Anda di halaman 1dari 19

ASTI MARIAN SARI

 Sepsis adalah sindroma klinis yang dicetuskan oleh infeksi

Ditandai dengan gejala :


 Demam atau hipotermia
 Lekositosis atau lekopenia
 Tahikardia
 Takipnea
 Masalah  morbiditas dan mortalitas yang tinggi
dan biaya yang besar
 Inflamasi :
Respon lokal yang dipicu oleh jejas atau kerusakan
jaringan, bertujuan untuk menghancurkan atau
melarutkan bahan penyebab, jejas ataupun
jaringan yang mengalami jejas, yang ditandai
dengan gejala : tumor, dolor, calor, rubor dan
functio laesa.
 Infeksi :
Ditemukannya organisme pada tempat yang
normal atau steril, yang disertai dengan respon
inflamasi tubuh
 Bakteremia :
Ditemukan bakteri dalam darah, dibuktikan
dengan biakan, dapat bersifat transient
 Septisemia :
Bakteremia disertai gejala klinis yang bermakna
 Systemic Inflamatory Respons Syndrom (SIRS) :
Manifestasi inflamasi sistemik yang merupakan
respon terhadap infeksi (lokal/sistemik), atau
non infeksi (misalnya luka bakar, pankreatitis)
 Sepsis :
SIRS yang disebabkan oleh infeksi lokal
maupun sistemik
 Sepsis :
Infeksi disertai dengan respon sistemik;
respon sistemik tersebut ditandai dengan 2
atau lebih tanda :
 Temperatur > 380C atau <360C
 Denyut jantung >90x/mnt
 Respirasi > 20x/mnt atau PaCO2 < 32 mmHg
(<4,3kPa)
 Sel dalah putih . 12.000/mm3, <4000/mm3
atau
>10% bentuk immature/band
Sindrom sepsis :
Gejala klinis infeksi disertai dengan respon sistemik yang
menyebabkan gangguan organ berupa :
 Insufisiensi respiratori
 Disfungsi renal
 Asidosis
 Gejala Mental
 Sepsis Berat :

Sepsis disertai disfungsi organ, hipoperfusi atau hipotensi


 Hipotensi : TD<90 mmHg atau penurunan mean arterial
blood pressure >40mmHg dari baseline)
 Hipoperfusi : asidosis laktat, oligouri dan gangguan mental
 Syok sepsis :
Sindrom sepsis yang ditandai dengan hipotendi
dan adanya gangguan perfusi
 Syok sepsi refrakter :
Syok sepsis yang berlangsung lebih 1 jam tanpa
respon terhadap intervensi cairan atau obat
farmakologis
 Sepsis dapat disebabkan oleh :
 Infeksi virus

 Bakteri
 Parasit dan
 Jamur
 Bakteri gram negatif (60%-70%)  berbagai
produknya dapat menstimulasi sel-sel imun yang
kemudian akan terpacu untuk melepaskan
mediator- mediator inflamasi
 Produk yang paling berperan : Lipopolisakarida
(LPS)
 LPS : struktur dominan pada membran luar
bakteri gram negatif
 LPS  merangsang peradangan jaringan , demam dan
syok pada hospes yang terinfeksi
 Struktur lipid A bertanggung jawab terhadap
reaksi pada hospes yang terinfeksi
 Organisme terbanyak sebabkan sepsis (20%-
40% kasus):
 Stapilokokkus
 Pneumokokkus
 Streptokokkus
 Organisme gram positif
 Sekitar 20%-30% tidak diketahui sumbernya
 Biakan darah positif (hanya 30%) infeksi serius
 Respon septik terjadi 
 apabila organisme komensal yang berada
pada salah satu tempat di tubuh penderita
 Infeksi lokal yang disebabkan mikroorganisme
tertentu secara langsung atau akibat
tindakan medis masuk kedalam aliran darah
dan menyebar ke seluruh tubuh
 Organ yang terbanyak sebabkan sepsis :
 Paru  sumber infeksi terbanyak
 Abdomen
 Saluran kemih
Terjadinya infeksi d a n sepsis erat hubungannya dengan faktor h os t d a n faktor
mikrobiologi
 Faktor Host

