Sidang Skripsi
Sidang Skripsi
Diperkirakan pada tahun 2020- 73% kematian akibat PTM, 60% dari angka
penyakit
1.1 LATAR BELAKANG
Prevalensi obesitas sentral terendah adalah di Nusa Tenggara Timur yaitu sebesar 15,2%
manakala prevalensi obesitas sentral tertinggi adalah di DKI Jakarta yaitu sebesar 39,7%.
Masalah status gizi terkait obesitas menyumbang kepada peningkatan risiko penyakit
tidak menular (PTM). WHO memperkirakan pada tahun 2020 PTM akan menyebabkan
73% dari jumlah kematian dan menjadi 60% dari seluruh angka penyakit di didunia.
Obesitas sentral terjadi akibat adanya tidak keseimbangan antara asupan energi dari gizi
dan pengeluaran energi harian. Studi tersebut menemukan pada subjek yang mengalami
berat badan berlebihan dan obesitas mengkonsumsi 125kkal/hari melebihi anjuran.
Berdasarkan hasil analisis Riset Kesehatan Dasar 2013, kecukupan energi yang baik
berdasarkan kelompok umur, jenis kelamin, wilayah tempat tinggal, tingkat pendidikan
dan tingkat ekonomi secara umum masih rendah yaitu hanya sebesar 30,92%.
1.3 TUJUAN PENELITIAN
TUJUAN UMUM
• Mengetahui hubungan angka kecukupan gizi (AKG) dengan obesitas sentral pada mahasiswa Fakultas Kedokteran
UKRIDA.
TUJUAN KHUSUS
• Mengetahui distribusi dan proporsi tingkat kecukupan asupan energi, karbohidrat, protein, dan lemak dibandingkan
dengan AKG di kalangan mahasiswa Fakultas Kedokteran UKRIDA pada tahun 2018.
• Mengetahui distribusi dan proporsi kejadian obesitas sentral di kalangan mahasiswa Fakultas Kedokteran UKRIDA pada
tahun 2018.
• Mengetahui distribusi dan proporsi usia, jenis kelamin dan aktivitas fisik mahasiswa Fakultas Kedokteran UKRIDA
pada tahun 2018
• Mengetahui hubungan tingkat kecukupan asupan energi, karbohidrat, protein dan lemak dengan kejadian obesitas
sentral dalam kalangan mahasiswa Fakultas Kedokteran UKRIDA pada tahun 2018.
• Mengetahui hubungan usia, jenis kelamin dan aktivitas fisik dengan kejadian obesitas sentral di kalangan mahasiswa
Fakultas Kedokteran UKRIDA pada tahun 2018
1.4 MANFAAT PENELITIAN
• Sebagai tambahan wawasan ilmu, kompetensi dan pengalaman dalam
melakukan penelitian khususnya masalah terkait kejadian obesitas sentral
Bagi peneliti: • Menambah pengetahuan tentang angka kecukupan gizi dan pengaruhnya
terhadap status gizi terutama obesitas sentral
Prevalensi obesitas sentral penduduk ≥15 tahun menurut provinsi, Indonesia 2007
dan 2013 berdasarkan Hasil RISKESDAS tahun 2013.
2.1 TINJAUAN PUSTAKA
o FAKTOR RISIKO
Tingkat
Ras/ etnis pendidika
n
Hereditas/ Sosio-
Genetik ekonomi
Jenis Aktivitas
kelamin fisik
Usia
OBESITAS Asupan
SENTRAL gizi
2.1 TINJAUAN PUSTAKA
o ANGKA KECUKUPAN GIZI
Anjuran kecukupan rata-rata zat gizi setiap hari bagi semua penduduk Indonesia
menurut golongan umur, jenis kelamin, ukuran tubuh dan aktifitas harian untuk
mencapai derajat kesehatan yang optimal.
Ditetapkan dalam Widyakarya Pangan dan Gizi setiap 5 tahun.
AKG rata-rata per orang per hari menurut kelompok umur, jenis kelamin, berat
badan dan tinggi badan tercantum dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
75 Tahun 2013 tentang Angka Kecukupan Gizi yang dianjurkan bagi Bangsa
Indonesia.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2013 Tentang Angka
Kecukupan Gizi Yang Dianjurkan Bagi Bangsa Indonesia
2.1 TINJAUAN PUSTAKA
o ASUPAN GIZI
• Zat gizi : zat yang diperoleh dari makanan yang digunakan oleh tubuh untuk
menghasilkan energi untuk tumbuh kembang dan berbagai proses yang
diperlukan manusia
• Terdiri dari:
1. Karbohidrat
2. Protein
3. Lemak
4. Vitamin
5. Mineral
6. Air
2.2 KERANGKA TEORI
Herediter/ genetik
Sosioekonomi
Akumulasi lemak di
Ras dan etnik abdominal
OBESITAS SENTRAL
(Lingkar pinggang)
2.3 KERANGKA KONSEP
VARIABEL BEBAS VARIABEL TERIKAT
Dipengaruhi:
• Usia
• Jenis kelamin
• Aktifitas fisik
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 DESAIN PENELITIAN
Desain penelitian yang digunakan cross-sectional, yaitu peneliti mempelajari hubungan antara faktor risiko dengan
dampak atau efeknya secara bersamaan. Pada penelitian ini dilakukan analisis hubungan antara tingkat kecukupan
asupan energi, karbohidrat,protein dan lemak dibandingkan dengan AKG yang dianjurkan dengan obesitas sentral.
Obesitas
KURANG
<80% AKG
Tidak obesitas
3.4 TEKNIK SAMPLING
Sampel penelitian diambil dengan metode non-probability sampling dengan teknik purposive sampling.
BESAR SAMPEL
• Berdasarkan rumus, didapatkan jumlah besar sampel (N) sebesar 75.7, yaitu sebanyak 76 orang mahasiswa
yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.
• Jumlah sampel yang diteliti: 100 orang
KRITERIA INKLUSI KRITERIA EKSKLUSI
1. Mahasiswa aktif FK UKRIDA yang 1. Sedang mengkonsumsi obat-
mengikuti semester 4 hingga 7 obatan secara rutin atau dalam
pada tahun 2018 pengobatan
2. Responden yang telah menerima 2. Sedang diet atau dalam terapi
penjelasan dari peneliti, mengisi penurunan berat badan
borang inform consent dan
bersedia mengikuti penelitian
3.5 ALAT DAN BAHAN PENELITIAN
Pita Kuesioner
JENIS DATA pengukur/ food recall
meteran 2x24 jam
DATA PRIMER
Asupan energi Total energi yang dikonsumsi (kkal) dari sumber minuman dan makanan Ordinal 1= lebih apabila >120% AKG
yang diperoleh dari survei konsumsi, menggunakan metode food recall 2= baik apabila antara 80-120% AKG
2x24jam, kemudian dibandingkan dengan AKG dan dikalikan 100% 3= kurang apabila <80% AKG
Asupan karbohidrat Total karbohidrat yang dikonsumsi (gram) dari sumber makanan dan Ordinal 1= lebih apabila >120% AKG
minuman yang diperoleh oleh survei konsumsi, mengguna metode food 2= baik apabila antara 80-120% AKG
recall 2x24 jam, kemudian dibandingkan dengan AKG dan dikalikan 100%. 3= kurang apabila <80% AKG
Asupan protein Total protein yang dikonsumsi (gram) dari sumber makanan dan minuman Ordinal 1= lebih apabila >120% AKG
yang diperoleh oleh survei konsumsi, mengguna metode food recall 2x24 2= baik apabila antara 80-120% AKG
jam, kemudian dibandingkan dengan AKG dan dikalikan 100%. 3= kurang apabila <80% AKG
Asupan lemak Total lemak yang dikonsumsi (gram) dari sumber makanan dan minuman Ordinal 1= lebih apabila >120% AKG
yang diperoleh oleh survei konsumsi, mengguna metode food recall 2x24 2= baik apabila antara 80-120% AKG
jam, kemudian dibandingkan dengan AKG dan dikalikan 100%. 3= kurang apabila <80% AKG
3.9 DEFINISI OPERASIONAL
Variabel Definisi operasional Skala ukur Penilaian
Usia Usia kronologis dihitung berdasarkan tahun kelahiran Interval Tahun
hingga saat penelitian dilakukan, dihitung dalam tahun.
