Anda di halaman 1dari 45

FAILURE MODE AND EFFECT Hanevi Djasri

ANALYSIS (FMEA): Pusat Kebijakan dan


IMPLEMENTASI DI PELAYANAN Manajemen Kesehatan
(PKMK) Fk UGM
KEBIDANAN DAN KANDUNGAN
PERKENALAN
Hanevi Djasri, dr, MARS
FK-UI lulus 1994, KARS UI lulus 1997
Konsultan PKMK FK UGM sejak 2003
Dosen Departemen HPM FK UGM sejak 2003
Pengelola Group RS (2.000 TT) 1997-2003
Pengurus Pusat PERSI sejak 2005
Pengurus Pusat ARSADA sejak 2016
Anggota ISQua sejak 2005
Ketua IHQN sejak 2005
Website: mutupelayanankesehatan.net
SISTEMATIKA
1. Konsep Dasar Manajemen Risiko dan Peran FMEA
2. Contoh implementasi FMEA di Pelayanan Obsgin dan
Rumah Sakit
3. Langkah-Langkah FMEA
4. Praktek FMEA
ACUAN
Failure Mode and Effect
Analysis in Heath Care, Joint
Comission on Accreditation of
Health Organization (JCAHO),
2005.
Redesign Pelayanan Farmasi
dengan Metode Failure Mode
and Effefct Analysis, Eri
Supriyanti, Erna Kristin dan
Hanevi Djasri, Jurnal
Manajemen Pelayanan
Kesehatan, Vol 14, 2011, hal 79-
86
1. KONSEP DASAR hidup penuh dengan
MANAJEMEN RISIKO risiko, jadi perlu
dikelola dengan baik
DAN PERAN FMEA
JENIS MANAJEMEN
RISIKO
Reaktif
 Dilakukan bila ada kejadian sentinel, KTD atau KNC
 Tools RCA

Proaktif
 Dilakukan saat akan men-desain pelayanan baru atau akan
me-redesai pelayanan yang telah ada tanpa ‘menunggu’
adanya kejadian risiko
 Tools FMEA (didalamnya juga terdapat tools RCA)
PENGERTIAN FMEA
Suatu alat atau teknik yang digunakan untuk
memperbaiki sistem yang telah terbukti dapat
meningkatkan keselamatan.
Berbasis tim, sistematis, dan proaktif yang digunakan
untuk mencegah permasalahan dari proses atau
pelayanan sebelum permasalahan tersebut
muncul/terjadi.
Memberikan gambaran mengenai permasalahan yang
mungkin terjadi dan juga mengenai tingkat keparahan
dari akibat yang ditimbulkan.
ROCKET TO THE MOON
(FMEA-NASA)
CONTOH sebagai ide penulisan
artikel di jurnal ilmiah
IMPLEMENTASI FMEA internasional
FMEA PELAYANAN
OBSGIN
Victoria General Hospital (VGH) menerapkan FMEA
untuk melakukan re-desain pelayanan persalinan agar
lebih baik dan aman. Proses tersebut berhasil
mengidentifikasi 11 potensi kegagalan tingkat serius dan
51 potensi kegagalan tingkat menengah.
Iowa Hospitals and Clinics berhasil mengidentifikasi 18
potensi kegagalan dalam pelayanan kesehatan ibu dan
anak.
FMEA DI DEPARTEMEN
LAIN
Departemen Haemodyalisis: Mengidentifikasi failure dengan nilai
tertinggi terkait dengan komunikasi dan organisasi. Ditindak lanjuti
dengan mengembangkan software informasi “dialysis agenda” dan
“nursing datasheets” serta re-desain pengorganisasian pelayanan
medis dan keperawatan (Bonfant, et al, 2010)
Instalsi Farmasi Rawat Jalan: Mengidentifikasi risiko tertinggi
dalam proses konfirmasi ke dokter dan deteksi kesalahan nama obat.
Berdasarkan hasil ini dibuat disain stiker warna tempat obat,
penandaan obat sesuai kelas terapi, dan pembuatan SOP komunikasi
ke dokter penulis resep, dan prosedur pelaksanaan supervisi
pelayanan farmasi (Supriyanti, et al, 2011)
FMEA: TINDAKAN
PERBAIKAN (REDESIGN)
MODEL FMEA
LANGKAH FMEA tahap demi tahap
untuk mengelola risiko
8 LANGKAH FMEA
1. Menentukan proses yang mempunyai resiko tinggi dan
membentuk tim
2. Menyusun diagram proses
3. Brainstorming potential failure modes dan akibat-akibat yang
ditimbulkan
4. Menentukan prioritas failure modes
5. Identifikasi akar penyebab masalah dari failure modes
6. Membuat rancangan ulang proses
7. Analisa dan pengujian proses baru
8. Implementasi dan monitoring rancangan ulang proses
LANGKAH 1

