Anda di halaman 1dari 13

SOSIOLOGI DAN ANTROPOLOGI KESEHATAN

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS JAMBI
T.A 2017 - 2018
DETERMINAN SOSIAL BUDAYA
DALAM KESEHATAN MASYARAKAT
TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah perkuliahan ini diharapkan kepada Mahasiswa semester 1


(satu) Program Studi Kesehatan Masyarakat Universitas Jambi
mampu:
• Memahami konsep determinan kesehatan
• Menguasai teori determinan sosial budaya dalam konteks
kesehatan masyarakat
Berdasarkan model determinan ekonomi-sosial kesehatan
Dahlgren dan Whitehead (1991) dapat disimpulkan bahwa
kesehatan individu, kelompok dan komunitas yang optimal
membutuhkan realisasi potensi penuh dari individu, baik
secara fisik, psikologis, sosial, spiritual, dan ekonomi,
pemenuhan ekspektasi peran seorang dalam keluarga,
komunitas, tempat bekerja, dan realisasi kebijakan makro
yang dapat memperbaiki kondisi lingkungan makro.
DETERMINAN SOSIAL

• Determinan sosial adalah faktor-faktor penentu secara sosial di dalam


masyarakat. Pada prinsipnya determinan sosial adalah sejumlah variabel yang
tergolong dalam faktor sosial, seperti; budaya, politik, ekonomi, pendidikan,
faktor biologi dan perilaku yang mempengaruhi status kesehatan individu
atau masyarakat.
• Determinan sosial berkontribusi terhadap kesenjangan kesehatan di dalam
kelompok masyarakat yang disebut determinan sosial kesehatan dan
mempengaruhi kesehatan baik secara langsung maupun tidak langsung,
sehingga dapat menjadi tolak ukur status kesehatan masyarakat.
Determinan sosial kesehatan merupakan proses yang
membentuk perilaku di dalam masyarakat. Perilaku adalah
semua kegiatan yang dilakukan manusia baik yang dapat
diamati langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh
pihak luar. Perilaku seseorang terbentuk dari pengetahuan,
sikap dan praktek atau tindakan yang dimiliki (Notoatmodjo,
2012).
KEBUDAYAAN
DAN
KESEHATAN
• Salah satu faktor yang menentukan kondisi kesehatan masyarakat adalah
perilaku kesehatan masyarakat itu sendiri.
• Proses terbentuknya perilaku ini dipengaruhi oleh beberapa faktor. Salah
satunya adalah faktor sosial budaya, bila faktor tersebut telah tertanam dan
terinternalisasi dalam kehidupan dan kegiatan masyarakat ada
kecenderungan untuk merubah perilaku yang telah terbentuk tersebut sulit
untuk dilakukan.
• Untuk mengatasi dan memahami suatu masalah kesehatan diperlukan
pengetahuan yang memadai mengenai budaya dasar dan budaya suatu
daerah. Sehingga dalam mensosialisasikan kesehatan pada masyarakat luas
dapat lebih terarah yang implikasinya adalah naiknya derajat kesehatan
masyarakat.
Pengaruh sosial budaya dalam masyarakat  memberikan
peranan penting dalam mencapai derajat kesehatan yang
setinggi-tingginya. Perkembangan sosial budaya dalam
masyarakat merupakan suatu tanda bahwa masyarakat
dalam suatu daerah tersebut telah mengalami suatu
perubahan dalam proses berfikir. Perubahan sosial dan
budaya bisa memberikan dampak positif maupun negatif.
PERILAKU KESEHATAN
• Salah satu faktor yang menentukan kondisi kesehatan masyarakat adalah perilaku kesehatan
masyarakat itu sendiri. Dimana proses terbentuknya perilaku ini dipengaruhi oleh beberapa
faktor.
• Menurut Sudarti (2005) yang menyimpulkan pendapat Bloom tentang status kesehatan, ada
beberapa faktor yang mempengaruhi status kesehatan yaitu; lingkungan yang terdiri dari
lingkungan fisik, sosial budaya, ekonomi, perilaku, keturunan, dan pelayanan kesehatan,
selanjutnya Bloom menjelaskan, bahwa lingkungan sosial budaya tersebut tidak saja
mempengaruhi status kesehatan, tetapi juga mempengaruhi perilaku kesehatan.
• Selanjutnya Sudarti (2005), yang mengutip pendapat G.M. Foster menyatakan, selain aspek
sosial yang mempengaruhi perilaku kesehatan, aspek budaya juga mempengaruhi kesehatan
seseorang antaranya tradisi, sikap fatalisme, nilai, etnocentrism, dan unsur budaya yang
dipelajari pada tingkat awal dalam proses sosialisasi.
TEORI PERILAKU – L.GREEN
Green dalam Notoatmodjo (2007) mengatakan bahwa perilaku manusia dari tingkat kesehatan
dipengaruhi oleh 2 faktor pokok yaitu faktor perilaku (behaviour cause) dan faktor di luar
perilaku (non-behaviour cause). Selanjutnya perilaku itu sendiri terbentuk dari tiga faktor, yaitu;
• Faktor Predisposisi (predisposing factors), yang terwujud dalam pengetahuan, sikap,
kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai dan sebagainya
• Faktor pendukung (enabling factors), yang terwujud dalam lingkungan fisik, tersedia atau
tidak tersedianya fasilitasfasilitas atau sarana-sarana kesehatan, misalnya puskesmas, obat-
obatan, air bersih dan sebagainya
• Faktor pendorong (reinforcing factors) yang terwujud dalam sikap dan perilaku petugas
kesehatan atau petugas lain, yang merupakan kelompok referensi dari perilaku masyarakat.
CONTOH
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai