Anda di halaman 1dari 17

PARASITOLOGI

FASCIOLOPSIS BUSKI
KELOMPOK : 1
1). AJENG PRAHESTI
2). ANISA KHAIRIYAH
3). APLIANA AQIDATUL IZZAH
4). ARTANTI RAFIAH
5). AYU ANDRIANI
6). BERTIN NATALIS ZAI
7). DANDA ARIYA
8). FITRIA HANDAYANI
9). FIVE MIR CATION WARUWU
10). GUSTIARA SAFTIA
11). MITRA LESTARI
FASCIOLOPIS BUSKI :
SEJARAH :

 Cacing trematoda fasciolopis buski adalah suatu trematoda yang


didapatkan pada manusia dan hewan. Trematoda tersebut
mempunyai ukuran terbesar diantara trematoda lain yang ditemukan
pada manusia.
 Cacing ini pertama kali ditemukan oleh buski (1843) pada autosi
seorang pelaut yang meninggal di London .
 Fasciolopis buski adalah salah satu trematoda usus yang bersifat
hermaprodit yang dapat menimbulkan penyakit fasciolopsiasis.
TAKSONOMI :

 Kingdom : Animalia
 Filum : Platyhelminthes
 Kelas : Trematoda
 Ordo : Echinostomida
 Famili : Fasciolidae
 Genus : Fasciolopsis
 Spesies : Fasciolopsis buski
MORFOLOGI :
 Cacing berbentuk bulat panjang seperti daun, merupakan trematoda yang terbesar, kelihatan
tebal berdaging
 Ukuran : panjang 2 – 7 cm, lebar 0,5 – 2 cm, dan tebal 0,5 – 3 mm
 Tidak mempunyai cephalic cone / tonjolan konis
 Ventral sucker lebih besar (diameter 2 – 3 mm) dari pada oral sucker (diameter 0,5 mm)
 Alat pencernaan dimulai dari pharinx dan oesophagus yan pendek dilanjutkan kepercabangan
saekum ke posterior
 Testis bercabang-cabang banyak
 Vitelaria yang terletak di sebelah lateral meluas dari ventral sucker sampai ujung posterior
badan
 Uterus berkelok-kelok
 telur besar, berbentuk oval hampir sama dengan telur Fasciola hepatica dengan ukuran
panjang 130 – 140 μm dan lebar 80 – 85 μm
 Telur mempunyai operculum berwarna kekuning-kuningan.
MORFOLOGI FASCIOLOPSIS BUSKI
FASCIOLOPSIS BUSKI EGG
CIRI – CIRI TELUR :

 Mempunyai telur fasciola hepatica


 Berbentuk agak lonjong
 Berdinding tipis transparan
 Memiliki operkulum
 Berukuran (130-140) x (80-85) mm.
HABITAT :

 Melekat terutama pada dinding duodenum


dan jejenum.
 Pada infeksi berat dapat ditemukan pada
pylorus atau usus besar.
SIKLUS HIDUP
 Telur menetas di air → keluar mirasidium → dimakan hospes
perantara 1 (keong air dari genus Segmentina, Hippeutis, Cyarulus)
→ dalam tubuh keong berkembang menjadi sporokista → redia →
serkaria dan keluar dari tubuh keong → hidup bebas di air →
menempel di hospes perantara 2 (tumbuhan air seperti enceng
gondok, teratai) dan berkembang biak menjadi metaserkaria dalam
waktu 3 – 4 minggu → manusia terinfeksi jika makan tumbuhan air
yang mengandung metaserkaria dalam kista → ekskistasi dalam
duodenum → melekatkan diri pada mukosa usus halus dan
berkembang menjadi dewasa dalam waktu ± 1 bulan.
GEJALA KLINIS :

 Pradangan akibat perlekatan cacing pada mukosa usus


 Ulserasi yang agak dalam pada luka
 Abses dengan sakit di daerah epigastrium
 Mual
 Diare ringan sampai berat
 Pada infeksi yang berat dapat terjadi oedem dan ascites
 Anemia ringan dengan lekositosis dan eosinofilia sampai 35 %
 Gejala klinis ini kemungkinan diakibatkan oleh toksin dari
cacing. Gejala-gejala pada umumnya terjadi pada pagi hari
dan menghilang bila penderita diberi makan. Cacing bisa
didapatkan sampai usus besar, kadang dapat menyebabkan
stasis usus atau obstruksi karena jumlah cacing yang
cukup banyak.
DIAGNOSIS :

 Diagnosis dapat ditegakkan dengan


menemukan telur dalam tinja.
PENCEGAHAN :

 Pencegahan fasciolopsiasis dapat dilakukan dengan cara memasak


tumbuhan air sebelum dimakan, serta jangan buang air besar
sembarangan terutama di lokasi perairan yang ditumbuhi tumbuhan
air
 Tidak mengkonsumsi kerang dan siput mentah
 Memasak keong sawah dengan sempurna hingga metaserkaria yang
terdapat dalam tubuh keong tidak menyebabkan infeksi.
PENGOBATAN :

 Pengobatan fasciolopsiasis dengan cara praziquantel


secara oral
 Diklorofen
 Niklosamid

Anda mungkin juga menyukai