Memilih dan menetapkan proses yang


berisiko tinggi: Melakukan kajian dokumentasi
dari data sekunder (bila ada) terhadap kejadian
medication error dalam pelayanan kesehatan di
RS/Bagian
Umumnya berdasarkan konsensus anggota tim
berdasarkan high volume, risk, cost & problem
BERBAGAI PELAYANAN
KLINIS OBSGIN
1. Onkologi Ginekologi Tentukan Fokus Pelayanan:
(Contoh): Fertility Treatment
2. Ginekologi Spesialistik  Hormon Disorder
3. Fertilitas Endokrinologi  Polycystic ovarian
Reproduksi syndrome, premature
4. Kesehatan Reproduksi ovarian insufficiency,
pituitary disorders,
5. Fetomaternal adrenal disorders, thyroid
disorders, hypothalamic
6. Uroginekologi
disorders, and excess
Rekonstruksi
weight.
7. Obstetri Ginekologi Sosial
BERBAGAI PELAYANAN
SERVICES OBSGIN
1. Onkologi Ginekologi Tentukan Jenis Pelayanan:
(Contoh): Fertility Treatment
2. Ginekologi Spesialistik  Rawat jalan
3. Fertilitas Endokrinologi  Rawat inap
Reproduksi  Tindakan
4. Kesehatan Reproduksi  Operasi
 Konvensional
5. Fetomaternal  One day surgery
 Minimal invasive
6. Uroginekologi
Rekonstruksi  Komoterapi
 Konseling
7. Obstetri Ginekologi Sosial  Dsb
LANGKAH 2

Membuat flow chart (diagram alur) yang rinci


yaitu menentukan titik awal dan akhir dari
proses,dan menganalisa flow chart .
Langkah ini dapat dilakukan melalui workshop
dengan tim FMEA atau melihat dokumentasi
flow chart bila sudah ada
Mulai A/1

Apoteker/Asisten Apoteker Asisten Apoteker


Terima resep Meracik obat

Apoteker/Asisten Apoteker
Asisten Apoteker
Validasi resep
Memberi etiket

T
Apoteker/Asisten Apoteker
sesua Konfirmasi ke dokter Apoteker/Asisten Apoteker
i Menyerahkan obat
Y kebagian
Penyerahan obat
Apoteker/Asisten Apoteker
Validasi resep

Apoteker/Asisten Apoteker
Y Validasi resep
Proses
Sesuai Penerimaa
n rerelasi
T Y
Sesuai
Prose T
Bon bon/piutang
Obat karyawan Apoteker/Asisten Apoteker
Koreksi

Apoteker/Asisten Apoteker
Menyerahkan resep Apoteker/Asisten Apoteker
Ke bagian peracikan Menyerahkan obat

A/2 selesai
CONTOH
ALUR
TATALAKSAN
A DI
OBSTETRI
Sumber utama berasal dari PPK
(Pedoman Praktik Klinis) yang
mengacu kepada PNPK
(Pedoman Nasional Praktek
Kedokteran) yang dikeluarkan
oleh POGI
Tidak semua PPK memiliki
diagram alur seperti ini, namun
berdasarkan isi PPK dapat dibuat
diagram
LANGKAH 3

Mengidentifikasi kemungkinan kegagalan


proses dan efek yang ditimbulkan ke pasien.
Langkah ini dilakukan dengan melakukan
diskusi dan pengambilan konsensus dengan tim
FMEA.
Mulai A/1

Apoteker/Asisten Apoteker Asisten Apoteker


Terima resep Meracik obat

Apoteker/Asisten Apoteker
Asisten Apoteker
Validasi resep
Memberi etiket

T
Apoteker/Asisten Apoteker
sesua Konfirmasi ke dokter Apoteker/Asisten Apoteker
i Menyerahkan obat
Y kebagian
Penyerahan obat
Apoteker/Asisten Apoteker
Validasi resep

Apoteker/Asisten Apoteker
Y Validasi resep
Proses
Sesuai Penerimaan
rerelasi
T Y
Sesuai
Prose T
Bon bon/piutang
Obat karyawan Apoteker/Asisten Apoteker
Koreksi

Apoteker/Asisten Apoteker
Menyerahkan resep Apoteker/Asisten Apoteker
Ke bagian peracikan Menyerahkan obat

A/2 selesai
CONTOH KEGAGALAN &
EFEKNYA
CONTOH KEGAGALAN
CONTOH EFEK
LANGKAH 4:

