Anda di halaman 1dari 57

SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA ANGKA KECUKUPAN


GIZI (AKG) DENGAN OBESITAS SENTRAL DI
KALANGAN MAHASISWA FK UKRIDA PADA
TAHUN 2018
OLEH:
NUR AZEHA BINTI MOHD EMRAN.
102015215
DAFTAR ISI
• BAB I PENDAHULUAN
• BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
• BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
• BAB 4 HASIL PENELITIAN
• BAB 5 PEMBAHASAN
• BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
BAB 1
 PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG

Riskesdas 2013: Prevalensi obesitas sentral di Indonesia meningkat

18.8% pada 2007 kepada 26.6% pada 2013

Prevalensi obesitas sentral di DKI Jakarta tertinggi-39.7%

Global: Delhi, India (68.9%), China (37.6%), Sepanyol (36.0%)

Peningkatan PTM (penyakit kardiovaskuler,DM, stroke & kanker)

Diperkirakan pada tahun 2020- 73% kematian akibat PTM, 60% dari angka
penyakit
1.1 LATAR BELAKANG

• Berdasarkan NCEP ATP III & IDF- obesitas


sentral merupakan salah satu kriteria utama • WHO- anjuran konsumsi 10-15% dari protein,
sindroma metabolik • WHO- anjuran konsumsi 10-15% dari protein,
15-30% dari lemak dan 55-75% dari KH
• WHO- Batasan obesitas sentral bagi orang Asia • PUGS-dari
15-30% lemak dan 55-75% dari KH
komposisi energi sebanyak 60% dari KH,
• PUGS- komposisi energi sebanyak 60% dari KH,
ialah Lp 90cm (laki-laki) dan 80cm 15% dari protein dan 25% dari lemak
15% dari protein dan 25% dari lemak
(perempuan) • AKG (WNPG 2014) - menurut gol. Umur, jenis
• AKG (WNPG 2014) - menurut gol. Umur, jenis
kelamin, ukuran tubuh dan aktifitas harian
• Faktor utama: ketidakseimbangan energi • kelamin, ukuran tubuh dan aktifitas harian
Data Riskesdas 2013- kecukupan energi kategori
sehingga terjadi akumulasi lemak terutama di • Data Riskesdas 2013- kecukupan energi kategori
baik (80-120% AKG) masih rendah, hanya
bagian abdominal baik (80-120% AKG) masih rendah, hanya
sebesar 30.92%
sebesar 30.92%
• Akibat tingginya asupan energi dari zat gizi
disertai kurangnya pengeluaran energi harian
1.2 MASALAH PENELITIAN
Prevalensi obesitas dewasa nasional berdasarkan lingkar pinggang, Lp pada tahun 2013
sebesar 26,6%, yaitu lebih tinggi jika dibandingkan dengan tahun 2007 yaitu sebesar
18,8%.

Prevalensi obesitas sentral terendah adalah di Nusa Tenggara Timur yaitu sebesar 15,2%
manakala prevalensi obesitas sentral tertinggi adalah di DKI Jakarta yaitu sebesar 39,7%.

Masalah status gizi terkait obesitas menyumbang kepada peningkatan risiko penyakit
tidak menular (PTM). WHO memperkirakan pada tahun 2020 PTM akan menyebabkan
73% dari jumlah kematian dan menjadi 60% dari seluruh angka penyakit di didunia.

Obesitas sentral terjadi akibat adanya tidak keseimbangan antara asupan energi dari gizi
dan pengeluaran energi harian. Studi tersebut menemukan pada subjek yang mengalami
berat badan berlebihan dan obesitas mengkonsumsi 125kkal/hari melebihi anjuran.

Berdasarkan hasil analisis Riset Kesehatan Dasar 2013, kecukupan energi yang baik
berdasarkan kelompok umur, jenis kelamin, wilayah tempat tinggal, tingkat pendidikan
dan tingkat ekonomi secara umum masih rendah yaitu hanya sebesar 30,92%.
1.3 TUJUAN PENELITIAN
TUJUAN UMUM
• Mengetahui hubungan angka kecukupan gizi (AKG) dengan obesitas sentral pada mahasiswa Fakultas Kedokteran
UKRIDA.

TUJUAN KHUSUS
• Mengetahui distribusi dan proporsi tingkat kecukupan asupan energi, karbohidrat, protein, dan lemak dibandingkan
dengan AKG di kalangan mahasiswa Fakultas Kedokteran UKRIDA pada tahun 2018.
• Mengetahui distribusi dan proporsi kejadian obesitas sentral di kalangan mahasiswa Fakultas Kedokteran UKRIDA pada
tahun 2018.
• Mengetahui distribusi dan proporsi usia, jenis kelamin dan aktivitas fisik mahasiswa Fakultas Kedokteran UKRIDA
pada tahun 2018
• Mengetahui hubungan tingkat kecukupan asupan energi, karbohidrat, protein dan lemak dengan kejadian obesitas
sentral dalam kalangan mahasiswa Fakultas Kedokteran UKRIDA pada tahun 2018.
• Mengetahui hubungan usia, jenis kelamin dan aktivitas fisik dengan kejadian obesitas sentral di kalangan mahasiswa
Fakultas Kedokteran UKRIDA pada tahun 2018
1.4 MANFAAT PENELITIAN
• Sebagai tambahan wawasan ilmu, kompetensi dan pengalaman dalam
melakukan penelitian khususnya masalah terkait kejadian obesitas sentral
Bagi peneliti: • Menambah pengetahuan tentang angka kecukupan gizi dan pengaruhnya
terhadap status gizi terutama obesitas sentral

• Sebagai bahan masukan dalam upaya penyebaran informasi dalam


Institusi pendidikan: kalangan mahasiswa mengenai kepentingan asupan gizi seimbang dan
risiko obesitas sentral

• Dapat memberi kefahaman yang lebih jelas mengenai hubungan angka


kecukupan gizi dengan obesitas sentral
Bagi masyarakat: • Sebagai sumber informasi dan referensi mengenai obesitas sentral dan
angka kecukupan gizi, khususnya kepada responden penelitian.

