LASTRI YULIANTI
19033036
1
Ideal Voltage-Controlled Current Source
Representasi :
V22
RL
2
Junction Field Effect Transistor
Simbol : Simbol :
JFET Kanal n JFET Kanal p
3
Junction Field Effect Transistor
4
Junction Field Effect Transistor
JFET pada kondisi Non saturasi (ohmic region)
Berlaku :
Dimana :
2b = sisa lebar kanal setelah ada
depletion region
W= lebar
L = Panjang kanal
Pada kondisi ini JFET akan berperilaku seperti resistor yang nilainya
bergantung pada VGS
ID bergantung pada W/L yang disebut sebagai faktor skala arus dari
JFET perbandingan
Rasio VDSr
DS disebut sebagai ON drain
ID (ON )
resistance ,
untuk VGS = 0 maka b=a dan berlaku :
1
L
rDS (ON )
2aqN D n W 5
Junction Field Effect Transistor
JFET pada kondisi Saturasi (Pinch off region)
Jika |VGS |< |VP| dan diberikan tegangan pada drain – source (VDS) maka :
VDS akan menimbulkan medan listrik Ex sepanjang x yang mengakibatkan lebar kanal
b(x) akan mengecil.
Pada kondisi ini maka Densitas arus (J) pada JFET :
ID
J
2b(x)
Dari persamaan diatas dapat dilihat bahwa selama |VGS| < |VP| maka total pinch-off
(b=0) tidak dapat terjadi karena akan mengakibatkan densitas arus yang tak
terhingga.
Karakteristik volt ampere JFET pada daerah saturasi menunjukkan bahwa nilai
ID relatif konstan sehingga dapat disimpulkan bahwa JFET tidak berperilaku
sebagai resistor seperti pada daerah non saturasi.
Saturasi pada JFET mengandung pengertian bahwa terdapat pembatasan
jumlah muatan yang yang dipindahkan sehingga ID nilainya relatif konstan.
Karena nilai arus ID relatif konstan maka JFET dapat digambarkan seperti
sumber arus tak bebas yang dikendalikan oleh tegangan.
dimana : VGS = v1 ; i2 = ID dan VDS = v2 (lihat gambar ideal
voltage – controlled curren source)
6
Junction Field Effect Transistor
JFET pada kondisi breakdown
Nilai tegangan maksimum yang dapat diberikan pada JFET adalah nilai
tegangan minimum yang akan mengakibatkan avalanche breakdown.
Dari karakteristik volt ampere JFET dapat diketahui bahwa untuk nilai reverse
biased VGS yang semakin besar maka kondisi breakdown terjadi untuk
nilai VDS yang lebih rendah.
JFET pada kondisi cutoff
Pada kondisi ini maka JFET akan berperilaku seperti open switch
Pada kondisi tegangan |VGS| > |VP|, maka ID ≈ 0 dan VDS dapat bernilai besar.
