pemeriksaan imaging atau laparotomi penyakit yang tidak berhubungan
Sekitar 2% dari pasien asimptomatis akan timbul gejala biasanya berupa kolik
bilier
Indikasi untuk dilakukan kolesistektomi pada keadaan asimptomatik:
◦ Penyakit Sickle cell
◦ Nutrisi parenteral total
◦ Imunosupresi kronis
◦ Tidak terdapat akses ke fasilitas pelayanan kesehatan
◦ Kolesistektomi insidental
Cholelithiasis Asimptomatik
Indikasi kolesistektomi profilaksis :
◦ Terdapat batu yang besar (diameter > 2 cm)
◦ Kandung empedu yang mengalami kalsifikasi (Porcelain gall bladder) risiko
karsinoma
◦ Anak–anak dengan batu empedu mempunyai indikasi relatif sulit
menginterpretasikan gejala
◦ Manajemen pasien dengan batu empedu yang ditemukan pada saat
laparotomi (masih kontroversial)
Cholelithiasis Simptomatik
Cholesistitis kronis
Cholesistitis akut
Cholesistitis Kronis
Sekitar 2/3 pasien dengan penyakit batu empedu menunjukkan gejala klinis adanya serangan
nyeri berulang
Gejala :
◦ Nyeri epigastrium atau kuadran kanan atas, menyebar ke belakang
◦ Sifat nyeri konstan atau meningkat dalam 30 menit, bertahan 1-5 jam
◦ Nyeri muncul setelah makan makanan berlemak
Pemeriksaan
◦ Tes fungsi hepar
◦ USG gambaran acoustic shadow
Cholesistitis Akut
Penyebab cholesistitis akut 90-95% adalah batu kandung empedu
Batu pada kandung empedu obstruksi duktus sistikus kandung empedu distensi,
inflamasi dan dinding mengalami edema
> 50% pasien cholesistitis akut terdapat kontaminasi sekunder bakteri
80% pasien memiliki riwayat anamnesis yang mirip kolesistitis kronis, perbedaan
karakteristik nyeri adalah nyerinya yang menetap serta tidak berkurang sampai
beberapa hari
Pemeriksaan fisik Murphy’s sign
Cholesistitis Akut
Diagnosis (Tokyo Guidelines 18)
◦ Gejala inflamasi lokal (Murphy’s sign; kuadran kanan atas : nyeri, nyeri tekan, massa)
◦ Gejala inflamasi sistemik (demam, peningkatan CRP, leukositosis)
◦ Imaging USG; penebalan dinding kandung empedu (> 4 mm), pembesaran kandung
empedu, batu atau debris, akumulasi cairan di sekitar kandung empedu, dan bayangan linear
pada jaringan lemak di sekitar kandung empedu