Anda di halaman 1dari 39

PERAN PERAWAT DALAM

JKN/BPJS

Mamat Lukman

Ketua PPNI Provinsi Jawa Barat


PENDAHULUAN
UNDANG UNDANG TENTANG KESEHATAN
( UU NO 36 TAHUN 2009 )

Setiap orang mempunyai hak yang sama dalam


memperoleh akses atas sumber daya di bidang
kesehatan dan berhak atas pelayanan kesehatan
yang aman, bermutu, terjangkau (pasal 5)
Pemerintah bertanggung jawab merencanakan, mengatur,
menyelenggarakan, membina, dan mengawasi
penyelenggaraan upaya kesehatan yang merata dan
terjangkau oleh masyarakat. ( ps.14 ayat 1)
PASAL 52 UU KESEHATAN NO 36/2009

PELAYANAN KESEHATAN
MENCAKUP : Promotif, Preventif, Kuratif, Rehabilitatif

UPAYA KES PERORANGAN UPAYA KES MASYARAKAT


TUJUAN: TUJUAN:

•PENYEMBUHAN PENY •PENCEGAHAN PENY


•PEMULIHAN KES •PENINGKATAN KESEHATAN
(INDIVIDU/KELUARGA) (KELOMPOK/MASYARAKAT)
UU Nomor : 36 ttg Kesehatan
Bagian ke 4 : Peningkatan Kes. & Pencegahan Penyk
1) Peningkatan kesehatan mrpk segala bentuk upaya yg
dilakukan pemerintah, Pemda dan atau masyk ut
moptimalkan kes mll keg penyuluhan, penyebarluasan
informasi atau keg lain ut menunjang tercapainya
hidup sehat
2) Pencegahan penyakit mrpk segala bentuk upaya yg
dilakukan Pemerintah, Pemda dan atau Masyk ut
mhindari atau mkurangi risiko, masalah, dan dampak
buruk akibat penyakit
UU Nomor : 36 ttg Kesehatan
Bagian ke 5 : Penyembuhan penyk & Pemulihan Kes.

1) Penyembuhan penyk dan Pemulihan Kes. Diselenggarakan


ut mengembalikan st kes & fungsi tbh akibat Penyk dan
atau akibat cacat atau mhilangkan cacat
2) Penyembuhan penyk dan Pemulihan Kes. Dilakukan dgn
pengendalian, Pengobatan dan atau perawatan
3. Pengendalian, Pengobatan dan atau perawatan dapat
dilakukan berdasarkan ilmu kedokteran dan ilmu
keperawatan atau cara lain yg dpt dipertg jwbkan
kemanfaatan dan keamanannya
4. Pem dan Pemda melakukan pembinaan & pengawasan
thd pelaks pengobatan dan atau perawatan atau
berdasarkan cara lain yg dpt dipertg jwbkan
DASAR HUKUM JKN

UU NO.40 UU NO.24 PERPRES


TAHUN 2004 TAHUN 2011 N0.12 TAHUN
2013

PROGRAM JAMINAN 1 JANUARI 2014 MANFAAT JAMINAN


SOSIAL KESEHATAN

YANKES TK
Jaminan BPJS PERTAMA dan
Kesehatan Kesehatan rujukan tingkat
lanjutan
PROGAM JAMINAN KESEHATAN SEBAGAIMANA DIATUR
DALAM UNDANG UNDANG NO. 40 THN 2004
MEMERLUKAN :

PENGATURAN SISTEM
PELAYANAN KESEHATAN
psl 24 ayat (3)

UPAYA PEMENUHAN
KEBUTUHAN MEDIK DASAR TUJUAN JKN
psl 23 ayat (3)

PENIGKATAN DERAJAT
KESEHATAN MASYARAKAT
MELALUI PROMOSI KESEHATAN
psl 22 ayat (1)
Jaminan Kesehatan
adalah perlindungan kesehatan agar peserta
memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan
dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan
dasar kesehatan, yang diberikan kepada setiap
orang yang telah membayar iuran atau iurannya
dibayar oleh pemerintah.

