Anda di halaman 1dari 137

PELAPORAN KEUANGAN BERDASARKAN

IFRS
PSAK 13, 14, 16 & 48
NAMA: 1. FELLYCIA AZIZA 123011811020
2. RISKAYANTI 123011811047
PSAK 13
PROPERTY INVESTASI

2
Perbedaan PSAK 13 dengan IFRS (IAS 40)
PSAK 13: Properti Investasi mengadopsi seluruh pengaturan dalam IAS 40
Invesment Property efektif per 1 Januari 2017 dan Amendment to lAS 40
Transfers of Investment Property yang berlaku efektif per 1 Januari
2018,kecuali:

• PSAK 13 paragraf 80a tentang ketentuan transisi model nilai wajar.


• IAS 40 paragraf 80 dan 81-84 tentang ketentuan transisi tidak diadopsi karena tidak
relevan.
• IAS 40 paragraf 84B ten tang ketentuan transisi yang mengacu pada IFRS 16. IFRS
16 Leases telah diadopsi menjadi PSAK 73: Sewa clan berlaku efektif per 1 Januari
2020 dengan penerapan dini diperkenankan untuk entitas yang menerapkan PSAK
72: Pendapatan dari Kontrak dengan Pelanggan pada atau sebelum tanggal
penerapan awal Pernyataan ini.
• IAS 40 paragraf 85 tentang tanggal efektif. Opsi penerapan dini dihilangkan karena
penerapan dini hanya dapat dilakukan dengan tepat jika seluruh pengaturan dalam
IFRS terkait diadopsi secara bersamaan menjadi SAK.
3
Perbedaan PSAK 13 dengan IFRS (IAS 40)
• IAS 40 paragraf 85A-85C tidak diadopsi karena tidak relevan.
• IAS 40 paragraf 85D tentang tanggal efektif.
• IAS 40 paragraf SSE tentang tanggal efektif yang mengacu pada IFRS 15. IFRS 15
Revenue from Contracts with Customers telah diadopsi menjadi PSAK 72:
Pendapatan dari Kontrak dengan Pelanggan dan berlaku efektif per 1 Januari 2020
dengan penerapan dini diperkenankan.
• IAS 40 paragraf 85F tentang tanggal efektif yang mengacu pada IFRS 16. IFRS 16
Leases telah diadopsi menjadi PSAK 73: Sewa dan berlaku efektif per 1 [anuari 2020
dengan penerapan dini diperkenankan untuk entitas yang menerapkan PSAK 72:
Pendapatan dari Kontrak dengan Pelanggan pada atau sebelum tanggal penerapan
awal Pernyataan ini.
• PSAK 13 paragraf 85a tentang tanggal efektif penyesuaian.

4
Tujuan

• Mengatur perlakuan akuntansi untuk properti investasi dan pengungkapan


yang terkait.
• Diterapkan dalam pengakuan, pengukuran dan pengungkapan properti
investasi.

5
Klasifikasi Properti Investasi

• Properti Investasi adalah:


• properti (tanah atau bangunan—atau bagian dari bangunan—atau
keduanya) yang dikuasai (oleh pemilik atau lessee melalui sewa
pembiayaan) untuk menghasilkan rental atau untuk kenaikan nilai, atau
kedua-duanya, dan tidak untuk:
1. Digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa atau
untuk tujuan administratif; atau
2. Dijual dalam kegiatan usaha sehari-hari.

6
Klasifikasi Properti Investasi

• Untuk dapat mengklasifikasikan suatu properti sebagai


properti investasi, harus memenuhi kedua kriteria
berikut:
1. Tujuan penggunaan (rental dan/atau kenaikan nilai), dan Mode
Modeof
ofUsage
Usage
2. Jenis kepemilikan (dimiliki sendiri atau melalui sewa
pembiayaan). Mode
Modeof
of
Ownership
Ownership

7
Klasifikasi Properti Investasi

• PSAK 13 membedakan antara properti investasi dengan


properti yang digunakan sendiri.
• Properti yang digunakan sendiri mengacu pada PSAK 16
Aset Tetap.
Mode
Modeof
ofUsage
• Properti yang digunakan sendiri adalah: Usage

• Properti yang dukuasai (oleh pemilik atau lessee melalui


sewa pembiayaan) untuk digunakan dalam produksi atau
penyediaan barang atau jasa atau untuk tujuan
administratif.

8
Klasifikasi Properti Investasi

• Untuk memenuhi kriteria properti investasi, properti


haruslah :
Mode
Modeof
of
• Dikuasai oleh pemilik, atau Ownership
Ownership
• Dikuasai oleh entitas dalam sewa pembiayaan
• Implikasinya, properti yang dikuasai lessee dalam sewa
operasi tidak dapat diklasifikasikan sebagai properti investasi.
• Amandemen IAS 40 Desember 2003 membolehkan properti
yang dikuasai lessee dalam sewa operasi sebagai properti
investasi, jika dan hanya jika memenuhi definisi properti
investasi dan lessee menggunakan model revaluasi, bahkan
untuk semua properti investasinya.

9
Klasifikasi Properti Investasi

• Dalam satu properti sebagian memenuhi kriteria properti investasi dan sebagian
lain TIDAK memenuhi kriteria properti investasi.
• Jika dua bagian tersebut:

Dapat Atau disewakan terpisah dalam sewa pembiayaan


Dapat dijual
dijual
terpisah
terpisah  Entitas mencatatnya secara terpisah

Tidak  Properti adalah properti investasi hanya jika bagian


Tidak dapat
dapat dijual
dijual yang bukan properti investasi jumlahnya tidak
terpisah
terpisah signifikan

10
Klasifikasi Properti Investasi

Entitas memiliki properti yang disewakan kepada, dan digunakan oleh,


induk atau anak perusahaan lain, maka :

Þ properti bukan properti investasi dalam laporan keuangan


konsolidasi, karena properti dimiliki sendiri dalam perspektif grup.
Consolidate
Consolidate
dd
Þ Namun, jika memenuhi kriteri properti investasi, lessor mengakui
sebagai properti investasi dalam laporan keuangan individualnya.
Individual

11
Pengukuran Awal

• Kriteria Pengakuan sama dengan PSAK 16


• Besar kemungkinan manfaat ekonomik masa depan yang
terkait dengan property investasi akan mengalir ke Entitas,
dan
• Biaya perolehan properti investasi dapat diukur secara andal
• Pengukuran saat pengakuan
• Properti investasi pada awalnya diukur sebesar biaya
perolehan. Biaya transaksi termasuk dalam pengukuran awal
tersebut.
• Biaya perolehan awal hak atas properti yang dikuasai secara
sewa pembiayaan mengacu pada PSAK 30 Sewa, dimana aset
diakui pada jumlah mana yang lebih rendah antara:
• Nilai wajar properti, dan
• Nilai kini dari pembayaran sewa minimum.
12
Pengukuran setelah Pengakuan Awal

• Kriteria Pengakuan sama dengan PSAK 16


• Besar kemungkinan manfaat ekonomik masa depan yang
terkait dengan property investasi akan mengalir ke Entitas,
dan
• Biaya perolehan properti investasi dapat diukur secara andal
• Pengukuran saat pengakuan
• Properti investasi pada awalnya diukur sebesar biaya
perolehan. Biaya transaksi termasuk dalam pengukuran awal
tersebut.
• Biaya perolehan awal hak atas properti yang dikuasai secara
sewa pembiayaan mengacu pada PSAK 30 Sewa, dimana aset
diakui pada jumlah mana yang lebih rendah antara:
• Nilai wajar properti, dan
• Nilai kini dari pembayaran sewa minimum.
13
Pengukuran setelah Pengakuan Awal
Entitas memilih model nilai wajar atau model biaya
sebagai kebijakan akuntansi dan menerapkan kebijakan
tersebut pada seluruh properti investasinya (dengan
pengecualian).
Properti yang dikuasai dalam sewa operasi Tidak ada pilihan,
yang diklasifikasikan sebagai properti hanya fair value
Investasi model

Properti investasi yang menjadi agunan kewajiban Pilih salah satu


yang menghasilkan imbalan yang terkait model untuk semua
langsung properti
dengan nilai wajar dari, atau imbalan dari,
aset Tidak ada pilihan,
tertentu termasuk properti investasi hanya cost model

Properti investasi yang nilai wajarnya tidak


14
dapat ditentukan secara andal atas dasar
berkelanjutan
Pengukuran setelah Pengakuan Awal
Fair
FairValue
ValueModel
Model

Nilai wajar properti investasi harus mencerminkan


kondisi pasar pada tanggal neraca
Properti investasi tidak disusutkan.
Laba atau rugi yang timbul dari perubahan nilai wajar atas
properti investasi harus diakui dalam laporan laba rugi pada
periode terjadinya.

15
Pengukuran setelah Pengakuan Awal
Example
Example
Fair value model (PSAK 13) Revaluation model (PSAK 16)

•• Menggunakan
Menggunakannilai
nilai wajar
wajar •• Menggunakan
Menggunakan nilai
nilai wajar
wajar

•• Perubahan
Perubahan nilai
nilai wajar
wajar diakui
diakui dalam
dalam •• Perubahan
Perubahan nilai
nilai wajar
wajar diakui
diakui dalam
dalam
laporan
laporan laba
labarugi
rugi pada
padaperiode
periode laporan
laporan laba
laba rugi
rugi (penurunan
(penurunannilai)
nilai)
terjadinya.
terjadinya. atau
atau ekuitas
ekuitas (surplus)
(surplus)
•• ..
•• Tidak
Tidak ada
adapenyusutan.
penyusutan. •• Penyusutan.
Penyusutan.

•• Mencerminkan
Mencerminkan kondisi
kondisi pasar
pasar pada
pada •• Tidak
Tidak spesifik,
spesifik, hanya
hanya mengharuskan
mengharuskan
tanggal
tanggal neraca.
neraca. secara
secarareguler.
reguler.