• Sebagai bahan masukan untuk digunakan sebagai dasar pertimbangan


Bagi bidang pelayanan dalam memutuskan kebijakan-kebijakan kesehatan khususnya dalam
masyarakat : menanggulangi kejadian obesitas sentral dalam masyarakat
BAB 2
 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 TINJAUAN PUSTAKA

• Suatu keadaan dimana terjadi kelebihan


lemak tubuh disertai penimbunan lemak
viseral di daerah perut.
• Cut-off berdasarkan ukuran lingkar
pinggang penduduk Asia (WHO):
• Laki-laki: ≥90cm
• perempuan: ≥80cm
2.1 TINJAUAN PUSTAKA
o EPIDEMIOLOGI
• Secara global: data pada tahun 2010 di Delhi sebesar 68.9%, di China 37.6%, di
Sepanyol 36.0%.
• Benua Eropah: 58% pada pria, 67% pada wanitaBenua Asia:
₋ Asia Selatan: 58% pada pria, 78% pada wanita
₋ Asia Timur: 38% pada pria, 51% pada wanita
₋ Asia Tenggara: 38% pada pria, 51% pada wanita
• Di Indonesia (RISKESDAS 2013), prevalensi obesitas sentral pada penduduk
Indonesia >15 tahun sebesar 26.6% pada tahun 2013, yaitu lebih tinggi
berbanding 2007 (18.8%).
• Terendah di Nusa Tenggara Timur (15.2%), tertinggi di DKI Jakarta (39.7%)
• 18 provinsi memiliki prevalensi obesitas sentral di atas angka nasional
2.1 TINJAUAN PUSTAKA

Prevalensi obesitas sentral penduduk ≥15 tahun menurut provinsi, Indonesia 2007
dan 2013 berdasarkan Hasil RISKESDAS tahun 2013.
2.1 TINJAUAN PUSTAKA
o FAKTOR RISIKO
Tingkat
Ras/ etnis pendidika
n
Hereditas/ Sosio-
Genetik ekonomi

Jenis Aktivitas
kelamin fisik

Usia
OBESITAS Asupan
SENTRAL gizi
2.1 TINJAUAN PUSTAKA
o ANGKA KECUKUPAN GIZI
Anjuran kecukupan rata-rata zat gizi setiap hari bagi semua penduduk Indonesia
menurut golongan umur, jenis kelamin, ukuran tubuh dan aktifitas harian untuk
mencapai derajat kesehatan yang optimal.
Ditetapkan dalam Widyakarya Pangan dan Gizi setiap 5 tahun.
 AKG rata-rata per orang per hari menurut kelompok umur, jenis kelamin, berat
badan dan tinggi badan tercantum dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
75 Tahun 2013 tentang Angka Kecukupan Gizi yang dianjurkan bagi Bangsa
Indonesia.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2013 Tentang Angka
Kecukupan Gizi Yang Dianjurkan Bagi Bangsa Indonesia
2.1 TINJAUAN PUSTAKA
o ASUPAN GIZI
• Zat gizi : zat yang diperoleh dari makanan yang digunakan oleh tubuh untuk
menghasilkan energi untuk tumbuh kembang dan berbagai proses yang
diperlukan manusia
• Terdiri dari:
1. Karbohidrat
2. Protein
3. Lemak
4. Vitamin
5. Mineral
6. Air
2.2 KERANGKA TEORI

Aktifitas fisik dan gaya


Usia Tingkat pendidikan
hidup sedentari

Herediter/ genetik
Sosioekonomi
Akumulasi lemak di
Ras dan etnik abdominal

Jenis kelamin Asupan energi dari gizi

OBESITAS SENTRAL
(Lingkar pinggang)
2.3 KERANGKA KONSEP
VARIABEL BEBAS VARIABEL TERIKAT

Angka Kecukupan Gizi Obesitas sentral


(Diukur dengan lingkar
(AKG)
pinggang, Lp)
• Asupan energi
• Asupan karbohidrat
• Asupan protein
• Asupan lemak

Dipengaruhi:
• Usia
• Jenis kelamin
• Aktifitas fisik
BAB 3
 METODOLOGI PENELITIAN
3.1 DESAIN PENELITIAN
Desain penelitian yang digunakan cross-sectional, yaitu peneliti mempelajari hubungan antara faktor risiko dengan
dampak atau efeknya secara bersamaan. Pada penelitian ini dilakukan analisis hubungan antara tingkat kecukupan
asupan energi, karbohidrat,protein dan lemak dibandingkan dengan AKG yang dianjurkan dengan obesitas sentral.

3.2 TEMPAT DAN WAKTU


Penelitian ini dilakukan di Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana (UKRIDA) mulai Juli 2018 sehingga
November 2018.

3.3 SUBJEK PENELITIAN


Populasi target: Mahasiswa aktif FK UKRIDA pada tahun 2018.
Populasi terjangkau: Mahasiswa yang mengikuti semester 4 hingga 7 pada tahun 2018
Obesitas
LEBIH
>120% AKG
Tidak obesitas

Sampel yang mengikuti


penelitian Obesitas
POPULASI BAIK
Mahasiswa aktif FK 80-120% AKG
UKRIDA pada tahun 2018 Tidak obesitas

Obesitas
KURANG
<80% AKG
Tidak obesitas
3.4 TEKNIK SAMPLING
Sampel penelitian diambil dengan metode non-probability sampling dengan teknik purposive sampling.