Jaminan Kesehatan diselenggarakan secara nasional


berdasarkan prinsip Asuransi Sosial dan ekuitas
(Pasal 19, UU No 40 tahun 2004)
8
Kartu Peserta BPJS - Kesehatan

PT. Askes (Persero) 9


1 Januari 2014
• Badan Hukum Persero
• Koordinasi dibawah Kementerian BUMN
• Hanya untuk Jaminan Kesehatan PNS, Pensiunan
TNI/Polri, Perintis Kemerdekaan dan Veteran

• Badan Hukum Publik


• Koordinasi langsung dibawah Presiden
• Mengelola Jaminan Kesehatan untuk seluruh masyarakat Indonesia

10
PT. Askes (Persero)
PerPres No 12 Tahun 2013 pasal 20 ayat 1&2

Manfaat Jaminan Kesehatan

11
PT. Askes (Persero)
PELAYANAN

JAMINAN
KESEHATAN 12
NASIONAL
PerPres No 12 Tahun 2013 pasal 22 ayat 1

Pelayanan Kesehatan Yang Dijamin


Pelayanan Kesehatan Tingkat
Pertama (RJTP dan RITP)

Pelayanan Kesehatan Rujukan


Tingkat Lanjutan (RJTL dan RITL)

Pelayanan Kesehatan Lain yang


ditetapkan oleh Menteri

13
PT. Askes (Persero)
PerPres No 12 Tahun 2013
Manfaat Jaminan Kesehatan
PELAYANAN KESEHATAN TINGKAT PERTAMA
Meliputi pelkes non spesialistik yang mencakup :
1. Administrasi pelayanan
2. Pelayanan Promotif dan Preventif
3. Pemeriksaan, pengobatan dan konsultasi medis
4. Tindakan medis non spesialistik, baik operatif maupun
non operatif
5. Pelayanan obat dan bahan medis habis pakai
6. Transfusi darah sesuai dengan kebutuhan medis
7. Pemeriksaan penunjang diagnostik laboratorium tingkat
pertama
8. Rawat inap tingkat pertama sesuai dengan indikasi
PT. Askes (Persero) 14
PerPres No 12 Tahun 2013
Manfaat Jaminan Kesehatan
PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN TINGKAT LANJUTAN
1. Rawat Jalan, yang meliputi :
a) Administrasi Pelayanan
b) Pemeriksaan, pengobatan dan konsultasi spesialistik oleh dokter spesialis
dan subspesialis
c) Tindakan medis spesialistik sesuai dengan indikasi medis
d) Pelayanan obat dan bahan medis habis pakai
e) Pelayanan alat kesehatan implant
f) Pelayanan penunjang Diagnostik lanjutan sesuai dengan indikasi medis
g) Rehabilitasi Medis
h) pelayanan Darah
i) Pelayanan Kedokteran forensik
j) Pelayanan jenazah di fasilitas kesehatan
2. Rawat Inap, yang meliputi :
a) Perawatan inap non intensif
b) Perawatan inap di ruang intensif
PT. Askes (Persero) 15
Pelayanan Kesehatan Yang Tidak Dijamin 1
a. pelayanan kesehatan yang dilakukan tanpa melalui prosedur
sebagaimana diatur dalam peraturan yang berlaku;
b. pelayanan kesehatan yang dilakukan di Fasilitas Kesehatan yang tidak
bekerjasama dengan BPJS Kesehatan, kecuali untuk kasus gawat
darurat;
c. pelayanan kesehatan yang telah dijamin oleh program jaminan
kecelakaan kerja terhadap penyakit atau cedera akibat kecelakaan
kerja atau hubungan kerja;
d. pelayanan kesehatan yang dilakukan di luar negeri;
e. pelayanan kesehatan untuk tujuan estetik;
f. pelayanan untuk mengatasi infertilitas;
g. Pelayanan meratakan gigi (ortodensi);
h. gangguan kesehatan/penyakit akibat ketergantungan obat dan/atau
alkohol;

16
PT. Askes (Persero)
Pelayanan Kesehatan Yang Tidak Dijamin 2
i. gangguan kesehatan akibat sengaja menyakiti diri sendiri, atau akibat
melakukan hobi yang membahayakan diri sendiri;
j. pengobatan komplementer, alternatif dan tradisional, termasuk
akupuntur, shin she, chiropractic, yang belum dinyatakan efektif
berdasarkan penilaian teknologi kesehatan (health technology
assessment);
k. pengobatan dan tindakan medis yang dikategorikan sebagai percobaan
(eksperimen);
l. alat kontrasepsi, kosmetik, makanan bayi, dan susu;
m. perbekalan kesehatan rumah tangga;
n. pelayanan kesehatan akibat bencana pada masa tanggap darurat,
kejadian luar biasa/wabah;
o. biaya pelayanan lainnya yang tidak ada hubungan dengan Manfaat
Jaminan Kesehatan yang diberikan.