16
Nilai wajar

• Nilai wajar mengacu pada PSAK 68: Pengukuran nilai wajar


• Nilai wajar mencerminkan penghasilan rental dari sewa dan asumsi lain dalam
menentukan harga property.
• Hak atas properti sewaan diukur kembali jika perlu pada nilai wajar.
• Nilai wajar tidak berubah tanpa memperhatikan apakah liabilitas dan aset sewaan
diakui pada nilai wajar atau pada nili kini pembayaran sewa minimum.
• Pengukuran kembali aset sewaan dari biaya perolehan menjadi nilai wajar tidak
menimbulkan keuntungan kerugian awal, kecuali nilai wajar diukur pada waktu
yang berbeda.
• Jika rentang pengukuran nilai wajar sangat besar, probabilitas berbagai hasil sulit
dinilai  nilai wajar properti tidak dapat diukur secara andal

17
Nilai wajar
• Entitas tidak melakukan penghitungan ganda atas aset atau
kewajiban yang diakui sebagai aset atau kewajiban terpisah.
• peralatan seperti lift atau pendingin ruangan sering kali menjadi satu
kesatuan yang tidak terpisahkan dari bangunan dan biasanya
dimasukkan dalam nilai wajar properti investasi, dari pada diakui secara
terpisah sebagai peralatan (aset tetap);
• jika kantor disewakan termasuk dengan fumiturnya, nilai wajar kantor
umumnya memasukan nilai wajar furnitur, karena penghasilan rental
jugaterkait dengan fumitur yang digunakan. Apabila fumitur termasuk
dalam nilai wajar properti investasi, entitas tidak mengakui furnitur
tersebut sebagai aset terpisah;
• nilai wajar properti investasi tidak termasuk biaya dibayar di muka atau
penghasilan sewa operasi akruan (accrued operating lease income),
karenaentitas mengakui hal tersebut secar aterpisah sebagai aset atau
kewajiban;
• nilai wajar properti investasi yang dikuasai dengan cara sewa
mencerminkan adanya arus kas yang diharapkan 18
Tidak mampu mengukur nilai wajar

• Terdapat asumsi, entitas dapat mengukur nilai wajar secara andal atas
dasar keberlanjutan.
• Pada saat pengakuan awal terdapat bukti entitas tidak dapat
mengukur nilai wajar secara berkelanjutan.
• Pasar properti sebanding tidak aktif
• Alternatif pengukuran nilai wajar andal tidak tersedia
• Properti investasi dalam tahap pengembangan tidak dapat diukur dan
baru dapat diukur setelah pembangunan selesai.
• Jika entitas tidak dapat mengukur property investasi secara andal atas
dasar berkelanjutan maka entitas mengukur properti investasi dengan
menggunakan model biaya sesuai PSAK 16.
• Nilai residu ditetapkan nol

19
Model Biaya

• Setelah pengakuan awal entitas memilih model


biaya mengukur seluruh properti investasinya
sesuai dengan PSAK 16.
• Jika memenuhi kriteria sebagai dimiliki untuk
dijual sesuai PSAK 58  diukur sesuai PSAK 58

20
Transfer

Transfer ke, atau dari properti invetasi dapat dilakukan jika, dan hanya jika, terdapat
perubahan penggunaan, yang ditunjukkan dengan:

Perubahan Penggunaan Transfer dari properti investasi


a) Dimulainya penggunaan oleh Properti
Propertiyang
yang
pemilik dimiliki sendiri
dimiliki sendiri
b) Dimulainya pengembangan untuk Properti
PropertiInvestasi
Investasi
dijual Persediaan
Persediaan

Perubahan Penggunaan Transfer ke properti investasi


a) Berakhirnya pemakaian oleh Properti
Propertiyang
yang
pemilik dimiliki sendiri
dimiliki sendiri
b) Dimulainya sewa operasi ke pihak
lain Persediaan
Persediaan Properti
PropertiInvestasi
Investasi
c) Berakhirnya pembangunan atau Akhir
pengembangan Akhirmasa
masa
konstruksi
konstruksi

Pengukuran
Pengukuransaat
saattransfer?
transfer? Tergantung model yang digunakan …… 21
Transfer

• Ketika entitas menggunakan  Cost


Cost Model
Model

• transfer TIDAK mengubah jumlah tercatat properti yang ditransfer dan

• TIDAK mengubah biaya properti untuk tujuan pengukuran dan


pengungkapan.

22
Transfer

• Untuk transfer dari properti investasi yang dicatat dengan menggunakan


nilai wajar
Fair
FairValue
ValueModel
Model

Perubahan Penggunaan Transfer dari properti investasi


a) Dimulainya penggunaan oleh Properti
Properti yang
yang
pemilik dimiliki
dimiliki sendiri
sendiri
b) Dimulainya pengembangan Properti
Properti Investasi
Investasi
untuk dijual Persediaan
Persediaan

 Nilai properti untuk akuntansi berikutnya sesuai dengan ketentuan dalam


PSAK 16 dan 14 adalah nilai wajar pada tanggal perubahan penggunaan.

23
Transfer

Untuk transfer ke properti investasi yang dicatat dengan menggunakan nilai


wajar
Fair
FairValue
ValueModel
Model
Properti
Properti yang
yang Properti
Properti
dimiliki
dimiliki sendiri
sendiri Investasi
Investasi
 Terapkan PSAK 16 hingga tanggal perubahan Þ Revaluation reserve is
 Memperlakukan perbedaan antara frozen and accounted for in
• Jumlah tercatat menurut PSAK 16, dan accordance with
• Nilai wajar IAS 16 subsequently
dengan cara yang sama seperti revaluasi PSAK 16

 Perbedaan antara
Persediaan
Persediaan Nilai wajar properti pada tanggal
Properti
Properti Investasi
Investasi perubahan, dan Nilai tercatat
Akhir diakui dalam laporan laba rugi
Akhir masa
masa
konstruksi
konstruksi 24
Pelepasan

• Properti investasi harus dihentikan pengakuannya (dikeluarkan dari


neraca) pada saat:
1. Pelepasan atau
2. Ketika properti investasi tidak digunakan lagi secara permanen dan tidak
memiliki manfaat ekonomis di masa depan yang dapat diharapkan pada
saat pelepasan.

• Laba atau rugi yang timbul dari penghentian atau pelepasan properti
investasi ditentukan dari selisih antara:
1. Hasil neto dari pelepasan dan
2. Jumlah tercatat aset,
dan diakui dalam laporan laba rugi (kecuali sale and leaseback) dalam
priode terjadinya.

25
Penurunan nilai

• Penurunan nilai atau rugi, pembayaran kompensasi, pembelian


adalah peristiwa ekonomi terpisah dan dicatat secara terpisah:
• penurunan nilai properti investasi diakui sesuai PSAK 48
• penghentian atau pelepasan properti investasi diakui sebagai pelepasan
menurut PSAK ini
• kompensasi dari pihak ketiga atas penurunan nilai, hilang atau diserah
diakui dalam laporan laba rugi ketika kompensasi tersebut telah
menjadi piutang; dan
• biaya dari aset yang direnovasi, dibeli atau dibangun sebagai
penggantian ditentukan sesuai dengan ketentuan perolehan awal
dalam PSAK ini.

26
Pengungkapan

• apakah entitas tersebut menerapkan model nilai wajar atau model biaya;
• Jika menerapkan nilai wajar, apakah, dan dalam keadaan bagaimana, hak
atas properti yang dikuasai dengan cara sewa operasi diklasifikasikan dan-
dicatat sebagai properti investasi;
• apabila pengklasifikasian ini sulit dilakukan kriteria yang digunakan untuk
membedakan properti investasi dengan properti yang digunakan sendiri dan
dengan properti yang dimiliki untuk dijual dalam kegiatan usaha sehari-hari;
• metode dan asumsi signifikan yang diterapkan dalam menentukan nilai
wajar dari properti investasi,
• Sejauh mana penentuan nilai wajar properti investasi didasarkan atas
penilaian oleh penilai independen yang diakui dan memiliki kualifikasi
profesional yang relevan serta memiliki pengalaman mutakhir di lokasi dan
kategori properti investasi yang dinilai.

27
Pengungkapan

• jumlah yang diakui dalam Iaporan laba rugi untuk:


• penghasilan rental dari properti investasi;
• beban operasi langsung yang timbul dari properti investasi yang
menghasilkan rental
• beban operasi Iangsung investasi yang tidak menghasilkan pendapatan
rental selama periode tersebut; dan
• perubahan kumulatif dalam nilai wajar yang diakui dalam laporan laba
rugi atas penjualan properti investasi
• eksistensi dan jumlah pembatasan atas realisasi dari properti investasi atau
pembayaran penghasilan dan hasil pelepasan;
• kewajiban kontraktual untuk membeli, membangun atau mengembangkan
properti investasi atau untuk perbaikan, pemeliharaan atau peningkatan.

28
Pengungkapan
Nilai
NilaiWajar
Wajar
Mengungkapkan rekonsiliasi antara jumlah tercatat properti investasi pada awal
dan akhir periode, yang menunjukkan hal-hal berlkut:
• penambahan, pengungkapan terpisah untuk penambahan yang
dihasilkan dari akuisisi dan penambahan yang dihasilkan dari
pengeluaran setelah perolehan yang diakui dalam jumlah tercatat aset;
• penambahan yang dihasilkan dari akuisisi melalui penggabungan usaha;
• aset yang diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual atau masuk
dalam kelompok aset yang akan dilepaskan yang diklasifikasikan
sebagai dimlliki untuk dijual dan pelepasan lain;
• laba atau rugi neto dari penyesuaian terhadap nilai wajar;
• perbedaan nilai tukar neto yang timbul pada
• penjabaran laporan keuangan dari mata uang fungsional
• transfer ke dan dari persediaan dan properti yang digunakan sendiri;
dan
• perubahan lain. 29
Pengungkapan
Nilai
Nilai Biaya
Biaya
• Metode penyusutan yang digunakan;
• masa manfaat atau tarif penyusutan yang digunakan;
• Jumlah tercatat bruto dan akumulasi penyusutan (agregat dengan akumulasi
rugi penurunan nilai) pada awal danakhir.periode;
• Rekonsiliasi jumlah tercatat properti investasi pada awal dan. akhir periode,
yang menunjukkan:
• Penambahan
• Penambahan dari akuisisi dan penggabungan usaha
• Aset diklasifikasikan untuk dijual
• Penyusutan
• Penurunan nilai
• Transfer ke klasifikasi lain
• Nilai wajar properti investasi dalam kasus dikecualikan
30
PSAK 14
PERSEDIAAN

31
Perbedaan dengan IFRS

PSAK 14 : Persediaan mengadopsi seluruh pengaturan dalam IAS 2 Inventories efektif per 1
Januari 2017, kecuali :
1. IAS 2 paragraf 40 tentang tanggal efektif
2. IAS 2 paragraf 40C tentang tanggal efektif tidak diadopsi karena tidak relevan. Adopsi IAS 2
menjadi PSAK 14 telah mengakomodir amendemen tersebut
3. IAS 2 paragraf 40E tentang tanggal efektif yang mengacu pada IFRS 15. IFRS 15 Revenue from
Contracts with customers telah diadopsi menjadi PSAK 72: Pendapatan dari Kontrak dengan
Pelanggan dan berlaku efektif per 1 Januari 2020 dengan penerapan dini diperkenankan
4. IAS 2 Paragraf 40E tentang tanggal efektif yang mengacu pada IFRS 9. IFRS 9 Financial
Instruments telah diadopsi menjadi PSAK 71 : Instrumen Keuangan dan berlaku efektif per 1
Januari 2020 dengan penerapan dini diperkenankan
5. IAS 2 paragraf 40G tentang tanggal efektif yang mengacu pada IFRS 16. IFRS 16 Leases telah
diadopsi menjadi PSAK 73: Sewa dan berlaku efektif per 1 Januari 2020 dengan penerapan dini
diperkenankan untuk entitas yang menerapkan PSAK 72: Pendapatan dari Kontrak dengan
pelanggan pada atau sebelum tanggal penerapan awal pernyataan ini

32
Perbedaan dengan IFRS

PSAK 14 : Persediaan mengadopsi seluruh pengaturan dalam IAS


2 Inventories efektif per 1 Januari 2017, kecuali :

6. PSAK 14 paragraf 40a tentang tanggal efektif penyesuaian


7. IAS 2 paragraf 42 tidak diadopsi karena tidak relevan

33
PSAK 14

Persediaan

• Persediaan adalah aset :


• Tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal
• Dalam proses produksi dan atau dalam perjalanan
• Atau dalam bentuk bahan atau perlengkapan / supplies untuk
digunakan dalam proses produksi atau pemberian jasa

• Persediaan diukur berdasarkan biaya atau nilai realisasi bersih mana yang
lebih rendah (the lower of the cost and net realizable value)
Persediaan

• Biaya persediaan meliputi :


• Biaya pembelian
• Biaya konversi
• Biaya lain yang timbul sampai persediaan berada dalam kondisi dan tempat
yagn siap untuk dijual atau dipakai (present location and condition)

• Biaya pembelian meliputi harga pembelian, bea masuk dan pajak lainnya kecuali
yang dapat ditagih kembali kepada kantor pajak.

