Hemorrhoid
Preseptor:
Krishna Pradananta,dr., SpB,FinaCS
2
3
Internal anal sphincters
4
Eksternal anal sphincters
13
Epidemiologi
• Insiden hemoroid yang dilaporkan sendiri di Amerika
Serikat adalah 10 juta per tahun, setara dengan 4,4% dari
populasi dunia.
• Kejadian puncak dari usia 45 hingga 65 tahun.
• Status sosial ekonomi yang lebih tinggi dikaitkan dengan
peningkatan prevalensi.
Etiologi dan faktor risiko
Mengedan pada waktu defekasi
konstipasi menahun,
kehamilan
obesitas
peningkatan tekanan abdomen
feses yang keras
KLASIFIKASI
Hemoroid internal
• Plexus vena hemoroidalis superior diatas
garis mukokutan dan ditutupi oleh mukosa
• Bantalan vascular didalam jaringan
submukosa pada rektum bawah
Hemoroid eksernal
• Pelebaran dan penonjolan plexus
hemoroidalis inferior, terdapat di sebelah
distal garis mukokutan didalam jaringan
dibawah epitel anus
16
Hemoroid Interna
Terdapat empat derajat hemoroid interna berdasarkan extent of prolapse-nya:
• First-degree hemoroid menonjol ke dalam anal canal dan dapat terjadi
prolapse melebihi dentate line apabila pasien mengejan.
• Second-degree hemoroid prolapse keluar dari anus, tetapi dapat tereduksi
secara spontan.
• Third-degree hemoroid prolapse keluar dari anus dan harus direduksi secara
manual.
• Fourth-degree hemoroid prolapse, tetapi tidak dapat direduksi dan memiliki
risiko terjadinya strangulasi.
17
18
Hemoroid eksterna merupakan pelebaran pleksus hemoroidalis inferior, terletak
di sebelah bawah linea dentata, pada bagian yang dilapisi oleh kulit. Hemoroid
eksterna diklasifikasikan sebagai akut dan kronik
Hemoroid eksterna akut. Bentuk akut berupa pembengkakan bulat kebiruan
pada pinggir anus dan sebenarnya merupakan hematoma. Bentuk ini sering
sangat nyeri dan gatal karena ujung-ujung saraf pada kulit merupakan reseptor
nyeri.
Hemoroid eksterna kronik. Disebut juga skin tag, berupa satu atau lebih lipatan
kulit anus yang terdiri dari jaringan penyambung dan sedikit pembuluh darah.
Pregnancy,
Diet kurang serat, Anatomi, genetic, usia hipertensi porta,
kurang minum tua malignancy
Pain
21
Manifestasi klinis
• Perdarahan
Biasanya saat defekasi, warna merah segar, menetes, tidak bercampur feses,
jumlahnya bevfariasi
• Prolaps
• Rasa tidak nyaman hingga nyeri
• Gatal apabila proses pembersihan kulit perianal menjadi sulit atau terdapat
cairan yang keluar
• Bengkak (hanya pada hemoroid eksterna)
• Nekrosis pada hemoroid interna yang prolaps dan tidak dapat direduksi
• Feses pada pakaian dalam
22
• Hemoroid interna grade I biasanya asimtomatik, tetapi
kadang dapat menyebabkan perdarahan minimal.
• Hemoroid interna grades II, III, atau IV biasanya ditandai
dengan perdarahan tanpa nyeri, tetapi juga dapat disertai
dengan keluhan nyeri tumpul, pruritus, atau gejala lain
yang disebabkan oleh prolapse.
23
Diagnosis
1. Anamnesis 2. PE 3. PP
Faktor risiko Pembengkakan vena Anoskopi : untuk menilai
mukosa rectal, evaluasi
Gejala : berdarah (massa), skin tag pada derajat hemoroid, dan lokasi.
saat BAB, gatal perianal. Proctosigmoidoscopy : untuk
di anus, nyeri, membedakan keluhan bukan
karena keganasan/inflamasi.
tidak nyaman Biasanya digunakan untuk
screening ca/polyps.
24
• Inspeksi : Tampak lapisan epitel penutup bagian yang
menonjol keluar mengeluarkan mukus yang dapat dilihat
Pemeriksaan pada saat pasien mengedan
fisik • Palpasi : teraba benjolan
31
Pemberian obat-obatan vasostopik
a. Hidroksietilen : mengurangi edema dan inflamasi
b. Kombinasi diosmin dan hesperidin (ardium) bekerja pada
vascular dan mikrosirkulasi dengan cara menurunkan
desensibilitas dan stasis vena serta memperbaiki
permeabilitas kapiler.
Dosis Ardium : 3x2 tablet selama 4 hari lalu dilanjut 2x2 selama
3 hari
32
Treatment
a. Skleroterapi (interna grade I dengan
perdarahan)
Disuntikkan fenol 5% dalam minyak nabati ke
submukosa jaringan hemoroid sehingga
menimbulkan peradangan steril yang kemudian
akan menjadi fibrotic.
Kontraindikasi: Inflamatory Bowel Disease,
hipertensi porta, immunocompromised,
thrombosis hemorrhoid prolapse
b. Infrared Coagulation
Pemberian radiasi inframerah ke jaringan
hemoroid yang menimbulkan inflamasi (tujuan
sama dengan skleroterapi)
33
c. Ligasi dengan gelang karet Rubber band ligation
35
Terapi Bedah
Hemorrhoidectomy
• Pilihan untuk pasien derajat III dan IV Penderita dengan
perdarahan berulang dan anemia yang tidak sembuh.
• Penderita hemoroid derajat ke IV yang mengalami thrombosis
dan kesakitan hebat
Prinsip
Eksisi hanya dilakukan pada jaringan yang benar-benar berlebihan
36
Eksisi sehemat mungkin dilakukan pada anoderm dan kulit
yang normal dengan tidak menganggu sfringter anus.
Technique of closed
submucosal hemorrhoidectomy
38
a. Open Hemorrhoidectomy
(Milligan and Morgan
hemoroidektomi)
Dilakukan dengan teknik yang
sama hanya saja luka dibiarkan
terbuka dan diharapkan terjadi
penyembuhan sekunder
39
b.. Whitehead’s
Hemorrhoidectomy
Dilakukan eksisi sirkumferensial
terhadap hemorrhoidal cushions
yang terletak proksimal terhadap
dentate line, kemudian mukosa
rectum dijahit pada dentate line.
40
Hemoroidopeksi dengan stapler
Menarik mukosa dan jaringan submucosa rectum distal ke
atas ( arah oral) dengan menggunakan sejenis stapler sehingga
hemoroid akan kembali ke posisi semula yang normal
Hemorrhoid artery ligation- Resto Anal
Repair
Tindakan bedah minimal invasive pada hemoroid interna
derajat III-IV.
Dilakukan jahit-ikat cabang-cabang arteri rektalis superior
dengan bimbingan doppler dan fiksasi mukosa yang prolapse
ke arah atas dengan jahitan jeluhur
Tindakan pada hemoroid eksterna yang mengalami
trombosis
45
Komplikasi
Perdarahan hebat
Anemia
Abses
Infeksi
Fistula perianal
Inkarserasi
Striktur ani
46
Prognosis
• Baik jika terapi yang diberikan tepat.
• Tergantung grading hemoroid.
• Tingkat rekurensi, jika non surgical 10-50% dalam 5
tahun, jika dilakukan surgical <5% dalam 5 tahun.
47