KEHAMILAN DENGAN
THALASEMIA
Oleh:
dr. Tara Fadhilah
PPDS OBGYN
Pendahuluan
Sekitar 3% populasi dunia atau sekitar 150 juta orang membawa gen
talasemia β. Di Indonesia, diperkirakan jumlah pembawa sifat thalasemia
sekitar 3 hingga 5% dari jumlah populasi
KELUHAN UTAMA
Nyeri pinggang menjalar ke ari-ari hilag timbul sejak 2 jam SMRS
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien sebelumnya kontrol ke poli Fetomaternal didapatkan Tidak haid sejak 9 bulan yang lalu
diagnosa G2P1A0H1 gravid aterm 38-39 minggu + bekas SC + riw
thalassemia + susp IUGR, Pasien direncanakan untuk SC elektif, HPHT : 20/03/2020 TP : 27/12/2020
namun karena merasakan kontraksi pasien datang sendiri ke Ponek
IGD RSUP M Djamil Padang.
Gerak anak dirasakan sejak 3 bulan lalu
Pasien sudah dikenal dengan thalasemia minor sejak hamil anak RHM : mual (-) muntah (-) perdarahan (-)
pertama usia kehamilan 2 bulan. Gejala thlasemia yang dirasakan
pasien adalah sering pusing dan mimisan, sehari antara 1-4x. ANC kontrol ke bidan usia kehamilan 2 bulan, kontrol
Pasien mengeluh mimisan terakhir 1 bulan yang lalu, darah segera Sp.OG setiap bulan di Batusangkar
berhenti.
Nyeri pinggang menjalar ke ari-ari hilang timbul 2 jam smrs, saat Riwayat Menarch sejak usia 13 tahun, siklus 28-30 hari,
ini nyeri pinggang tidak ada dirasakan. lamanya haid : 4-5 hari, nyeri haid (-)
Keluar lendir campur darah (-) Demam (-), batuk (-), sesak (-), pilek (-) pengecapan
Keluar air-air yang banyak dari kemaluan (-) terganggu (-), penciuman terganggu (-), nyeri
Keluar darah yang banyak dari kemaluan (-) tenggorokan (-)
Riwayat kontak dengan pasien terkonfirmasi positif
COVID-19 (-), riwayat bepergian ke luar daerah dalam 2
minggu terakhir disangkal.
Riwayat Penyakit Dahulu :
Tidak pernah menderita penyakit HT, DM, jantung, paru, hati, ginjal, dan alergi.
Dikenal dengan thalasemia minor saat hamil anak pertama.
Hb
Vagina : 8,0(-)
: Tumor GDS : 76
Ht
Portio : NP, :ukuran
25 NaLaserasi: 135
sebesar jempol tangan, tumor (-), (-), fluksus (+),jika massa di gerakan
Leukoikut bergerak,: nyeri
portio 13.690
goyang portio (-). K : 3,5
Trombo : Teraba antefleksi,
CUT : 354.000korpus uteri membesar sebesar
Cl tinju: dewasa
106
Hitung
AP jenis kiri dan: 0/1/4/72/20/2
: Lemas kanan, tidak teraba pool HBsAg : NR
PT
bawah tumor CD : 9,4 : Tidak menonjol Anti HIV : NR
APTT : 27,1 Protein urin : +3
Total protein/Alb/Glb : 6,2/3,2/3,0
Bilirubin total/direk/indirek : 0,7/0,3/0,4
SGOT/SGPT : 14/11
Ur/Cr : 24/0,6
USG
Interpretasi USG
Janin hidup tunggal intrauterin, letak memanjang, presentasi kepala
Aktifitas gerak janin aktif
Biometri :
BPD : 8,02 cm
AC : 26,00 cm
FL : 6,60 cm
HL : 5,59
EFW : 1975 gram
FHR : 136 x/ menit
SDAU : 2,47
Plasenta tertanam di fundus maturasi grade III
Kesan : Gravid 32-33 minggu sesuai biometri janin
Janin hidup tunggal intra uterin presentasi kepala
CTG
Interpretasi
Baseline : 135
Variabilitas : 5-15
Akselerasi : (+)
Deselarasi : (-)
Gerak janin : (+)
Kontraksi : (-)
Kesan : Kategori 1
Rontgen Thorax
Kesan : Bronkopneumonia
Konsul
Konsul Covid Konsul Interne
A/ Suspek COVID-19 A/ Anemia sedang ec suspek talasemia
P/ Rawat yellow zone, Swab PCR 2x P/
Cek darah perifer lengkap
Pada pasien ini dapat dilakukan tindakan narkose
dengan risiko