• Biaya konversi meliputi biaya yang secara langsung terkait dengan unit yang
diproduksi dan biaya overhead produksi tetap dan variable yang dialokasikan
secara sistematis.
Persediaan

• Biaya yang dikeluarkan dari persediaan :


• Jumlah pemborosan yang tidak normal
• Biaya penyimpanan kecuali biaya tersebut diperlukan dalam proses produksi
sebelum tahap produksi berikutnya
• Biaya administrasi dan umum
• Biaya penjualan

• Teknik pengukuran biaya persediaan Metode biaya standar, Metode


eceran (retail) dapat digunakan bila hasilnya mendekati biaya
historis

• Persediaan yang dibeli dengan pembayaran ditunda tidak boleh


memasukkan unsur bunga.
Rumus Biaya

• Untuk barang yang tidak dapat diganti dengan barang lain (not
interchangeable) serta jasa yang dihasilkan dan dipisahkan untuk
proyek khusus  identifikasi khusus terhadap biaya masing-masing.

• Untuk barang lain dihitung dengan menggunakan rumus biaya :

• Masuk pertama keluar pertama / FIFO

• Rata-rata / Weighted Average

• Entitas harus menggunakan rumus biaya yang sama terhadap semua


persediaan yang memiliki sifat dan kegunaan yang sama.

• Untuk persediaan yang memiliki sifat dan kegunaan yang berbeda,


rumusan biaya yang berbeda diperkenankan.
Nilai Realisasi neto

• Konsisten dengan pendapat: aktiva seharusnya tidak


dinyatakan melebihi jumlah yang mungkin dapat direalisasi

• Nilai realisasi neto adalah estimasi harga jual dalam kegiatan


usaha biasa dikurangi estimasi biaya penyelesaian dan
estimasi biaya yang diperlukan untuk membuat penjualan.
Nilai Realisasi neto

• Estimasi nilai realisasi bersih :


• Berdasarkan bukti yang paling andal yang tersedia
• Mempertimbangkan fluktuasi harga atau biaya yang langsung terkait
• Mempertimbangkan tujuan persediaan
• Nilai realisasi bersih :
• Biaya ganti / replacement cost
• Harga jual dikurangi dengan biaya untuk melakukan penjualan
Teknik Pengukuran Biaya

• Teknik pengukuran biaya  standar, eceran, laba kotor


• Dapat digunakan jika hasilnya mendekati biaya.
• Biaya standar  harus direview
• Metode eceran  industri eceran  jumlah besar item yang
berubah dengan cepat, dan memiliki marjin yang sama di
mana tidak praktis untuk menggunakan metode lainnya.
Penurunan ke Nilai Realisasi Bersih

• Penurunan dapat dilakukan item per item atau group.


• Penurunan yang terjadi langsung dibebankan beban periode
berjalan / menambah beban persedian.
• Pemulihan nilai akan diakui sebagai pengurang jumlah beban
persediaan
• Nilai realisasi bersih yang telah ditentukan harus ditinjau
kembali pada setiap periode berikutnya.
Pengakuan sebagai Beban
• Jika persediaan dijual, maka nilai tercatat persediaan
tersebut harus diakui sebagai beban pada periode
diakuinya pendapatan.

• Setiap penurunan nilai persediaan di bawah biaya menjadi


nilai realisasi neto dan seluruh kerugian persediaan harus
diakui sebagai beban pada periode terjadinya penurunan
atau kerugian tersebut.

• Setiap pemulihan kembali diakui sebagai pengurangan


terhadap jumlah beban persediaan pada periode terjadinya
pemulihan tersebut.
Pengungkapan
• kebijakan akuntansi yang digunakan dalam pengukuran
persediaan, termasuk rumus biaya yang digunakan;
• total jumlah tercatat persediaan dan jumlah nilai tercatat
menurut klasifikasi yang sesuai bagi entitas;
• jumlah tercatat persediaan yang dicatat dengan nilai
wajar dikurangi biaya untuk menjual;
• jumlah persediaan yang diakui sebagai beban selama
periode berjalan;
Pengungkapan

• jumlah setiap penurunan nilai yang diakui sebagai


pengurang jumlah persediaan yang diakui sebagai beban
dalam periode berjalan;
• jumlah dari setiap pemulihan dari setiap penurunan nilai
yang diakui
• kondisi atau peristiwa penyebab terjadinya pemulihan
nilai persediaan; dan
• nilai tercatat persediaan yang diperuntukkan sebagai
jaminan kewajiban.
Asumsi Arus Biaya: Contoh

CV Mulia melaporkan transaksi berikut pada 2004:


Tanggal Pembelian Biaya beli
12 Mei 100 unit $1.000
14 Aug 200 unit 2.200
18 Sep 120 unit 1.800
420 unit $5.000
Pada 31 Des, perusahaan memiliki 20 unit di tangan
dan menggunakan sistem persediaan periodik.
Berapa nilai HPP dan persediaan akhir?
Metode Average (Weighted)

Data tersedia:
Tanggal Pembelian Biaya
Mei 12 100 unit $1.000
Aug 14 200 unit $2.200
Sep 18 120 unit $1.800
420 unit $5.000

Langkah:
1. Hitung biaya rata-rata per unit : $5.000/420 = $11.905
2. Aplikasikan biaya rata-rata per unit pada jumlah yang terjual untuk
memperoleh HPP: (420-20) x $11.905 = $4.762
3. Aplikasikan biaya rata-rata per unit pada jumlah yang tersisa di
persediaan untuk menentukan Persediaan Akhir: 20 x $11,91 = $238
Metode First-In, First-Out (FIFO)

Data diberikan: HPP (FIFO)


Tanggal Pembelian Biaya $1.000 (100 terjual)
Mei 12 100 unit @ $10 $1.000 $2.200 (200 terjual)
Aug 14 200 unit @ $11 $2.200 $1.500 (100 terjual; 20 sisa)
Sep 18 120 unit @ $15 $1.800 $4.700
420 $5.000

Biaya Barang
Siap Jual $4.700
HPP

$5,000 Persediaan Akhir 20 * $15 = $300


Metode Last-In, First-Out (LIFO)

Data diberikan: Harga Pokok Penjualan (LIFO)


Tanggal Pembelian Biaya $ 800 (80 terjual; 20 sisa)
Mei 12 100 unit @ $10 $1.000 $2.200 (200 terjual)
Aug 14 200 unit @ $11 $2.200 $1.800 (120 terjual)
Sep 18 120 unit @ $15 $1.800 $4.800
420 $5.000

Biaya Barang
Siap Jual Harga Pokok Penjualan $4.800

$5.000 Persediaan Akhir 20 * $10 = $200


Asumsi Arus Biaya: Catatan

• Kuantitas persediaan akhir adalah sama


pada ketiga metode: namun nilainya
berbeda.
• Harga pokok penjualan dan nilai persediaan
akhir berbeda, namun
• Harga pokok barang siap jual adalah sama
pada ketiga metode.
• LIFO akan menghasilkan pelaporan laba
bersih paling kecil (asumsi terjadi
peningkatan harga).
Metode Laba Kotor

• Metode gross profit method / laba kotor


digunakan untuk menilai persediaan akhir.
• Metode ini digunakan juga ketika estimasi
dibutuhkan karena kerugian.
• Asumsi:
1. Persediaan awal + pembelian = barang siap jual.
2. Barang yang tidak dijual tetap ada di tangan
3. Nilai barang siap jual – penjualan (at cost) = nilai
persediaan akhir.
Metode Gross Profit: Contoh

Data:
• Persediaan awal : $ 50,000
• Pembelian bersih : $ 125,000
• Penjualan (net) : $ 112,000
• Persentase Gross Profit pada penjualan = 40%
Estimasi nilai persediaan akhir!
Metode Gross Profit: Contoh

• Penjualan $112,000 (given) 1st


• - HPP $ 67,200 3rd
• Gross Profit $ 44,800 (given $112,000
x 40%) 2nd

• $175,000
Nilai barang siap jual 4th
• - HPP $67,200 (dari atas) 5th
• Persd. akhir $107,800 6th
Catatan untuk Metode Gross Profit

 Persentase Gross profit dapat dinyatakan


sbg:
 Percent dari Penjualan, or
 Percent dari Biaya (Cost)

 Persentase Gross profit biaya didasarkan pada


data historis.

 Metode gross profit biasanya tidak diterima


untuk pelaporan keuangan.
Metode Persediaan Retail

cocok untuk pertimbangan retail:


1. Dengan volume penjualan tinggi dan
2. Jenis barang yang berbeda-beda.

metode ini berasumsi adanya pola yang dapat


diobservasi antara biaya dan harga.

langkah-langkahnya adalah:
3. tentukan persediaan akhir pada harga retail
4. Konversikan jumlah tersebut ke basis biaya dengan
menggunakan rasio cost-to-retail
Metode Retail Inventory: Contoh

Data tahun 2002:


pd cost pd retail
persediaan awal $2,000 $3,000
Pembeliaan (Net) $10,000 $15,000
Penjualan (Net) $12,000
berapa nilai persediaan akhir, pd retail dan pd
cost?
Metode Retail Inventory: Contoh

pd cost pd retail
• persediaan awal $2,000 $3,000
• Pembelian (Net) $10,000 $15,000
• barang tersedia utk dijual $12,000 $18,000
• -/-: penjualan (Net) ($12,000)
• persediaan akhir (pd retail) $6,000
• x/x: rasio cost to retail x 2/3
• persediaan akhir pada cost $4,000
PSAK 16
ASET TETAP

57
Perbedaan PSAK 16 dengan IFRS (IAS 16)
PSAK 16: Aset Tetap mengadopsi seluruh pengaturan dalam IAS 16 Property,
Plant, and Equipment efektifper 1 Januari 2017, kecuali:
• PSAK · 16 paragraf 42a tentang perubahan kebijakan akuntansi dari model biaya ke
model revaluasi.
• IAS 16 paragraf 58' tentang tanah clan bangunan dengan tambahan penjelasan
terkait penyusutan tanah yang mengacu pada ISAK 25: Hak Atas Tanah
• IAS 16 paragraf 80 tentang ketentuan transisi tidak diadopsi karena tidak relevan.
• IAS 16 paragraf 81 tentang tanggal efektif. Opsi penerapan dini dihilangkan karena
penerapan dini hanya dapat dilakukan dengan tepat jika seluruh pengaturan dalam
IFRS terkait diadopsi secara bersamaan menjadi SAK.
• IAS 16 paragraf 81A-81G tentang tanggal efektif tidak diadopsi karena tidak
relevan. Adopsi IAS 16 menjadi PSAK 16 telah menggunakan IAS 16 yang telah
mengakomodir amendemen tersebut.
• IAS 16 paragraf 81H tentang tanggal efektif.
• IAS 16 paragraf 811 tentang opsi penerapan dini.
58
Perbedaan PSAK 16 dengan IFRS (IAS 16)
• IAS 16 paragraf 81J tentang tanggal efektif yang mengacu pada IFRS 15. IFRS 15
Revenue from Contracts with Customers telah diadopsi menjadi PSAK 72:
Pendapatan dari Kontrak dengan Pelanggan clan berlaku efektif per 1 Januari 2020
dengan penerapan dini diperkenankan.
• IAS 16 paragraf 81 K tentang tanggal efektif.
• iAS 16 paragraf 81L tentang tanggal efektif yang mengacu pada IFRS 16. IFRS 16
Leases telah diadopsi menjadi PSAK 73: Sewa dan berlaku efektif per 1 Januari 2020
dengan penerapan dini diperkenankan untuk entitas yang menerapkan PSAK 72:
Pendapatan dari Kontrak dengan Pelanggan pada atau sebelum tanggal penerapan
awal Pernyataan ini.
• PSAK 16 paragraf 8l_a tentang tanggal efektif penyesuaian.
• IAS 16 paragraf 82 tentang penarikan standar lain dengan tambahan penarikan
PSAK 47: Akuntansi Tanah.
• IAS 16 paragraf 83 tentang penarikan standar lain tidak diadopsi karena tidak
relevan.

