Anda di halaman 1dari 28

PERAN MAHASISWA

DALAM PENCEGAHAN
KORUPSI

Kelompok 5
Kelompok 5
Gadis Neng Alda Yudomi
Lita Pratama Neng Desti Oktapiantini
Marli Nensi Septian
Meli Nuraeni Salwa Maulida Putri
Muhammad Rizki Awaludin Siti Sohipah
Kata Korupsi Dr. Kartini Kartono Huntington (1968)
berasal dari
bahasa perilaku pejabat
latin, Corruptio- korupsi adalah tingkah publik yang
laku individu yang menyimpang dari
Corrumpere yang menggunakan norma-norma yang
artinya busuk, wewenang dan jabatan diterima oleh
rusak, guna mengeduk masyarakat, dan
menggoyahkan, keuntungan,  dan perilaku menyimpang
memutarbalik merugikan kepentingan ini ditujukan dalam
atau menyogok. umum. rangka memenuhi
kepentingan pribadi.
Wertheim (dalam Bentuk-bentuk korupsi
Lubis, 1970)
menyatakan bahwa
seorang pejabat Kerugian
dikatakan melakukan Penggelapan
Keuangan Suap menyuap
tindakan korupsi bila ia dalam Jabatan
Negara
menerima hadiah dari
seseorang yang
bertujuan
mempengaruhinya pemerasan
agar ia mengambil
keputusan yang
menguntungkan Benturan
kepentingan si Perbuatan
pemberi hadiah. Kepentingan
curang Gratifikasi
Dalam
Pengadaan
 Secara melawan hukum
melakukan perbuatan
mem-perkaya diri sendiri
Kerugian atau orang lain atau
Keuangan korporasi
Negara  Tujuan menguntungkan
diri sendiri atau orang
lain atau korporasi,
menyalahgunakan
kewenangan,
kesempatan atau sarana
yang ada.
 Memberi atau menjanjikan
sesuatu kepada Pegawai Negeri
atau penyelenggara Negara
dengan maksud supaya berbuat
sesuatu atau tidak berbuat
sesuatu dalam jabatannya
Suap menyuap  Bagi Pegawai Negeri atau
penyelenggara negara yang
menerima hadiah atau janji,
hadiah atau janji tersebut
diberikan untuk menggerakan
agar melakukan sesuatu atau ti-
dak melakukan sesuatu dalam
jabatannya, yang ber-tentangan
dengan kewajibannya;
 Pegawai negeri atau orang selain pegawai negeri
yang ditugaskan menjalankan suatu jabatan
umum dengan sengaja menggelapkan uang atau
surat berharga atau uang/surat berharga tersebut

Penggelapan diambil atau digelapkan oleh orang lain atau

dalam Jabatan membantu dalam melakukan perbuatan tersebut


 Pegawai negeri atau orang selain pegawai negeri
yang di-tugaskan menjalankan suatu jabatan
umum dengan sengaja memalsukan buku-buku
atau daftar-daftar yang khusus untuk pemeriksaan
adminstrasi
 Pegawai negeri atau
penyelenggara negara yang
dengan maksud
menguntungkan diri sendiri
atau orang lain se-cara
melawan hukum, atau dengan
pemerasan menyalahgunakan
kekuasaannya memaksa
seseorang memberikan
sesuatu, membayar, atau
menerima pembayaran dengan
potongan atau untuk
mengerjakan sesuatu bagi
dirinya sendiri
 Setiap orang yang
bertugas mengawasi
penyerahan barang
keperluan TNI atau
Perbuatan Kepolisian Negara RI
curang melakukan
perbuatan curang
dengan sengaja
mem-biarkan
perbuatan curang
 Pegawai negeri atau
penyelenggara negara baik
langsung maupun tidak
langsung dengan sengaja
Benturan turut serta dalam
Kepentingan pemborongan, pengadaan
Dalam atau persewaan yang pada
saat dilakukan perbuatan,
Pengadaan untuk seluruh atau
sebagian ditugaskan untuk
mengurus atau
mengawasinya.
 Setiap gratifikasi kepada
pegawai negeri atau
penyelenggara dianggap
pemberian suap,
Gratifikasi apabila berhubungan
dengan jabatannya dan
yang berlawanan
dengan kewajiban
tugasnya.
Faktor penyebab
korupsi
Faktor Faktor
dalam buku Organisasi Politik
berjudul Peran
Parlemen
dalam
Membasmi
Korupsi (ICW:
2000) Faktor Faktor
Ekonomi Hukum
Faktor Politik Faktor Hukum

Tidak baiknya substansi hukum,


Menurut Susanto mudah ditemukan dalam aturan-
(2002) korupsi level pemerintahan aturan yang diskriminatif dan tidak
adalah dari sisi penerimaan, adil, rumusan yang tidak jelas-tegas
pemerasan uang suap, pemberian sehingga menjadi multi tafsir,
perlindungan, pencurian barang- kontradiksi dan overlapping dengan
barang publik untuk kepentingan peraturan lain, sanksi yang tidak
pribadi, disebabkan suatu hal yang equivalen dengan perbuatan yang
disebut konstelasi politik. dilarang, sehingga tidak tepat
sasaran, dan sebagainya,
Faktor Ekonomi