Menghitung Risk Priority Number (RPN) dengan


tujuan untuk menentukan prioritas tindakan
Dihitung untuk setiap efek, tim harus
memperkirakan:
 Tingkat keparahan (S=Severity)
 Besarnya kemungkinan terjadinya kegagalan
(O=Occurrance)
 Kesulitan men-deteksi adanya kegagalan
(D=Detectable)
KEPARAHAN
KESERINGAN
DETEKSI
CATATAN: HFMEA
Mulai A/1
RPN 5

Apoteker/Asisten Apoteker Asisten Apoteker


Terima resep RPN 2 Meracik obat

Apoteker/Asisten Apoteker RPN 1 Asisten Apoteker


Validasi resep
Memberi etiket

T
Apoteker/Asisten Apoteker
sesua Konfirmasi ke dokter Apoteker/Asisten Apoteker
i Menyerahkan obat
Y kebagian
Penyerahan obat
Apoteker/Asisten Apoteker RPN 4
Validasi resep

Apoteker/Asisten Apoteker
Y Validasi resep
Proses
Sesuai Penerimaan
rerelasi
T Y
Sesuai
Prose T
Bon bon/piutang
Obat karyawan Apoteker/Asisten Apoteker
Koreksi

Apoteker/Asisten Apoteker RPN 3


Menyerahkan resep Apoteker/Asisten Apoteker
Ke bagian peracikan Menyerahkan obat

A/2 selesai
Tentukan
tindakan

Severity
Tinggi

Jenis
Occurance RPN RPN
kegagalan
dan akibat
Rendah

Detection
Biarkan
LANGKAH FMEA 5:

Tim FMEA melakukan workshop untuk


mengidentifikasi akar masalah (RCA) dengan
alat bantu fish bone.
Identifiasi tersebut dilakukan dari failure mode
dengan RPN tertinggi.
Tujuannya adalah menemukan akar penyebab
dan hubungannya.
CONTOH FISHBONE
CATATAN: RCA
LANGKAH 6:

Desain ulang dengan cara melakukan curah


pendapat untuk menentukan dan menetapkan
desain baru.
Hasil dari workshop ini menetapkan desain baru
yang akan diutamakan untuk diujicobakan dan
diukur apakah desain baru dapat meminimalkan
risiko kejadian medication error.
DESAIN LAMA REDESIGN/DESAIN BARU

Asisten apoteker pada saat membaca resep Membuat SOP komunikasi dengan dokter penulis resep
dan SOP bagaimana melakukan konfirmasi resep yang
mengalami kesulitan langsung menelpon
tidak terbaca kemudian tidakan yang dilakukan apabila
dokter, tanpa konsultasi ke Apoteker jaga. terjadi kegagalan dokter tidak dapat dihubungi. Adapun
produk SOP yang dibuat adalah Prosedur Komunikasi
farmasis ke dokter penulis resep,Konfirmasi ke dokter untuk
resep non cito,dan pelaksanaan supervisi pelayanan
farmasi rawat jalan.

Membuat SOP konfirmasi ke dokter untuk resep cito

Melakukan sosialisasi SOP Komunikasi dan melakukan


pelatihan langsung berkomunikasi dengan dokter sesuai
dengan langkah-langkah dalam SOP komunikasi

Tabel berlanjut...
LANGKAH 7:

Melakukan ujicoba desain baru: diawali


dengan melakukan sosialisasi desain baru
kepada petugas terkait
Melakukan implementasi desain baru, serta
melaksanakan pelatihan bila perlu
LANGKAH 8:

Evaluasi desain baru dengan cara mengukur


efektifitas hasil desain ulang dengan parameter
sesuai hasil pengukuran risiko tahap sebelumnya.
Selanjutnya akan dilakukan skoring untuk melihat
nilai RPN (Risk Priority Number) yaitu apakah
ada penurunan tingkat:
 Severity
 Occurance
 Detectable
CONTOH HASIL
EVALUASI DESAIN BARU
Tahapan proses Kegagalan Nilai RPN sebelum desain baru Nilai RPN setelah desain baru
OCC SEV DET RPN OCC SEV DET RPN
Konfirmasi ke dokter Kegagalan komunikasi 7 7 6 294 7 7 4 196
Penulis resep dengan dokter

Validasi resep Kegagalan dalam 6 6 6 216 6 6 4 144


Membaca nama obat
PENUTUP

FMEA hanyalah sebuah alat, yang jauh perlu


dipahami adalah prinsip dari manajemen resiko:
 Mengidentifikasi resiko
 Menilai tingkat resiko
 Melakukan pengelolaan resiko
 Menilai kembali tingkat resiko (pastikan ada
perbaikan)
TERIMA KASIH hanevi.djasri@ugm.
ac.id

Anda mungkin juga menyukai