Anda di halaman 1dari 17

Masa Kolonialisme Di Hindia-Belanda

Muhammad Safani
Situasi negeri Belanda pada awal abad ke 19

-Pada tahun 1795 terjadi perubahan di Belanda. Munculah kelompok yang menamakan
dirinya kaum patriot. Kaum ini terpengaruh oleh semboyan Revolusi Perancis
Berdasarkan ide dan paham yang digelorakan dalam Revolusi Perancis itu maka kaum
patriot menghendaki perlunya negara kesatuan.

-Bertepatan dengan keinginan itu pada awal tahun 1795 pasukan Perancis menyerbu
Belanda. Raja Willem V melarikan diri ke Inggris dan Belanda dikuasai Perancis.

-Dibentuklah pemerintahan baru sebagai bagian dari Perancis yang dinamakan


Republik Bataaf. Pemimpin Republik Bataaf adalah Louis Napoleon saudara dari
Napoleon Bonaparte.
Sementara itu dalam pengasingan, Raja Willem V oleh pemerintah
Inggris ditempatkan di Kota Kew. Raja Willem V kemudian
mengeluarkan perintah yang terkenal dengan “Surat-surat Kew”. Isi
perintah itu adalah agar para penguasa di negeri jajahan Belanda
menyerahkan wilayahnya kepada Inggris bukan kepada Perancis.
Dengan “Surat-surat Kew” itu pihak Inggris bertindak cepat dengan
mengambil alih beberapa daerah di Hindia seperti Padang pada tahun
1795, kemudian menguasai Ambon dan Banda tahun 1796. Inggris juga
memperkuat armadanya untuk melakukan blokade terhadap Batavia.
-Untuk mempertahankan Kepulauan Nusantara dari
serangan Inggris diperlukan pemimpin yang
kuat.Republik Bataaf menunjuk Herman Williem
Daendels untuk memimpin di Hindia.

-H.W. Daendels sebagai Gubernur Jenderal


memerintah di Nusantara pada tahun 1808-1811.

-Tugas utama Daendels adalah mempertahankan


wilayah Hindia khususnya pulau Jawa agar tidak
dikuasai Inggris.

-Dalam rangka mengemban tugas sebagai gubernur


jenderal dan memenuhi pesan dari pemerintah
Republik Bataaf, Daendels melakukan beberapa
langkah strategis, terutama menyangkut bidang
pertahanan-keamanan, administrasi pemerintahan, dan
sosial ekonomi.
Untuk memenuhi tugas mempertahankan Jawa dari serangan Inggris, Daendels
melakukan langkah-langkah:

1. Membangun benteng-benteng pertahanan baru


2. Membangun pangkalan angkatan laut di Anyer dan Ujungkulon.
3. Meningkatkan jumlah tentara, dengan mengambil orang-orang pribumi
karena pada waktu pergi ke Nusantara, Daendels tidak membawa
pasukan. Oleh karena itu, Daendels segera menambah jumlah pasukan
yang diambil dari orang-orang pribumi, yakni dari 4.000 orang menjadi
18.000 orang
4. Membangun jalan raya dari Anyer (Jawa Barat, sekarang Provinsi
Banten) sampai Panarukan (ujung timur Pulau Jawa, Provinsi Jawa
Timur) sepanjang kurang lebih 1.100 km. Jalan ini sering dinamakan
Jalan Daendels.
-Pada tahun 1810 Jan Willem Janssen.
diperintahkan pergi ke Jawa dan akhirnya
menggantikan Daendels pada tahun 1811. Janssen
mencoba memperbaiki keadaan yang telah
ditinggalkan Daendels.

-Pada saat itu beberapa daerah di Hindia sudah


jatuh ke tangan Inggris. Sementara itu penguasa
Inggris di India, Lord Minto telah memerintahkan
Thomas Stamford Raffles yang berkedudukan di
Pulau Penang untuk segera menguasai Jawa.

-Pada tanggal 4 Agustus 1811 sebanyak 60 kapal


Inggris di bawah komando Raffles telah muncul di
perairan sekitar Batavia. Beberapa minggu
berikutnya, tepatnya pada tanggal 26 Agustus 1811
Batavia jatuh ke tangan Inggris.

-Janssen secara resmi ke pihak Inggris ditandai


dengan adanya Kapitulasi Tuntang pada tanggal
18 September 1811.
Masa Kolonialisme Inggris Di Hindia (1811-1816)
-Tanggal 18 September 1811 adalah
tanggal dimulainya kekuasaan Inggris di
Hindia.

-Melalui kapitulasi Tuntang,Belanda harus


menyerahkan seluruh daerah jajahan di
Nusantara kepada Inggris dan dengan
segera Gubernur Jenderal Lord Minto
membentuk pemeritahan sementara untuk
mengurus wilayah Jawa dan sekitarnya.

-Gubernur Jenderal Lord Minto secara


resmi mengangkat Thomas Stamford
Raffles sebagai penguasanya. Pusat
pemerintahan Inggris berkedudukan di
Batavia.
Kebijakan-kebijakan Thomas Stamford Raffles

Membagi Jawa Membatasi kerja


menjadi 18 Menerapkan
Rodi diganti
Keresidenan. Dan Sistem Sewa
dengan kerja upah
menghapuskan Tanah atau Land
bukan kerja
feodalisme. Rent 
Paksa.
Proses Perpindahan Dari Inggris ke Belanda

• Willem Van Oranje kembali menjadi Raja di Belanda, dari Souverein vorst
(1814), kemudian sebagai raja (1815).

