Anda di halaman 1dari 55

Modul 2: Gatal pada Kulit

Tutor: dr. Yusnam Syarief, PAK


Kelompok 2

Alifa Farah Safira 2016730111


Andhika Idam Radiktyo 2016730115
Cika Hanandiya 2016730118
Fauziah Ananda Huseini 2016730121
Inna Anjal Oktasari Putri 2016730126
Mirsalina Sukma Prabowo 2016730131
M. Ichsandi Darmawan 2016730128
Nur Shafaah Yunita 2016730133
Ilham Rahmansyah 2016730125
SKENARIO
Seorang perempuan berusia 23 tahun datang ke puskesmas
dengan keluhan gatal pada daerah pinggang depan sejak 5
hari yang lalu. Keluhan disertai bercak bersisik. Pasien sering
memakai celana panjang ketat. Pasien juga sering berkeringat.
KATA/KALIMAT SULIT
• -----
KATA/KALIMAT KUNCI
• Seorang perempuan berusia 23 tahun
• Keluhan utama: gatal pada pinggang depan sejak 5 hari yang
lalu, disertai bercak bersisik
• Riwayat psikososial:
• Pasien sering memakai celana panjang ketat
• Pasien sering berkeringat
PERTANYAAN
1. Apa definisi dan mekanisme gatal?
2. Apa hubungan memakai celana ketat Panjang dan sering berkeringat terhadap keluhan
gatal pada skenario?
3. Bagaimana mekanisme terjadinya bercak bersisik pada skenario?
4. Jelaskan masing-masing DD berikut.
a. Kandidiasis
b. Tinea corporis
c. Ptiriasis versicolor
d. Dermatitis kontak alergi
5. Bagaimana alur diagnosis pada keluhan gatal?
a. Anamnesis
b. Pemeriksaan fisik
c. Pemeriksaan penunjang
6. Tentukan WD dari skenario!
Definisi gatal (Pruritus)
Pruritus yang bersinonim dengan gatal, adalah sensasi yang menimbulkan
keinginan kuat untuk melakukan penggarukan. Dan memiliki prevalensi yang
meningkat pada orang tua. Definisi ini bahkan telah diungkapkan oleh Samuel
Hafenreffer sekitar 340 tahun yang lalu. Secara umum, Pruritus merupakan
gejala dari berbagai penyakit kulit, baik lesi primer maupun lesi sekunder,
meskipun ada pruritus yang ditimbulkan akibat faktor sistemik non-lesi kulit.
Pruritus yang tidak disertai kelainan kulit disebut pruritus esensial (pruritus sine
materia).

https://emedicine.medscape.com/article/1098029-overview
Hubungan memakai celana jeans ketat dan
keringat dengan keluhan gatal

Celana jeans yang memiliki bentuk paha yang


cenderung ketat sehingga bagian tersebut mudah lembap
jika pasien memiliki tubuh yang suka berkeringat maka
akan menyebabkan terjadinya Tinea corporis . Tinea
corporis adalah infeksi jamur yang bisa menimbulkan
ruam melingkar kemerahan atau keperakan pada kulit
yang disebabkan oleh jamur dermatophytes yang
menimbulkan keluhan gatal .
Skuama (sisik) adalah lapisan stratum korneum yang terlepas dari kulit. Stratum korneum
(lapisan tanduk) adalah lapisan kulit yang paling luar dan terdiri atas beberapa lapis sel sel
gepeng yang mati, tidak berinti, dan protoplasmanya telah berubah menjadi keratin (zat
tanduk).

Mekanisme terbentuknya skuama berbeda pada setiap penyakit berdasarkan etiologinya :