59
Pengertian Aset Tetap

• Definisi  Aset tetap adalah aset berwujud yang: (par 6)


1. Dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan
barang atau jasa, untuk direntalkan kepada pihak lain, atau
untuk tujuan administratif; dan
2. Diharapkan digunakan selama lebih dari satu periode.

 Ciri
► “Used in operations” and not
for resale.
► Long-term in nature and
 Tidak berlaku untuk
usually depreciated.
Hak penambangan
► Possess physical substance.
Reservasi tambang
Tanaman produktif (bearer plants) termasuk ruang lingkup aset tetap
PSAK 16 – Revisi 2015

Tanaman produktif (bearer plants) adalah


tanaman hidup yang:

• digunakan dalam produksi atau penyediaan


produk agrikultur;
• diharapkan untuk menghasilkan produk untuk
jangka waktu lebih dari satu periode; dan
• memiliki kemungkinan yang sangat jarang untuk
dijual sebagai produk agrikultur, kecuali untuk
penjualan sisa yang insidental (incidental scrap).
PSAK 16 – Revisi 2015

Tanaman produktif dicatat dengan cara yang sama


dengan aset tetap yang dikonstruksi sendiri sebelum
berada dalam lokasi dan kondisi yang diperlukan
untuk siap digunakan sesuai dengan intensi
manajemen.

Acuan untuk “konstruksi” dalam Pernyataan ini


dipahami untuk mencakup aktivitas yang diperlukan
untuk membudidayakan tanaman produktif sebelum
berada di lokasi dan kondisi yang diperlukan untuk
siap digunakan sesuai dengan intensi manajemen.
PSAK 16 – Revisi 2015
Perubahan paragraf 03, 06, dan 37 dan menambahkan paragraf 22A dan 81L–81M.
• Entitas menerapkan paragraf tersebut untuk periode tahun buku yang dimulai pada
atau setelah tanggal 1 Januari 2017 secara retrospektif, sesuai dengan PSAK 25 kecuali
seperti yang dijelaskan dalam paragraf 81M.
• Penerapan dini diperkenankan. menerapkan sebelum tanggal 1 Januari 2017, maka
entitas mengungkapkan fakta tersebut.

Pada penerapan pertama, entitas tidak diharuskan untuk mengungkapkan informasi


kuantitatif yang disyaratkan oleh PSAK 25 (paragraf 28(f)). Namun, entitas menyajikan
informasi kuantitatif yang disyaratkan setiap periode yang disajikan sebelumnya.

Entitas dapat memilih untuk mengukur aset tanaman produktif pada nilai wajarnya
pada periode penyajian terawal dalam laporan keuangan untuk periode pelaporan
dimana entitas pertama kali menerapkan Amandemen PSAK 16 dan menggunakan
nilai wajar tersebut sebagai biaya perolehan (deemed cost) pada tanggal tersebut.
• Selisih antara jumlah tercatat sebelumnya dan nilai wajar diakui dalam saldo laba
awal pada periode penyajian terawal.
Pengakuan Aset Tetap

Biaya perolehan aset tetap harus diakui sebagai aset


jika dan hanya jika : (par 7)
a) Besar kemungkinan manfaat ekonomis di
masa depan berkenaan dengan aset tersebut
akan mengalir ke entitas; dan
b) Biaya perolehan aset dapat diukur secara
andal.
 Kriteria pengakuan berlaku pada saat pengakuan
awal dan untuk biaya setelah perolehan awal.
Pengakuan Aset Tetap

 Suku
Sukucadang
cadangutama
utamadandanperalatan
peralatansiap
siappakai
pakai
termasuk
termasukaset
asettetap
tetapjika
jika
 digunakan
digunakanlebih
lebihdari
darisatu
satuperiode
periode
 hanya
hanyadigunakan
digunakanuntuk
untukaset
asettertentu
tertentu
 komponen
komponenyang
yangdiganti
digantitidak
tidakdiakui
diakuilagi.
lagi.

 Contoh:
Contoh:Entitas
Entitasmembeli
membelisuatu
suatukomponen
komponensuku sukucadang
cadangdari
dari
suatu
suatumesin.
mesin.Suku
Sukucadang
cadangtersebut
tersebutspesifik
spesifikdan
danharganya
harganya
material
materialdibandingkan
dibandingkandengan
dengannilai
nilaiaset
asettersebut.
tersebut.Jangka
Jangka
waktu
waktupemakaian
pemakaiansukusukucadang
cadangtersebut
tersebutlebih
lebihsatu
satutahun.
tahun.
 Suku
Sukucadang
cadangdikategorikan
dikategorikansebagai
sebagaiaset
asetpada
padasaat
saat
pembelian,
pembelian,dengan
dengansyarat
syaratkomponen
komponenyang yangakan
akandiganti
diganti
dihapuskan
dihapuskandari
daripembukuan.
pembukuan.
Pengakuan Aset Tetap - materialitas
 Unit
Unitukuran
ukurandalam
dalampengakuan
pengakuansesuai
sesuaikondisi
kondisientitas.
entitas.
Kriteria
Kriteriaagregasi
agregasiatau
atauinvidual.
invidual.
 Mempengaruhi
Mempengaruhinilai
nilaiaset
aset
 Mempengaruhi
Mempengaruhibiaya
biayadepresiasi
depresiasiatau
ataubiaya operasi
biayaoperasi Laba
Laba
(potensi
(potensiearning
earningmanagement)
management)

 Materialitas
Materialitasdigunakan
digunakansebagai
sebagaitambahan
tambahankriteria
kriteriauntuk
untukmenentukan,
menentukan,apakah
apakah
pengeluaran
pengeluaranakan
akandicatat
dicatatsebagai
sebagaiaset
asettetap
tetap
 Pengeluaran
Pengeluaranyang
yangmemenuhi
memenuhikriteria
kriteriaaset
asettetap
tetapnamun
namuntidak
tidakmaterial
materialdari
darisisi
sisi
jumlah
jumlahseringkali
seringkalitidak
tidakdikapitalisasi
dikapitalisasidan
dandicatat
dicatatsebagai
sebagaibeban
bebanpada
padaperiode
periode
berjalan.
berjalan.
 Suatu
Suatuaset
asetsecara
secaraindividu
individutidak
tidakmaterial,
material,namun
namunpembelian
pembeliandalam
dalamjumlah
jumlahbanyak
banyak
material
materialsehingga
sehinggadikapitalisasi
dikapitalisasi
Pertimbangan - Materialitas

Pertimbangan
Pertimbanganpenentuan
penentuanbatasbatassuatu
suatupengeluaran
pengeluarandikapitalisasi
dikapitalisasisebagai
sebagai
aset
asettetap:
tetap:
 Ukuran
Ukuranentitas
entitas
 Relevansi
Relevansiinformasi
informasibagi
bagipengguna
pengguna
 Biaya
Biayadandanmanfaat,
manfaat,biaya
biayauntuk
untukmenyelenggarakan
menyelenggarakanpencatatan
pencatatan
aset
aset tetap dan manfaat dari informasi yang dihasilkandari
tetap dan manfaat dari informasi yang dihasilkan dari
pencatatan
pencatatanasetasettetap
tetaptersebut.
tersebut.
 Konsekuensi
Konsekuensiekonomis
ekonomis
 Semakin
Semakintinggi
tinggibatas materialitas
batasmaterialitas pengeluaran
pengeluaranakanakan
cenderung dicatat sebagai
cenderung dicatat sebagai bebanbeban
 laba
labaakan
akankecil
kecil
 administrasi
administrasipencatatan
pencatatanaset asetlebih
lebihmudah
mudah
 Entitas
Entitasdapat
dapatmenetapkan
menetapkan11jt, jt,55jt,
jt,10jt,
10jt,25jt,
25jt,50jt
50jt
 Jika
Jikatidak
tidakdicatat
dicatatsebagai
sebagaiaset
asetbiasanya
biasanyatidak diinventarisasi
tidakdiinventarisasi 
sehingga aset tidak dipelihara.
sehingga aset tidak dipelihara.
Pengukuran Awal
Suatu aset tetap yang memenuhi kualifikasi diakui sebagai
aset tetap pada awalnya harus diukur sebesar biaya
perolehan. (par 15)

Biaya
BiayaPerolehan
Perolehan

Biaya
Biayayang
yangdapat
dapat
diatribusikan
diatribusikansecara
secara
langsung
langsung
Biaya
Biayapembongkaran
pembongkarandan dan
pemindahan
pemindahanaset
asettetap
tetap
dan
danrestorasi
restorasilokasi
lokasiaset
aset
Biaya Perolehan awal

