Anda di halaman 1dari 6

Analisa Konflik Agraria dan

Perjuangan Perempuan
UMI MA’RUFAH
Agraria?

 UUPA 1960: Seluruh bumi, air dan ruang angkasa, termasuk kekayaan alam yang terkandung di
dalamnya dalam wilayah Republik Indonesia, sebagai karunia Tuhan Yang Maha Esa adalah bumi, air
dan ruang angkasa bangsa Indonesia dan merupakan kekayaan nasional.
Secara Historis

 Bermula dari akumulasi primitif (Mulyanto, 2008) pada akhir abad 16 enclosure: terjadi proses
pemisahan produsen langsung dari sarana produksinya di wilayah pedesaan (melalui Bill of Enclosure of
Commons di Inggris) komodifikasi tanah dan tenaga kerja.
 Abad 19 di Jawa terjadi kolonisasi tanam paksa ditegaskan dalam Agrarische Wet legalisasi tanah
Negara dan konsesi untuk perusahaan selama 75 tahun.
 Pasca kemerdekaan RI  Landreform melalui UUPA 1960bertujuan melindungi dan menjamin hak
rakyat, khususnya rakyat miskin, atas lahan dan pemanfaatan kekayaan alam sebagai upaya menciptakan
keadilan sosial dan kesejahteraan.
 1965 Orde Baru Liberalisasi sumber daya alam melalui UUPMA, UU Pertambangan, UU Perkebunan.
 Sekarang  Jokowi Reforma Agraria hanya jargon. Penggusuran masih kerap terjadi.
Latar Belakang Perjuangan Perempuan

 Dalam masyarakat adat, keberadaan tambang mengubah secara dahsyat kebudayaan, identitas, dan kepercayaan masyarakat
yang lekat dengan alamnya.
 Masuk budaya baru yang semakin mendesak perempuan ke dalam berbagai bentuk kekerasan.
 Penggusuran dan eksklusi membuat perempuan kehilangan sumber-sumber ekonomi.
 Pencemaran membuat sumber-sumber pangan perempuan rusak.
 Perempuan kesulitan mengakses air bersih untuk kebutuhan domestik.
 Perempuan semakin bergantung pada penghasilan suami.
 Perempuan rentan mengalami penyakit akibat pencemaran dan maraknya penyakit kelamin.
 Menjaga kelestarian lingkungan dari ancaman bencana.
 Lahan pasca tambang menjadi ancaman bagi nyawa anak.
Feminitas vs maskulinitas

 Prinsip feminitas yakni prinsip yang diperlukan bagi kehidupan adalah prinsip yang berciri kedamaian,
keselamatan, kasih, dan kebersamaan. Sebaliknya,maskulinitas mendukung prinsip penghancuran yang
bercirikan persaingan, dominasi, eksploitasi, dan penindasan.
 Maskulinitas adalah ideologi dominan yang terrealisasi dalam bentuk developmentalisme, modernisasi,
industrialisme, militerisme, positivisme, dan reduksionisme serta berbagai ideologi kekerasan lainnya
(Shiva, 1997).
Selamat Hari ibu…
Panjang umur perjuangan ibu!

Sekian dan terimakasih.

Anda mungkin juga menyukai