1. Skuama pada dermatofitosis (tinea) yang disebabkan oleh jamur golongan dermatofita ,
golongan jamur ini mempunyai sifat mencernakan keratin, dimana keratin merupakan
salah satu penyusun dari stratum corneum bersama dengan sel sel gepeng yang mati
dan tidak berinti. Sisik mulai timbul apabila penyakit ini mulai menahun.
2. Pada penyakit pitiriasis rubra pilaris terjadi gangguan kinetik sel epidermis
3. Pada penyakit psoriasis, pembentukan skuama sebagai aterjadi penebalan epidermis
dan stratum korneum dan pelebaran pembuluh pembuluh darah bagian atas. Ploriferasi
dan migrasi sel sel epidermis yang cepat ini menyebabkan epidermis menjadi tebal dan
diliputi keratin yang tebal (sisik yang berwarna seperti perak).
Pada skenario, pasien menggunakan celana ketat sehingga terjadi tekanan dan pasien
sering berkeringat, kedua nya termasuk faktor predisposisi tumbuhnya jamur yaitu
tekanan dan kelembapan udara.
ANAMNESIS
Identitas Keluhaan Tambahan
 Informed Consent  Apakah ibu/bapak ada keluhan lain? (demam, pusing, mual,
 Nama batuk, pilek, bengkak, nyeri)
 Umur  Apakah bapak/ibu ada luka atau tidak? (dibagian tubuh
 Pekerjaan bapak)
 Alamat  Apakah bapak/ibu ada nyeri sendi atau tidak?
 Status Perkawinan  Bagaimana BAB atau BAK bapak/ibu lancar?
Keluhan Utama Riwayat Penyakit Dahulu
 Gatal-gatal  Apakah ibu/bapak punya penyakit yang sama seperti ini?
Riwayat Penyakit Sekarang  Bila iya, Tanya kapan terakhir kena penyakit yang sama
seperti ini?
 Gatal-gatal  Di obati / tidak?
 Sejak berapa lama  Bila iya, pengobatannya berlanjut/tidak?
 Dibagian mana saja yang terjadi gatal-gatal
 Gatalnya seperti apa? (terbakar, hilang-timbul Riwayat Penyakit Keluarga
hilangnya kapan timbulnya kapan)  Apakah keluarga ibu/bapak punya penyakit yang sama
 Diwaktu apa gatal terjadi? (pagi, siang, sore, seperti ini?
malam)  Bila iya, di obati/tidak?
 Disaat aktivitas apa?  Bila iya, pengobatannya berlanjut/tidak?
Riwayat Psikososial Riwayat Pengobatan
 Makanan apa saja yang dimakan?  Bapak/ibu sebelumnya pernah berobat
 Minuman apa saja yang diminum? atau belum?
 Bapak/ibu tinggal dimana dan daerah seperti apa? (dekat  Bila iya, kapan berobatnya
hutan, persawahan, kali, sungai, danau atau di asrama)  Dikasih obat apa dan apa kata dokternya
 Bapak/ibu mandi berapa kali sehari?  Apakah membaik atau tidak
 Bapak/ibu ganti pakaian dan pakaian dalem berapa kali Riwayat Alergi
sehari?
 Bapak/ibu ganti seprai kasur diganti berapa kali dalam  Apakah bapak/ibu merasakan gatal bila
sebulan? cuaca dingin?
 Lingkungan rumah/tempat kerja bapak/ibu kotor atau tidak?  Apakah bapak/ibu merasakan gatal bila
 Apakah bapak/ibu menggunakan handuk untuk sendiri atau mengkonsumsi makanan atau minuman
untuk bersama-sama dengan orang lain atau keluarga? tertentu? (seafood)
 Apakah bapak/ibu memelihara hewan peliharaan? (kucing,  Apakah bapak/ibu merasakan gatal bila
anjing, kelinci) terkena bulu hewan?
 Apakah bapak/ibu pernah digigit hewan? (serangga)  Apakah bapak/ibu bila menggunakan jam
 Apakah bapak/ibu merokok? tangan, kalung, gelang, dan cincin
 Apakah bapak/ibu mengkonsumsi minuman alkohol? merasakan gatal?
Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi
• Bantuan pemeriksaan dengan kaca pembesar dapat dilakukan
• Dilakukan dalam ruangan yang terang
• Perlu dilakukan inspeksi seluruh kulit tubuh penderita
• Diperhatikan lokalisasi, warna, bentuk, ukuran, penyebaran, batas,
dan efloresensi yang khusus

b. Palpasi
• Perhatikan
• Adanya tanda-tanda radang atau tidak
• Ada tidaknya indurasi / fluktuasi / pembesaran kelenjar regional
maupun generalisata
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Skin prick test
Tes dilakukan di kulit lengan bawah sisi dalam dengan menggunakan jarum khusus sehingga
tidak menimbulkan sakit. Skin Prick Test berguna untuk memeriksa keadaan alergi terhadap
alergen/penyebab alergi yang dihirup (seperti: tungau debu, serpih kulit binatang dan lain-
lain) dan alergen makanan

• Patch test
Tes dilakukan di kulit punggung, dengan menempelkan allergen. Patch Test berguna untuk
mengetahui alergi yang disebabkan karena kontak terhadap bahan kimia