BESAR SAMPEL

• Besar sampel dihitung dengan rumus:


Keterangan:

Besar Sampel Minimum


Zα Nilai Z pada table sesuai α. Untuk α = 0.05 (5%), nilai Z= 1.96
d Presisi (tingkat ketepatan absolut yang dikehendaki. Pada penelitian ditetapkan sebesar 10%
1
P Proporsi masalah yang diteliti yang didapatkan dari kepustakaan. Pada penelitian, masalah obesitas
sentral didapatkan sebesar 26.6% (RISKESDAS, 2013). Nilai P= 0.27
Q 1-P. Nilai Q= 0.73

• Berdasarkan rumus, didapatkan jumlah besar sampel (N) sebesar 75.7, yaitu sebanyak 76 orang mahasiswa
yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.
• Jumlah sampel yang diteliti: 100 orang
KRITERIA INKLUSI KRITERIA EKSKLUSI
1. Mahasiswa aktif FK UKRIDA yang 1. Sedang mengkonsumsi obat-
mengikuti semester 4 hingga 7 obatan secara rutin atau dalam
pada tahun 2018 pengobatan
2. Responden yang telah menerima 2. Sedang diet atau dalam terapi
penjelasan dari peneliti, mengisi penurunan berat badan
borang inform consent dan
bersedia mengikuti penelitian
3.5 ALAT DAN BAHAN PENELITIAN

Pita Kuesioner
JENIS DATA pengukur/ food recall
meteran 2x24 jam
DATA PRIMER

Global Food model


Physical
Activity Daftar Bahan
Questionnair Makanan
e Penukar
3.6 CARA KERJA

4. Data diambil setelah calon


1. Pengajuan surat izin responden diperjelaskan
penelitian kepada Komisi Etik 3. Pengumpulan data tentang penelitian
FK UKRIDA dijalankan setelah mendapat -Surat Persetujuan Penelitian
surat verifikasi penelitian dari & inform consent
2. Pengajuan surat Komisi Etik FK UKRIDA
peminjaman alat skill lab -Kuesioner food recall & GPAQ
-Pengukuran lingkar pinggang

5. Peneliti akan mengumpulkan


6. Data dikumpulkan dan
kuesioner dan memeriksa kembali
dilakukan koding sesuai
kelengkapan jawaban yang ada
dengan definisi operasional
dalam kuesioner. Apabila dalam
penelitian dan dimasukkan ke
pengisian kuesioner belum lengkap,
dalam Microsoft Excel &
maka responden akan diminta
dianalisis menggunakan SPSS.
untuk melengkapinya
• Lingkar pinggang Variabel terikat : Obesitas sentral
• Total asupan energi Variabel bebas : Angka Kecukupan
• Asupan karbohidrat Gizi (AKG)
• Asupan protein Variabel perancu : Usia, Jenis
• Asupan lemak Kelamin, Aktifitas Fisik
• Usia
• Jenis kelamin
• Aktivitas fisik

3.7 PARAMETER YANG 3.8 VARIABEL


DIPERIKSA PENELITIAN
3.9 DEFINISI OPERASIONAL
Variabel Definisi operasional Skala ukur Penilaian
Obesitas sentral Akumulasi atau kelebihan lemak pada bagian perut akibat Nominal 1= Obesitas sentral bila Lp 90cm pada
ketidakseimbangan asupan energi dan pengeluaran energi yang diukur
berdasarkan ukuran lingkar pinggang (Lp) dan dinyatakan dalam sentimeter laki-laki, dan 80cm pada perempuan
(cm) 2= Tidak Obesitas Sentral bila Lp <90cm
pada laki-laki dan <8cm pada
perempuan

Asupan energi Total energi yang dikonsumsi (kkal) dari sumber minuman dan makanan Ordinal 1= lebih apabila >120% AKG
yang diperoleh dari survei konsumsi, menggunakan metode food recall 2= baik apabila antara 80-120% AKG
2x24jam, kemudian dibandingkan dengan AKG dan dikalikan 100% 3= kurang apabila <80% AKG
 

Asupan karbohidrat Total karbohidrat yang dikonsumsi (gram) dari sumber makanan dan Ordinal 1= lebih apabila >120% AKG
minuman yang diperoleh oleh survei konsumsi, mengguna metode food 2= baik apabila antara 80-120% AKG
recall 2x24 jam, kemudian dibandingkan dengan AKG dan dikalikan 100%. 3= kurang apabila <80% AKG

Asupan protein Total protein yang dikonsumsi (gram) dari sumber makanan dan minuman Ordinal 1= lebih apabila >120% AKG
yang diperoleh oleh survei konsumsi, mengguna metode food recall 2x24 2= baik apabila antara 80-120% AKG
jam, kemudian dibandingkan dengan AKG dan dikalikan 100%. 3= kurang apabila <80% AKG

