Anda di halaman 1dari 23

Contoh Kasus

Riwayat Penyakit Sekarang


• D, mahasiswa berusia 22 tahun dibawa ke UGD setelah berusaha
melukai dirinya sendiri. D mendengar suara-suara yang menyuruhnya
bunuh diri. D mudah marah dalam 6 bulan terakhir. D mulai
menggunakan amfetamin sejak 1 tahun yang lalu dan secara bertahap
meningkatkan dosisnya. Ketika berhenti menggunakan obat, D mulai
merasa disforik, kelelahan, lesu, sulit tidur, mimpi yg tidak
menyenangkan
• Menurut teman-temannya, D adalah orang yang normal sebelum dia
mulai meminum pil tsb
Riwayat Keluarga
• Hubungan dengan orangtua tidak baik
• D putus dengan pacarnya 1 tahun yg lalu
• Sekarang, D memiliki teman yang terbatas dan kebanyakan dari
mereka juga menggunakan narkoba
• Setelah D mulai menggunakan obat, performanya di sekolah mulai
memburuk
• Beberapa paman D ada masalah dengan alkohol
Pemeriksaan Fisik
• TD 170/110mmHg
• HR 100x/min
• Pupil dilatasi, berkeringat, tremor di kedua tangannya
• Lain-lain dalam batas normal
Status Psikiatrikus
• Terlihat waspada, orientasi orang/tempat/waktu baik
• Agitasi dan tidak kooperatif
• Bicara cepat dan keras
• Mood ‘just great’, tapi terlihat marah
• D yakin ada banyak orang yang akan menyakitinya
• D mendengar suara pria mengatakan dia harus bunuh diri sebelum
ditangkap
Pemeriksaan Penunjang
• Darah rutin, tes fungsi hati dan ginjal dalam batas normal
• EKG sinus takikardi
• Tes darah alokohol tidak diperiksa
• Skrining urine:
• Benzodiazepines (-)
• Metamfetamin (-)
• Amfetamin (+)
• Kokain (-)
• Heroin (-)
• Marijuana (-)
Diagnosis
• Amphetamine-induced Psychotic Disorder
• Amphetamine dependence
Tatalaksana
• Hospitalisasi
• Pemantuan TTV, hidrasi, nutrisi
• Psikoterapi
• Haloperidol 2x2mg p.o
• Lorazepam 2x1mg p.o

• Setelah status mental membaik, dan TTV normal, D dirujuk ke pusat


rehabilitasi
Prognosis
Quo ad vitam L : dubia ad bonam
Quo ad functionam : dubia ad malam
Kasus
Sdr A 28 tahun, PT, Swasta ke RSHS 3 Agustus 2015
KU : Sering marah,bicara kasar setelah pakai Shabu
RPS
Sdr A menggunakan Shabu sejak 3 tahun yang lalu.
Alasan Sdr A menggunakan zat untuk menghilangkan
rasa lelah dan menjaga agar selalu bersemangat dalam
bekerja. Selain itu Sdr A menggunakan Shabu untuk
rekreasi seksual yaitu agar lebih bergairah. Penggunaan
Shabu 0,5 gr perhari dan dalam seminggu
menggunakan 3 – 4 kali.
Dari keluarga diketahui Sdr A sudah 4 hari tidak tidur,
badannya tampak lebih kurus dan tidak mau makan.
Bila Sdr A tidak menggunakan drugs hilang
semangat, murung, lelah dan merasa tidak nyaman.
Riwayat penyakit sebelumnya
Sejak 2 tahun yang lalu diketahui Sdr A menderita HIV-
AIDS, menurutnya Ia sering bergaul dengan PSK. Hal
ini menyebabkan Sdr A sedih dan lebih banyak
menggunatkan Shabu. Sdr A kontrol ke Klinik Teratai
( HIV – AIDS ) dan mendapat Terapi ARV dengan CD
4 3 bulan yang lalu 150.
Sebelumnya Sdr tidak punya masalah dengan
kesehatannya. Dari pemeriksaan fisik ditemukan
Tekanan darah 160 / 90 mmHg dan Nadi 100 X /
menit. Jantung aritmia, pupil mata melebar,
berkeringat dan tangannya tremor. Pemeriksaan
fisik lain dalam batas-batas normal. Pemeriksaan
psikiatrik sikap tidak kooperatif, orientasi tempat,
waktu dan orang baik, bicaranya keras dan cepat.
Sdr A mengatakan bahwa dirinya sangat sehat dan
hebat, meski afeknya cenderung hostile dan
marah ( angry ). Mood hipertimik afek elasi,
tidak serasi, halusinasi (-),konsentrasi dan
perhatian terganggu dan tilikan derajat 1.
1. Identifiksi masalah pada Sdr A
2. Bagaimana penatalaksanaannya
Masalah Drugs dan Psikiatrik
Gangguan Penggunaan Zat Dengan Withdrawal
Amphetamine Komorbid Gangguan Afektif Bipolar
Episode Kini Manik dengan Ciri Psikotik
Masalah Medik
HIV-AIDS dalam Terapi ARV
Farmakoterapi
• Seroquel 2 X 300 mg
• Depakote 2 X 250 mg
• ARV : Efvafiren, Duviral dan Neviral
• Psikoterapi
• Rehabilitasi Napza
Anamnesis Komorbiditas Fisik ( IPD)
Pada topik ini akan dibahas anamnesis
• Komorbiditas Fisik termasuk Faktor Risiko;
HIV/AIDS, TBC, Hep C, STD, dan IO
• Riwayat Pengobatan
• Riwayat Keluarga, Pernikahan, Sexual practice dan
Obstetrik
Anamnesis komorbiditas psikiatrik
Prevalensi substance use meningkat pada penderita
gangguan jiwa
Compton et al 2007; Kessleret al 1997; Reigeret al 1990.
Demikian pula pasien dengan diagnosa penggunaan zat
juga lebih banyak mengalami gangguan jiwa
Brady et al 1991 ; Curie et al 2005; Mueser et al 2007.
Cooccuring penggunaan zat dengan gangguan jiwa akan
memperburuk prognosa gangguan yang lainnya
Greenfield et al 1998; Hides et al 2006 ; Nunes and Levin 2004

Jika terdapat kondisi dual diagnosa terapi harus


berasamaan yang terintegrasi
Bennett et al 2001; Najavits et al 1998; 2005; Weiss et al 2000b
Pemeriksaan Psikiatrik
Ditujukan pada riwayat sebelumnya seperti gangguan
bipolar, psikotik, paranoid atau antisosial.

Perhatikan kesadaran, mood / afek, emosi, waham atau


halusinasi, ansietas, depresi, hiperaktivitas /
hipoaktivitas dan tingkah laku aneh
Jika gejala gangguan jiwa menetap cari lebih jauh
hubungannya dengan penggunaan zat

Bila kriteria gangguan jiwa terpenuhi dan terjadi selama


atau diantara 1 bulan dari intoksikasi atau putus zat
yang dapat menimbulkan gangguan jiwa (APA 2013)
diagnosanya “Substance Induce Mental Disorder”
ditegakkan.
Membedakan substance induced mental disorder,
cooccuring psychiatric and substance disorders dan
substance related disorders dengan anamnesa riwayat
gejala psikitari sebelum menggunakan zat, selama
episode intoksikasi atau putus zat .
D/ Substance Related Disorder
DSM 5 - APA 2013 D/ Substance Abuse dan Substance
Dependence menurut DSM-IV TR - APA 2000
digantikan oleh Satu D/ yaitu Substance Use Disorder
Kriteria keparahan SUD
• Mild : ditemukan 2 -3 keluhan
• Moderate : ditemukan 4 – 5 keluhan
• Severe : ditemukan 6 atau lebih keluhan
DSM-5
1. Early remission tidak ditemukan gejala penggunaan
zat selama 3 bulan – 12 bulan
2. Sustained remission tidak ditemukan gejala
penggunaan zat selama 12 bulan atau lebih
(craving mungkin masih ditemukan.
3. Terapi maintenance therapy hanya untuk opioid dan
tembakau.

Anda mungkin juga menyukai