• Dengan Kekuasaan tersebut, Raja menunjuk tiga orang Commissaris


Geneeral, yaitu C.Th.Eleout, G.A.G. Ph. Baron van der Capellen, dan A.A
Buyskes, untuk mengambil alih jajahan Belanda di Asia dari Inggris.

• Sejak masa Commissaris Generaal inilah, sebutan Oostindische, atau Hindia


Timur,berganti menjadi Nederlandsch Oost Indie (Hindia Belanda Timur).
Akan tetapi, tidak lama kemudian nama tersebut berubah kembali menjadi
Nederlandsch Indie (Hindia Belanda) seperti terlihat dalam Staatsblad
(Lembaran Negara) tahun 1816.
Akhir Pemerintahan Inggris
Convention of London (1814)

• Hindia Belanda dikembalikan kepada Belanda


• Jajahan Belanda seperti Sailan, Kaap Koloni, Guyana, tetap ditangan Inggris
• Cochin (di pantai Malabar) diambil alih oleh Inggris sedangkan Bangka
diserahkan kepada Belanda sebagai gantinya

Serah terima kekuasaan Inggris kepada Belanda dilakukan pada tahun 1816 dan
Pemerintahan Hindia Belanda mulai berkuasa kembali di Indonesia
Masa
Pemerintahan
Belanda

Van der Capellen


Gubernur Jenderal Belanda pertama
di Hindia Belanda setelah dikusai
Inggris
Sistem Tanam Paksa
(Cultuurstelsel)

Tahun 1830 Van den Bosch menerapkan


sistem tanam paksa. Latar belakang
diterapkannya tanam paksa untuk mengisi
kekosongan kas Belanda.

Diharapkan perekonomian Belanda cepat


pulih dan semakin meningkat. Secara
praktiknya negara jajahan sebagai tempat
mengambil keuntungan bagi negeri induk.
Van den Bosch
Bahkan dibangunnya negeri Belanda yang
modern dengan mengambil keuntungan
tanam paksa
Penenta ngan Ta nam Pa ksa
Pelaksanaan sistem Tanam Paksa
Secara umum Tanam Paksa mewajibkan para petani untuk
1. Golongan pendeta
menanam tanaman yang dapat diekspor di pasaran dunia
Golongan ini menentang atas dasar kemanusiaan.
seperti kopi,tembakau, Adapun
tebu, dan nila.
tokoh yang mempelopori penentangan ini adalah Baron Van
Hovel. Berlangsungnya tanam paksa juga karena pemerintah
2. Golongan liberalBelanda bekerjasama dengan pejabat bumiputra, kaum
priayi dan kepala desa.
a) Golongan liberal terdiri dari pengusaha dan pedagang, di
antaranya: Secara praktik tanam paksa membawa penderitaan bagi
b) Douwes Dekker rakyat.
denganBanyak pekerja Multatuli
nama samaran yang jatuh sakit, bahkan meninggal.
yang
menentang tanam Untuk
paksamendapat visualisasi bagaimana
dengan mengarang buku berjudulpraktik tanam paksa
Max Havelaar. sangat menyengsarakan rakyat dapat menonton film Max
Havelaar karya Mutatuli
c) Frans Van de Pute dengan mengarang buku berjudul Suiker
Constracten (Kontrak Kerja).
Gambar ini merupakan salah satu adegan film Max Havelaar
Pelaksanaan Sistem Ekonomi Liberal
Faktor utama munculnya sistem ekonomi liberal adalah kemenangan kelompok
liberal dalam parlemen Belanda.

Pengaruh sistem ekonomi liberal


a. Meningkatnya jumlah pengusaha asing yang ingin menanamkan
modalnya di Hindia Belanda.
b. Banyak bermunculan perkebunan-perkebunan swasta asing di Hindia
Belanda.
c. Berkembangnya kegiatan pertambangan.
d. Terjadinya pengerahan tenaga kerja secara besar-besaran.

Produksi kayu sekitar tahun


1913
Pelaksanaan Sistem Ekonomi Liberal
Berikut beberapa undang-undang yang dikeluarkan pada masa sistem ekonomi
liberal:
 Undang-Undang Agraria (Agrarische Wet) tahun 1870.
 Undang-Undang Gula (Suiker Wet) tahun 1870.
Dampak sistem ekonomi liberal:
a. Eksploitasi sumber daya alam dan sumber daya
telah melampaui batas.
b. Penduduk pribumi kehilangan tanah miliknya
yang terpaksa disewakan atau bahkan dijual.
c. Mereka terpaksa menjadi kuli di tanah mereka
sendiri
Kelompok humanis di negeri Belanda mengusulkan dilaksanakan politik etis
sebagai pengganti politik liberal.
Pelaksa naan Politik E tis
Latar belakang munculnya politik etis:
1. Adanya kritikan dari kaum humanis
terhadap kebijakan politik pintu terbuka.
2. Munculnya artikel “Een Ereschuld” (utang
kehormatan) dalam yang ditulis Conrad
Theodore van Deventer dalam majalah De
Gids tahun 1899.
Pelaksanaan politik etis dilakukan atas dasar
Trias van Deventer yang terdiri atas:
1. Migrasi atau pemindahan penduduk
2. Irigasi, yaitu upaya perbaikan sarana
pengairan untuk keperluan pertanian.
3. Edukasi, yaitu memberikan pendidikan
untuk penduduk pribumi.

Anda mungkin juga menyukai