Risiko kardiovaskular : class I risk, 3,9% risk of
MI atau cardiac arrest
Risiko metabolik : ringan
Risiko pulmonal : ringan
Risiko faal hemostasis : tidak stabil
Anjuran transfusi PRC hingga Hb > 10 sebelum
tindakan operasi
Diagnosis : G2P1A0H1 gravid aterm 38-39 minggu + bekas SC + riwayat
thalassemia minor + anemia sedang + suspek COVID-19 + suspek IUGR
Janin hidup tunggal intra uterin presentasi kepala
Rencana : Instruksi :
Perbaikan KU Kontrol KU, VS, Tanda inpartu
SC elektif IVFD RL 20 dpm
Asam mefenamat 3x500 mg po
Nifedipin 3x10 mg po
Cek darah perifer lengkap
Swab PCR I
FOLLOW UP
15 Desember 2020 07.00 16 Desember 2020 07.00
• Tanda inpartu (-) • Tanda npartu (-)
Gerak anak (+) Gerak anak (+)
KU Kes TD HR RR T KU Kes TD HR RR T
sdg CMC 120/80 84 20 36,5 sdg CMC 120/80 86 22 36,7
Abd : His (-) DJJ : 145-155 x/menit Abd : His (-) DJJ : 138-144 x/menit
Gen : V/U normal, PPV (-) Gen : V/U normal, PPV (-)
G2P1A0H1 gravid aterm 38-39 minggu + bekas SC + riwayat talasemia minor + G2P1A0H1 gravid aterm 38-39 minggu + bekas SC + riwayat talasemia minor +
anemia sedang (8,0) + suspek COVID-19 + suspek IUGR – H1 anemia sedang (7,9) + suspek COVID-19 + suspek IUGR – H2
Janin hidup tunggal intra uterin presentasi kepala Janin hidup tunggal intra uterin presentasi kepala
• KU,VS,DJJ,Kontraksi • KU,VS,DJJ,Kontraksi
• Swab PCR I
HASIL LABOR 16/12/2020
Clinical classification Genotype Number of genes present Clinical classification Genotype Clinical severity
Pemeriksaa
Pemeriksaa
Anamnesis n
n Fisik
Penunjang
Hematologic Indices of Iron Deficiency and Alpha and
Beta Thalassemia
Algorithm of the Use OF RDW values to assist in
diagnosing thalassemia
Suggested algorithm for
diagnosing the cause of
microcytosis in adults
Diagnosis Prenatal
Skrining antenatal pada thalasemia beta diikuti dengan Penegakkan diagnosis pasti pada fetal diambil dari
diagnosis prenatal pada pasangan yang berisiko dapat jaringan fetal yaitu chorionic villus sampling dan
mencegah terjadinya dampak pada anak. amniosentesis.
Penegakkan diagnosis dapat menggunakan MCV untuk
Pengambilan sampel pada villus chorialis pada usia
mendeteksi sindroma thalasemia selama kehamilan. Jika
kehamilan 11 minggu dan pada amniosentesis pada usia
pasangan dikonfirmasi sebagai pembawa karier yang
setelah 16 minggu.
sama, konseling genetik dan analisis genetik harus
dilakukan untuk menentukan dengan tepat jenis mutasi Tidak seperti thalasemia beta, dimana timbul gejala
gen atau delesi yang penting untuk menegakkan setelah lahir, janin yang terkena alfa thalasemia akan
diagnosis genetik janin berikutnya. timbul gejala sejak awal kehamilan ditandai adanya
Kombinasi analisis Hb dan tes DNA merupakan cara anemia yang dapat dideteksi menggunakan ultrasound
terbaik memastikan status karier
Click icon to add picture
1/31/21
Annual Review
35
Tatalaksana
Anemia merupakan masalah umum yang
terjadi akibat ekspansi volume plasma
maternal. Seseorang dengan thalasemia
Defisiensi besi harus dapat dipastikan
alfa ringan tidak membutuhkan tatalaksana
sebelum pemberian suplemen besi karena
spesifik kecuali tatalaksana dalam
akan menyebabkan hemokromatosis
memperbaiki kadar hemoglobin yang
(kelebihan besi).
rendah. Beberapa pasien dengan
pemberian suplemen besi atau asam folat
dapat membantu.