 Infeksi terjadi bila mikroorganisme melewati lapisan


pertahanan tubuh :
1. Pertahanan pertama : pertahanan
mekanis/kimiawi berupa kulit dan mukosa yang
utuh, sekresi tubuh yang bersifat bakterisidal
atau bakteristatik, pergerakan silia, refleks batuk
dsb
2. Pertahanan kedua : sel-sel fagosit yang umumnya
bersifat
 nonspesifik, yang akan memusnahkan setiap
infeksi
3. Pertahanan ketiga : bersifat spesifik
terhadap antigen bahan asing tertentu
 Faktor host yang memudahkan sepsis
dari infeksi
Penyakit dasar
Status gizi
Status metabolik pasien
Adanya infeksi fokal sebelumnya
Pemakaian alat invasif pada lingkungan
RS
Penekanan imunitas tubuh akibat pemberian
steroid, kemoterapi dan radiasi
 Faktor mikrobiologi
 Berperan sebagai pencetus perubahan
patogenesis dan patofisiologi
 Terkait dalam pemilihan antibiotika
 Endotoksin mikroorganisme  sepsis
 Dimulai dengan proliferasi organisme pada
tempat masuk infeksi atau menginvasi
pembuluh darah secara langsung serta
melepaskan berbagai produk subtansi
kedalam darah.
Dasar pengelolaan sepsis :
1. Menghilangkan fokus infeksi
2. Menghilangkan/menghindari faktor pencetus,
3. Membunuh kuman penyebab, dengan
pemberian antimikroba yang tepat
4. Meminimalkan efek interaksi host-mikroba,
misalnya dengan bahan yang bekerja terhadap
mediator sepsis
5. Meningkatkan pertahanan host, dengan
memperbaiki penyakit dasar, menghilangkan
penyebab keadaan immunokompromais
6. Mengobati komplikasi dan infeksi sepsis
Peran bidan dalam Pencegahan Sepsis

Bidan di komunitas memiliki peran salah satunya sebagai pelaksana dan ruang
lingkup pelayanan kebidanan di komunitas meliputi upaya-upaya peningkatan
kesehatan (promotif) yaitu memberikan informasi dan pendidikan kesehatan,
upaya pencegahan (preventif) yang ditujukan untuk mencegah terjadinya
penyakit dan gangguan-gangguan kesehatan individu, keluarga dan kelompok
masyarakat, diagnosis dini dan pertolongan tepat guna, meminimalkan
kecacatan, pemulihan kesehatan (rehabilitatif), serta kemitraan.
Peran bidan

1. Adapun upaya promotif yang dapat dilakukan selama kehamilan adalah


pendidikan kesehatan tentang gizi. Oleh karena anemia merupakan
predisposisi untuk infeksi nifas, harus diusahakan untuk
memperbaikinya.Keadaan gizi juga merupakan factor penting, karenanya diet
yang baik harus diperhatikan.

2. Coitus pada hamil tua sebaiknya dilarang karena dapat mengakibatkan


pecahnya ketuban dan terjadinya infeksi.
Selama persalinan Usaha-usaha pencegahan terdiri dari membatasi sebanyak
mungkin kuman-kuman dalam jalan lahir, menjaga supaya persalinan tidak
berlarut-larut, menyelesaikan persalinan dengan trauma sedikit mungkin, dan
mencegah terjadinya perdarahan banyak.
• Mengenali tanda – tanda sepsis puerpularis dan mengambil tindakan yang
tepat. Bidan mampu mengenali secara tepat tanda dan gejala sepsis
puerpularis, melakukan perawatan dengan segera dan merujuknya
• Meningkatkan pemanfaatan bidan dalam pelayanan nifas dengan baik agar
ibu mendapatkan pelayanan pasca persalinan dari bidan terlatih sampai
dengan 6 minggu setelah persalinan, baik dirumah, dipuskesmas ataupun
dirumah sakit.

Kesimpulan :
meminimalisir factor resiko yang akan terjadi

Anda mungkin juga menyukai