• Kerokan kulit
Penderita dengan lesi kulit yang dicurigai menderita dermatomikosis
KANDIDIASIS
DEFINISI
Kandidiasis adalah penyakit jamur yang bersifat akut atau
subakut disebabkan oleh spesies Candida, biasanya oleh
Candida albicans dan dapat mengenai mulut, vagina, kulit,
kuku, bronki, atau paru, kadang-kadang dapat menyebabkan
septikemia, endokarditis, atau meningitis.
EPIDEMIOLOGI
Penyakit ini terdapat di seluruh dunia, dapat menyerang semua
umur, baik laki-laki maupun perempuan. Jamur penyebabnya
terdapat pada orang sehat sebagai saprofit. Gambaran klinisnya
bermacam-macam sehingga tidak diketahui data penyebarannya
dengan tepat.

ETIOLOGI
Yang tersering sebagai penyebab ialah Candida albicans.
PATOGENESIS
• Langkah awal yang penting dalam proses infeksi Candida adalah
perlekatan Candida pada sel epitel pejamu. Galur yang mampu
melekat paling kuat pada sel pejamu memiliki patogenisitas yang
tinggi. Di antara spesies Candida yang dapat menimbulkan infeksi, C.
albicans memiliki kemampuan melekat paling kuat, disusul oleh C.
tropicalis dan C. parapsilosis Proses perlekatan tersebut dipengaruhi
adesin pada dinding sel C. albicans yang akan mengenali protein-
protein spesifik di permukaan sel pejamu dengan menghasilkan
komponen permukaan seperti manan, kitin, manoprotein, dan lektin
PATOGENESIS
• C.albicans mensekresi berbagai enzim hidrolitik seperti proteinase
aspartat, lipase, dan fosfolipase yang berhubungan dengan
virulensinya. Enzim hidrolitik mendukung tingkat invasif dan
proliferasi jamur dengan mendestruksi jaringan pejamu.24-28
Proteinase aspartat atau proteinase keratolitik yang disekresi C.
albicans merupakan enzim utama dalam pertumbuhan jamur pada
medium yang mengandung stratum korneum.25 Proteinase aspartat
ini akan mencerna nutrisi yang didapat C. albicans serta merusak
membran sel pejamu untuk memudahkan adesi dan invasi Candida ke
jaringan. Fosfolipase mendukung virulensi jamur dengan merusak dan
melisiskan sel pejamu.
KLASIFIKASI

KANDIDIASIS SELAPUT LENDIR KANDIDIASIS SISTEMIK


Kandidiasis oral (thrush) KANDIDIASIS KUTIS Endokarditis
Perleche Lokalisata: Meningitis
Vulvovaginitis Daerah intertriginosa Pielonefritis
Balanitis atau balanopostitis Daerah perianal Septikemia
Kandidiasis mukokutan kronik Generalisata
Kandidiasis bronkopulmonal dan Paronikia dan onikomikosis
paru
Kandidiasis kutis granulomatosa

REAKSI ID (KANDIDID)
KANDIDIASIS INTERTRIGINOSA
• Lesi ditemukan di daerah lipatan kulit, yaitu aksila, lipat leher,
infra mama, lipat inguinal, intergluteal, umbilikus, lipatan kulit di
daerah abdomen, dan interdigital. Kelainan yang tampak berupa
bercak yang berbatas tegas, bersisik, basah, dan eritematosa.
• Gejala klinis: kemerahan, rasa gatal yang hebat, dan lesi
dikelilingi oleh satelit berupa vesikel-vesikel dan pustul-pustul
kecil atau bula yang bila pecah meninggalkan daerah yang erosif,
dengan pinggir yang kasar dan berkembang seperti lesi primer.
PENGOBATAN
• Topikal
• Larutan ungu gentian ½ - 1% untuk selaput lendir, 1 – 2% untuk
kulit, dioleskan sehari 2 kali selama 3 hari.
• Nistatin: berupa krim, salep, emulsi, amfoterisin B.
• Grup azol, antara lain:
• Mikonazol 2% berupa krim atau bedak.
• Kotrimoksazol 1% berupa bedak, larutan, dan krim.
• Tiokonazol, butonazol, isokonazol.
• Siklopiroksolamin 1% larutan, krim.
• Antimikotik yang lain yang berspektrum luas.
PENGOBATAN
• Sistemik
• Tablet nistatin untuk menghilangkan infeksi fokal dalam
saluran cerna, obat ini tidak diserap oleh usus.
• Amfoterisin B diberikan intravena untuk kandidasis sistemik.
• Untuk kandidiasis vaginalis dapat diberikan kotrimoksazol 500
mg per vaginam dosis tunggal; sistemik dapat diberikan
ketokonazol 2 x 200 mg selama 5 hari, atau dengan itrakonazol
2 x 200 mg dosis tunggal, atau dengan flukonazol 150 mg
dosis tunggal
• Itrakonazol: bila dipakai untuk kandidiasis vulvovaginitis, dosis
untuk orang dewasa 2 x 100 mg selama 3 hari.
PENCEGAHAN
• Menghindari atau menghilangkan faktor predisposisi
• Dianjurkan untuk memakai pakaian nyaman dan tidak terlalu
tebal atau ketat dan sering mengganti pakaian jika sudah
basah.