17
PT. Askes (Persero)
Alur Pelayanan Kesehatan

Peserta
Rujuk / Rujuk Balik
Faskes Primer

Emergency Rumah Sakit

Klaim

BPJS
Branch Office

18
PT. Askes (Persero)
PROSEDUR PELAYANAN JKN (1)

(1) Untuk pertama kali setiap peserta didaftarkan oleh


BPJS Kesehatan pada satu faskes tingkat pertama yang
ditetapkan oleh BPJS Kesehatan setelah mendapat
rekomendasi Dinkes Kabupaten/Kota.
(2) Dalam jangka waktu paling sedikit 3 (tiga) bulan
selanjutnya peserta berhak memilih faskes tingkat
pertama yang diinginkan.
(3) Peserta harus memperoleh pelayanan kesehatan pada
faskes tingkat pertama tempat Peserta terdaftar.
PROSEDUR PELAYANAN JKN (2)

(4) Dalam keadaan tertentu, ketentuan no (3) tidak


berlaku bagi peserta yang:
a. berada di luar wilayah Fasilitas Kesehatan tingkat
pertama tempat peserta terdaftar; atau
b. dalam keadaan kegawat-daruratan medis
(5) Jika peserta memerlukan layanan rujukan, maka
Faskes tk pertama harus merujuk ke Faskes
rujukan tk lanjut yg terdekat, sesuai sistem
rujukan yang diatur dalam ketentuan peraturan
yg berlaku.
SISTEM RUJUKAN UPAYA KESEHATAN

UK Masyarakat UK Perorangan
Kemkes/ Dinkes Propinsi RSUP/ RS Propinsi
Praktik Spesialis Konsultan
Yankes Tk. 3
Dinkes Kab/ Kota RS Kab/ Kota
BKPM, BKMM, BKOM, BKPM, BKMM, BKOM
Labkesda
Praktik Spesialis
Yankes Tk.2 Klinik

Puskesmas Puskesmas
Pustu, Poskesdes Pustu, Poskesdes

Praktik swasta
Yankes Tk.1 Dokter, Bidan, Perawat?

UK Bersumberdaya Masyarakat Perawatan mandiri


Posyandu, Dasawisma Masyarakat
SYSTEM RUJUKAN REGIONAL
PELAYANAN KESEHATAN (terstruktur) DI PROV JABAR

RS
PUSK
RUJUKAN
JABAR 1 PUSK PUSK PUSK
RS RS PUSK
PUSK
PUSK
PUSK
DTP/PONED
RING 2
DTP/PONED
DTP
RUJUKAN RUJUKAN PUSK
PUSK
PUSK
JABAR 6 JABAR 2 PONED
PONED
PONE
D

RSD &
RSHS PUSK
DTP
DTP RSD
RS
swasta
RS
swasta
swasta
RS KELAS C& D
RS RS PUSK
PONED
RUJUKAN RUJUKAN PUSK
PONED

JABAR 5 JABAR 3 DTP PUSK


RS RING 1
RUJUKAN
JABAR 4
RS KELAS B
RS KELAS B + PENDIDIKAN + DOKEL

RUJUKAN REGIONAL MASKIN


Konsep Pelayanan
 Komprehensif sesuai kebutuhan medis
 Berjenjang, Puskesmas & Dokter Keluarga sebagai gate
keeper
 Rujukan atas indikasi ke pelayanan spesialistik (RS)
 Berlaku di seluruh Indonesia
 Minimalisasi /eliminasi iur biaya pelayanan terutama di
RS
 Perluasan akses pelayanan di PPK Swasta
 Peningkatan pelayanan penyakit Katastrofik
 Pelayanan berbasis Evidence Base Medicine
 Obat dan alkes ditentukan oleh kementrian kesehatan
 Fokus kegiatan Promotif & Preventif

23
PT. Askes (Persero)
ERA BPJS: MENATA SISTEM PELAYANAN KESEHATAN
GATE KEEPER CONCEPT – PROMOTIF – PREVENTIF
Memperkuat Posisi Pelayanan Primer dalam Piramida Layanan: Sebagai Pintu Masuk Sistem
Yankes BERJENJANG
Persentase Biaya Pelkes

