Anda di halaman 1dari 37

DAMPAK KELAHIRAN PRETERM PADA BAYI BARU LAHIR

Pembimbing:
dr. Catharina Dian, Sp.A

Disusun oleh:
Charina Indhy Btari
1965050073  
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak
Periode 7 September 2020 – 3 Oktober 2020
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia
Jakarta
BAB I
PENDAHULUAN
Sekitar 15 juta bayi terlahir dalam keadaan Pada daerah dengan tingkat pendapatan
prematur (< 37 minggu) setiap tahun dan yang rendah misalnya, setengah bayi terlahir
terus bertambah pada usia kehamilan 32 minggu meninggal.

Sedangkan pada negara dengan pendapatan


Beberapa berhasil bertahan hidup dapat yang tinggi, hampir semua bayi prematur
mengalami kecacatan : ketidakmampuan berhasil bertahan hidup.
dalam proses belajar, melihat (visual) dan
mendengar.

Lebih dari 1 juta bayi meninggal / tahunnya


akibat komplikasi kelahiran prematur.
Kelahiran preterm merupakan penyebab
utama kematian bayi baru lahir (usia empat
minggu pertama kehidupan) dan peringkat
kedua penyebab kematian setelah
pneumonia pada anak < 5 tahun.

Preterm birth. World Health Organization. 2018:1-5.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI KEHAMILAN PRETERM

Kehamilan cukup bulan/aterm adalah kehamilan dengan usia 37-40


minggu kandungan. Sedangkan kehamilan preterm adalah kehamilan
yang kurang dari 37 minggu.

Bayi yang lahir dari ibu dengan usia kehamilan kurang dari 37 minggu
disebut dengan bayi kurang bulan (BKB)/ bayi prematur.

Preterm birth. World Health Organization. 2018:1-5.


Meadow R, Newell S. Lecture Notes Pediatrika. 7th Edition. Erlangga Medical Series; 2005.
EPIDEMIOLOGI BAYI KURANG BULAN

• Lebih dari 60% kelahiran prematur terjadi di


No Negara Jumlah (jiwa)
Afrika dan Asia Selatan, tetapi kelahiran
prematur benar-benar menjadi masalah yang 1 India 3.519.100
global.
2 China 1.172.300
• Di negara-negara dengan tingkat pendapatan 3 Nigeria 773.600
yang lebih rendah, rata-rata, 12% bayi terlahir
4 Pakistan 748.100
prematur dibandingkan dengan sebesar 9% di
negara-negara dengan tingkat pendapatan yang 5 Indonesia 675.700
lebih tinggi.
6 Amerika 517.400
• Indonesia sendiri menempati urutan nomor lima 7 Bangladesh 424.100
dengan jumlah bayi prematur 675.700.
8 Filipina 348.900
9 Republik Kongo 341.400
10 Brazil 279.300
Preterm birth. World Health Organization. 2018:1-5.
KLASIFIKASI
Berdasarkan umur kehamilan, bayi-bayi Bayi prematur (bayi kurang bulan/BKB)
dapat digolongkan menjadi bayi kurang dapat diklasifikasikan kembali berdasarkan
bulan, cukup bulan, atau lebih bulan. Bayi usia kehamilannya.
yang lahir prematur masuk dalam kategori
bayi kurang bulan (BKB).
Klasifikasi menurut berat Klasifikasi menurut Sub-categories of preterm Age of gestational
lahir masa gestasi/usia birth
kehamilan
extremely preterm < 28 weeks
Bayi Berat Lahir Rendah Bayi Kurang Bulan very preterm 28 to < 32 weeks
(BKB) moderate to late preterm 32 to < 37 weeks
Bayi Berat Lahir Bayi Cukup Bulan (BCB)
Cukup/Normal

Bayi Berat Lahir Lebih Bayi Lebih Bulan (BLB)

Kosim MS, Yunanto A, Dewi R, Sarosa GI, Usman A. Buku Ajar Neonatologi Ed 1.pdf. 2008:11-30.
ETIOLOGI KELAHIRAN PREMATUR

• Faktor Ibu : Riwayat kelahiran prematur sebelumnya, perdarahan antepartum


sebelumya, riwayat kelahiran prematur, malnutrisi, kelainan uterus, hipertensi,
umur ibu kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun, jarak kehamilan yang
telalu dekat, infeksi, trauma, kebiasaan (pekerjaan yang melelahkan atau
merokok).