Jenis kelamin Tanda fisik perkembangan seks sekunder yang Nominal 1= Laki-Laki
teridentifikasi sejak lahir, diketahui dari pengamatan
2= Perempuan
atau pertanyaan.
Aktifitas fisik Gerakan tubuh yang dihasilkan otot rangka yang Ordinal 1= Ringan (<600 METs menit/minggu)
meningkatkan pengeluaran energi. Diukur
2= Sedang (aktivitas intensitas kuat
menggunakan kuesioner Global Physical Activity
20menit/hari/selama 3hari, atau aktivitas
Questionnaire (GPAQ) dan diklasifikasikan berdasar
Metabolic Equivalent Turnover (MET). intensitas sedang 5 hari, atau berjalan
30menit/hari, atau kombinasi aktivitas berat,
sedang, dan berjalan dalam 5hari minimal 600
METs menit/minggu)
60
56
50
50 48 47
45 45
42
40
31
30
20
13 13
10 8
2
0
Asupan Energi Asupan Karbohidrat Asupan Protein Asupan Lemak
4.2 Distribusi dan Proporsi Obesitas Sentral
Obesitas
Sentral
[PER
CEN
TAG
Obesitas Sentral Frekuensi (n) Persen (%)
E]
Ya 34 34,0
Tidak 66 66,0
Total 100 100,0
Tidak
Obesita
s
Sentral
[PERC
ENTAG
E]
4.3 Distribusi dan Proporsi Usia, Jenis Kelamin dan Aktivitas Fisik
Usia Mahasiswa
19 tahun
9%
21 tahun
35%
4.3 Distribusi dan Proporsi Usia, Jenis Kelamin dan Aktivitas Fisik
Jenis Kelamin
Aktivitas Fisik
Tinggi
Aktivitas Fisik Frekuensi (n) Persen (%) 28%
Ringan 46 46,0
Ringan
Sedang 26 26,0 46%
Tinggi 28 28,0
Total 100 100,0
Sedang
26%
4.4 Hubungan Tingkat Kecukupan Asupan Energi, Karbohidrat, Protein
dan Lemak dengan Kejadian Obesitas Sentral
BAGI MASYARAKAT
• Meningkat penyebaran informasi Meneliti faktor-faktor lain yang
mengenai obesitas sentral, baik dari dapat mempengaruhi kejadian
segi penyebab, dampak dan upaya
pencegahannya. obesitas sentral dengan
Memperhatikan asupan gizi mengambil sampel yang lebih
• Membantu memotivasi mahasiswa
agar melakukan olahraga atau sehari-hari agar sesuai besar dan pengambilan data
aktivitas fisik secara rutin agar tidak dengan kebutuhan supaya asupan makanan selama lebih
terjadi masalah kegemukan atau dapat menurunkan risiko
obesitas sentral.
dari dua hari.
obesitas sentral.
BAGI INSTITUSI BAGI PENELITI
PENDIDIKAN SELANJUTNYA
TERIMA KASIH
DAFTAR PUSTAKA
1.Kementerian Kesehatan RI. Riset kesehatan dasar 2013. Jakarta: Badan Litbang Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI; 2013. 261-5.
2.Sudikno, Syarief H, Dwiriani CM, et al. Faktor risiko obesitas sentral pada orang dewasa umur 25-65 tahun di Indonesia (Analisis Data Riset Kesehatan Dasar 2013). Jumal
Peneliti Gizi dan Makanan. 2015;38(2):111–20.
