CT SCAN -

RINOLOGI
PERMINTAAN RADIOLOGI
IRISAN 3 MM
WINDOW WIDTH 1200-2000 ?
DIBAGI MENJADI 4 ZONA

I II III IV

• Zona I : regio sinus frontal

• Zona II : regio etmoid anterior
• Zona III : regio etmoid posterior
• Zona IV : regio sinus sfenoid
 ZONA I : REGIO SINUS FRONTAL

Ruangan antara dinding anterior sinus frontal dan

irisan terakhir sebelum terlihat ujung anterior
konka media

1.Sinus Frontal : Pneumatisasi / Hipoplasi

2.Resesus frontalis
3.Sel Ager Nasi
4.Sel Frontal : tipe I, II, II, IV / tidak terdeteksi
5.Krista gali
 ZONA II : REGIO ETMOID ANTERIOR

Irisan
Irisan antara
antara perlekatan
perlekatan anterior
anterior konka
konka media
media sampai
sampai
dengan
dengan lapisan
lapisan lamela
lamela basalis
basalis vertikalis
vertikalis dari
dari konka
konka
media
media berubah
berubah ke
ke arah
arah horizontal
horizontal

1.
1. Bula
Bula Etmoid
Etmoid :: normal
normal // menonjol
menonjol // hipoplasia
hipoplasia
2.
2. Sel
Sel Haller
Haller :: ada
ada // tidak
tidak
3.
3. Sinus
Sinus Maksila
Maksila :: normal
normal // hipoplasia
hipoplasia // bersepta
bersepta
4.
4. Prosesus
Prosesus unsinatus
unsinatus :: perlekatan,
perlekatan, variasi
variasi
5.
5. Atap
Atap Etmoid
Etmoid :: KEROS
KEROS I,I, II,
II, III
III
6.
6. Konka
Konka Media
Media :: hipertrofi
hipertrofi // paradoks
paradoks // pneumatisasi
pneumatisasi
 ZONA III : REGIO ETMOID POSTERIOR

Ruang antara aspek anterior dari perlekatan

horizontal konka media dan lapisan terakhir
sebelum sinus sfenoid terlihat

1.Sinus etmoid posterior

2.Lamina perpendikularis os etmoid
3.Lamina basalis
 ZONA IV : REGIO SINUS SFENOID

Lapisan struktur paling posterior dari

pneumatisasi tulang kraniofasial dapat dilihat

1.Sinus sfenoid
2.Septa sinus sfenoid
3.Sel Onodi
4.Nervus optikus
5.Arteri karotis
ZONA I
REGIO SINUS
FRONTAL
 Sinus Frontal
• Anterior dari dasar hidung
• Septa tidak selalu terletak ditengah
• Septa tambahan tidak lengkap
 Frontal beak

Frontal beak  tonjolan tulang menyerupai paruh

burung, yang merupakan batas
landmark sinus frontal – resesus frontal
Bila sudah tidak terbentuk frontal beak -> Resesus frontal
 RESESUS FRONTAL

Bagian dari sel etmoid anterior yang membentuk saluran

drenase sinus frontal
 SEL AGER NASI
• Sebelum bagian paling anterior konka media
• Sel etmoid anterior pertama yang terlihat
 SEL FRONTAL (KUHN)
• Tipe 1 : satu sel diatas sel agger nasi
• Tipe 2 : sekelompok sel di atas agger nasi, dibawah atap orbita
• Tipe 3 : sel di atas agger nasi yang meluas ke frontal
• Tipe 4 : sel di sinus frontal yang tidak berhubungan dengan
agger nasi
KELENJAR LAKRIMALIS
Duktus nasolakrimal bermuara di
meatus inferior  Hasner valve

Duktus
Nasolakrimalis

Sakus
lakrimalis
 ZONA II
REGIO ETMOID ANTERIOR
 Konfigurasi Fossa Olfaktorius (KEROS)

KEROS
Diukur dari garis
} KEROS
horizontal yang
ditarik dari sudut
pertemuan fovea
LAMINA
ethmoidalis dengan
LATERALIS lamina papirasea ke
lamina kribrosa

Lamina lateralis: Tebalnya sangat tipis (1/10 x skull base)

Daerah rawan tembus
Konfigurasi Fossa Olfaktorius
(KEROS)
FOVEA ETMOIDALIS LAMINA LATERALIS

LAMINA PAPIRASEA

LAMINA KRIBROSA

Lamina kribrosa terletak di superior, medial dari

konka media, tempat ujung2 saraf olfaktorius
 Konfigurasi FOSSA OLFAKTORIUS
Menurut KEROS

• Semakin tinggi KEROS, harus berhati-hati 

INTRAKRANIAL
• Saat operasi daerah frontal, jangan ke medial ->
bisa ruptur
 SEL ETMOID ANTERIOR
Saat PU sudah terlihat terputus -> tampak sel
etmoid anterior

SINUS LATERALIS
(celah antara bulla ethmoid dengan lamina basalis):
Suprabulla - Retrobulla

BULA ETMOID

INFUNDIBULUM
 SINUS LATERALIS

Celah di antara bula etmoid (resesus

supra bula dan resesus retrobula)
 SEL SUPRAORBITA
Sel etmoid anterior yang meluas ke superior orbita
 SEL HALLER
• Nama lain: Sel Etmoid Infraorbita
• Sel etmoid yang berpneumatisasi di superior medial
sinus maksila / inferior medial orbita
• Sel Haller menyempitkan infundibulum
 ARTERI ETMOID ANTERIOR
M. Rektus Sup.