Karakteristik Volt Ampere JFET Kanal N
7
Karakteristik Volt Ampere JFET Kanal n
Junction Field Effect Transistor
Karakteristik fungsi transfer VGS dan ID JFET Kanal N:
V 2
I D IDSS 1 GSVP
Dimana :
ID = Arus drain
IDSS = arus drain pada JFET dalam kondisi saturasi dengan terminal Gate dan
Source di hubung singkat (short circuit)
ID
IDSS
VP
-VGS
Silikon
---------
n --------- n Dioksida
(SiO2)
Kanal n
substrat tipe p
9
Metal Oxide Semiconductor FET (MOSFET)
Simbol :
D
G substrat
S
Depletion Mosfet tipe N
(Depletion NMOS)
G substrat
S
Depletion Mosfet tipe P
(Depletion PMOS)
10
Metal Oxide Semiconductor FET (MOSFET)
S G D(+) S G(-) D (+)
body
body
Silikon
Dioksida
--------- (SiO2) ---------
n --------- n n --- n
Kanal n Kanal n
substrat tipe p substrat tipe p
Silikon
Dioksida
(SiO2) ---------
n --------- n n n
Kanal n Kanal n
substrat tipe p substrat tipe p
12
Metal Oxide Semiconductor FET (MOSFET)
Karakteristik Volt Ampere MOSFET kanal N (Depletion NMOS)
• Kondisi Non Saturasi :
ID (μA)
I D k W VDS 2
2 L
I D k W 2 V
300
VGS=+2,0
L GS VT VDS VDS
+1,5 • Kondisi Saturasi :
250
k VGS VT
200 Enhancement W 2
I DS
+1,0 ID
L
150
+0,5
Dimana :
100 k = process parameter
0
-0,5
L = Panjang kanal
50
VGS=- Depletion W = Lebar kanal dengan panjang
1,0 kanal L
VDS (V)
1 2 3 4 5 6
MOSFET :
Jenis : Depletion MOSFET kanal n (Depletion NMOS)
k = 20μA/V2 ; W/L = 1 ; VT = -2 V
Asumsi : channel length modulasi diabaikan sehingga nilai ID
konstan pada kondisi saturasi 13
Metal Oxide Semiconductor FET (MOSFET)
Karakteristik Fungsi transfer VGS dan ID Depletion MOSFET kanal N
ID (μA)
Depletion Enhancement
• Kondisi VGS < VT :
300 • ID ≈ 0
250
• Kondisi VGS > VT ; VDS = VGS-VT ; VDS ≥ 0
200
L
100 Dimana :
IDSS
k = process parameter
50
VT L = Panjang kanal
VGS (V) W = Lebar kanal dengan panjang
1 2 3
-3 -2 -1 kanal L
MOSFET:
Depletion MOSFET kanal n (Depletion NMOS)
k = 20μA/V2 ; W/L = 1 ; VT = -2 V
14
Metal Oxide Semiconductor FET (MOSFET)
Enhancement MOSFET
Bagan Enhancement MOSFET
S G D
S
body body
G
Silikon
Dioksida
D
L L
Simbol :
D D
B B
G substrat G substrat
S S
Enhancement Mosfet tipe N Enhancement Mosfet tipe P
(Enhancement NMOS) (Enhancement PMOS)
15
Metal Oxide Semiconductor FET (MOSFET)
Enhancement MOSFET kanal N (Enhancement PMOS)
B S G D B S G (+) D (+)
(+) (body)
(body)
Silikon
Dioksida
--------- ---------
--------- ----
Region tipe n
Region tipe n
substrat tipe p substrat tipe p
Enhancement MOSFET Kanal n (Enhancement NMOS)
Tegangan positif pada Gate akan menginduksikan muatan negatif pada
permukaan semikonduktor dan membentuk “lapisan inversi” yang
kemudian membentuk kanal n, jika tegangan positif pada Gate lebih besar
dari tegangan threshold VT.
Jika diberikan tegangan pada Drain (VDS > 0)maka arus ID akan mengalir
melalui kanal.
Jika besar VDS bertambah maka beda potensial antara gate dan drain akan
berkurang sehingga akan mengurangi konduktivitas dekat daerah drain, pada
kondisi ini maka Enhancement MOSFET akan masuk pada daerah saturasi.
Pada daerah saturasi nilai ID akan relatif konstan untuk penambahan nilai VDS.