• Fakor Janin : Cacat bawaan, kehamilan ganda, hidroamnion, ketuban pecah dini.

• Keadaan Sosio Ekonomi : Keadaan sosio ekonomi yang rendah.

Saifuddin AB. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: YBP-SP; 2006.
MASALAH PADA BAYI YANG LAHIR PREMATUR

Sindrom distress pernapasan (defisiensi surfaktan)


Pengaturan suhu yang kurang baik
Masalah pada fungsi ginjal, keseimbangan cairan dan elektrolit
Nutrisi
Duktus arteriosus paten (patent ductus arteriosus/PDA)
Perdarahan intraventrikel dan kerusakan SSP lainnya
Anemia
Enterokolitis nekrotikans
1. Sindrom distress pernapasan (Respiratory distress syndrome/RDS)

Respiratory distress syndrome, yang juga dikenal sebagai


penyakit membran hialin, biasanya dikaitkan dengan bayi
preterm karena imaturitas struktur paru dan insufisiensi
produksi surfaktan.

Surfaktan pada paru dapat menurunkan tegangan


permukaan gas inspirasi dan cairan yang melapisi saluran
napas.

60-80% terjadi pada bayi dengan gestasi kurang dari 28


minggu, 15-30% terjadi pada gestasi antara 32-36 minggu,
dan 5% pada gestasi 37 minggu keatas.

Rodriguez RJ,Martin R J, Fanaroff AA. Respiratory Distress Syndrome and its Management. 8 th edition. Philadelphia:
Elsevier Mosby; 2006. p. 1097-1122.
• Tanpa surfaktan, alveoli tidak dapat mengembang
dan cenderung untuk mengempis. Belum matangnya
struktur paru-paru dan dinding dada dan pernapasan
yang buruk dapat memperberat masalah.

• Hasil akhirnya adalah atelektasis yang mengganggu


pertukaran udara. Peningkatan usaha untuk
bernapas, jika tidak dapat dipertahankan, akan
menyebabkan retensi karbon dioksida dan seringkali
menyebabkan apnea.

• Cara utama penatalaksanaan adalah mengendalikan


ventilasi udara.

• Terapi surfaktan diberikan melalui tabung


endotrakeal segera setelah kelahiran. Surfaktan ada 2
jenis yaitu alami dan sintetis

Sri Utami Fajariyah, Herman Bermawi JMT. Terapi Surfaktan pada Penyakit Membran Hyalin.
Oktober. 2016;3(3):194–202.
2. Hipotermia

 • Hipotermi (suhu di bawah 36,5 ) dapat terjadi pada


setiap bayi baru lahir, terutama bayi – bayi yang
prematur.

• Pada bayi baru lahir, hipotermi di bagi menjadi tiga,


yaitu Hipotermi Ringan (36-36,5), Hipotermi Sedang
(32-36), Hipotermi Berat (<32 ).

• Bayi prematur (BKB) memiliki resiko tinggi untuk


mengalami hipotermia akibat pengaturan suhu yang
belum sempurna. Hipotermia akan meningkatkan
konsumsi oksigen dan meningkatkan risiko
terjadinya RDS dan infeksi.
Etiologi

Produksi Panas menurun Peningkatan panas yang hilang Kegagalan Termoregulasi

1. Hipoadrenalisme 1. Konduksi Secara umum terjadi


2. Hipotiroidisme 2. Konveksi akibat dari kegagalan
3. Hipopituarisme 3. Radiasi hipotalamus dalam
4. Evaporasi menjalankan fungsinya,
sebagai organ
termoregulator.
Inkubator dan penghangat radian dapat digunakan sehingga bayi hanya menggunakan sedikit
energi untuk mempertahankan suhu tubuhnya.

RADIANT WARMER INKUBATOR


3. Fungsi Ginjal dan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit

• Pada bayi yang lahir kurang dari 37 minggu, bayi sering belum mampu
mengekskresikan solute load besar, akumulasi asam anorganik dengan asidosis
metabolik.

• Fungsi ginjal relatif buruk pada bayi preterm. Jika ditambah dengan kehilangan
cairan yang besar tetapi tidak terasa melalui permukaan kulit yang
permeabilitasnya tinggi, hal ini dapat mengakibatkan dehidrasi dan gangguan
elektrolit.
• Pada bayi kurang bulan, jumlah glomerulus
kurang, aliran darah post natal meningkat, dan
LFG menurun.

• Imaturitas tubulus pada bayi BKB sering terjadi


gangguan elektrolit seperti hipokalsemia,
hiponatremia, hipernatremia, hiperkalemia,
atau glukosuria ginjal.

• Ketidakmampuan Bayi Kurang Bulan merespon


dalam beban sodium dan beban volume
menghasilkan ekspansi CES  pembentukan
edema.
4. Kelainan Gastrointestinal dan Nutrisi

Bayi kurang bulan memiliki refleks isap dan telan yang buruk, terutama sebelum 34 minggu.
Motilitas usus menurun dan pengosongan lambung tertunda. Pencernaan dan absorpsi vitamin
yang larut dalam lemak kurang. Sering terjadi defisiensi enzim laktase pada brush border usus dan
meningkatnya risiko EKN (Enterokolitis Nekrotikans).

Jika bayi preterm yang baru lahir ingin menyamai Nutrisi Bayi Preterm
kecepatan pertumbuhan sewaktu janin, mereka
membutuhkan nutrisi yang cukup tinggi. Jika bayi Energi 120 kalori/kg/hari
dalam keadaan sehat, susu dapat diberikan.
Air 150-180cc/kg/hari
Kemampuan menghisap dan menelan terbentuk
pada usia kehamilan sekitar 34 minggu. Seringkali Protein 3,5 g/kg/hari
makanan volume kecil dapat diberikan dengan
Lemak 6 g/kg/hari
selang lambung. Susu terbaik adalah air susu ibu
(ASI). Glukosa 12g/kg/hari
5. Duktus arteriosus paten (Paten Ductus Arteriosus/PDA)

• Pada bayi prematur penutupan duktus


arteriosus sering tertunda, tetap terbuka pada
usia 4 hari pada sekitar 10% bayi yang lahir pada
usia 30 hingga 37 minggu, 80% pada bayi yang
lahir pada usia kehamilan 25-28 minggu, dan
90% pada bayi yang lahir < 24 minggu.

• Duktus arteriosus pada bayi preterm seringkali


gagal menutup, apalagi jika bayi menderita
RDS.

• PDA dapat ditutup dengan memberikan


inhibitor prostaglandin sintesis (misalnya
indometasin secara dini), namun kadang-
kadang membutuhkan pembedahan.
6. Perdarahan Intraventrikel dan Bentuk Kerusakan Otak lain

Pada BKB sering terjadi defisiensi faktor pembekuan yang terkait dengan vitamin K. Hal ini
terjadi karena imaturitas dari hepar. Defisiensi faktor pembekuan terkait vitamin K dapat
menyebabkan perdarahan pada sistem saraf pusat.

Pada dinding ventrikel lateral bayi preterm terdapat pembuluh-pembuluh kapiler yang rentan,
di mana mudah terjadi perdarahan selama hipoksia atau RDS. Perdarahan, yang dapat
diketahui dari USG kranial, dapat lokal atau meluas hingga ventrikel atau jaringan serebral.
Semakin luas perdarahan, semakin besar kecenderungan kerusakan otak atau hidrosefalus.
7. Anemia

Anemia adalah berkurangnya volume sel darah merah atau konsentrasi hemoglobin
dibawah nilai rata-rata yang terdapat pada individu yang sehat

• Anemia: keadaan yang biasa terjadi pada bayi prematur.


• Semua BBL→ pe↓ Hemoglobin (Hb) pada minggu awal kehidupan

Faktor fisiologi dan non fisiologi terkait prematuritas →anemia

• Seperti: kelahiran sebelum eritropoiesis yang lengkap, ↓eritropoietin plasma, ↓


umur eritrosit, ↑ berat badan cepat dan phlebotomy.
• Bayi prematur dengan berat lahir < 1,0 kg hampir
semuanya akan membutuhkan transfusi sel
darah merah selama minggu-minggu pertama
kehidupan.

• Hb dapat turun pada angka 8 g/dl pada bayi


dengan berat lahir 1,0-1,5 kg, dan 7 g/dl pada bayi
dengan berat lahir <1kg.

• Eritrosit pada neonatus juga memiliki masa hidup


yang lebih pendek dibandingkan orang dewasa.
Selain itu juga ditemukan bahwa terdapat
penurunan kadar eritropoietin plasma (EPO).

• Terapi yang dapat diberikan adalah dengan


transfusi PRC sesuai dengan berat badan dan
pemberian eritropoietin rekombinan.
8.Enterokolitis Nekrotikans (EKN)

• EKN adalah kegawatdaruratan bedah yang


paling sering ditemukan pada bayi prematur
yang dirawat di NICU. EKN berhubungan erat
dengan sepsis berat, perforasi intestinal dan
angka kesakitan dan kematian yang tinggi.

• EKN ditandai dengan kerusakan bervariasi pada


saluran usus yang ditandai dengan kerusakan
mukosa usus hingga nekrosis keseluruhan tebal
usus dan perforasi.

• Etiologinya tidak diketahui, tetapi imaturitas,


infeksi, iskemia usus, dan pemberian susu enteral
berperan pada patogenesis penyakit ini.
PEMERIKSAAN BAYI PREMATUR
Penilaian Umur kehamilan berdasarkan temuan
fisik dan neurologis

Dubowitz dan rekan menemukan sistem penilaian


yang menggabungkan temuan neurologis dan ciri fisik.
Perubahan-perubahan seiring dengan progress kehamilan
dibobot dalam angka sesuai dengan penampakannya.
Umur kehamilan kemudian ditentukan oleh gabungan nilai
ciri fisik eksterna dan tanda-tanda fisiologis. Ballard et al
menciptakan suatu versi pendek sistem Dubowitz. Pada
prosedur ini penggunaan kriteria neurologis tidak
tergantung pada keadaan bayi yang tenang dan
beristirahat sehingga dapat lebih diandalkan selama
beberapa jam pertama kehidupan.
TATALAKSANA BAYI PREMATUR
Bayi preterm yang kurang sehat dirawat di unit neonatal atau Bagian Perawatan
Khusus Bayi (SCBU – Special Care Baby Unit).

Stabilisasi di ruang bersalin dengan manajemen pernapasan dan termal yang


cepat sangat penting untuk hasil langsung dan jangka panjang bayi prematur,
terutama bayi yang sangat prematur.

1. Prinsip manajemen pernapasan


2. Termoregulasi
3. Perawatan kulit
4. Manajemen cairan dan elektrolit
1. Prinsip manajemen pernapasan
• Pertahankan volume paru yang  continuous positive
airway pressure (CPAP) yang diberikan melalui hidung,
dengan nasal mask, atau dengan menggunakan selang
endotrakeal saat ventilasi dan / atau surfaktan
diberikan.

• Hindari hiperoksia dan hipoksia dengan segera


memasang oksimeter denyut dan menjaga saturasi
oksigen (SaO 2) antara 90% dan 95%.

• Minimalkan barotrauma atau volutrauma dengan


menggunakan ventilator.

• Gunakan surfaktan lebih awal (usia <2 jam) bila


diindikasikan.
2. Termoregulasi
• Lingkungan termal netral didefinisikan sebagai
suhu lingkungan di mana neonatus
mempertahankan suhu normal dan mengkonsumsi
oksigen minimal untuk metabolisme.

• Gunakan penghangat bercahaya dengan probe


kulit untuk mengatur suhu yang diinginkan (secara
umum, suhu tubuh normal 36,5º-37,5ºC .

• Isolet yang dipanaskan dan dilembabkan sangat


ideal untuk bayi dengan berat lahir sangat rendah
(extremely low birth weight/ELBW). Bungkus /
lembaran plastik food grade juga bisa sangat
membantu segera setelah lahir untuk mengontrol
kelembapan dan mencegah kehilangan panas pada
bayi ELBW. Suhu lingkungan harus dijaga paling
tidak 25ºC
3. Perawatan Kulit

• Bayi prematur memiliki kulit yang


imatur, stratum korneum yang
berkurang atau tidak ada, penurunan
kekompakan antar lapisan kulit,
peningkatan fiksasi air, dan edema
jaringan.

• Integritas kulit yang belum matang 


mudah cedera, penyerapan
transdermal obat dan bahan lain yang
bersentuhan dengan kulit, dan
peningkatan risiko infeksi.
National Association of Neonatal Nurses (NANN) dan Association of Women's Health, Obstetric and
Neonatal Nurses (AWHONN) merekomendasikan area perawatan kulit bayi baru lahir berikut ini, yang
didasarkan pada penelitian klinis dan laboratorium:

Mandi
Gunakan hanya air dan tidak ada sabun untuk
bayi yang beratnya kurang dari 1000 g.
Gunakan hanya pembersih ber-pH netral.