 Seluruh
Seluruhbiaya
biayaterkait
terkaitaset
asetyang
yangmemiliki
memiliki
manfaat
manfaat didimasa
masamendatang.
mendatang.
 Aset
Asetlain
lainyang
yangberfungsi
berfungsiagar
agarsuatu
suatuaset
asetdapat
dapat
memiliki
memilikimanfaat
manfaatdidimasa
masamendatang.
mendatang.
 Alat
Alatyang
yangdipasang
dipasang agar
agarpabrik
pabrikdapat
dapat
berjalan
berjalansesuai
sesuaidengan
denganketentuan
ketentuan
pengolahan
pengolahanlimbah
limbahindustri.
industri.
Biaya Setelah Perolehan Awal
 Biaya
Biayapemeliharaan
pemeliharaandan perbaikan
danperbaikan diakui
diakuibeban
bebandidilaporan
laporanlaba
laba
rugi
rugikomprehensif
komprehensifperiode
periodeberjalan
berjalan
 Perawatan
Perawatan
 Suku
Sukucadang
cadangkecil
kecil
 Penggantian
Penggantianaset
asetakan
akanmenambah
menambahaset asetjika:
jika:
 Memenuhi
Memenuhikriteria
kriteriaaset
aset(memiliki
(memilikimasa
masamanfaat
manfaatlebih
lebihdari
darisatu
satu
periode
periodedan
dandiukur
diukurdengan
denganandal)
andal)
 Komponen
Komponenyang
yangdiganti
digantitidak
tidaklagi
lagidicatat
dicatatsebagai
sebagaiaset
aset
 Inspeksi
Inspeksiyang
yangsignifikan
signifikandapat
dapatdiakui
diakuisebagai
sebagaiaset
asetjika:
jika:
 Memenuhi kriteria aset
Memenuhi kriteria aset
 Nilai
Nilaiinspeksi
inspeksiterdahulu
terdahulu(dibedakan
(dibedakandari
darifisik)
fisik)dihentikan
dihentikan
pencatatanya
pencatatanya
Komponen biaya Perolehan

a) Harga perolehan, termasuk bea impor dan pajak pembelian yang tidak
dapat dikreditkan setelah dikurangi diskon pembelian dan potongan lain;
b) Biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung untuk membawa
aset ke lokasi dan kondisi yang diinginkan agar aset siap digunakan sesuai
dengan keinginan dan maksud manajemen
c) Estimasi awal biaya pembongkaran dan pemindahan aset tetap dan
restorasi lokasi aset. Kewajiban atas biaya tersebut timbul
– ketika aset tersebut diperoleh, atau
– karena entitas menggunakan aset tersebut selama periode tertentu untuk
tujuan selain untuk menghasilkan persediaan.
Biaya Diatribusikan Langsung

a) Biaya imbalan kerja yang timbul dari pembangunan atau


akuisisi aset tetap.
b) Biaya penyiapan lahan untuk pabrik;
c) Biaya handling dan penyerahan awal;
d) Biaya perakitan dan instalasi
e) Biaya pengujian aset apakah aset berfungsi dengan baik
(setelah dikurangi hasil penjualan produk tersebut)
f) Komisi profesional
Bukan Komponen Biaya Perolehan
a) Biaya pembukaan fasilitas baru
b) Biaya pengenalan produk baru
c) Biaya penyelenggaraan bisnis di lokasi baru termasuk
biaya pelatihan staf
d) Administrasi dan overhead umum
e) Biaya saat alat belum beroperasi penuh
f) Kerugian awal operasi
g) Biaya relokasi dan reorganisasi operasi entitas.
h) Hasil dari aset sebelum dimanfaatkan (hasil parkir dari
lahan yang belum digunakan).
i) Laba internal jika aset tersebut merupakan persediaan
perusahaan.
Perolehan Bangunan

Semua biaya terkait dengan akuisisi atau konstruksi :


 Material, tenaga kerja, overhead selama proses
konstruksi , biaya bunga  jika membangun sendiri
 Harga beli bangunan dan pengurusan hak
perolehan bangunan.
 Fee profesional
 Ijin pendirian bangunan
Perolehan Tanah

Semua biaya terkait dengan akuisisi dan penyiapan


tanah sesuai dengan tujuan penggunaan :
(1) Harga Beli
(2) Biaya pengurusan hak tanah (sertifikat,
pajak/BPHTB, biaya notaris, dll.
(3) Biaya untuk perataan tanah, penghancuran
bangunan yang tidak diperlukan.
PSAK 13
Tanah dan Bangunan  Investasi Properti

• Properti Investasi menurut PSAK 13 adalah:


• properti (tanah atau bangunan—atau bagian dari
bangunan—atau keduanya) yang dikuasai (oleh pemilik
atau lessee melalui sewa pembiayaan) untuk
menghasilkan rental atau untuk kenaikan nilai, atau
kedua-duanya, dan tidak untuk:
1. Digunakan dalam produksi atau penyediaan barang
atau jasa atau untuk tujuan administratif; atau
2. Dijual dalam kegiatan usaha sehari-hari.
• Sebagian aset digunakan sebagian yang
lain disewakan  prorata
Perolehan Peralatan

 Peralatan dapat meliputi mesin, kendaraan, peralatan


kantor, peralatan pabrik, peralatan tambang, mesin
dan peralatan lain.
 Biaya perolehan meliputi
(1) Harga beli,
(2) Pajak atau Bea yang tidak dapat dikreditkan
(3) Biaya transportasi
(4) Biaya asuransi selama pengiriman barang
(5) Biaya instalasi dan biaya penyiapan tempat untuk
melakukan instalasi
(6) Biaya untuk pengetesan peralatan
Aset Dibangun Sendiri

• Biaya yang dikeluarkan sampai aset tersebut siap


digunakan:
• Material dan tenaga kerja
• Overhead  biaya variabel dan porsi dari fixed
overhead yang terkait langsung dengan
pembangunan aset.
• Biaya bunga selama proses pembangunan
Pengukuran Biaya Perolehan
• Diskon — Diskon harus dikurangkan dari harga
perolehan aset  aset dicatat setelah diskon
• Pembayaran ditangguhkan— Aset yang dibeli dengan
pembayaran ditangguhkan dinilai setara nilai tunainya.
Perbedan nilai tunai dengan pembayaran diakui sebagai
beban bunga.
• Pertukaran aset — menggunakan nilai wajar kecuali
tidak ada substansi ekonomi atau tidak ada nilai wajar
yang andal.
• Pembelian dengan lumpsum — dialokasikan nilai total
biaya perolehan ke masing-masing aset dengan dasar
nilai wajar aset. (jika asetnya diklasikan atau memiliki
masa manfaat berbeda).
Pengukuran Biaya Perolehan

• Penerbitan saham — menggunakan dasar nilai


wajar dari saham sebagai indikator nilai wajar aset,
jika nilai saham dapat diandalkan.
• Mana yang lebih andal antara nilai wajar saham atau aset.
• Jika keduanya andal maka nilai wajar aset yang
diserahkan digunakan untuk mengukur aset yang diterima.
• Hibah pemerintah — tidak boleh diakui sampai
diperoleh keyakinan bahwa entitas memenuhi
persyaratan dan hibah akan diperoleh.
Pertukaran Aset

Biaya perolehan aset tetap dari suatu pertukaran diukur sebesar


nilai wajar
kecuali:
– Tidak memiliki substansi komersial, Substansi
SubstansiKomersial
Komersial
atau
– Nilai wajar aset yang diterima dan
Nilai
Nilaiwajar
wajar
diserahkan tidak dapat diukur secara Aset
Asetdipertukarkan
dipertukarkan
andal

 Biaya perolehannya diukur dengan jumlah tercatat dari


aset yang diserahkan.
Pengeluaran setelah Perolehan Aset

•• Pengeluaran
Pengeluaranyang
yangdilakukan
dilakukanuntuk
untukmengakuisisi
mengakuisisiaset
asettetap
tetapbaru
baruatau
atau
menambah
menambahaset asettetap
tetapbaru
barubelanja
belanjamodal
modal==capital
capitalexpenditure.
expenditure.
•• Pengeluaran
Pengeluaranakanakandicatat
dicatatmenambah
menambahnilai
nilaiaset
asetjika
jikasesuai
sesuaidengan
dengan
definisi
definisiaset
asettetap
tetapyaitu
yaitumemiliki
memilikimanfaat
manfaatekonomi
ekonomididimasa
masadepan
depandan
dan
nilainya
nilainyadapat
dapatdiukur
diukurdengan
denganandal
andal

•• Pengeluaran
Pengeluaranuntuk
untukmemperbaiki
memperbaikiatau
ataumemelihara
memeliharaaset
aset
tetap
tetapyang
yangtidak
tidakmemberikan
memberikanmanfaat
manfaatdidimasa
masa
mendatang
mendatangdisebut
disebutbelanja
belanjapendapatan
pendapatan==revenue
revenue
expenditure.
expenditure.
•• Pengeluaran
Pengeluaranakan
akandiklasifikasikan
diklasifikasikansebagai
sebagaibeban
beban
pemerliharaan
pemerliharaan
Pengukuran setelah Pengakuan Awal

Entitas harus memilih antara:

 Sebagai kebijakan akuntansinya,


Cost
Cost Model
Model dan
 Menerapkan kebijakan tersebut
terhadap seluruh aset tetap dalam
kelompok yang sama.
Revaluation
Revaluation Model
Model  Tanah, tanah dan bangungan,
mesin, kapal, pesawat,
perabotan, peralatan kantor
Pengukuran setelah Pengakuan Awal

Cost Setelah diakui sebagai aset, aset tetap dicatat


CostModel
Model
sebesar :
 Biaya perolehan dikurangi
 Akumulasi penyusutan dan Akumulasi rugi
penurunan nilai aset

Setelah diakui sebagai aset, aset tetap dicatat


Revaluation
RevaluationModel
Model
sebesar :
– Jumlah revaluasian, yaitu nilai wajar pada
tanggal revaluasi, dikurangi
– Akumulasi penyusutan dan Akumulasi
rugi penurunan nilai aset
yang terjadi setelah tanggal revaluasi.
Frekuensi Penilaian

• Frekuensi revaluasi tergantung perubahan


nilai wajar dari suatu asset tetap.
• Jika nilai wajar dari asset yang direvaluasi berbeda secara
material dari jumlah tercatatnya, maka revaluasi lanjutan
perlu dilakukan.
• Beberapa asset tetap mengalami perubahan nilai wajar secara
signifikan dan fluktuatif, sehingga perlu direvaluasi secara
tahunan.
• Revaluasi tahunan tidak perlu, apabila perubahan nilai wajar
tidak signifikan, asset dapat direvaluasi setiap tiga atau lima
tahun sekali.
Revaluation Model

Revaluation
RevaluationModel
Model Revaluasi
Revaluasi harus
harus dilakukan
dilakukan secara
secara
reguler
reguler Untuk
Untuk memastikan
memastikan jumlah
jumlah
tercatat
tercatat tidak
tidak berbeda
berbeda secara
secara
material
material dengan
dengan nilai
nilai wajar
wajar pada
pada
tanggal
tanggal neraca.
neraca.

Akumulasi penyusutan pada tanggal


revaluasi diperlakukan dengan metode:
proporsional, atau eliminasi.
Akumulasi Penyusutan – Revalution Model

Revaluation
RevaluationModel
Model Akumulasi
Akumulasi penyusutan
penyusutan pada
pada tanggal
tanggal
revaluasi
revaluasi diperlakukan
diperlakukan dengan
dengan
metode:
metode:
•• proporsional
proporsional
Nilai
Nilai akumulasi
akumulasi depresiasi
depresiasi dan
dan harga
harga
perolehan
perolehan dinaikkan
dinaikkan secara
secara
proporsional
proporsional sehingga
sehingga nilai
nilai bersih
bersih
aset
aset sama
sama dengan
dengan nilai
nilai revaluasi.
revaluasi.
•• eliminasi.
eliminasi.
Nilai
Nilai akumulasi
akumulasi depresiai
depresiai ditutup
ditutup
mengurangi
mengurangi nilai
nilai aset.
aset. Kemudian
Kemudian
aset
aset dinaikkan
dinaikkan menjadi
menjadi nilai
nilai revaluasi
revaluasi
Akumulasi Penyusutan – Revalution Model