Hal itu dapat dijelaskan dari pendapatan atau gaji yang tidak
mencukupi kebutuhan. Pendapat ini tidak mutlak benar karena
dalam teori kebutuhan Maslow, korupsi seharusnya dilakukan
orang untuk memenuhi dua kebutuhan yang paling bawah dan
hanya dilakukan oleh komunitas masyarakat yang pas-pasan
yang bertahan hidup. Namun di saat ini korupsi
dilakukan oleh orang kaya dan berpendidikan tinggi
(Sulistyantoro: 2004).
Menurut Tunggal (2000). Aspek-aspek
penyebab terjadinya korupsi dari sudut
pandang organisasi meliputi:

Kurang adanya teladan dari pimpinan,

Faktor
Organisasi Tidak adanya kultur organisasi yang benar,

Sistem akuntabilitas di instansi pemerintah


kurang memadai

Manajemen cenderung menutupi korupsi di


dalam organisasinya
Faktor Internal dan
Eksternal Penyebab
Korupsi
Sifat tamak/rakus
manusia

Aspek Moral yang kurang kuat


Perilaku
Individu Gaya hidup yang
konsumtif
Faktor
Internal
Perilaku korup terjadi
Aspek karena dorongan keluarga.
Sosial Lingkungan keluarga yang
secara kuat memberikan
dorongan bagi orang untuk
korupsi mengalahkan sifat
baik seseorang.
Chart Title
6
4
2
0 Aspek
Category Category Category Category
1 2 3 4 Aspek Politis
Series 1 Series 2 Series 3
Ekonomi

Aspek Sikap
Masyarakat Aspek
Terhadap Organisasi
Korupsi Faktor
Eksternal
Sikap masyarakat yang berpotensi
menyuburkan tindak korupsi terjadi karena:

1) Nilai-nilai di masyarakat kondusif


Aspek Sikap
2) Masyarakat kurang menyadari bahwa korban utama
Masyarakat korupsi adalah masyakarat sendiri.
Terhadap 3) Masyarakat kurang menyadari bahwa dirinya terlibat
Korupsi korupsi.
4) Masyarakat kurang menyadari bahwa korupsi bisa
dicegah dan diberantas bila masyarakat ikut aktif
dalam agenda pencegahan danpemberantasan
korupsi.
• Pendapatan kurang mencukupi
Aspek kebutuhan
Ekonomi
• Kontrol sosial dijalankan dengan menggerakkan berbagai
aktivitas yangmelibatkan yang melibatkan penggunaan
Aspek Politis kekuasaan negara sebagai suatu lembaga yang
diorganisasikan secara politik, melalui lembagalembaga
yang dibentuknya.

• Kurang adanya sikap keteladanan pimpinan


Aspek •

Tidak adanya kultur organisasi yang benar
Kurang memadainya sistem akuntabilitas

Organisasi •

Kelemahan sistem pengendalian manajemen
Lemahnya pengawasan
Demokrasi

Ekonomi
Dampak
Kesejahteraan
korupsi umum negara
Peran mahasiswa
dalam pencegahan
korupsi
Di Tingkat
Lokal dan
Nasional
Di Masyarakat
Sekitar
Di Lingkungan
Kampus

Di Lingkungan
Keluarga
Di Lingkungan Kampus
Di lingkungan keluarga  dibagi ke dalam dua wilayah,
yaitu: untuk individu
 Pelajaran yang dapat mahasiswanya sendiri, dan untuk
diambil dari lingkungan komunitas mahasiswa. Untuk
keluarga ini adalah tingkat konteks individu, seseorang
ketaatan seseorang mahasiswa diharapkan dapat
terhadap aturan/tata mencegah agar dirinya sendiri
tertib yang berlaku. tidak akan berperilaku koruptif
Substansi dari dan tidak korupsi. Sedangkan
dilanggarnya aturan/tata untuk konteks komunitas seorang
tertib adalah dirugikannya mahasiswa diharapkan dapat
orang lain karena haknya mencegah rekan-rekannya
terampas. sesame mahasiswa dan organisasi
kemahasiswaan kampus untuk
tidak berperilaku koruptif dan
tidak korupsi.
Di Masyarakat Di Tingkat Lokal dan
Sekitar Nasional

 Hal yang sama dapat  Mahasiswa dengan


dilakukan mahasiswa kompetensi yang
atau kelompok dimilikinya dapat
mahasiswa untuk menjadi pemimpin
mengamati lingkungan (leader) dalam gerakan
di lingkungan massa anti korupsi baik
masyarakat sekitar. yang bersifat lokal
maupun nasional.
Akuntabilitas
Transparasi

Upaya Yang
Dapat Di Penerapan akuntabilitas
Proses Penganggaran
dapat dilihat pada saat
Tempuh pelaksanaan kegiatan yang
Dalam mana ketua panitia
Pemberantasa melaporkan kepada para Proses Penyusunan Kegiatan
undangan.
n Korupsi
Proses Pembahasan

Proses Pengawasan
TERIMAKASIH 

Anda mungkin juga menyukai