Asupan lemak Total lemak yang dikonsumsi (gram) dari sumber makanan dan minuman Ordinal 1= lebih apabila >120% AKG
yang diperoleh oleh survei konsumsi, mengguna metode food recall 2x24 2= baik apabila antara 80-120% AKG
jam, kemudian dibandingkan dengan AKG dan dikalikan 100%. 3= kurang apabila <80% AKG
3.9 DEFINISI OPERASIONAL
Variabel Definisi operasional Skala ukur Penilaian
Usia Usia kronologis dihitung berdasarkan tahun kelahiran Interval Tahun
hingga saat penelitian dilakukan, dihitung dalam tahun.
Jenis kelamin Tanda fisik perkembangan seks sekunder yang Nominal 1= Laki-Laki
teridentifikasi sejak lahir, diketahui dari pengamatan
2= Perempuan
atau pertanyaan.
Aktifitas fisik Gerakan tubuh yang dihasilkan otot rangka yang Ordinal 1= Ringan (<600 METs menit/minggu)
meningkatkan pengeluaran energi. Diukur
2= Sedang (aktivitas intensitas kuat
menggunakan kuesioner Global Physical Activity
20menit/hari/selama 3hari, atau aktivitas
Questionnaire (GPAQ) dan diklasifikasikan berdasar
Metabolic Equivalent Turnover (MET). intensitas sedang 5 hari, atau berjalan
30menit/hari, atau kombinasi aktivitas berat,
sedang, dan berjalan dalam 5hari minimal 600
METs menit/minggu)

3= Tinggi (aktivitas berat 1500 METs


menit/minggu selama 3hari, atau kombinasi
aktivitas berat, sedang dan berjalan selama 7
hari dengan 3000 METs menit/minggu)
3.10 ANALISIS DATA

Data pengukuran lingkar pinggang

Statistical Package for Social


Science Version 16 Analisis univariat
Data asupan energi, karbohidrat, (SPSS 16)
protein dan lemak dibandingkan
dengan AKG
-Nutrisurvey 2007 Analisis bivariat
(uji non-parametrik)

Aktivitas Fisik (QPAQ)


BAB 4 & BAB 5
 HASIL PENELITIAN
 PEMBAHASAN
o DESKRIPSI DATA
Data diperoleh dengan menyebarkan kuesioner dan
melakukan pengukuran lingkar pinggang secara langsung
pada responden penelitian. Responden penelitian terdiri
dari 100 orang mahasiswa FK UKRIDA berstatus aktif pada
tahun 2018.
4.1 Distribusi dan Proporsi Angka Kecukupan Gizi

60
56

50
50 48 47
45 45
42
40

31
30

20

13 13

10 8

2
0
Asupan Energi Asupan Karbohidrat Asupan Protein Asupan Lemak
4.2 Distribusi dan Proporsi Obesitas Sentral

Obesitas
Sentral
[PER
CEN
TAG
Obesitas Sentral Frekuensi (n) Persen (%)
E]
Ya 34 34,0
Tidak 66 66,0
Total 100 100,0
Tidak
Obesita
s
Sentral
[PERC
ENTAG
E]
4.3 Distribusi dan Proporsi Usia, Jenis Kelamin dan Aktivitas Fisik

Usia Mahasiswa
19 tahun
9%

Usia Frekuensi (n) Persen (%)


20 tahun
22 tahun 16%
19 tahun 9 9,0 40%
20 tahun 16 16,0
21 tahun 35 35,0
22 tahun 40 40,0
Total 100 100,0

21 tahun
35%
4.3 Distribusi dan Proporsi Usia, Jenis Kelamin dan Aktivitas Fisik

Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Frekuensi (n) Persen (%)


Laki-laki
Laki-laki 46 46,0 46%
Perempuan 54 54,0 Perempuan
54%
Total 100 100,0
4.3 Distribusi dan Proporsi Usia, Jenis Kelamin dan Aktivitas Fisik

Aktivitas Fisik

Tinggi
Aktivitas Fisik  Frekuensi (n) Persen (%) 28%

Ringan 46 46,0
Ringan
Sedang 26 26,0 46%

Tinggi 28 28,0
Total 100 100,0

Sedang
26%
4.4 Hubungan Tingkat Kecukupan Asupan Energi, Karbohidrat, Protein
dan Lemak dengan Kejadian Obesitas Sentral

Tingkat Obesitas Sentral Total p- OR


Kecukupan Ya Tidak value  
Asupan • Uji statistik Chi-square
• Uji statistik Chi-square
• P-value= 0,026 (p< 0,05)
Energi           • P-value= 0,026 (p< 0,05)
• Terdapat hubungan bermakna antara
Lebih 1 1 2   1,174 • Terdapat hubungan bermakna antara
tingkat kecukupan asupan energi
(50%) (50%) (100%) tingkat kecukupan asupan energi
dengan kejadian obesitas sentral di
Baik 23 27 50 0,026 0,000 dengan kejadian obesitas sentral di
kalangan mahasiswa FK UKRIDA tahun
(46%) (54%) (50%) kalangan mahasiswa FK UKRIDA tahun
2018
Kurang 10 38 48   3,237 2018
(20,8%) (79,2%) (100%)
o PEMBAHASAN

• Kelebihan energi dari jumlah asupan gizi harian dapat menyebabkan


ketidakseimbangan energi tubuh dan berakibat terhadap penumpukan lemak.
• Kelebihan energi yang dikonsumsi tidak diekskresikan seperti pada sebagian besar
vitamin dan mineral sehingga tidak dianjurkan jumlah kalori yang berlebihan dalam
bentuk apa pun.
• Lee, dkk (2010) yang menemukan subjek dengan status gizi berat badan berlebihan
dan obesitas mengkonsumsi 124kkal/hari dan 434kkal/hari lebih berbanding subjek
dengan status gizi normal
• Kebutuhan energi individu dapat dipengaruhi oleh usia, jenis kelamin, ukuran
tubuh, dan aktivitas harian.
• Seseorang yang mengalami kegemukan memerlukan jumlah energi yang lebih
banyak berbanding seseorang dengan status gizi normal untuk mengerakkan berat
badan tambahannya.
4.4 Hubungan Tingkat Kecukupan Asupan Energi, Karbohidrat, Protein
dan Lemak dengan Kejadian Obesitas Sentral