16
Metal Oxide Semiconductor FET (MOSFET)
Karakteristik Fungsi Transfer VGS dan ID Enhancement MOSFET
kanal n (Enhancement NMOS)
ID (μA)
• Kondisi VGS < VT :
• ID ≈ 0
300
250
• Kondisi VGS > VT ; VDS = VGS-VT ; VDS ≥ 0 :
200 • I D W (VGS VT ) 2
150 k L
Dimana :
100 k = process parameter
L = Panjang kanal
50
VT W = Lebar kanal dengan panjang
VGS (V) kanal L
1 2 3 4 5 6
Mosfet memiliki :
Enhancement MOSFET kanal n (Enhancement NMOS)
k = 20μA/V2 ; W/L = 1 ; VT = 2 V
Asumsi : channel length modulasi diabaikan sehingga nilai ID
konstan pada saturasi
17
Metal Oxide Semiconductor FET (MOSFET)
Karakteristik Enhancement MOSFET kanal n (Enhancement NMOS)
• Kondisi Non Saturasi :
ID (μA)
Ohmic Region Saturation 2
VGS=6,0
I D k W
2 ID k
W
2V VT VDS VDS
GS
300
5,5 L
VDS L
• Kondisi Saturasi :
250
200
I D k VGS VT
W 2
IDS
5,0
150
Dimana :
4,5 L
100
4
VGS=2 V k = process parameter
50 3,5 L = Panjang kanal
VGS=
3,0 W = Lebar kanal dengan panjang
kanal L
VDS (V)
1 2 3 4 5 6
Mosfet memiliki :
Enhancement MOSFET kanal n (Enhancement NMOS)
k = 20μA/V2 ; W/L = 1 ; VT = 2 V
Asumsi : channel length modulasi diabaikan sehingga nilai ID
konstan pada saturasi 18
Metal Oxide Semiconductor FET (MOSFET)
Enhancement MOSFET
Kanal N (Enhancement NMOS)
Dari bagan dan karakteristik volt ampere dapat diketahui bahwa :
Lapisan inversi (kanal) pada VDS = 0 hanya akan muncul jika VGS > VT. Pada VGS < VT
lapisan inversi tersebut tidak akan tersedia dan ID = 0, sehingga VT adalah serupa
dengan tegangan pinch off pada JFET. Kondisi ID =0 karena VGS < VT adalah kondisi
cut off dari MOSFET.
Pada kondisi non saturasi (ohmic) maka :
(VGS – VT > VDS) atau (VGD = VGS – VDS > VT) 2
ID
W
GS
2V VT VDS VDS
k L
Dimana :
n C o
k = process parameter =
2
L = Panjang kanal
W = Lebar kanal dengan panjang kanal L
μn = mobilitas elektron
Co = gate capacitance (kapasitansi
gerbang) per unit area
19
Metal Oxide Semiconductor FET (MOSFET)
Enhancement MOSFET
Kanal n (Enhancement NMOS)
Pada daerah saturasi :
0 < VGS – VT < VDS
ID cenderung konstan dan tidak bergantung pada nilai VDS, dan hanya
bergantung pada tegangan pengendali (VGS – VT) atau :
W
I D k VGS VT
2
IDS
L
Garis pembatas daerah ohmic dan saturasi
terjadi pada VDS = VGS – VT dan besar
ID pada tegangan VDS ini adalah :
I D k W VDS 2
I D W VDS 2 L
k L
20
Metal Oxide Semiconductor FET (MOSFET)
Karakteristik Enhancement MOSFET kanal P (Enhancement PMOS)
ID (mA)
L
-10 Dimana :
VT k = process parameter
-4 -8 -12 -16 -20
VGS (V) L = Panjang kanal
W = Lebar kanal dengan panjang
kanal L
Dari kurva karakteristik dapat dilihat bahwa PMOS serupa dengan NMOS
dengan polaritas VDS dan IDS yang terbalik, dan pembawa muatan dalam
PMOS adalah hole.
21
Metal Oxide Semiconductor FET (MOSFET)
Karakteristik Enhancement MOSFET kanal P (Enhancement PMOS)
ID (mA) • Kondisi Non Saturasi :
Ohmic Region Saturation
2
VGS=-20 I D k
W
2V VT VDS VDS
GS
-40
-18
L
• Kondisi Saturasi :
-30
-16
-12 : L
Dimana
-10 -
VGS =-4 V
k = process parameter
10
L = Panjang kanal
-
8
VDS (V)
W = Lebar kanal dengan panjang
-10 -20 -30 -40
VGS= -6
kanal L
Dari kurva karakteristik dapat dilihat bahwa PMOS serupa dengan NMOS
dengan polaritas VDS dan IDS yang terbalik, dan pembawa muatan dalam
PMOS adalah hole.
22