Askes
NHS NHI
England Taiwan
28 %
INA CBGs

76 % 67 %

56 %

Kapitasi Gate Keeper


15 % 24 % 33 %

24
PT. Askes (Persero)
Penyelenggara Pelayanan Kesehatan
Fasilitas • memenuhi persyaratan
(credentialing)
Kesehatan • wajib bekerjasama
milik dengan BPJS Kesehatan
Pemerintah

• memenuhi persyaratan
Fasilitas (credentialing)
Kesehatan • dapat menjalin kerjasama
dengan BPJS Kesehatan
milik swasta

25
PT. Askes (Persero)
KRITERIA PENYELENGGARA
PELAYANAN KESEHATAN DASAR

 Sebagai kontak pertama pada pelayanan


kesehatan formal dan penapis rujukan sesuai
dengan standar pelayanan medik
 Memenuhi tugas dan fungsi sebagai gatekeeper
 Memenuhi prinsip pelayanan sebagai gatekeeper
 Memiliki kompetensi sebagai penapis rujukan
TUGAS DAN FUNGSI

TUGAS
1. Menyelenggarakan
pelayanan kesehatan dasar FUNGSI
untuk memenuhi
kebutuhan kesehatan 1. Kontak pertama pasien
peserta BPJS secara
paripurna, terpadu dan 2. Penapis Rujukan
bermutu 3. Kendali Mutu dan
2. Mengatur pelayanan kesehatan
lanjutan melalui sistem Biaya
rujukan.
3. Penasehat, konselor, dan
pendidik untuk mewujudkan
keluarga sehat
4. Manajer sumber daya
27
INSTITUSI PELAKSANA
( PPK PRIMER/PPK1)

1. PUSKESMAS
2. KLINIK PRATAMA
3. DOKTER/DOKTER GIGI PRAKTEK
MANDIRI
4. FASYANKES LAIN

28
PerMenkes 001/2012 BAB III Pasal 4

1. Pelayanan kesehatan dilaksanakan secara berjenjang,


sesuai kebutuhan medis dimulai dari pelayanan kesehatan
tingkat pertama.
2. Pelayanan kesehatan tingkat kedua hanya dpt diberikan atas
rujukan dari pelayanan kesehatan tingkat pertama.
3. Pelayanan kesehatan tingkat ketiga hanya dapat diberikan
atas rujukan dari pelayanan kesehatan tingkat kedua atau
tingkat pertama.
4. Bidan dan perawat hanya dapat melakukan rujukan ke
dokter dan/atau dokter gigi pemberi pelayanan kesehatan
tingkat pertama.
5. Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2),
ayat (3), dan ayat (4) dikecualikan pada keadaan gawat
darurat, bencana, kekhususan permasalahan
kesehatan pasien, dan pertimbangan geografis.
TUGAS POKOK PERAWAT
(KepMenPan No 94 thn 2001 ttg Jabfung Perawat)

Memberikan pelayanan keperawatan


berupa asuhan keperawatan/kesehatan
Individu, keluarga, kelompok, masyarakat
Dalam upaya
Peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit,
Penyembuhan penyakit, pemulihan kesehatan
Serta pembinaan peran serta masyarakat
Dalam rangka kemandirian di bidang
keperawatan/ kesehatan
30 Subdit Kepwt Dasar
Peran perawat dalam BPJS

• Pada dasarnya dalam JKN perawat sebagai bagian dari SDM pemberi
pelayanan kesehatan di sarana pelayanan primer maupun rujukan,
• shg dengan pembiayaan kapitasi, perawat sebagai salah satu pemberi
pelayanan kesehatan akan dilihat apa yang dilakukan sesuai
tupoksinya,
• sebagai contoh dalam pembahasan kapitasi pelayanan JKN di
puskesmas perawat dapat melakukan kegiatan terkait pelaksanaan
asuhan keperawatan dengan satuan pasien, pelayanan promotif dan
preventif dengan satuan kegiatan, administrative dengan satuan
dokumen atau pertemuan, UKS dengan satuan kegiatan.
• Dalam hal ini PP tentang JKN dapat dilihat di pasal 22 sd 26 tentang
manfaat JKN
Peran dalam JKN/BPJS di
RS
Dalam membantu proses pelayanan pasien BPJS. Beberapa hal yang bisa dilakukan
antara lain :
• Entry data ke dalam software INA-CBGs dilakukan oleh perawat di ruangan dan
poliklinik, jika software INA-CBGs telah diinstall di server rumah sakit dan aplikasi
sudah bisa diakses melalui local network rumah sakit.
• Perawat ikut membantu dalam melakukan coding dalam penentuan diagnosa dan
prosedur (ICD X dan ICD IX) dengan melakukan diskusi dengan DPJP, sehingga
diharapkan akan menurunkan kesalahan dalam coding yang dilakukan coder.
• Terlibat secara aktif dalam monitoring berkas terutama berkas pemeriksaan,
kelengkapan data penunjang untuk menentukan grouper, kelengkapan diagnosa
primer dan sekunder, kelengkapan assesmen medis dll.
• Terlibat secara aktif dalam verifikasi data sebelum proses assembling.
• Melakukan monitoring coding setelah verifikasi sebagai bahan evaluasi dalam
penentuan grouper yang lebih tepat.
KEPMENKES/PERMENKES TERKAIT PELAYANAN
KEPERAWATAN KESEHATAN MASYARAKAT

1. Keputusan Menteri Kesehatan nomor


836/MENKES/SK/VI/2005 tentang Pedoman Pengembangan
Manajemen Kinerja Perawat dan Bidan
2. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
279/Menkes/SK/IV/2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan
Upaya Keperawatan Kesehatan Masyarakat di Puskesmas.
3. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
HK.02.02/Menkes/148/I/2010 jo.no 17 th 2013 tentang Izin
dan Penyelenggaraan Praktik Perawat;
4.Kepmenkes No. 908/MENKES/SK/VII/2010,
tentang pedoman penyelenggaraan pelayanan
keperawatan keluarga
33
Izin dan penyelenggaraan
praktik Perawat (Permenkes
HK.02.02/menkes/148/I/2010 )
jo.
No.17 th 2013
BAB III
PENYELENGGARAAN PRAKTIK
Pasal 8
1) Praktik keperawatan dilaksanakan pada fasilitas
pelayanan kesehatan tingkat pertama, tingkat kedua,
dan tingkat ketiga.
2) Praktik keperawatan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok, dan
masyarakat.
3) Praktik keperawatan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dilaksanakan melalui kegiatan:
a. pelaksanaan asuhan keperawatan;
b. pelaksanaan upaya promotif, preventif, pemulihan,
dan pemberdayaan masyarakat; &
c. pelaksanaan tindakan keperawatan komplementer.
4) Asuhan keperawatan sebagaimana dimaksud pada ayat
(3) huruf a meliputi pengkajian, penetapan diagnosa
keperawatan, perencanaan, implementasi, dan evaluasi
keperawatan.
5) Implementasi keperawatan sebagaimana dimaksud
pada ayat (4) meliputi penerapan perencanaan dan
pelaksanaan tindakan keperawatan.
6) Tindakan keperawatan sebagaimana dimaksud pada
ayat (5) meliputi pelaksanaan prosedur keperawatan,
observasi keperawatan, pendidikan dan konseling
kesehatan.
7) Perawat dalam menjalankan asuhan keperawatan
sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dapat
memberikan obat bebas dan/atau obat bebas terbatas.
Pasal 9
Perawat dalam melakukan praktik harus sesuai dengan kewenangan
yang dimiliki

Pasal 10
1) Dalam keadaan darurat untuk penyelamatan nyawa
seseorang/pasien dan tidak ada dokter di tempat kejadian,
perawat dapat melakukan pelayanan kesehatan diluar
kewenangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8.
2) Bagi perawat yang menjalankan praktik di daerah yang tidak
memiliki dokter dalam rangka melaksanakan tugas pemerintah,
dapat melakukan pelayanan kesehatan diluar kewenangan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8.
3) Dalam melaksanakan pelayanan kesehatan sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) harus mempertimbangkan kompetensi,
tingkat kedaruratan & kemungkinan u/ dirujuk.
4) Daerah yang tidak memiliki dokter sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
adalah kecamatan atau kelurahan/desa yang ditetapkan oleh Kepala
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
5) Dalam hal daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (4) telah terdapat
dokter, kewenangan perawat sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
tidak berlaku.

Pasal 11
Dalam melaksanakan praktik, perawat mempunyai hak:
a. memperoleh perlindungan hukum dalam melaksanakan praktik
keperawatan sesuai standar;
b. memperoleh informasi yang lengkap dan jujur dari klien dan/atau
keluarganya;
c. melaksanakan tugas sesuai dengan kompetensi;
d. menerima imbalan jasa profesi; dan
e. memperoleh jaminan perlindungan terhadap risiko kerja yang
berkaitan dengan tugasnya.
TERIMA KASIH

39

Anda mungkin juga menyukai