A. Etmoid Anterior

• A. ethmoid anterior (dari CT scan berbentuk kerucut (paruh burung), biasanya

slice ke-7)  berjalan di superior orbita (diantara m. rektus medialis – m. rektus
superior) ke arah septum, terletak di belakang bulla ethmoid.
• A.ethmoid posterior berjarak ± 5mm dari a. ethmoid anterior (2 slice setelah a.
etmoid anterior). Melekat di lamina basalis.
ARTERI ETMOID

Normal berjalan di skull base

Ada beberapa varian

yang jalannya tidak di
skull base, karena sel di
atapnya berkembang
sekali sampai ke
belakang -> seperti ada
sel di atas orbita -> sel
supra orbita

A. Etmoid Post. Melekat di

lamina basalis

A. Etmoid Post. > A. Etmoid Ant.

 ARTERI ETMOID ANTERIOR

Derajat I
AEA terdapat pada atap etmoid

Derajat II
AEA di bawah atap etmoid

Derajat III
Arteri berada di luar atap etmoid HATI-HATI SAAT OPERASI
PROSESUS UNSINATUS
3 tempat perlekatan PU:
• A : Atap Etmoid
• B : Konka Media
• C : Lamina Papirasea (paling sering)
 KONKA MEDIA
• A : Normal
• B : Konka Media Paradoks
• C : Konka Media Bulosa

A B C
 KONKA MEDIA PARADOKS
• Bentuk konkaf ke sisi medial
• Konka media paradoks yang besar -> sumbatan
meatus medius
 KONKA MEDIA BULOSA
• Konka media yang mengalami pneumatisasi
• Menyempitkan KOM -> sinusitis (mendorong PU ke lateral)

• 3 Tipe:
 Tipe Lamelar
 Tipe bulosa
 Tipe Ekstensif
 SINUS MAKSILA
Ostium Assesorius

• Bila ditemukan seperti ada garis pemotongan di sinus

maksila, berjalan dari atas ke bawah --> Nervus Infraorbita,
bila terpotong baal.
• Ostium assesorius terletak di fontanel (daerah dinding lateral
hidung yang tidak ada tulangnya -> mukosa)
 INFUNDIBULUM ETMOID
Terowongan tempat mengalirnya sekret dari sel Etmoid Ant., Sinus Maksila, dan frontal

• Batas superior : Resesus frontal • Posterior : Bula etmoid

• Inferior : Konka inferior • Lateral : lamina papirasea
• Medial : Prosesus Unsinatus • Suplat : Os Lakrimal
 ZONA III
REGIO ETMOID POSTERIOR
 LAMINA BASALIS – SEL ETMOID POSTERIOR

Lamina Basalis
Konka Superior
Sel Ethmoid
posterior

• Perlekatan konka media ke lateral (horizontal)  LAMINA BASALIS

( batas antara sel ethmoid anterior dengan posterior )
• Saat konka superior terlihat  sel ethmoid posterior
 ZONA IV
REGIO SINUS SPHENOID
 SINUS SPHENOID
Clivus Sinus Sphenoid

Septa

Atap Koana

• Saat atap koana terbentuk  SINUS SPHENOID

• SINUS SPHENOID dibagi menjadi 2  septa intersphenoid

• Perhatikan letak septa, bisa mengarah ke N. Optikus / A. Karotis, jadi ketika FESS, septa
jangan dipatahkan -> bisa mencederai organ tersebut
 SINUS SPHENOID

• Struktur penting: N. Optikus, A. Carotis (HATI-HATI SAAT OPERASI)

• N. Vidianus: di atap koana (VC)
• N. Maxillaris (V2): di lateral N. Vidianus
 SEL ONODI
• Sel etmoid posterior yang meluas ke posterior sampai
berada di atap sinus sphenoid
• Landmark: septa yang berjalan horizontal
• Hati-hati saat operasi
 RESUME
VARIASI ANATOMIK BERPERAN PADA KEJADIAN
SINUSITIS BERULANG

DAERAH RAWAN
SKULL BASE (KEROS)
ETMHOID ARTERY
LAMINA PAPIRASEA
OPTIC NERVE
CAROTID ARTERY
TERIMA KASIH