Revaluation Ketika
Ketika entitas
entitas menggunakan
menggunakan model model revaluasi,
revaluasi,
RevaluationModel
Model
jumlah
jumlah tercatat
tercatat aset
aset disajikan
disajikan kembali
kembali pada
pada
jumlah
jumlah revaluasiannya,
revaluasiannya, sehingga
sehingga jumlah
jumlah tercatat
tercatat
aset
aset bruto
bruto dan
dan akumulasi
akumulasi penyusutan
penyusutan
diperlakukan
diperlakukan pada
pada salah
salah satu
satu cara
cara berikut:
berikut:
a.
a. Jumlah
Jumlah tercatat
tercatat bruto
bruto disajikan
disajikan kembali
kembali
secara
secara konsisten
konsisten dengan
dengan revaluasi
revaluasi jumlah
jumlah
tercatat
tercatat tersebut
tersebut dan
dan akumulasi
akumulasi
penyusutannya
penyusutannyadi di sesuaikan
sesuaikan untuk
untuk
menyamakan
menyamakan perbedaan
perbedaan antara
antara jumlah
jumlah
tercatat
tercatat bruto
bruto dengan
dengan jumlah
jumlah tercatat
tercatat setelah
setelah
memperhitungkan
memperhitungkan akumulasi
akumulasi rugirugi penurunan
penurunan
nilai; 
nilai;  Proporsional
Proporsional
b.
b. Akumulasi
Akumulasi penyusutan
penyusutan dieliminasi
dieliminasi terhadap
terhadap
jumlah
jumlah tercatat
tercatat bruto aset 
bruto aset  Eliminasi
Eliminasi
Penyusutan
Cost
Cost Model
Model
Penyusutan
Penyusutan
Revaluation
Revaluation Model
Model

Penyusutan adalah alokasi sistematis jumlah yang dapat


disusutkan (depreciable amount) dari suatu aset selama umur
manfaatnya (useful life).
Sifat Penyusutan

Depresiasi
Depresiasifisik
fisikterjadi
terjadidari
dari
Semua
Semuaaset
asettetap
tetapkecuali
kecuali pengausan
pengausanatau
atauperusakan
perusakan
tanah
tanahkehilangan
kehilangan saat
saatdigunakan
digunakanatauataukarena
karena
kapasitasnya
kapasitasnyasaat
saatdigunakan.
digunakan. cuaca.
cuaca.
Kehilangan
Kehilangankapasitas
kapasitas
produksi
produksiini
inidiakui
diakuisebagai
sebagai
Beban
BebanDepresiasi.
Depresiasi.
Depresasi
Depresasifungsional
fungsionalterjadi
terjadi
Depresiasi
Depresiasi alokasi
alokasibiaya
biaya
perolehan saat
saataset
asettetap
tetaptidak
tidaklagi
lagi
perolehan
dapat
dapatdigunakan
digunakanpada
padatingkat
tingkat
yang
yangdiharapkan.
diharapkan.
Sifat Penyusutan

Faktor yang Mempengaruhi


Beban Depresiasi

Biaya Perolehan - Nilai Sisa = Biaya didepresiasi

Masa Manfaat

1 2 3 4 5
Beban Depresiasi
Periodik
Penyusutan

Metode
MetodePenyusutan
Penyusutan

Menghasilkan
Menghasilkanpembebanan
pembebananyang yangtetap
tetapsepanjang
sepanjang
Garis
Garis Lurus
Lurus umur
umurmanfaat
manfaatselagi
selaginilai
nilairesidu
residutidak
tidakberubah
berubah

Menghasilkan
Menghasilkanpembebanan
pembebananyang
yangmenurun
menurun
Saldo
Saldo Menurun
Menurun
sepanjang
sepanjangumur
umurmanfaat
manfaat

Menghasilkan
Menghasilkanpembebanan
pembebananberdasarkan
berdasarkan
Jumlah
JumlahUnit
Unit
penggunaan
penggunaan
Pengakuan Rugi Penurunan Nilai

nilai terpulihkan aset < dari nilai tercatatnya


PSAK 48
– nilai tecatat aset diturunkan menjadi sebesar nilai Par 59-60-61
terpulihkan.
– Penurunan tersebut adalah rugi penurunan nilai

Rugi penurunan nilai segera diakui dalam laporan laba rugi,


• Kecuali aset disajikan pada jumlah direvaluasi sesuai dengan standar lain
(Contoh PSAK 16: Aset Tetap)
Pengakuan Rugi Penurunan Nilai

• Setiap rugi penurunan nilai aset tetap revalusian


(PSAK 16) diperlakukan sebagai penurunan revaluasi.

diakui dalam pendapatan komprehensif lain,


sepanjang kerugian penurunan nilai tidak melebihi
jumlah surplus revaluasi untuk aset yang sama

rugi penurunan nilai atas aset revaluasian


mengurangi surplus revaluasi untuk aset
tersebut
Penghentian Pengakuan
• Jumlah tercatat aset tetap dihentikan
pengakuannya pada saat:
a) dilepaskan; atau
b) Tidak ada manfaat ekonomis masa depan yang
diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya.

• Laba atau rugi yang timbul dari penghentian


pengakuan aset tetap harus dimasukkan dalam
laporan laba rugi pada saat aset tersebut
dihentikan pengakuannya (kecuali transaksi jual-
sewa balik).
• Laba tidak boleh diklasifikasikan sebagai
pendapatan.
Penghentian Pengakuan

Penghentian pengakuan aset dapat dilakukan dengan


beberapa cara :
1. dibuang,
2. dijual, atau
3. ditukar tambah dengan aset serupa.
Pengungkapan
 Dasar penilaian yang digunakan untuk menentukan jumlah
tercatat bruto
 Metode penyusutan yang digunakan
 Masa manfaat atau tarif penyusutan yang digunakan
 Jumlah tercatat bruto dan akumulasi penyusutan awal dan akhir
periode.
 Rekonsiliasi jumlah tercatat pada awal dan akhir periode
 Keberadaan dan jumlah restriksi atas hak milik karena
penjaminan utang
 Jumlah pengeluaran yang diakui dalam pembangunan
 Jumlah komitmen kontraktual dalam perolehan
 Jumlah kompensasi pihak ketiga untuk aset yang mengalami
penurunan nilai, hilang / dihentikan.
 Pemilihan metode akuntansi
 Perubahan estimasi
Pengungkapan Revaluasi

• Tanggal efektif revaluasian


• Apakah melibatkan penilai independen, bila ada
• Untuk setiap kelas aset yang direvaluasi: jumlah
tercatat aset seandainya aset dicatat dengan
menggunakan model biaya
• Surplus revaluasi yang mengindikasikan perubahan
selama periode dan setiap pembatasan distribusi
kepada pemegang saham
PSAK 48
PENURUNAN NILAI ASET

99
Perbedaan dengan IFRS

PSAK 48: Penurunan Nilai Aset mengadopsi seluruh pengaturan dalam IAS
36 Impairment of Assets efektif per 1 Januari 2017, kecuali :
• IAS 36 paragraf 04(a) tentang ruang lingkup yang mencakup entitas anak.
PSAK 48 memberikan tambahan penjelasan entitas anak yang dicatat
dengan metode biaya dalam laporan keuangan tersendiri sesuai dengan
PSAK 4: Laporan Keuangan Tersendiri
• IAS 36 paragraf 12(h) tentang sumber informasi penurunan nilai atas
entitas anak, entitas asosiasi dan pengendalian bersama entitas. PSAK 48
memberikan tambahan penjelasan entitas tersebut dicatat dengan
metode biaya dalam laporan keuangan tersendiri sesuai dengan PSAK 4:
Laporan Keuangan Tersendiri.
• IAS 36 paragraf 12(h)(i) tentang sumber informasi penurunan nilai dalam
laporan keuangan tersendiri tidak diadopsi. Hal ini terkait dengan
perbedaan pengaturan dalam PSAK 4: Laporan Keuangan tersendiri
dibandingkan IAS 27 Separate Financial Statements.

100
Perbedaan dengan IFRS

PSAK 48: Penurunan Nilai Aset mengadopsi seluruh pengaturan


dalam IAS 36 Impairment of Assets efektif per 1 Januari 2017, kecuali :
• IAS 36 paragraf 139 tentang tanggal efektif dan ketentuan transisi
• IAS 36 paragraf 140-140D tentang tanggal efektif dan ketentuan
transisi tidak diadopsi karena tidak relevan
• IAS 36 paragraf 140E dan 140H-140J tentang tanggal efektif dan
ketentuan transisi. Adopsi IAS 36 menjadi PSAK 48 telah
menggunakan IAS 36 yang telah mengakomodir amendemen
tersebut.
• IAS 36 paragraf 140E tentang tanggal efektif dan ketentuan
transisi. Opsi penerapan dini dihilangkan karena penerapan dini
hanya dapat dilakukan dengan tepat jika seluruh pengaturan dalam
IFRS terkait diadopsi secara bersamaan menjadi SAK.

101
Perbedaan dengan IFRS

PSAK 48: Penurunan Nilai Aset mengadopsi seluruh pengaturan


dalam IAS 36 Impairment of Assets efektif per 1 Januari 2017, kecuali :
• IAS 36 paragraf 140L tentang tanggal efektif dan ketentuan
transisi yang mengacu pada IFRS 15. IFRS 15: Revenue from
Contracts with Customer telah diadopsi menjadi PSAK 72:
Pendapatan dari kontrak dengan pelanggan dan berlaku efektif
per 1 Januari 2020 dengan penerapan dini diperkenankan
• IAS 36 paragraf 140M tentang tanggal efektif dan ketentuan
transisi yang mengacu pada IFRS 9. IFRS 9 Financial Instruments
telah diadopsi menjadi PSAK 71 : Instrumen Keuangan dan berlaku
efektif per 1 Januari 2020 dengan penerapan dini diperkenankan
• IAS 36 Appendix B tentang amandemen terhadap PSAK 1: Aset
Tetap tidak diadopsi karena tidak relevan.

102
Tujuan dan Ruang Lingkup

• Tujuan PSAK 48 :
• Menetapan prosedur agar aset dicatat tidak
melebihi jumlah terpulihkannya 
impairment.
• Aset dikatakan melebihi jumlah terpulihkan jika
jumlah tercatat aset melebihi jumlah yang akan
dipulihkan melalui:
 penggunaan atau
 penjualan aset.

