Anda di halaman 1dari 15

SUPPOSITORIA

Oleh :
1. Wandy Antolis (148114150)
2. Putu Eka Asih Ariani (148114152)
3. Agnes Puspitasari (148114154)
4. Sofia Agustina Wea (148114155)
5. Resti Rona Alfialini (148114156)
6. Avila C. Iju Ragha (148114157)
Suppositoria
Latar Belakang

Tujuan

Prinsip Kerja

Hasil

Pembahasan

Jawaban Pertanyaan

Kesimpulan

Daftar Pustaka
Latar Belakang

Suppositoria adalah suatu bentuk sediaan padat yang pemakaiannya dengan cara
memasukkan melalui lubang atau celah pada tubuh, dimana ia akan melebur, melunak,
dan melarut kemudian memberikan efek lokal atau sistemik (Ansel, 1969.
Basis suppositoria sesuai dengan karakter fisik dibagi 2 kategori utama dan ada
kategori yang ketiga, yaitu :
a. Basis lemak

Basis lemak meleleh sekitar suhu tubuh, karena pencampurannya menyebabkan tidak
terjadinya iritasi.
b. Basis larut dalam air

Basis ini merupakan campuran dari gliserol dan air yang mengeras bersama gelatin.
Mempunyai 14% berat gelatin dan 70% gliserol.
c. Basis lain-lain
Campuran antara basis lemak dan larut air (Winfield, 2009).
Tujuan

Percobaan kali ini bertujuan untuk mengenal dan memahami cara pembuatan dan
evaluasi bentuk sediaan suppositoria.

Prinsip Kerja

Basis Oleum Cacao dan PEG dilelehkan dalam cawan porselen,


dicampur dengan zat aktif pada mortar dan stemper hangat, dituang
Dalam cawan porselen kembali, dituang dalam pencetak, dan di
bekukan dalam freezer.
Hasil Meja 1
Hasil Meja 1
Hasil Meja 2
Hasil Meja 2
Hasil Meja 3
Hasil Meja 3
Pembahasan

Formula :
1. Natrium Salisilat
Tujuan Pengertian Suppositoria 2. Oleum Cacao
3. Cera flava
4. PEG 6000 dan PEG 400

Cara Kerja :
1. Penambahan Oleum Cacao Ukuran Suppositoria :
2. Pemanasan mortir, stamper, 1. Rektal
Penambahan Bahan 8x lipat cetakan (Shock termal) 2. Vaginal
3. Penambahan Parafin 3. Uretra
4. Perhitungan Keseragaman Bobot

Polimorfisme, dengan bentuk


kristal :
Keuntungan suppositoria,
1. Bentuk α (alfa) kerugian suppositoria basis PEG,
Uji Kelarutan
2. Bentuk β (beta tidak stabil) kerugian suppositoria basis
3. Bentuk β stabil (beta stabil) Oleum Cacao
4. Bentuk γ (gamma)
Jawaban Pertanyaan

Suppositoria adalah sediaan padat dalam berbagai bobot bentuk, yang diberikan melalui
rektal, vagina atau uretra. Umumnya meleleh, melunak atau melarut pada suhu tubuh.
Keuntungan penggunaan suppositoria antara lain dapat menghindari first pass effect di
hati, efek obat lebih cepat karena langsung diabsorbsi menuju sistemik. Kerugian pengguna
suppositoria, yaitu tidak nyaman saat penggunaannya, penyimpanan harus pada kondisi
tertentu (kering, dingin), dan absorbsi serta distribusi obat tidak dapat diperkirakan
Suppositoria rektal  kurang lebih 2 gram dengan ukuran ½ dari ukuran orang dewasa
Suppositoria vaginal  kurang lebih 5 gram dengan panjang 50-70 mm
Suppositoria urethral  l untuk pria 4 g dengan panjang 125-140 mm (FI IV, 1995)
Basis oleum cacao akan meleleh pada suhu tubuh ±37º C. Setelah semua basis yang
membawa zat aktif obat meleleh, zat aktif akan dilepaskan, kemudian larut dalam cairan
tubuh dan diabsorbsi oleh pembuluh darah kapiler yang ada di rektum lalu beredar secara
sistemik.
Jawaban Pertanyaan

Penambahan cera flava adalah untuk menaikkan titik lebur dari oleum cacao sendiri, serta
menaikkan daya serap oleh air dari oleum cacao. Penambahan cera flava sebaiknya antara
4% hingga 6%.
Penggunaan PEG hanya sebagai zat tambahan yang dapat menaikkan titik lebur dari
oleum cacao, sehingga seharusnya penggunaan PEG sudah di rencanakan, sehingga
penambahan PEG tidak akan berpengaruh pada pelepasan obat pada suppositoria.

POLIMORFISME
Bentuk gamma tidak stabil yang melebur
PENDAMARAN pada suhu 18ºC, bentuk alfa yang melebur
Muculnya bercak hitam pada suppositoria, pada suhu 22ºC, bentuk beta tidak stabil
dapat diatasi dengan melelehkan oleum melebur pada suhu 28ºC, bentuk beta stabil
cacao sedikit demi sedikit, mulai dari 2/3 melebur pada suhu 34,5ºC. Rendahnya
bagian terlebih dahulu. titik lebur dan polimorfisme pada oleum
cacao dapat diatasi dengan penambahan
zat lain seperti menggunakan cera flava.
Kesimpulan

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, pembuatan suppositoria menggunakan basis

oleum cacao (formula 1 dan 2) pada uji evaluasi waktu leleh memiliki waktu leleh yang

lebih cepat dibanding suppositoria berbasis PEG (formula 3 dan 4), sehingga dapat membuat

perbedaan pada efek yang dihasilkan suppositoria ketika dipakai.


Daftar Pustaka

Anda mungkin juga menyukai