Tingkat Obesitas Sentral Total p- OR


Kecukupan Ya Tidak value  
Asupan • Uji statistik Chi-square
• Uji statistik Chi-square
• P-value= 0,162 (p> 0,05)
• P-value= 0,162 (p> 0,05)
Karbohidrat           • Tidak terdapat hubungan bermakna
• Tidak terdapat hubungan bermakna
Lebih 4 4 8   1,474 antara tingkat kecukupan asupan
(50%) (50%) (100%) antara tingkat kecukupan asupan
karbohidrat dengan kejadian obesitas
Baik 19 28 47 0,162 0,000 karbohidrat dengan kejadian obesitas
sentral di kalangan mahasiswa FK
(40,4%) (59,6%) (100%) sentral di kalangan mahasiswa FK
UKRIDA tahun 2018
Kurang 11 34 45   2,097 UKRIDA tahun 2018
(24.4%) (75.6%) (100%)
o PEMBAHASAN
• Karbohidrat yang diperolehi dari asupan harian dimetabolisme oleh
tubuh untuk membentuk energi segera, manakala sebagiannya lagi
disimpan oleh tubuh sebagai glikogen dan lemak sebagai cadangan
energi.
• Penelitian oleh Sasmito (2015) mendapati tidak ada hubungan antara
asupan karbohidrat dengan obesitas pada remaja usia 13-15 tahun di
propinsi DKI Jakarta.
• Penelitian yang dijalankan di Eropah dan di Malaysia mendapati tidak
ada hubungan yang signifikan antara zat makronutrient (protein,
karbohidrat dan lemak) terhadap peningkatan lemak viseral.
• Hasil yang sama ditemukan pada penelitian di Provinsi Sumatra Barat,
Jawa Barat, Jawa Tengah dan Sulawesi Selatan.
• Ketidaksesuaian antara hasil penelitian ini dengan beberapa
penelitian terdahulunya bisa dipengaruhi oleh metode penelitian,
cara pengumpulan data, jenis populasi yang diteliti dan beberapa
faktor lain yang dapat mempengaruhi hasil data asupan karbohidrat
pada sampel penelitian ini seperti uang saku dan daya beli makanan
mahasiswa, tempat tinggal dan lingkungan mahasiswa, riwayat
obesitas orang tua dan tingkat pengetahuan mahasiswa tentang
asupan gizi.
4.4 Hubungan Tingkat Kecukupan Asupan Energi, Karbohidrat, Protein
dan Lemak dengan Kejadian Obesitas Sentral

Tingkat Obesitas Sentral Total p- OR


Kecukupan Ya Tidak value   • Uji statistik Chi-square
Asupan • Uji statistik Chi-square
• P-value= 0,01 (p< 0,05)
• P-value= 0,01 (p< 0,05)
Protein           • Terdapat hubungan bermakna antara
• Terdapat hubungan bermakna antara
Lebih 26 30 56   3,611 tingkat kecukupan asupan protein
tingkat kecukupan asupan protein
(46,4%) (53,4%) (100%) dengan kejadian obesitas sentral di
Baik 6 25 31 0,010 0,000
dengan kejadian obesitas sentral di
kalangan mahasiswa FK UKRIDA
(19.4%) (80.6%) (100%) kalangan mahasiswa FK UKRIDA
tahun 2018
Kurang 2 11 13   1,320 tahun 2018
(15,4%) (84,6%) (100%)
o PEMBAHASAN
• Energi yang dihasilkan 1gram protein setara dengan energi yang dihasilkan
oleh 1gram karbohidrat yaitu sebanyak 4kkal.
• Asupan protein yang melebihi keperluan tubuh dapat menyebabkan
kegemukan karena protein yang berlebihan akan dirubah menjadi lemak dan
disimpan di dalam tubuh untuk proses gluconeogenesis.
• Asupan protein dan lemak lebih tinggi di wilayah perkotaan karena
kecenderungan masyarakat memilih makanan cepat saji.
• Akses terhadap makanan cepat saji yang umumnya tinggi dengan
kandungan protein dan lemak sangat mudah di daerah perkotaan seperti
Jakarta Barat.
• Faktor kesibukan jadual kuliah bisa mempengaruhi cara pemilihan makanan
mahasiswa sehingga lebih banyak mengonsumsi sumber makan protein.
4.4 Hubungan Tingkat Kecukupan Asupan Energi, Karbohidrat, Protein
dan Lemak dengan Kejadian Obesitas Sentral

Tingkat Obesitas Sentral Total p- OR


Kecukupan Ya Tidak value  
Asupan • Uji statistik Chi-square
• Uji statistik Chi-square
• P-value= 0,001 (p< 0,05)
• P-value= 0,001 (p< 0,05)
Lemak           • Terdapat hubungan bermakna antara
• Terdapat hubungan bermakna antara
Lebih 2 11 13   0,150 tingkat kecukupan asupan lemak
(15,4%) (84,6%) (100%) tingkat kecukupan asupan lemak
dengan kejadian obesitas sentral di
Baik 23 19 42 0,001 0,000
dengan kejadian obesitas sentral di
kalangan mahasiswa FK UKRIDA
(54,8%) (45,2%) (100%) kalangan mahasiswa FK UKRIDA
tahun 2018
Kurang 9 36 45   4,842 tahun 2018
(20%) (80%) (100%)
o PEMBAHASAN
• Densitas energi yang dimiliki oleh lemak dimana 1gram lemak
bersamaan dengan 9kkal, yaitu lebih tinggi berbanding protein dan
karbohidrat.
• Kelebihan energi dari asupan lemak disimpan dalam jaringan adiposa.
Peningkatan adiposa akan meningkatkan leptin yang dapat
mempengaruhi pengaturan keseimbangan energi dan mengakibatkan
terjadi obesitas sentral.
• Makanan tinggi lemak mempunyai rasa gurih dan rasa kenyang yang
singkat berbanding makanan sumber karbohidrat kompleks. Ini yang
menyebabkan mahasiswa cenderung mengonsumsi makanan sumber
lemak dengan jumlah yang banyak dan frekuensi yang sering.
4.5 Hubungan Usia dan Jenis Kelamin dengan Kejadian Obesitas Sentral

Usia Obesitas Sentral Total p- OR


  Ya Tidak value  
• Uji statistik Chi-square
• Uji statistik Chi-square
19 2 7 9   0,000
• P-value= 0,222 (p> 0,05)
• P-value= 0,222 (p> 0,05)
(22,2%) (77,8%) (100%) • Tidak terdapat hubungan bermakna
• Tidak terdapat hubungan bermakna
20 8 8 16   0,167 antara usia mahasiswa dengan
antara usia mahasiswa dengan
(50%) (50%) (100%) kejadian obesitas sentral di kalangan
21 14 21 35 0,222 0,524 kejadian obesitas sentral di kalangan
mahasiswa FK UKRIDA tahun 2018
(40%) (60%) (100%) mahasiswa FK UKRIDA tahun 2018
22 10 30 40   1,121
(25%) (75%) (100%)
o PEMBAHASAN
• Obesitas sentral pada dasarnya dapat terjadi pada setiap individu
tanpa mengira usia.
• Namun risiko dapat bertambah seiring usia karena beberapa faktor
seperti terjadi perubahan fisiologis tubuh, penurunan aktivitas fisik
dan lambatnya metabolisme.
• Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dijalankan di
Kelurahan Tanjung Duren Selatan. Penelitian tersebut meneliti
gambaran obesitas pada orang dewasa dan faktor-faktor yang
mempengaruhinya, dimana diketahui tidak terdapat hubungan antara
usia responden dengan obesitas dengan nilai p=0,520.
4.5 Hubungan Usia dan Jenis Kelamin dengan Kejadian Obesitas Sentral

Jenis Obesitas Sentral Total p- OR • Uji statistik Chi-square


• Uji statistik Chi-square
kelamin Ya Tidak value   • P-value= 0,953 (p> 0,05)
• P-value= 0,953 (p> 0,05)
• Tidak terdapat hubungan bermakna
Laki-laki 15 31 46     • Tidak terdapat hubungan bermakna
antara jenis kelamin dengan kejadian
(32,6%) (67,4%) (100%) 0,953 0,891 antara jenis kelamin dengan kejadian
obesitas sentral di kalangan
Perempuan 19 35 54 obesitas sentral di kalangan
(35,2%) (64,8%) (100%) mahasiswa FK UKRIDA tahun 2018
mahasiswa FK UKRIDA tahun 2018
o PEMBAHASAN

• Rata-rata komposisi lemak tubuh pada perempuan dewasa adalah sekitar


20-25% sedangkan pada laki-laki sebesar 15%. Hal ini menyebabkan
cadangan lemak tubuh pada perempuan lebih besar dan meningkatkan
risiko obesitas sentral.
• Hasil ini penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dijalankan pada
orang dewasa di Kelurahan Tanjung Duren yang menunjukkan hubungan
negatif antara jenis kelamin dengan obesitas.
• Penelitian oleh Fitrah dan Achadi (2013) yang menganalisis hasil
RISKESDAS tahun 2010 turut menunjukkan tidak terdapat hubungan
antara jenis kelamin dan kejadian obesitas sentral di Provinsi Sumatra
Barat, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Sulawesi Selatan.
4.5 Hubungan Usia dan Jenis Kelamin dengan Kejadian Obesitas Sentral

Aktivitas Obesitas Sentral Total p- OR


fisik Ya Tidak value   • Uji statistik Chi-square
• Uji statistik Chi-square
  • P-value= 0,04 (p< 0,05)
• P-value= 0,04 (p< 0,05)
• Terdapat hubungan bermakna antara
• Terdapat hubungan bermakna antara
Ringan 21 25 46   3,864 aktivitas fisik dengan kejadian
(45,7%) (54,3%) (100%) aktivitas fisik dengan kejadian
obesitas sentral di kalangan
Sedang 8 18 26 0,040 2,044 obesitas sentral di kalangan
mahasiswa FK UKRIDA tahun 2018
(30,8%) (69,2%) (100%) mahasiswa FK UKRIDA tahun 2018
Tinggi 5 23 28   0,000
(17,9%) (82,1%) (100%)
o PEMBAHASAN
• Pada mahasiswa yang kurang beraktivitas, asupan energi dari konsumsi
harian tidak terpakai sepenuhnya menyebabkan muncul ketidakseimbangan
antara masukan energi dengan pengeluaran energi.
• Lebihan energi dari asupan protein, karbohidrat dan lemak yang tidak dipakai
sebaliknya disimpan oleh tubuh dalam bentuk lemak di bagian viseral.
• Rendahnya aktivitas fisik pada mahasiswa dapat disebabkan karena
kepadatan jadual kuliah sehingga tidak atau kurang mempunyai waktu untuk
berolahraga secara rutin.
• Selain itu, kebiasaan mahasiswa menaiki mobil berbanding berjalan kaki ke
fakultas juga dapat mempengaruhi hasil ini.
• Urbanisasi dan perkembangan teknologi terutama di daerah perkotaan
menyebabkan penduduk cenderung mengamalkan gaya hidup sedentari
dimana sebagian kerja fisik diganti oleh mesin-mesin.
BAB 6
 KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 KESIMPULAN
• Proporsi kejadian obesitas sentral pada mahasiswa Fakultas Kedokteran UKRIDA pada tahun
2018 adalah sebesar 34%.
• Distribusi angka kecukupan gizi didapatkan asupan energi dan karbohidrat mahasiswa
terbanyak pada tingkat kecukupan baik yaitu sebesar 50% dan 45%, asupan protein tertinggi
pada tingkat asupan lebih (56%) dan asupan lemak tertinggi pada tingkat asupan kurang (45%).
• Distribusi usia didapatkan usia mahasiswa dengan frekuensi tertinggi adalah pada usia 22 tahun
(40%) dengan jenis kelamin terbanyak adalah perempuan (54%).
• Distribusi aktivitas fisik ditemukan sebagian besar mahasiswa mempunyai tingkat aktivitas fisik
ringan (46%).
• Terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat kecukupan asupan energi, protein dan
lemak serta aktivitas fisik dengan kejadian obesitas sentral di kalangan mahasiswa Fakultas
Kedokteran UKRIDA pada tahun 2018 (p<0,05). Secara keseluruhan setiap variabel bebas
dengan kejadian obesitas sentral diuji menggunakan uji Chi-square.
• Tidak didapatkan hubungan bermakna antara tingkat kecukupan asupan karbohidrat, usia dan
jenis kelamin dengan kejadian obesitas sentral.
6.2 SARAN

BAGI MASYARAKAT
• Meningkat penyebaran informasi Meneliti faktor-faktor lain yang
mengenai obesitas sentral, baik dari dapat mempengaruhi kejadian
segi penyebab, dampak dan upaya
pencegahannya. obesitas sentral dengan
Memperhatikan asupan gizi mengambil sampel yang lebih
• Membantu memotivasi mahasiswa
agar melakukan olahraga atau sehari-hari agar sesuai besar dan pengambilan data
aktivitas fisik secara rutin agar tidak dengan kebutuhan supaya asupan makanan selama lebih
terjadi masalah kegemukan atau dapat menurunkan risiko
obesitas sentral.
dari dua hari.
obesitas sentral.
BAGI INSTITUSI BAGI PENELITI
PENDIDIKAN SELANJUTNYA
TERIMA KASIH
DAFTAR PUSTAKA
1.Kementerian Kesehatan RI. Riset kesehatan dasar 2013. Jakarta: Badan Litbang Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI; 2013. 261-5.
2.Sudikno, Syarief H, Dwiriani CM, et al. Faktor risiko obesitas sentral pada orang dewasa umur 25-65 tahun di Indonesia (Analisis Data Riset Kesehatan Dasar 2013). Jumal
Peneliti Gizi dan Makanan. 2015;38(2):111–20.
3.World Health Organisation (WHO). Obesity and overweight: report 311. Geneva: World Health Organisation; 2013.
4.World Health Organisation (WHO). Waist circumference and waist-hip ratio: a report of a WHO expert consultation. Geneva: World Health Organisation; 2008.
5.Ramachandran A, Snehalatha C. Rising burden of obesity in Asia. J Obes. 2010;2010.
6.Parikh RM, Mohan V. Changing definitions of metabolic syndrome. Indian Journal of Endocrinology and Metabolism. 2012;16(1):7-12.
7.Tomastola YA, Djendra IM, Tadjimo Y. Asupan gizi dan obesitas sentral dengan kadar asam urat darah pada pasien rawat jalan di Poli Endokrin RSUP Prof Dr R.D Kandou.
GIZIDO. 2009;7(2):381-396.
8.Syafrizar, Wilda W. Gizi olahraga. Cetakan pertama. Padang: Wineka Media; 2009
9.Lee CL, Norimah AK, Ismail MN. Association of energy intake and macronutrient composition with overweight and obesity in Malay women from Klang Valley. Malays J
Nutr. 2010;16(2):251–60.
10. Safitri A, Jahari AB, Ernawati F. Konsumsi makanan penduduk Indonesia ditinjau dari norma gizi seimbang. Pen Gizi dan Makanan. 2016;39(2):87-94.
11. Hardinsyah, Riyadi H, Napitupulu V. Kecukupan energi, protein, lemak dan karbohidrat. Dep Gizi FK UI. Jakarta: 2012;1–26.
12. Lutz C.A, Mazur E, Litch N.A. Nutrition and diet therapy. 6th edition. Philadelphia: F.A Davis Company; 2015.p.34-81.
13. Sasmito PD. Hubungan asupan zat gizi makro (karbohidrat, protein, lemak) dengan kejadian obesitas pada remaja umur 13- 15 tahun di Propinsi DKI Jakarta (Analisis Data
Sekunder Riskesdas 2010). Nutr Diaita. 2015;7(1):16–23.
14. Sundari E, Masdar H, Rosdianan D. Angka kejadian obesitas sentral pada masyarakat Kota Pekanbaru. Jom Fk. 2015;2(2):1–16.
15. Tchernof A, Despres J-P. Pathophysiology of human visceral obesity: an update. physiol rev [Internet]. 2013;93(1):359–404. Available from:
http://physrev.physiology.org/cgi/doi/10.1152/physrev.00033.2011.
16. Choo J, Jeon S, Lee J. Gender differences in health-related quality of life associated with abdominal obesity in a Korean population. BMJ Open. 2014;4(1):1–9.
17. Fitrah A, Achadi EL. Hubungan asupan zat gizi makro dan serat dengan kejadian obesitas pada penduduk usia > 18 tahun di Provinsi Sumatra Barat, Jawa Barat, Jawa
Tengah, dan Sulawesi Selatan tahun 2010 (Analisis Data Riskesdas 2010). FKM-UI.2013.
18. Indra MR, Dasar genetik obesitas viseral. Jurnal Kedokteran Brawijaya. 2006;22(1):10-6.
19. Burhan FZ, Sirajudiin S, Indriasari R. Pola konsumsi terhadap kejadian obesitas sentral pada pegawai pemerintahan di kantor bupati kabupaten Jeneponto. Jurnal MKM.
2013.
20. Sharlin J, Edelstein S. Buku ajar gizi dalam daur kehidupan. Dalam: Agustin CA, Rezkina E, Rahmah Q, editors. Jakarta: ECG;2014. p.381-93.
21. Buanasita A, Andriyanto, Sulistyowati I. Perbedaan tingkat konsumsi energi, lemak, cairan, dan status hidrasi mahasiswa obesitas dan non obesitas. Indones J Hum Nutr.
2015;2(2):11–22.
DAFTAR PUSTAKA
22. World Health Organisation. Global physical activity quesitionnaire (GPAQ0 analysis guide. Geneva: World Health Organisation; 2012.
23. Harikedua VT, Tando NM. Aktifitas fisik dan pola makan dengan obesitas sentral pada tokoh agama di Kota Manado. GIZIDO.2012;4(1)
24. Kemenkes RI. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2013. Tentang angka kecukupan gizi yang dianjurkan bagi bangsa Indonesia.
Jakarta; 2013.p.5-10 [Internet] Diunduh dari: http://gizi.depkes.go.id/download/Kebijakan Gizi/PMK 75-2013.pdf.
25. Rodwell V.W, Bender D.A, Betham K.M, et al. Harper’s illustrated biochemistry. 13th edition. Singapore: Mc Graw Hill Education; 2015.
26. Silvia MN, Marudut, Jus’at I. Konsumsi zat-zat gizi menurut metode recall - record berdasarkan waktu makan remaja putri. Nutr Diaita. 2011;3: 85–97.
27. Pereira RA, Araujo MC, Lopes TDS, et al. How many 24-hours recalls or food records are required to estimate usual energy and nutrient intake. Cad Saude
Publica. 2010; 26(11):2101–11.
28. Rahmawati D. Faktor-faktor yang berhubungan dengan obesitas sentral pada mahasiswa program studi kesehatan masyarakat angkatan 2012-2014 [skripisi].
Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah; 2015.
29. Savitri A. Faktor-faktor berhubungan dengan kejadian obesitas sentral pada wanita usia 15-44 tahun di posbindu wilayah kerja puskesmas kacamatan Pasar
Minggu Jakarta Selatan pada tahun 2017 [skripsi]. Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah; 2017.
30. Fridawati AP. Hubungan asupan energi, karbohidrat, protein dan lemak terhadap obesitas sentral pada orang dewasa di Desa Kepuharjo, Kecamatan
Cangkringan, Yogyakarta [skripsi]. Yogyakarta: Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma; 2016.
31. Rahmandita AP, Adriani M. Perbedaan tingkat konsumsi dan aktivitas fisik pada wanita (20-54 tahun) obesitas sentral dan non sentral. Amerta Nutr [Internet].
2017;1(4):266. Diunduh dari: https://e-journal.unair.ac.id/AMNT/article/view/7124
32. Bowen, Liza et al. Association between diet, physical activity and body fat distribution: a cross sectional study in an Indian population. BMC Public Health.
2015;15(1):281.
33. Pujiati S. Prevalensi dan faktor risiko obesitas sentral pada penduduk dewasa kota dan kabupaten Indonesia tahun 2007 [tesis]. Jakarta: Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Indonesia; 2010.
34. Almatsier S. Prinsip dasar ilmu gizi, Jakarta: Gramedia Pustaka; 2010.
35. Kemenkes RI. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2014. Tentang pedoman gizi seimbang. Jakarta; 2014. [Internet] Diunduh dari:
https://www.persi.or.id/images/regulasi/permenkes/pmk412014.pdf.
36. Alkerwi A, Sauvageot N, Buckley JD, et al. The potential impact of animal protein intake on global and abdominal obesity: Evidence from the observation of
cardiovascular risk factors in Luxembourg (ORISCAV-LUX) study. Public Health Nutr. 2015;18(10):1831–8.
37. Wiardani NK, Putu P, Sugiani S, et al. Konsumsi lemak total, lemak jenuh, dan kolesterol sebagai faktor risiko sindroma metabolik pada masyarakat perkotaan di
Denpasar. J Gizi Klinik. 2011;7(3):107–14.
38. Kusteviani F. Faktor yang berhubungan dengan obesitas abdominal pada usia produktif (15-64 tahun) di Kota Surabaya. J Berk Epidemiol. 2015;3(1):45–56.
39. Rahani AS, Tamba E. Gambaran kejadian obesitas dan faktor-faktor yang memengaruhi pada usia di atas 40 tahun di Kelurahan Tanjung Duren Jakarta Tahun
2016 [artikel penelitian]. J Kedokt. Meditek. 2018; 24(65).

Anda mungkin juga menyukai