103
Tujuan dan Ruang Lingkup
PSAK 48 Par 2

• PSAK 48 ini diterapkan untuk akuntansi penurunan nilai terhadap semua aset, kecuali :
1. Persediaan (lihat PSAK 14: Persediaan);
2. Aset yang timbul dari kontrak konstruksi (lihat PSAK 34: Akuntansi Kontrak
Konstruksi);
3. Aset pajak tangguhan (lihat PSAK 46: Akuntansi Pajak Penghasilan);
4. Aset yang timbul dari imbalan kerja (lihat PSAK 24: Imbalan Kerja);
5. Aset keuangan yang termasuk dalam ruang lingkup PSAK 55: Instrumen Keuangan:
Pengakuan dan Pengukuran;
6. Properti investasi yang diukur pada nilai wajar (lihat PSAK 13: Properti Investasi);
7. Biaya akuisisi tangguhan, dan aset tidak berwujud, yang timbul dari hak
kontraktual penanggung berdasarkan kontrak asuransi yang termasuk dalam
ruang lingkup PSAK 28: Kontrak Asuransi; dan
8. Aset tidak lancar (atau kelompok lepasan) yang diklasifi kasikan sebagai dimiliki
untuk dijual sesuai dengan PSAK 58: Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual
dan Operasi yang Dihentikan.
104
Tujuan dan Lingkup PSAK 48

entitas anak  PSAK 4: Laporan dan


Laporan Keuangan Tersendiri
berlaku untuk aset
berlaku untuk aset
keuangan yang ventura bersama  PSAK 12: Bagian
keuangan yang
dikelompokkan Partisipasi Dalam Ventura Bersama
dikelompokkan
sebagai investasi
sebagai investasi
dalam: entitas asosiasi  PSAK 15. Investasi pada
dalam:
Entitas Asosiasi

PSAK 48 berlaku juga untuk:


aset yang dicatat pada jumlah revaluasian (yaitu nilai wajar pada
tanggal revaluasi dikurangi biaya penyusutan selanjutnya dan
akumulasi penurunan nilai selanjutnya) sesuai PSAK lain, seperti
model revaluasi dalam PSAK 16: Aset Tetap 105
Pengertian Penurunan Nilai (Impairment)

Penurunan nilai dari aset terjadi jika:


Nilai tercatat aset > jumlah terpulihkan

Reviu dilakukan secara periodik  ada atau tidaknya


indikasi penurunan nilai (test of impairment)

Jika terdapat indikasi, maka perusahaan harus


menaksir recoverable amount dari aset tersebut

106
Identifikasi Aset yang Mungkin Mengalami Penurunan Nilai Aset
PSAK
PSAK 48
48 par
par 12
12

Informasi minimum yang dipertimbangkan

Informasi dari sumber-sumber Informasi dari sumber-sumber


eksternal internal
• Perubahan signifikan nilai pasar • Bukti keusangan atau kerusakan
• Perubahan signifikan teknologi, fisik aset
pasar, ekonomi dan lingkup • Perubahan signifikan atas
hukum penggunaan, penghentian dan
• Perubahan suku bunga masa manfaat aset
• Jumlah tercatat aset neto • Bukti internal mengindikasikan
enttitas melebihi kapitalisasi bahwa kinerja ekonomi aset lebih
pasarnya buruk dari yang diharapkan.

107
Pengukuran Jumlah Terpulihkan

• PSAK 48 mendefinisikan jumlah terpulihkan suatu aset sebagai


jumlah yang lebih tinggi antara:

Fair Value Less Costs to Sell dan Nilai pakai (Value in Use)
Fair Value Less Costs to Sell Nilai pakai (Value in Use)
adalah jumlah yang dapat adalah nilai sekarang dari
adalah jumlah yang dapat adalah nilai sekarang dari
dihasilkan dari penjualan suatu aset taksiran arus kas yang
dihasilkan dari penjualan suatu aset taksiran arus kas yang
atau unit penghasil kas dalam diharapkan akan diterima
atau unit penghasil kas dalam diharapkan akan diterima
transaksi antara pihak-pihak yang atau unit penghasil kas.
transaksi antara pihak-pihak yang atau unit penghasil kas.
mengerti dan berkehendak bebas
mengerti dan berkehendak bebas
tanpa tekanan, dikurangi biaya
tanpa tekanan, dikurangi biaya
pelepasan aset.
pelepasan aset.

108
Pengukuran Jumlah Terpulihkan
Nilai wajar dikurangi biaya pelepasan (Fair Value Less Costs to Sell)
 Bukti Terbaik
Þ harga dalam suatu perjanjian penjualan yang mengikat yang dibuat dalam
suatu transaksi antara pihak-pihak yang independen, disesuaikan dengan
biaya tambahan yang dapat dikaitkan secara langsung dengan pelepasan aset.
 Apabila tidak terdapat perjanjian penjualan yang mengikat namun aset
diperdagangkan di pasar aktif
Þ Berdasarkan harga pasar aset dikurangi biaya pelepasan aset tersebut.
 Apabila tidak terdapat perjanjian penjualan yang mengikat dan tidak ada pasar
aktif untuk aset
 Berdasarkan pada informasi terbaik yang ada untuk menggambarkan jumlah
yang dapat diperoleh entitas, pada akhir periode pelaporan, dari pelepasan
aset pada nilai wajar dikurangi biaya pelepasan

109
Pengukuran Jumlah Terpulihkan

Nilai Pakai (Value in Use)

Nilai sekarang dari taksiran arus kas yang diharapkan akan diterima atau unit
penghasil kas

Hal-hal yang dipertimbangkan dalam penghitungan nilai pakai aset:


a) estimasi arus kas masa depan yang diharapkan entitas akan diperoleh dari
aset;
b) ekspektasi mengenai kemungkinan variasi dari jumlah atau waktu arus
kas masa depan tersebut;
c) nilai waktu uang, diwakili oleh suku bunga pasar bebas risiko yang
berlaku;
d) harga untuk menanggung ketidakpastian yang melekat pada aset
e) faktor-faktor lain, seperti ilikuiditas, yang akan dipertimbangkan oleh
pelaku pasar dalam menilai arus kas masa depan yang diharapkan entitas
akan diperoleh dari aset tersebut.
110
Pengukuran Jumlah Terpulihkan
PSAK 48
Par 31

mengestimasi arus kas masuk dan arus kas


1 keluar di masa depan dari pemakaian aset
tersebut dan pelepasannya pada akhirnya

menerapkan tingkat diskonto yang tepat atas


2 arus kas masa depan tersebut

111
Pengukuran Jumlah Terpulihkan
Hambatan proyeksi arus kas: Basis untuk mengestimasi arus
kas masa depan

1. Didasarkan pada asumsi yang masuk akal dan didukung oleh fakta atau teori.
2. Didasarkan pada anggaran keuangan yang terbaru dan telah disahkan oleh
manajemen.
3. Tidak memasukkan komponen arus kas masa depan yang berasal dari
restrukturisasi.
4. Pendasaran kepada anggaran hanya meliputi periode 5 tahun, kecuali jika periode
yang lebih lama dapat dijustifikasi.
5. Periode setelah anggaran hanya dapat menggunakan tingkat yang tetap atau
menurun, kecuali jika tingkat yang naik dapat dijustifikasi.
6. Tingkat pertumbuhan yang digunakan dalam proyeksi ekstrapolasi tidak dapat
melebihi rata-rata jangka panjang pertumbuhan untuk produk, industri, atau
negara tempat entitas beroperasi atau pasar dimana aset tersebut digunakan,
kecuali jika tingkat yang lebih tinggi dapat dijustifikasi.
112
Pengukuran Jumlah Terpulihkan

Komposisi Estimasi Arus Kas Masa Depan (par 39)

proyeksi arus kas masuk dari penggunaan aset

proyeksi arus kas keluar yang diperlukan untuk menghasilkan arus


kas masuk dari penggunaan aset (termasuk arus kas keluar untuk
menyiapkan aset agar dapat digunakan) dan dapat dikaitkan
secara langsung, atau dialokasikan dengan dasar yang layak dan
konsisten, pada aset

Arus kas neto, jika ada, yang akan diterima (atau dibayarkan) untuk
pelepasan aset pada akhir masa manfaatnya
113
Pengukuran Jumlah Terpulihkan

Arus Kas Masa Depan Valuta Asing

• Arus kas masa depan diestimasi dalam satuan


mata uang ketika akan dihasilkan dan kemudian
didiskonto menggunakan suatu tingkat diskonto PSAK 48
yang tepat untuk satuan mata uang tersebut. Par 54

• Tingkat pertukaran yang digunakan  kurs spot


pada tanggal penghitungan nilai pakai.

114
Pengukuran Jumlah Terpulihkan
Dasar penetapan tingkat diskonto  tingkat
Tingkat Diskonto
diskonto sebelum pajak yang menggambarkan
penilaian pasar kini dari:
(a) nilai waktu uang; dan
(b) risiko spesifik atas aset dimana estimasi arus
PSAK 48
kas masa depan belum disesuaikan.
Par 56
Tingkat diskon ini adalah tingkat
pengembalian yang disyaratkan investor jika
seandainya mereka hendak memilih suatu Tingkat
Tingkat diskonto
diskonto ini
ini diestimasi
diestimasi dari
dari
investasi yang menghasilkan arus kas dengan salah
salahsatu:
satu:
jumlah, waktu dan profil risiko yang sama •• Tingkat
Tingkat diskonto
diskonto implisit
implisit pada
pada
dengan yang entitas harapkan akan dihasilkan transaksi
transaksi pasar
pasar kini
kini terhadap
terhadap
dari aset tersebut. aset
asetsejenis
sejenisatau
atau
•• Rata-rata
Rata-rata tertimbang
tertimbang biayabiaya
modal
modal entitas
entitas yang
yang tercatat
tercatat di
di
bursa
bursa efek
efek yang
yang memiliki
memiliki aset
aset
sejenis
sejenis
115
Pengakuan Rugi Penurunan Nilai

nilai terpulihkan aset < dari nilai tercatatnya


PSAK 48
– nilai tecatat aset diturunkan menjadi sebesar nilai Par 59-60-61
terpulihkan.
– Penurunan tersebut adalah rugi penurunan nilai

Rugi penurunan nilai segera diakui dalam laporan laba rugi,


• Kecuali aset disajikan pada jumlah direvaluasi sesuai dengan standar lain
(Contoh PSAK 16: Aset Tetap)

116
Pengakuan Rugi Penurunan Nilai

• Setiap rugi penurunan nilai aset revalusian


diperlakukan sebagai penurunan revaluasi.

diakui dalam pendapatan komprehensif


lain, sepanjang kerugian penurunan nilai tidak
melebihi jumlah surplus revaluasi untuk aset
yang sama

rugi penurunan nilai atas aset revaluasian


mengurangi surplus revaluasi untuk aset
tersebut

117
Ilustrasi Penurunan Nilai 1
Contoh: Misalkan PT Anggrek melakukan uji penurunan nilai terhadap peralatan
yang dimilikinya. Nilai tercatat dari peralatan sebesar Rp 400 juta, nilai wajar
dikurangi biaya untuk menjual Rp360 juta dan nilai pakainyaRp 410 juta.

Rp 400 juta Rp 410 juta

Tidak ada
penurunan nilai

Rp 360 juta Rp 410 juta

118
Ilustrasi Penurunan Nilai 2
Contoh: Misalkan infromasi PT Mawar yang tersedia sama kecuali nilai
pakai dari peralatan sebesar Rp 350 juta.
Dr. Kerugian Penurunan Nilai Rp 40 juta
Rp20 juta Rugi Penurunan Nilai
Cr. Akulumasi Depresiasi Peralatan Rp 40 juta

Illustration 11-15
Rp 400 juta Rp 360 juta

Rp 360 juta Rp 350 juta

119
Kasus
Suatu unit penghasil kas memiliki aset bersih berikut ini:
Rp M
Goodwill 10
Properti 20
Pabrik dan Peralatan 30
60
Nilai yang dapat dipulihkan sebesar Rp 45 M.
Diminta : Alokasikan kerugian penurunan nilai pada aset bersih perusahaan.

Goodwill Properti Pabrik & Total


Peralatan

Nilai buku 10 20 30 60
Penurunan Nilai (10) (2) (3) (15)
Nilai setelah penurunan nilai 0 (18) 27 45

120
Kasus: Penurunan Nilai
Contoh
Contoh

Perusahaan Melody melakukan reviu penurunan nilai dari beberapa aset


yang dimilikinya pada tahun 2010. Sebidang tanah yang bebas digunakan
dicatat pada nilai wajar dengan surplus revaluasi senilai Rp 50 juta, aset-
aset lainnya dicatat pada nilai historis dikurangi akumulasi depresiasi atau
amortisasi.
Haril dari reviu sebagai berikut:

Fair value less Carrying


costs to sell Value in use amount
Tanah (nilai wajar) Rp 312 juta Rp 320 juta Rp 380 juta
Bangunan, setelah Rp 852 juta Rp 890 juta Rp 860 juta
didepresiasi
Mesin, setelah Rp21 juta Rp 18 juta Rp 15 juta
didepresiasikan

Tentukan berapa rugi penurunan nilai dan bagaimanakah jurnalnya?