3.World Health Organisation (WHO). Obesity and overweight: report 311. Geneva: World Health Organisation; 2013.
4.World Health Organisation (WHO). Waist circumference and waist-hip ratio: a report of a WHO expert consultation. Geneva: World Health Organisation; 2008.
5.Ramachandran A, Snehalatha C. Rising burden of obesity in Asia. J Obes. 2010;2010.
6.Parikh RM, Mohan V. Changing definitions of metabolic syndrome. Indian Journal of Endocrinology and Metabolism. 2012;16(1):7-12.
7.Tomastola YA, Djendra IM, Tadjimo Y. Asupan gizi dan obesitas sentral dengan kadar asam urat darah pada pasien rawat jalan di Poli Endokrin RSUP Prof Dr R.D Kandou.
GIZIDO. 2009;7(2):381-396.
8.Syafrizar, Wilda W. Gizi olahraga. Cetakan pertama. Padang: Wineka Media; 2009
9.Lee CL, Norimah AK, Ismail MN. Association of energy intake and macronutrient composition with overweight and obesity in Malay women from Klang Valley. Malays J
Nutr. 2010;16(2):251–60.
10. Safitri A, Jahari AB, Ernawati F. Konsumsi makanan penduduk Indonesia ditinjau dari norma gizi seimbang. Pen Gizi dan Makanan. 2016;39(2):87-94.
11. Hardinsyah, Riyadi H, Napitupulu V. Kecukupan energi, protein, lemak dan karbohidrat. Dep Gizi FK UI. Jakarta: 2012;1–26.
12. Lutz C.A, Mazur E, Litch N.A. Nutrition and diet therapy. 6th edition. Philadelphia: F.A Davis Company; 2015.p.34-81.
13. Sasmito PD. Hubungan asupan zat gizi makro (karbohidrat, protein, lemak) dengan kejadian obesitas pada remaja umur 13- 15 tahun di Propinsi DKI Jakarta (Analisis Data
Sekunder Riskesdas 2010). Nutr Diaita. 2015;7(1):16–23.
14. Sundari E, Masdar H, Rosdianan D. Angka kejadian obesitas sentral pada masyarakat Kota Pekanbaru. Jom Fk. 2015;2(2):1–16.
15. Tchernof A, Despres J-P. Pathophysiology of human visceral obesity: an update. physiol rev [Internet]. 2013;93(1):359–404. Available from:
http://physrev.physiology.org/cgi/doi/10.1152/physrev.00033.2011.
16. Choo J, Jeon S, Lee J. Gender differences in health-related quality of life associated with abdominal obesity in a Korean population. BMJ Open. 2014;4(1):1–9.
17. Fitrah A, Achadi EL. Hubungan asupan zat gizi makro dan serat dengan kejadian obesitas pada penduduk usia > 18 tahun di Provinsi Sumatra Barat, Jawa Barat, Jawa
Tengah, dan Sulawesi Selatan tahun 2010 (Analisis Data Riskesdas 2010). FKM-UI.2013.
18. Indra MR, Dasar genetik obesitas viseral. Jurnal Kedokteran Brawijaya. 2006;22(1):10-6.
19. Burhan FZ, Sirajudiin S, Indriasari R. Pola konsumsi terhadap kejadian obesitas sentral pada pegawai pemerintahan di kantor bupati kabupaten Jeneponto. Jurnal MKM.
2013.
20. Sharlin J, Edelstein S. Buku ajar gizi dalam daur kehidupan. Dalam: Agustin CA, Rezkina E, Rahmah Q, editors. Jakarta: ECG;2014. p.381-93.
21. Buanasita A, Andriyanto, Sulistyowati I. Perbedaan tingkat konsumsi energi, lemak, cairan, dan status hidrasi mahasiswa obesitas dan non obesitas. Indones J Hum Nutr.
2015;2(2):11–22.
DAFTAR PUSTAKA
22. World Health Organisation. Global physical activity quesitionnaire (GPAQ0 analysis guide. Geneva: World Health Organisation; 2012.
23. Harikedua VT, Tando NM. Aktifitas fisik dan pola makan dengan obesitas sentral pada tokoh agama di Kota Manado. GIZIDO.2012;4(1)
24. Kemenkes RI. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2013. Tentang angka kecukupan gizi yang dianjurkan bagi bangsa Indonesia.
Jakarta; 2013.p.5-10 [Internet] Diunduh dari: http://gizi.depkes.go.id/download/Kebijakan Gizi/PMK 75-2013.pdf.
25. Rodwell V.W, Bender D.A, Betham K.M, et al. Harper’s illustrated biochemistry. 13th edition. Singapore: Mc Graw Hill Education; 2015.
26. Silvia MN, Marudut, Jus’at I. Konsumsi zat-zat gizi menurut metode recall - record berdasarkan waktu makan remaja putri. Nutr Diaita. 2011;3: 85–97.
27. Pereira RA, Araujo MC, Lopes TDS, et al. How many 24-hours recalls or food records are required to estimate usual energy and nutrient intake. Cad Saude
Publica. 2010; 26(11):2101–11.
28. Rahmawati D. Faktor-faktor yang berhubungan dengan obesitas sentral pada mahasiswa program studi kesehatan masyarakat angkatan 2012-2014 [skripisi].
Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah; 2015.
29. Savitri A. Faktor-faktor berhubungan dengan kejadian obesitas sentral pada wanita usia 15-44 tahun di posbindu wilayah kerja puskesmas kacamatan Pasar
Minggu Jakarta Selatan pada tahun 2017 [skripsi]. Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah; 2017.
30. Fridawati AP. Hubungan asupan energi, karbohidrat, protein dan lemak terhadap obesitas sentral pada orang dewasa di Desa Kepuharjo, Kecamatan
Cangkringan, Yogyakarta [skripsi]. Yogyakarta: Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma; 2016.
31. Rahmandita AP, Adriani M. Perbedaan tingkat konsumsi dan aktivitas fisik pada wanita (20-54 tahun) obesitas sentral dan non sentral. Amerta Nutr [Internet].
2017;1(4):266. Diunduh dari: https://e-journal.unair.ac.id/AMNT/article/view/7124
32. Bowen, Liza et al. Association between diet, physical activity and body fat distribution: a cross sectional study in an Indian population. BMC Public Health.
2015;15(1):281.
33. Pujiati S. Prevalensi dan faktor risiko obesitas sentral pada penduduk dewasa kota dan kabupaten Indonesia tahun 2007 [tesis]. Jakarta: Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Indonesia; 2010.
34. Almatsier S. Prinsip dasar ilmu gizi, Jakarta: Gramedia Pustaka; 2010.
35. Kemenkes RI. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2014. Tentang pedoman gizi seimbang. Jakarta; 2014. [Internet] Diunduh dari:
https://www.persi.or.id/images/regulasi/permenkes/pmk412014.pdf.
36. Alkerwi A, Sauvageot N, Buckley JD, et al. The potential impact of animal protein intake on global and abdominal obesity: Evidence from the observation of
cardiovascular risk factors in Luxembourg (ORISCAV-LUX) study. Public Health Nutr. 2015;18(10):1831–8.
37. Wiardani NK, Putu P, Sugiani S, et al. Konsumsi lemak total, lemak jenuh, dan kolesterol sebagai faktor risiko sindroma metabolik pada masyarakat perkotaan di
Denpasar. J Gizi Klinik. 2011;7(3):107–14.
38. Kusteviani F. Faktor yang berhubungan dengan obesitas abdominal pada usia produktif (15-64 tahun) di Kota Surabaya. J Berk Epidemiol. 2015;3(1):45–56.
39. Rahani AS, Tamba E. Gambaran kejadian obesitas dan faktor-faktor yang memengaruhi pada usia di atas 40 tahun di Kelurahan Tanjung Duren Jakarta Tahun
2016 [artikel penelitian]. J Kedokt. Meditek. 2018; 24(65).