Wanita hamil dengan thalasemia-β minor dan anemia dimana Hb < 7 gr/dL biasanya terjadi pada
trimester ketiga, membutuhkan asam folat 5 mg/hari dan terapi transfusi suportif.
Pada kebanyakan wanita, konsumsi asam folat 5 mg/hari dapat meningkatkan hemoglobin secara
signifikan dan mencegah defek susunan saraf.
Pemberian suplemen besi hanya jika pasien terdapat defisiensi yang dikonfirmasi dengan diagnosis
standar, yaitu serum iron, saturasi transferrin, dan serum ferritin. Pencegahan trombosis pada
kehamilan, dapat diberikan heparin atau low-molecular-weight heparin 7 hari setelah melahirkan
per vaginam atau selama 6 minggu setelah sectio caesarea atau dosis rendah aspirin 75 mg/hari.
...Tatalaksana
kehamilan berisiko kelainan tulang
pada janin. Deferasirox dan
deferiprone idealnya dihentikan 3
Pemberian kelasi besi di luar bulan sebelum konsepsi dan
kehamilan biasanya menggunakan beralih ke desferrioxamine.
desferrioxamin yang diberikan Desferrioxamine bekerja short-half
perinfus subkutan selama 12 jam life dan aman selama terapi
selama 5-7 hari seminggu. induksi ovulasi. Namun, obat ini
sebaiknya dihindari pada trimester
pertama dan aman digunakan
setelah usia gestasi 20 minggu
dengan dosis rendah.
Juga, pada wanita dengan thalas. semia mayor, intravena (IV) DFO
dalam dosis 2 gram selama 24 jam harus diberikan selama
persalinan.
Wanita dengan thalassemia berisiko tinggi mengalami tromboemboli vena karena adanya sel darah
merah abnormal di sirkulasi. Profilaksis dengan heparin berat molekul rendah harus diberikan
selama periode postpartum pada wanita tersebut. Selain itu, heparin dengan berat molekul rendah
harus diberikan selama seminggu setelah keluar dari vagina setelah persalinan pervaginam atau
selama 6 minggu setelah operasi caesar. A.Mioma di kavum uteri
Menyusui aman dan harus didorong. Pada wanita dengan thalassemia mayor, DFO harus dimulai
B. Multiple feeding vessel
kembali pada periode postpartum segera setelah infus DFO IV 24 jam, yang telah dimulai selama
periode intrapar tum, selesai. Meskipun DFO disekresikanC.Hiperechoic
dalam ASI, kavitas uteri-endometialpolip
tidak diserap secara oral dan
D.Single
oleh karena itu, tidak berbahaya bagi bayi baru lahir. Saat feedingmenyusui
ini, keamanan arteri typical forminim
sangat polyp
.
Schematic diagram showing therapies for beta thalassemia
Komplikasi Thalasemia
Osteopenia,
Thrombosis dan
Hemolisis osteoporosis, dan
hiperkoagulasi
deformitas tulang
Pencegahan
Kegiatan Edukasi
Skrining
Insiden IUGR berbeda di antara negara, populasi, dan ras dan meningkat
dengan penurunan usia kehamilan. 14 hingga 20 juta bayi telah
terpengaruh dengan IUGR kasus di negara berkembang setiap tahun.
Suplementasi kalsium
Suplementasi multi
mikronutrien
Strategi pencegahan
malaria pada kehamilan
Type 0 Mioma Type 1 Mioma
Intervensi Lain Yang Bisa Dilakukan Pada Ibu Yang
Manajemen Mioma tipe
Sedang Hamil Didiagnosis Memiliki Bayi IUGR
Pasien direncanakan untuk SC elektif, namun karena merasakan kontraksi pasien datang sendiri ke Ponek IGD
RSUP M Djamil Padang. Pasien sudah dikenal dengan thalassemia minor sejak hamil anak pertama usia
kehamilan 2 bulan. Gejala thalassemia yang dirasakan pasien adalah sering pusing dan mimisan, sehari antara 1-
4x. Pasien mengeluh mimisan terakhir 1 bulan yang lalu, darah segera berhenti.
Analisa penegakkan diagnosa
Nyeri pinggang menjalar ke ari-ari hilang timbul 2 jam SMRS, saat ini nyeri pinggang tidak ada dirasakan.
Keluar lendir campur darah tidak ada, keluar air-air yang banyak dari kemaluan tidak ada, keluar darah
yang banyak dari kemaluan tidak ada. Pasien melakukan ANC ke bidan pada usia kehamilan 2 bulan,
kontrol ke Sp.OG setiap bulan di Batusangkar.
Pada kasus ini pasien didiagnosa dengan G2P1A0H1 gravid aterm 38-39 minggu + bekas SC + riwayat
thalassemia minor + anemia sedang + suspek COVID-19 + suspek IUGR. Janin hidup tunggal intra uterin
presentasi kepala. Pada pasien ini persalinan yang direncanakan adalah Sectio Caesarea (SC).
DISKUSI
DIAGNOSA
TATALAKSANA
DETEKSI
DINI
Apakah diagnosa pasien ini sudah tepat?
Diagnosis pasien ini sudah tepat , berdasarkan dari amamnesa, pemeriksaan fisik
dan penunjang didapatkan diagnosa G2P1A0H1 gravid aterm 38-39 minggu +
bekas SC + riwayat thalassemia minor + anemia sedang + suspek COVID-19 +
suspek IUGR.
Dari anamnesa pasien hamil 38-39 minggu dan memiliki riwayat SC anak pertama, pasien pernah kontrol
ke poli dikenal dengan thalasemia minor.
Pasien juga sering mengeluh pusing dan mimisan dalam beberapa bulan terakhir.
1/31/21
Riwayat transfusi pada pasien ini pada bulan september 2020.
Annual Review
Pada thalasemia minor, pasien dapat tanpa gejala dan tidak membutuhkan transfusi, namun pada
kondisi seperti pada kehamilan, pasien thalasemia minor dapat mengalami gejala.
Hal ini disebabkan perubahan fisiologi kehamilan akibat ekspansi volume plasma yang disertai sedikit
peningkatan eritropoiesis.
Dari gejala fisik, fascies cooley dengan gambaran dahi lebar, tulang pipi menonjol tidak khas ditemukan
pada pasien ini, pada pemeriksaan abdomen hepar lien sulit dinilai karena kehamilannya.
62
• Pada pemeriksaan labor awal pasien masuk didapatkan Hb 8.
• Kemudian dilakukan pemeriksaan MCV MCH MCHC, didapatkan kesan anemia mikrositik hipokrom.
1/31/21
• thalasemia, dilakukan pemeriksaan feritin didapatkan kadar feritin yang tinggi 237. Hal ini telah menjadi dasar kecurigaan thalasemia
pada ibu hamil. Dilakukan pemeriksaan gambaran darah tepi ditemukan, Eritrosit : hipokrom, poikilositosis, Target cell (+), Teardrop
Annual Review
cell (+), fragmentosit (+), polikrom (+), eritrosit berinti yang merupakan gambaran khas morfologi sel darah tepi pada penderita
thalasemia.
• Fenomena ini terjadi akibat penurunan produksi hemoglobin dan masa hidup sel darah merah, dihasilkan dari berlebihnya rantai
globin yang tidak terkena, membentuk homotetramer yang tidak stabil yang mengendap sebagai badan inklusi, mempercepat masa
hidup dari sel darah merah yang menyebabkan kerusakan sel darah merah.
• Diagnosis pasti untuk menegakkan thalasemia seharusnya dilakukan elektroforesis hb sehingga kita dapat menentukan jenis
thalasemia pada pasien ini.
63
1/31/21
Annual Review
Pasien juga didiagnosa hamil dengan Kondisi thalasemia pada ibu selain
Janin tidak dapat tumbuh sesuai growth
janin suspek IUGR, Perburukan anemia menyebabkan IUGR dapat
potensialnya diakibatkan kondisi
pada penderita thalasemia saat menyebabkan persalinan prematur,
anemia pada ibu yang mempengaruhi
kehamilan dapat menjadi faktor kelainan kongenital pada janin berupa
plasenta dalam membawa nutrisi.
predisposisi PJT. hydrops fetalis.
64
TATALAKSANA
• Tatalaksana pada pasien ini telah sesuai, Kondisi anemia pada pasien ini dikoreksi
dengan pemberian PRC 2 unit hingga didapatkan Hb > 10. Hal ini untuk
mengoptimalkan keadaan ibu dan janin.
• Anemia akan memperberat hipoksia janin yang menjadi faktor predisposisi terjadinya
distress janin selama dan setelah proses persalinan. Pasien juga dirawat bersama dengan
penyakit dalam, mengingat Thalasemia dapat disertai dengan komplikasi seperti,
kelainan jantung, DM, kelainan hepar dan lien sehingga perlu dirawat dengan tim
multidisiplin.
Annual Review
Pada pasien ini dipilih untuk dilakukan terminasi secara Sectio Cesarea dikarenakan dengan adanya
riwayat anemia akibat thalassemia minor pada ibu yang dapat menjadi komorbid pada saat proses
persalinan, riwayat bekas SC sebelumnya dan dari hasil USG didapatkan kesan janin suspek IUGR,
Terminasi secara SC dipilih untuk mengurangi resiko pada janin mengalami fetal hypoxia atau fetal
distress.
66
Click icon to add picture
DETEKSI DINI
Program pencegahan nasional secara komprehensif berupa, edukasi pasien, skrining
karier, dan konseling serta informasi tentang diagnosis prenatal dan preimplantasi.
1/31/21
Negara bagian Eropa Utara juga mengadakan program parsial berupa skrining
antenatal. Skrining dilakukan terhadap anggota keluarga pengidap thalassemia.
Annual Review
Skrining pranatal dilakukan terhadap ibu hamil pada saat kunjungan pertama.
1/31/21
timbul berupa toxemia berat (hipertensi, preeklampsi) pada ibu. Salah
satu program untuk mengontrol thalasemia beta adalah edukasi.
Annual Review
Edukasi yang dilakukan membahas tentang gejala klinis, riwayat
penyakit, konseling genetik. Materi diskusi harus mencakup manifestasi
klinis, riwayat penyakit, terapi yang tersedia, dan harapan hidup pada
thalasemia mayor.
Thalasemia adalah sekelompok kelainan genetik yang heterogen yang diturunkan secara autosomal ditandai
dengan anemia hipokromik mikrositik
Rekomendasi teknik dan metode laboratorium diagnosis thalasemia di Indonesia yaitu dilakukan pemeriksaan MCV
dan MCH digunakan untuk uji saring awal. Dengan nilai batas yang digunakan untuk uji saring awal adalah MCV<
80 fL dan MCH < 27 pg. Pemeriksaan feritin digunakan untuk menyingkirkan diagnosis anemia defisiensi besi yang
memberikan hasil positif palsu pada diagnosis talasemia. Pemeriksaan Hb typing dengan elektroforesis otomatis
memberikan nilai diagnostik yang akurat dengan angka spesifisitas dan sensitivitas yang tinggi. Pemeriksaan
analisis DNA digunakan untuk diagnosis prenatal.
Program pencegahan thalasemia harus dilakukan untuk mengurangi jumlah pasien thalasemia di Indonesia karena
dari sisi biaya pencegahan thalasemia membutuhkan lebih sedikit biaya daripada terapi pasien thalasemia,
sementara dari sisi pasien thalasemia akan menyebabkan tumbuh kembang tidak optimal. Kebijakan, strategi dan
pelaksanaan program pencegahan thalasemia di Indonesia harus meliputi kegiatan edukasi, skrining, dan
konseling.
Thank you