121
Pengakuan Rugi Penurunan Nilai Solusi
SolusiContoh
Contoh
Berdasarkan informasi yang tersedia, aset yang mengalami kerugian penurunan nilai adalah:

Recoverable Carrying
amount amount Impairment loss
Tanah, pada nilai wajar Rp 320 juta Rp 380 juta Rp 60 juta
Aset Tak Berwujud, pada biaya Rp 890 juta Rp 860 juta -
teramortisasi
Mesin, setelah didepresiasikan Rp 21 juta Rp 15 juta Rp 6 juta

Kerugian penurunan nilai dikurangkan terlebih dahulu ke surplus revaluasi.


Then, the journal entries for the recognition of impairment losses should be:
Dr Surplus revaluasi Rp 50 juta
Rugi penurunan nilai (80 juta – 50 juta) 10 juta
Cr Tanah Rp 60 juta
Untuk mengakui kerugian penurunan nilai tanah
Dr Kerugian penurunan nilai Rp 6 juta
Cr Mesin Rp 6 juta
Untuk mengakui kerugian penurunan nilai mesin

122
Unit Penghasil Kas (UPK)

• Jumlah terpulihkan dari aset individual tidak


dapat ditentukan jika: PSAK 48
Par 67
(a) nilai pakai aset tidak dapat diestimasi mendekati
nilai wajarnya dikurangi biaya pelepasan; dan
(b) aset tidak menghasilkan arus kas masuk yang
independen dari kelompok aset lain.
PSAK 48
Lihat Par 67:
Contoh
• Dalam kasus ini, nilai pakai dan, jumlah
terpulihkan, dapat ditentukan hanya untuk
Unit Penghasil Kas Aset.
123
Unit Penghasil Kas

• Tidak mungkin mengestimasi jumlah terpulihkan PSAK 48


aset individual  menentukan nilai terpulihkan Par 66, 68:
Contoh
dari unit penghasil kas yang mana aset tercakup
(aset dari unit penghasil kas = UPK).
• Unit penghasil kas aset  kelompok terkecil
dari aset yang termasuk aset tersebut dan
menghasilkan arus kas masuk yang
independen dari arus kas masuk dari aset
atau kelompok aset lain.
124
Unit Penghasil Kas

• Jumlah terpulihkan dari UPK adalah jumlah yang lebih


tinggi antara nilai wajar unit penghasil kas dikurangi
biaya pelepasan dengan nilai pakainya. PSAK 48
Par 74-76

• Jumlah tercatat dari UPK:


(a) mencakup hanya jumlah tercatat dari aset-aset yang dapat
diatribusikan langsung, atau dialoksikan dengan dasar yang layak
dan konsisten, ke UPK dan akan menghasilkan arus kas masuk
yang digunakan dalam menentukan nilai pakai unit penghasil kas;
dan

(b) tidak mencakup jumlah tercatat dari setiap liabilitas yang diakui,
kecuali jumlah terpulihkan dari unit penghasil kas tidak dapat
ditentukan tanpa mempertimbangkan liabilitas tersebut. 125
Unit Penghasil Kas

Rugi Penurunan Nilai


• diakui untuk UPK
• jika, dan hanya jika, jumlah terpulihkan dari unit
tersebut (kelompok dari unit) < jumlah PSAK 48
tercatatnya. Par 98
• dialokasikan untuk mengurangi jumlah tercatat aset
dari unit tersebut (kelompok dari unit) dengan urutan
sbb:
(a) pertama, untuk mengurangi jumlah tercatat atas Pertama,
Pertama,
setiap goodwill yang dialokasikan ke unit Goodwill
Goodwill
penghasil kas tersebut (kelompok dari unit); dan
(b) selanjutnya, ke aset lain dari unit tersebut
(kelompok dari unit) dibagi pro rata atas dasar
Kemudianp
Kemudianp
jumlah tercatat setiap aset di dalam unit tersebut
ro
rorata
rata
(kelompok dari unit).
126
Unit Penghasil Kas

Dalam mengalokasikan rugi penurunan nilai, entitas


tidak harus mengurangi jumlah tercatat PSAK 48
aset dengan jumlah yang tertinggi dari: Par 100

(a) nilai wajarnya dikurangi biaya untuk menjual


(jika ditentukan);
(b) nilai pakainya (jika dapat ditentukan); dan
(c) nol.

Jumlah rugi penurunan nilai yang semestinya dialokasikan ke aset 


harus dialokasikan pro rata ke aset lain dari unit (kelompok dari unit).

127
Penurunan Nilai Goodwill

PT Lily memiliki 80% kepemilikan PT Kenanga dengan membayar Rp


16 M pada 1 Januari 2010. Setelah tanggal akuisisi, aset bersih yang
dapat diidentifikasi memiliki nilai Rp15 M. Sehingga:

Nilai wajar aset bersih bisa diidentifikasi = Rp15 M


Nilai aset bersih yang diakusisi = 80% x Rp15 M = Rp12 M
Biaya kombinasi bisnis = Rp 16 M
Goodwill = Rp 4 M
PT Kenanga merupakan UPK. Pada 31 Desember 2010, nilai yang
dapat dipulihkan dari PT Lily sebesar Rp10 M.

128
Penurunan Nilai Goodwill (Cont’d)

Akhir tahun 2010 Goodwill Aset yang dapat Total


diidentifikasi
Nilai tercatat bruto Rp 4 M Rp 15 M Rp 19 M
•Akumulasi
Bagiandepresiasi
1: Menguji penurunan nilai
-
PT Kenanga
(1.5 M) (1.5 M)
Asumsi:
Nilai tercatat depresiasi aset yang4 M
dapat diidentifikasi
13.5 MRp1.5 M selama
17.5 M
Goodwill
tahunminoritas
2010 1M - 1M
Nilai tercatat yang Rp 5 M Rp 13.5 M Rp 18.5 M
disesuaikan

129
Penurunan Nilai Goodwill (Cont’d)

Nilai yang Nilai tercatat


Terjadi
dapat
dipulihkan < telah
disesuaikan
penurunan
nilai Rp8.5 M
Rp10 M Rp18.5 M

• Bagian 2: Mengalokasikan kerugian penurunan nilai

Akhir tahun 2010 Goodwill Aset yang dapat Total


diidentifikasi
Nilai tercatat bruto Rp 4 M Rp 15 M Rp 19 M
Akumulasi depresiasi - (1.5 M) (1.5 M)
Nilai tercatat 4M 13.5 M 17.5 M
Kerugian penurunan nilai 4M 3.5 M 7.5 M
Nilai tercatat yang 0 Rp 10 M Rp 10 M
disesuaikan

130
Pembalikan Rugi Penurunan Nilai

• Dalam menilai apakah terdapat indikasi


bahwa rugi penurunan nilai yang telah
PSAK 48
diakui pada periode-periode sebelumnya Par 106
untuk aset (selain goodwill) mungkin tidak
ada lagi atau mungkin telah menurun,
entitas mempertimbangkan, minimal,
indikasi berikut ini:

1. Infomasi yang bersumber dari luar


2.Informasi yang bersumber dari dalam

131
Pembalikan Rugi Penurunan Nilai

• Rugi penurunan nilai yang telah diakui dalam periode- PSAK 48


periode sebelumnya untuk aset selain goodwill harus Par 109
dibalik jika, dan hanya jika, terdapat perubahan
estimasi yang digunakan untuk menentukan jumlah
terpulihkan atas aset tersebut sejak rugi penurunan
nilai terakhir diakui.
• jika kasusnya seperti ini, jumlah tercatat aset, (ada
pengecualian) dinaikkan ke jumlah terpulihkannya.
• Kenaikan ini merupakan suatu pembalikan rugi
penurunan nilai

132
Pembalikan suatu
Rugi Penurunan Nilai –Aset Individu

• Jumlah tercatat aset yang meningkat (selain PSAK 48


goodwill), yang disebabkan pembalikan rugi Par 112-114
penurunan nilai, tidak boleh melebihi jumlah tercatat
(neto setelah amortisasi atau depresiasi) seandainya
aset tidak mengalami rugi penurunan nilai di tahun-
tahun sebelumnya.
• Pembalikan rugi penurunan nilai untuk aset (selain
goodwill) diakui segera dalam laba rugi, kecuali aset
disajikan pada jumlah direvaluasi sesuai dengan
Pernyataa lain (contohnya, model revaluasi di PSAK
16).
• Setiap pemulihan rugi penurunan nilai aset
revaluasian harus diperlakukan sebagai kenaikan
penilaian kembali sesuai dengan PSAK terkait. 133
Pembalikan Rugi Penurunan Nilai untuk UPK

• Dialokasikan kepada aset-aset dari unit (kecuali untuk


PSAK 48
goodwill) pro rata dengan jumlah tercatat dari asetnya. Par 117-
• Diperlakukan sebagai pembalikan rugi penurunan nilai 118
untuk aset individual dan diakui sesuai dengan PSAK ini. 
• Alokasi pembalikan rugi penurunan nilai  jumlah tercatat
aset tidak boleh dinaikkan diatas nilai yang terendah dari:
(a) jumlah terpulihkan (jika ditentukan); dan
(b) jumlah tercatat yang telah ditentukan (amortisasi atau depresiasi neto)
seandainya tidak ada rugi penurunan nilai yang telah diakui untuk aset
tersebut dalam periode sebelumnya.

• Jumlah pemulihan rugi penurunan nilai yang sebaliknya telah


dialokasikan untuk aset tersebut harus dialokasikan pro rata
134
ke aset lain dari unit itu, kecuali untuk goodwill.
Pengungkapan
PSAK 48
Par 121-130

Pengungkapan yang lebih ekstensif disyaratkan

Pengungkapan tambahan utama termasuk:

Asumsi utama dan Periode dimana


setiap UPK (atau kelompok UPK) pendekatan manajemen telah
yang memiliki nilai tercatat manajemen yang memproyeksikan
goodwill atau aset tidak berwujud digunakan untuk arus kas, tingkat
dengan masa manfaat tidak mengukur nilai pertumbuhan,
terbatas termasuk: terpulihkan tingkat diskonto

135
Pengungkapan tambahan 2013

• jumlah terpulihkan aset (unit penghasil kas) dan apakah jumlah


terpulihkan aset (unit penghasil kas) adalah nilai wajarnya dikurangi
biaya pelepasan atau nilai pakainya.
• jika jumlah terpulihkan merupakan nilai wajar dikurangi biaya pelepasan,
maka entitas mengungkapkan informasi:
• Tingkat hirarki sesuai PSAK 68
• Deskripsi teknik penilaian (level 2 dan 3)
• Asumsi utama (level 2 dan 3)
• Jika jumlah terpulihkan merupakan nilai wajar dikurangi biaya pelepasan:
diungkapkan penjelasan pendekatan manajemen: level hirarki dan alasan
perubahan teknik penilaian

136
137

Anda mungkin juga menyukai