PROGNOSIS
• Umumnya baik, tergantung pada berat ringannya faktor
predisposisi.
PITYARIS VULGARIS
PENGERTIAN
Pityriasis versicolor adalah infeksi jamur superfisial pada kulit yang
disebabkan oleh Malassezia furfur atau Pityrosporum orbiculare dan
ditandai dengan adanya makula di kulit, skuama halus dan disertai rasa
gatal. Infeksi ini bersifat menahun, ringan dan biasanya tanpa
peradangan. Pityriasis versicolor biasanya mengenai wajah, leher,
badan, lengan atas, ketiak, paha, dan lipatan paha.
EPIDEMIOLOGI
• Pityriasis versicolor adalah penyakit universal tapi lebih banyak dijumpai di
daerah tropis karena tingginya temperatur dan kelembaban.
• Menyerang hampir semua umur terutama remaja, terbanyak pada usia 16-40
tahun.
• diperkirakan 40-50% dari populasi di negara tropis terkena penyakit ini
• Di Amerika Serikat dilaporkan bahwa penderita pada usia 20-30 tahun dengan
perbandingan 1,09% pria dan 0,6% wanita
• Di negara subtropis yaitu Eropa tengah dan utara hanya 0,5-1% dari semua
penyakit jamur
• Penyakit ini dapat terjadi pada pria dan wanita, dimana pria lebih sering
terserang dibanding wanita dengan perbandingan 3 : 2
ETIOLOGI
Penyebab penyakit ini adalah Malassezia furfur, yang dengan
pemeriksaan morfologi dan imunoflorensi indirek ternyata identik
dengan Pityrosporum orbiculare. Prevalensi Pityriasis versicolor lebih
tinggi (50%) di daerah tropis yang bersuhu hangat dan lembab.
PATOMEKANISME
MANIFESTASI KLINIS
• bercak-bercak berwarna-warni
- bentuk tidak teratur sampai teratur
- batas jelas sampai difus
- berfluoresensi bila dilihat dengan lampu Wood
• Kelainan biasanya asimtomatik
• merasakan gatal ringan
TERAPI
1. Pengobatan Topikal
2. Pengobatan harus dilakukan secara menyeluruh, tekun dan
konsisten. Obat yang dapat digunakan ialah :
a. Selenium sulfida 1,8% dalam bentuk shampoo 2-3 kali seminggu. Obat
digosokkan pada lesi dan didiamkan selama 15-30 menit sebelum mandi
b. Salisil spiritus 10%
c. Turunan azol, misalnya : mikozanol, klotrimazol, isokonazol dan ekonazol
dalam bentuk topikal
d. Sulfur presipitatum dalam bedak kocok 4-20%
e. Larutan Natrium Tiosulfas 25%, dioleskan 2 kali sehari sehabis mandi
selama 2 minggu.
3. Pengobatan Sistemik Pengobatan sistemik diberikan
pada kasus Pityriasis versicolor yang luas atau jika
pemakaian obat topikal tidak berhasil. Obat yang
dapat diberikan adalah :
a. Ketoconazole Dosis: 200 mg per hari selama 10 hari
b. Fluconazole Dosis: dosis tunggal 150-300 mg setiap
minggu
c. Itraconazole Dosis: 100 mg per hari selama 2 minggu.
4. Terapi hipopigmentasi (Leukoderma)
a. Liquor carbonas detergent 5%, salep pagi/malam
b. Krim kortikosteroid menengah pagi dan malam
c. Jemur di matahari ±10 menit antara jam 10.00-15.00
PENCEGAHAN
Untuk mencegah terjadinya Pityriasis versicolor dapat disarankan
pemakaian 50% propilen glikol dalam air untuk pencegahan
kekambuhan. Pada daerah endemik dapat disarankan pemakaian
ketokonazol 200 mg/hari selama 3 bulan atau itrakonazol 200 mg sekali
sebulan atau pemakaian sampo selenium sulfid sekali seminggu.
Tinea Korporis
Definisi
Tinea korporis adalah infeksi jamur dermatofita pada kulit halus
(glaborous skin) di daerah muka, badan, lengan, dan glutea.

Etiologi Epidemiologi
Penyebab tersering penyakit ini Umur : Lebih sering menyerang orang dewasa
adalah Tricophyton rubrum dan Jenis kelamin : Pria dan wanita
Tricophyton mentagrophytes Bangsa/ ras : Penyakit ini tersebar di seluruh
dunia
Musim. Iklim : Terutama pada daerah tropis
Kebersihan : Sangat besar pengaruhnya terhdap
perkembangan penyakit ini
Keturunan : Tidak berpengaruh
Lingkungan : Kebersihan lingkungan/ lingkungan
yang kotor mempengaruhi kebersihan perorangan
dalam perkembangan pada kulit manusia
Patomekanisme Tinea Korporis
• Dermatofit terutama hidup pada daerah yang mati, lapisan korneum  kulit, rambut,
dan kuku,  yang menarik untuk lingkungan yang hangat, lembab kondusif untuk
proliferasi jamur. Jamur dapat melepaskan keratinase dan enzim lain untuk menyerang
lebih dalam stratum korneum, walaupun biasanya kedalaman infeksi terbatas pada
epidermis. Mereka umumnya tidak menyerang secara mendalam, karena mekanisme
pertahanan host spesifik yang dapat termasuk aktivasi serum faktor inhibitor,
komplemen, dan leukosit polimorfonuklear.

• Setelah masa inkubasi 1-3 minggu, dermatofit menginvasi perifer  dalam pola
sentrifugal. Sebagai tanggapan terhadap infeksi, perbatasan aktif memiliki peningkatan
proliferasi sel epidermis dengan skala yang dihasilkan. Hal ini menyebabkan
mekanisme defensi secara parsial sehingga terjadi penumpukan kulit yang terinfeksi
dan meninggalkan kulit yang sehat di bagian tengah hingga bagian lesi. Eliminasi
dermatofit dicapai oleh sel imunitas.
Faktor – faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya tinea corporis
meliputi:

• Tinggal di daerah yang lembab atau kotor.


• Keringat berlebih.
• Ikut serta dalam olahraga dengan banyak kontak.
• Penggunaan pakaian ketat.
• Memiliki sistem imun yang rendah.
• Berbagi pakaian, tempat tidur atau handuk dengan lainnya.
Penyebaran dan Penularan Tinea Corporis

Tinea corporis bisa menyebar secara langsung dan tidak langsung, yakni:

• Penyebaran dari orang ke orang


• Binatang ke orang
• Barang ke orang
• Tanah ke orang
Gejala Tinea Korporis Pemeriksaan Kulit
• Gejala subjektif : keluhan gatal, • Lokalisasi :
apabila berkeringat wajah, anggota gerak atas dan bawah, dada,
• Gejala objektif : makula punggung
hiperpigmentasi dengan tepi • Efloresensi/ sifat-sifat nya :
yang lebih aktif. Lesi berbentuk makula/plak yang merah/
Oleh karena gatal dan digaruk, lesi hiperpigmentasi dengan tepi aktif dan penyembuhan
akan meluas, terutama pada daerah sentral. Pada tepi lesi di jumpai papula-papula
kulit yang lembab eritematosa atau vesikel. Pada perjalanan penyakit
kronik dapat di jumpao likenifikasi. Gambaran lesi
dapat polisiklis, anular, atau geografis.

Pemeriksaan laboratorium/ penunjang :


Kerokan kulit dengan KOH 10% dapat dijumpai
hifa
Diagnosis Banding Tinea Korporis Komplikasi atau Penyulit
1. Morbus Hansen : makula eritematosa Infeksi tinea corporis bukanlah penyakit serius
dengan tepi sedikit aktif, terutama dan kejadian komplikasi sangat jarang terjadi.
morbus hansen tuberkuloid Jika hal itu terjadi, maka bisa diperkirakan
2. Pitiriasis rosea : gambaran makula bahwa jamur telah menyebar ke bagian bawah
eritematosa dengan tepi sedikit kulit yang lebih dalam. Orang – orang dengan
meninggi, ada papula, skuama. Diameter sistem kekebalan tubuh yang rendah seperti
panjang lesi menuruti garis kulit pasien HIV atau AIDS bisa mengalami
3. Neurodermatitis sikumskripta : makula perburukan gejala dan mengalami komplikasi.
eritematosa berbatas tegas terutama
pada daerah tengkuk, lipatan lutut dan
lipatan siku

Prognosis
Untuk tinea corporis yang sifatnya lokal
prognosisnya sangat baik
Tata Laksana Tinea Korporis
Umum : Topikal :
• meningkatkan kebersihan badan • Salep Whitfield
• Menghindari pakaian yang ketat dan tidak • Campuran asam salisilat 5% , asam benzoat
menyerap keringat 10% dan resorsinol 5 % dalam spiritus
• Castellani’s paint
• Tolnaftat
Khusus :
• Imidazole
Sistemik:
• Ketokonazole
• Anti histamin
• Piroksolamin siklik
• Griseofulvin
• Anak- anak : 15-20 mg/kg BB/per hari
• Dewasa : 500-1000 mg per hari
• Itrakonazole 100 mg/ hari selama 2 minggu
• Ketokonazole 200 mg/hari dalam 3 minggu
Pencegahan Tinea Corporis
• Hindari penggunaan handuk, topi, sikat rambut dan pakaian secara bergantian terutama
dengan orang yang terinfeksi.
• Bawa binatang peliharaan anda ke dokter hewan jika dicurigai terinfeksi
• Usahakan untuk selalu menjaga kebersihan diri misalnya dengan mandi dua kali sehari,
selalu mengganti pakaian terutama jika lembab, hindari penggunaan pakaian yang terlalu
ketat dan tak menyerap keringat.
• Hindari garukan pada area yang terinfeksi.
• Setelah mandi, keringkan kulit dengan baik terutama pada kulit di sela jari, dan pada kulit
yang saling bersentuhan (lipatan) seperti di lipat paha, bawah payudara, dan ketiak.
Tinea korporis. Makula polisiklis pinggir Tinea korporis. Makula eritematosa
aktif berbatas tegas
Tinea korporis. Makula hiperpigmentasi
polisiklis
DERMATITIS KONTAK
ALERGI
DEFINISI
• Dermatitis kontak alergi (DKA) adalah peradangan kulit yang terjadi
setelah kulit terpajan dengan bahan alergen melalui proses
hipersensitivitas tipe lambat.
EPIDEMIOLOGI
• Di Indonesia prevalensi kejadian DKA kira-kira hanya 20 %. Meskipun
demikian pada kenyataannya banyak kasus DKA yang tidak
terlaporkan. Salah satu penyebabnya adalah tidak tersedianya alat /
bahan uji tempel (Patch Test) sebagai sarana diagnostik.
MANIFESTASI KLINIS
AKUT KRONIS
Bercak eritem Kulit kering
Batas tegas edema skuama
Papulo-vesikel papul
Vesikel likenfikasi
Bula  erosi  eksudasi
KOMPLIKASI
• Meningkatkan risiko sensitasi pengobatan topikal
• Lesi kulit bisa mengalami infeksi sekunder, khusunya oleh stafilokokus
aureus
• Neurodermatitis sekunder (liken simpleks kronis)
• Hiperpigmentasi atau hipopigmentasi post inflamasi
• Jaringan parut muncul pada paparan.
TATA LAKSANA
NON FARMAKO

Hentikan pajanan alergi tersangka


Penilaian identifikasi alergen (test tempel lanjut dengan bahan yang lebih spesifik)

FARMAKOLOGI
- Kompres garam faal atau larutan air salisi 1:1000
- Antihistamin
- Kortikosteroid jangkan panjang
- Prednisolon 30 mg/hari
- Untuk DKA ringan / akut = Makrolaktam (Tacrolimus)
PROGNOSIS
• Umumnya baik, sejauh bahan kontaknya dapat disingkirkan
• Prognosis kurang baik dapat menjadi kronis bila terjadi bersamaan
dengan dermatitis oleh faktor endogen
Working Diagnosis
Kandidiasis Tinea corporis Ptyriasis Dermatitis
versikolor kontak alergi

Gatal pada daerah V V V V


pinggang depan
Bercak bersisik V V V -

Sering berkeringat V V - -

Memakai pakaian V V - -
ketat

Anda mungkin juga menyukai