Disinfektan (misalnya povidone-iodine,


chlorhexidine): Segera hapus semua agen ini
setelah prosedur untuk mengurangi absorpsi
transdermal
Minimalkan penggunaan perekat. Gunakan elektroda
hidrogel. Hindari pelarut atau agen pengikat.

Tempatkan bayi yang lahir pada usia gestasi 30 minggu


di lingkungan dengan kelembaban tinggi (> 70%).

Selau tinjau kembali bahan dari larutan topikal yang


ditempatkan pada kulit bayi prematur.
Penyerapan transdermal dapat terjadi.
4. Manajemen cairan dan elektrolit
Bayi prematur memerlukan pemantauan intensif terhadap cairan dan kadar elektrolitnya
karena peningkatan kehilangan air transdermal, fungsi ginjal yang belum matang

Berikut ini adalah prinsip umum penatalaksanaan cairan dan elektrolit saat merawat bayi
prematur:
• Cairan awal harus berupa larutan glukosa dan air.
• Aspek perawatan lingkungan (misalnya, pemanasan radiasi, fototerapi, dan lingkungan
yang tidak lembab) meningkatkan kehilangan air  gunakan ventilasi mekanis atau isolet.
• Elektrolit tidak boleh diberikan sampai usia 24 jam, ketika keluaran urin sudah memadai.
Kadar elektrolit dan kalsium harus dipantau pada usia 12-24 jam .
• Kebutuhan natrium basal adalah 2-3 mEq / kg / hari, kalium 1-2 mEq / kg / hari, dan kalsium
600 mg / kg / hari. Kehilangan urin, yang dapat meningkat pada sebagian besar bayi yang
belum dewasa dan pada mereka yang terpapar diuretik, menentukan kebutuhan natrium
tambahan.
• Nutrisi parenteral total harus dimulai sedini mungkin, terutama untuk bayi dengan berat
badan lahir sangat rendah (ELBW).
Komplikasi & Prognosis

• Sebagai akibat peningkatan penggunaan ventilasi mekanik dan perawatan


pendukung, tingkat mortalitas bayi preterm menurun tajam dan masih semakin
menurun.

• Tingkat keberhasilan hidup bagi bayi dengan berat lahir kurang dari 1500 g yang
tidak memiliki malformasi berat saat ini lebih dari 80%.

• Peningkatan ketahan hidup ini masih harus dievaluasi secara menyeluruh dalam hal
kualitas tetapi kecacatan serius terjadi tidak lebih dari 6-10%.

• Angka ketahan hidup menurun dengan signifikan pada usia kehamilan dibawah 26
minggu.
BAB III
KESIMPULAN
• Bayi yang lahir dengan usia kehamilan < 37 minggu • Pemeriksaan fisik lengkap dan penialian kematangan
disebut dengan bayi kurang bulan. bayi dengan skoring ballard sangat penting untuk
dilakukan pada evaluasi awal bayi prematur.
• Dikategorikan lagi menjadi extremely preterm, very
preterm, dan moderate to late preterm. • Tatalaksana pada bayi prematur meliputi perawatan di
bagian khusus (SCBU/NICU), manajemen pernapasan
• Bayi prematur seringkali mengalami berat lahir yang baik, termoregulasi, perawatan kulit, manajemen
rendah (BBLR). cairan dan elektrolit serta nutrisi yang baik. Prognosis
sangat bergantung pada usia kelahiran bayi, berat
• Penyebab dari kelahiran prematur bersifat badan, penyulit yang ada, serta fasilitas dan
multifaktoral, tetapi infeksi dan kondisi kronis juga perawatan yang diberikan.
menjadi pemicu.
• Diagnosis kelainan yang dapat terjadi, management
• Berbagai masalah dapat terjadi pada bayi preterm bayi prematur yang baik, dapat menurunkan angka
(BKB) : sindrom distress pernapasan, hipotermia, morbiditas dan mortalitas pada bayi prematur.
masalah fungsi ginjal, keseimbangan cairan-
elektrolit, kelainan jantung (PDA), anemia hingga
enterokolitis nekrotikans.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai