0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
31 tayangan23 halaman
Pasien berusia 28 tahun dengan riwayat penggunaan amfetamin selama 3 tahun dan HIV/AIDS yang sedang menjalani terapi ARV. Pasien mengalami gangguan psikotik akut yang diduga disebabkan oleh penggunaan amfetamin dan gangguan bipolar manik. Penatalaksanaan meliputi farmakoterapi untuk gangguan psikotik, bipolar, dan HIV serta rehabilitasi untuk penggunaan zat berbahaya.
Pasien berusia 28 tahun dengan riwayat penggunaan amfetamin selama 3 tahun dan HIV/AIDS yang sedang menjalani terapi ARV. Pasien mengalami gangguan psikotik akut yang diduga disebabkan oleh penggunaan amfetamin dan gangguan bipolar manik. Penatalaksanaan meliputi farmakoterapi untuk gangguan psikotik, bipolar, dan HIV serta rehabilitasi untuk penggunaan zat berbahaya.
Pasien berusia 28 tahun dengan riwayat penggunaan amfetamin selama 3 tahun dan HIV/AIDS yang sedang menjalani terapi ARV. Pasien mengalami gangguan psikotik akut yang diduga disebabkan oleh penggunaan amfetamin dan gangguan bipolar manik. Penatalaksanaan meliputi farmakoterapi untuk gangguan psikotik, bipolar, dan HIV serta rehabilitasi untuk penggunaan zat berbahaya.
• D, mahasiswa berusia 22 tahun dibawa ke UGD setelah berusaha melukai dirinya sendiri. D mendengar suara-suara yang menyuruhnya bunuh diri. D mudah marah dalam 6 bulan terakhir. D mulai menggunakan amfetamin sejak 1 tahun yang lalu dan secara bertahap meningkatkan dosisnya. Ketika berhenti menggunakan obat, D mulai merasa disforik, kelelahan, lesu, sulit tidur, mimpi yg tidak menyenangkan • Menurut teman-temannya, D adalah orang yang normal sebelum dia mulai meminum pil tsb Riwayat Keluarga • Hubungan dengan orangtua tidak baik • D putus dengan pacarnya 1 tahun yg lalu • Sekarang, D memiliki teman yang terbatas dan kebanyakan dari mereka juga menggunakan narkoba • Setelah D mulai menggunakan obat, performanya di sekolah mulai memburuk • Beberapa paman D ada masalah dengan alkohol Pemeriksaan Fisik • TD 170/110mmHg • HR 100x/min • Pupil dilatasi, berkeringat, tremor di kedua tangannya • Lain-lain dalam batas normal Status Psikiatrikus • Terlihat waspada, orientasi orang/tempat/waktu baik • Agitasi dan tidak kooperatif • Bicara cepat dan keras • Mood ‘just great’, tapi terlihat marah • D yakin ada banyak orang yang akan menyakitinya • D mendengar suara pria mengatakan dia harus bunuh diri sebelum ditangkap Pemeriksaan Penunjang • Darah rutin, tes fungsi hati dan ginjal dalam batas normal • EKG sinus takikardi • Tes darah alokohol tidak diperiksa • Skrining urine: • Benzodiazepines (-) • Metamfetamin (-) • Amfetamin (+) • Kokain (-) • Heroin (-) • Marijuana (-) Diagnosis • Amphetamine-induced Psychotic Disorder • Amphetamine dependence Tatalaksana • Hospitalisasi • Pemantuan TTV, hidrasi, nutrisi • Psikoterapi • Haloperidol 2x2mg p.o • Lorazepam 2x1mg p.o
• Setelah status mental membaik, dan TTV normal, D dirujuk ke pusat
rehabilitasi Prognosis Quo ad vitam L : dubia ad bonam Quo ad functionam : dubia ad malam Kasus Sdr A 28 tahun, PT, Swasta ke RSHS 3 Agustus 2015 KU : Sering marah,bicara kasar setelah pakai Shabu RPS Sdr A menggunakan Shabu sejak 3 tahun yang lalu. Alasan Sdr A menggunakan zat untuk menghilangkan rasa lelah dan menjaga agar selalu bersemangat dalam bekerja. Selain itu Sdr A menggunakan Shabu untuk rekreasi seksual yaitu agar lebih bergairah. Penggunaan Shabu 0,5 gr perhari dan dalam seminggu menggunakan 3 – 4 kali. Dari keluarga diketahui Sdr A sudah 4 hari tidak tidur, badannya tampak lebih kurus dan tidak mau makan. Bila Sdr A tidak menggunakan drugs hilang semangat, murung, lelah dan merasa tidak nyaman. Riwayat penyakit sebelumnya Sejak 2 tahun yang lalu diketahui Sdr A menderita HIV- AIDS, menurutnya Ia sering bergaul dengan PSK. Hal ini menyebabkan Sdr A sedih dan lebih banyak menggunatkan Shabu. Sdr A kontrol ke Klinik Teratai ( HIV – AIDS ) dan mendapat Terapi ARV dengan CD 4 3 bulan yang lalu 150. Sebelumnya Sdr tidak punya masalah dengan kesehatannya. Dari pemeriksaan fisik ditemukan Tekanan darah 160 / 90 mmHg dan Nadi 100 X / menit. Jantung aritmia, pupil mata melebar, berkeringat dan tangannya tremor. Pemeriksaan fisik lain dalam batas-batas normal. Pemeriksaan psikiatrik sikap tidak kooperatif, orientasi tempat, waktu dan orang baik, bicaranya keras dan cepat. Sdr A mengatakan bahwa dirinya sangat sehat dan hebat, meski afeknya cenderung hostile dan marah ( angry ). Mood hipertimik afek elasi, tidak serasi, halusinasi (-),konsentrasi dan perhatian terganggu dan tilikan derajat 1. 1. Identifiksi masalah pada Sdr A 2. Bagaimana penatalaksanaannya Masalah Drugs dan Psikiatrik Gangguan Penggunaan Zat Dengan Withdrawal Amphetamine Komorbid Gangguan Afektif Bipolar Episode Kini Manik dengan Ciri Psikotik Masalah Medik HIV-AIDS dalam Terapi ARV Farmakoterapi • Seroquel 2 X 300 mg • Depakote 2 X 250 mg • ARV : Efvafiren, Duviral dan Neviral • Psikoterapi • Rehabilitasi Napza Anamnesis Komorbiditas Fisik ( IPD) Pada topik ini akan dibahas anamnesis • Komorbiditas Fisik termasuk Faktor Risiko; HIV/AIDS, TBC, Hep C, STD, dan IO • Riwayat Pengobatan • Riwayat Keluarga, Pernikahan, Sexual practice dan Obstetrik Anamnesis komorbiditas psikiatrik Prevalensi substance use meningkat pada penderita gangguan jiwa Compton et al 2007; Kessleret al 1997; Reigeret al 1990. Demikian pula pasien dengan diagnosa penggunaan zat juga lebih banyak mengalami gangguan jiwa Brady et al 1991 ; Curie et al 2005; Mueser et al 2007. Cooccuring penggunaan zat dengan gangguan jiwa akan memperburuk prognosa gangguan yang lainnya Greenfield et al 1998; Hides et al 2006 ; Nunes and Levin 2004
Jika terdapat kondisi dual diagnosa terapi harus
berasamaan yang terintegrasi Bennett et al 2001; Najavits et al 1998; 2005; Weiss et al 2000b Pemeriksaan Psikiatrik Ditujukan pada riwayat sebelumnya seperti gangguan bipolar, psikotik, paranoid atau antisosial.
Perhatikan kesadaran, mood / afek, emosi, waham atau
halusinasi, ansietas, depresi, hiperaktivitas / hipoaktivitas dan tingkah laku aneh Jika gejala gangguan jiwa menetap cari lebih jauh hubungannya dengan penggunaan zat
Bila kriteria gangguan jiwa terpenuhi dan terjadi selama
atau diantara 1 bulan dari intoksikasi atau putus zat yang dapat menimbulkan gangguan jiwa (APA 2013) diagnosanya “Substance Induce Mental Disorder” ditegakkan. Membedakan substance induced mental disorder, cooccuring psychiatric and substance disorders dan substance related disorders dengan anamnesa riwayat gejala psikitari sebelum menggunakan zat, selama episode intoksikasi atau putus zat . D/ Substance Related Disorder DSM 5 - APA 2013 D/ Substance Abuse dan Substance Dependence menurut DSM-IV TR - APA 2000 digantikan oleh Satu D/ yaitu Substance Use Disorder Kriteria keparahan SUD • Mild : ditemukan 2 -3 keluhan • Moderate : ditemukan 4 – 5 keluhan • Severe : ditemukan 6 atau lebih keluhan DSM-5 1. Early remission tidak ditemukan gejala penggunaan zat selama 3 bulan – 12 bulan 2. Sustained remission tidak ditemukan gejala penggunaan zat selama 12 bulan atau lebih (craving mungkin masih ditemukan. 3. Terapi maintenance therapy hanya untuk opioid dan tembakau.