Anda di halaman 1dari 15

KOLESTROL

Kolestrol ( C27H45OH ) adalah alkohol


steroid, semacam lemak yang ditemukan
dalam lemak hewani, minyak, empedu, susu,
kuning telur, yang sebagian besar disintesis
oleh hati dan sebagian disintesis oleh hati
dan sebagian kecil diserap dari diet.
Keberadaan dalam pembuluh darah pada
kadar tinggi akan cenderung membuat
endapan/ kristal/ lempengan yang akan
mempersempit atau menyumbat pembuluh
darah
FUNGSI

Kolesterol merupakan komponen


terbesar membran sel, membantu
untuk mengontrol pergerakan zat ke
dalam dan ke luar sel, membuat
hormon steroid (progesteron dan
estrogen pada wanita, testosteron
pada pria), membuat vitamin D, dan
memastikan sistem pencernaan
bekerja dengan baik dengan
membentuk garam empedu
FAKTOR-FAKTOR YANG DAPAT
MENINGKATKAN RESIKO KOLESTROL TINGGI

•Diet yang tidak baik


Konsumsi lemak jenuh seperti yang
ditemukan pada produk-produk hewani, juga
lemak trans yang ditemukan pada beberapa
makanan yang dijual di pasaran, dapat
meningkatkan kadar kolesterol. Makanan-
makanan yang tinggi kolesterol antara lain
adalah daging merah dan produk susu yang
tinggi lemak.

• Obesitas
Angka Indeks Massa Tubuh (IMT) ≥ 30
dapat meningkatkan risiko terjadinya
dislipidemia (kolesterol tinggi).
FAKTOR-FAKTOR YANG DAPAT
MENINGKATKAN RESIKO KOLESTROL TINGGI

•Merokok
Kebiasaan yang satu ini dapat merusak
dinding pembuluh darah, sehingga
mempermudah penumpukan deposit lemak.
Merokok juga dapat menurunkan kadar HDL
atau kolesterol baik.
•Diabetes
Glukosa darah yang tinggi berperan dalam
peningkatan kolesterol LDL dan penurunan
kolesterol HDL. Glukosa darah tinggi juga
merusak lapisan pembuluh darah arteri.
NILAI RUJUKAN
KOLESTROL

• Dewasa sampai dengan 200 mg/dl


Resiko sedang 200-240 mg/ dl,
Resiko tinggi > 240 mg/dl
• Bayi: 90-130 mg/dl,
• Anak 130-170 mg/dl
• Risiko tinggi > 185 mg/dl
MACAM- MACAM KOLESTROL

1. HDL ( HIGH DENSITY LIPOPROTEIN)

Merupakan salah satu dari tiga komponen lipoprotein, kombinasi lemak


dan protein, mengandung kadar protein tinggi, sedikot trigliserid dan fosfolipid,
mempunyai sifat umum protein dan terdapat pada plasma darah, disebut juga
lemak baik yang dapat membantu mengurangi penimbunan plak pada
pembuluh darah.

Nilai Normal : Klinis :


Laki-laki : > 55 mg/dl Peningkatan lipoprotein dapat
Wanita : > 65 mg/dl dipengaruhi oleh obat aspirin,
Berisiko tinggi penyakit jantung cortisone, kontasepsi,
koroner ( PJK ) : < 35 mg/dl
fenotiazin dan sulfonamide,
Resiko sedang PJK : 35-45 mg/dl
Resiko rendah PJK : > 60 mg/dl juga penyakit: DM, hipotiroid,
nefrotik dan eklamsia.
MACAM- MACAM KOLESTROL

2. LDL ( LOW DENSITY LIPOPROTEIN)

Adalah lipoprotein dalam plasma yang mengandung sedikit trigliserid,


fosfolipid sedang, protein sedang dan kolesterol tinggi.

Nilai Normal:
Kurang dari 150 mg/dl KLINIK:
Berisiko tinggi terhadap PJK: Merupakan lipoprotein beta
<160 mg/dl yang merupakan andil utama
Berisiko sedang : 130-159mg/dl terjadinya arterosklerosis dan
Resiko rendah : <130 mg/dl penyakit arteria koronaria.
MACAM- MACAM KOLESTROL

3.VLDL(VERY LOW DENSITY LIPOPROTEIN)

Adalah lipoprotein dalam plasma yang mengandung sedikit trigeserid


tinggi, fosfolipid dan kolesterol sedang, serta protein rendah.
Termasuk lipoprotein beta yang andil besar dalam kejadian.

KADAR FRAKSI LEMAK LIPOPROTEIN

Jenis Trigliserid Kolesterol Fosfolipid Protein


Lipoprotein
1. Chilomicron 85-95 3-5 5-10 1-2
2. VLDL 60-70 10-15 10-15 10
3. LDL 5-10 45 20-30 15-25
4.HDL Sangat sedikit 20 30 50
PEMERIKSAAN
KOLESTROL
Metode
Liebermannburchardh

Prinsip dari metode ini adalah apabila kolesterol direaksikan


dengan asam acetat anhidrid dan asam sulfat pekat dalam
lingkungan bebas air, maka akan terbentuk warna hijau – biru yang
intensitas akibat pembentukan polimer hidrokarbon tak jenuh.
Reaksi warna diawali protonasi gugus hidroksi dalam kolesterol
dan menyebabkan lepasnya air untuk manghasilkan ion karbonin
3,5 kolestadiena, yang selanjutnya dioksidasi oleh ion sulfit
menghasilkan senyawa kromofor asam kolestaheksaena sulfonat.
Warna yang terbentuk kemudian ditentukan absorbansinya dengan
fotometer.
Metode Iron
Saltacid
• Metode Iron Salt Acid menghasilkan kation tetra enilik, p-TSA bereaksi
dengan turunan kolesterol untuk membentuk senyawa kromofor, kromofor
kemudian akan memberikan serapan pada fotometer .

Metode Elektrode
Based Biosensor

• Prinsip pemeriksaan adalah katalis yang digabung dengan teknologi


biosensor yang spesifik terhadap pengukuran kolesterol. Strip
pemeriksaan dirancang dengan cara tertentu sehingga pada saat darah
diteteskan pada zona reaksi dari strip, katalisator kolesterol memicu
oksidasi kolesterol dalam darah. Intensitas dari elektron yang terbentuk
diukur oleh sensor dari alat dan sebanding dengan konsentrasi
kolesterol dalam
Metode Chod-pap

• Metode kolorimetrik enzimatik (Cholesterol Oxidase


Methode/CHOD PAP) adalah metode yang disyaratkan sesuai
standar WHO/IFCC.
• Prinsip pemeriksaan kadar kolesterol total metode kolorimetrik
enzimatik adalah kolesterol ester diurai menjadi kolesterol dan
asam lemak menggunakan enzim kolesterol esterase. Kolesterol
yang terbentuk kemudian diubah menjadi Cholesterol-3-one dan
hidrogen peroksida oleh enzim kolesterol oksidase. Hidrogen
peroksida yang terbentuk beserta fenol dan 4- aminophenazone
oleh peroksidase diubah menjadi zat yang berwarna merah.
Intensitas warna yang terbentuk sebanding dengan konsentrasi
kolesterol total dan dibaca pada λ 500 nm
Kolesterol- HDL

Metode: Enzimatik
Prinsip : Lipoprotein yang mengandung apo
B, seperti kilomikron, VLDL, LDL, IDL dan
Lp(a) dipisahkan dengan jalan
mengendapkannya menggunakan kation
polyanion-divalent. Kolesterol- HDL pada
supernatan diukur secara enzimatik (spt di
atas)
Kolesterol- HDL
• Polianion yang biasa digunakan: heparin
sulfat, dekstran sulfat dan sodium
fosfotungstat
• Kation valensi dua yang digunakan: Ca, Mg dan
Mn
• Pd metode standar menggunakan: Heparin
sulfat – Mn  Sebanding dengan hasil
ultrasentrifugasi
• Kelemahan menggunakan Mn, dapat
mempengaruhi reaksi enzimatik, namun dpt
dihilangkan dgn mengendapkan kelebihan Mn
menggunakan NaHCO3 atau EDTA
Kolesterol- HDL
• Penggunaan Dekstran sulfat-Mg dan
Sodium fosfotungstat-Mg, hasil lebih
rendah kira-kira 5%
• Penggunaan heparin sulfat-Ca memberi
hasil lebih tinggi 10% dibanding
Ultrasentrifugasi
• Presipitasi dipengaruhi oleh:
• pH, konsentrasi reagen, kekuatan ionik,
adanya protein serum lain dan antikoagulan,
jumlah relatif lipid dan protein dalam partikel
lipoprotein, durasi dan kondisi penyimpanan
sampel
Kolesterol- LDL
• Cara lain dlm pengukuran kol-LDL
• Menggunakan rumus Friedewald sbb

Kol-LDL = Kol total – (Kol-HDL + TG/5)

• Catatan:
• Tdk dpt digunakan bila TG > 400 mg/dL
• Akurasi pengukuran kol-total, kol-HDL dan TG
harus dapat diterima.

Anda mungkin juga menyukai