Anda di halaman 1dari 21

ASUHAN

KEPERAWATAN SARS

Nama Kelompok :

ANITA RULIANTI (192102005)


DIAN AYU SAFITRI (192102009)
IPUS SONIA (192102015)
M. PRABU ASWINAR Y. B. (192102019)
NILA DWI PUSPITASARI (192102020)
RENI ROBIYATI (192102022)
Definisi

• SARS (severe acute respiratory syndrome) adalah sekumpulan gejala


sakit pernapasan yang mendadak dan berat atau disebut juga
penyakit infeksi saluran pernafasan yang disebabkan oleh virus
Corona Family Paramyxovirus.

• SARS (severe acute respiratory syndrome) adalah suatu jenis


kegagalan paru-paru dengan berbagai kelainan yang berbeda, yang
menyebabkan terjadinya pengumpulan cairan di paru-paru (edema
paru).
Etiologi
WHO mengumumkan kesepakatan bahwa coronavirus yang baru teridentifikasi
adalah mayoritas agen penyebab SARS.Penyebab lain bisa karena penyakit apapun, yang
secara langsung ataupun tidak langsung yang melukai paru-paru, diantaranya :
• Pneumonia
• Tekanan darah yang sangat rendah (syok)
• Terhirupnya makanan ke dalam paru (menghirup muntahan dari lambung)
• Beberapa transfusi darah
• Kerusakan paru-paru karena menghirup oksigen konsentrasi tinggi
• Emboli paru
• Cedera pada dada
• Overdosis obat seperti heroin, metadon, propoksifen atau aspirin
Tanda dan Gejala
Suhu badan lebih dari 38oC, ditambah batuk, sulit bernapas, dan
napas pendek-pendek. Jika sudah terjadi gejala-gejala itu dan pernah
berkontak dekat dengan pasien penyakit ini, orang bisa disebut suspect
SARS.
Gejala lainnya sakit kepala, otot terasa kaku, diare yang tak kunjung
henti, timbul bintik-bintik merah pada kulit, dan badan lemas beberapa
hari. Ini semua adalah gejala yang kasat mata bisa dirasakan langsung
oleh orang yang diduga menderita SARS itu. Tapi gejala itu tidak cukup
kuat jika belum ada kontak langsung dengan pasien.
Patofisiologi
Penyebab penyakit SARS disebabkan oleh coronavirus (family
paramoxyviridae) yang pada pemeriksaan dengan mikroskop electron. Virus ini
stabil pada tinja dan urine pada suhu kamar selama 1-2 hari dan dapat
bertahan lebih dari 4 hari pada penderita diare. Seperti virus lain, corona
menyebar lewat udara, masuk melalui saluran pernapasan, lalu bersarang di
paru-paru.
Lalu berinkubasi dalam paru-paru selama 2-10 hari yang kemudian
menyebabkan paru-paru akan meradang sehingga bernapas menjadi sulit.
Metode penularannya melalui udara serta kontak langsung dengan pasien atau
terkena cairan pasien. Misalnya terkena ludah (droplet) saat pasien bersin dan
batuk. Dan kemungkinan juga melalui pakaian dan alat-alat yang
terkontaminasi.
Penatalaksana
1. Terapi supportif umum : meningkatkan daya tahan tubuh berupa nutrisi yang adekuat,
pemberian multivitamin dan lain-lain.
• Terapi oksigen
• Humidifikasi dengan nebulizer
• Fisioterapi dada
• Pengaturan cairan
• Pemberian kortokosteroid pada fase sepsis berat
• Obat inotropic
• Ventilasi mekanis
• Drainase empyema
• Bila terdapat gagal nafas, diberikan nutrisi dengan kalori cukup
2. Terapi antibiotic
Agen anti-bakteri secara rutin diresepkan untuk SARS karena
menyajikan fitur non-spesifik dan cepat tes laboratorium yang dapat
diandalkan untuk mendiagnosis SARS-cov virus dalam beberapa hari
pertama infeksi belum tersedia. Antibiotik empiris yang sesuai dengan
demikian diperlukan untuk menutupi terhadap patogen pernafasan
Common per nasional atau pedoman pengobatan lokal bagi
masyarakat-diperoleh atau nosokomial pneumonia.
Komplikasi
• Abses paru
• Efusi pleural
• Empisema
• Gagal nafas
• Perikarditis
• Meningitis
• Atelektasis
• Hipotensi
• Delirium
• Asidosis metabolic
• Dehidrasi
I. PENGKAJIAN

Identitas Klien
• Nama : Tn. A
Penanggung Jawab
• Umur : 38 Tahun • Nama : Ny.A
• Jenis Kelamin: Laki - Laki • Umur : 35 Tahun
• Suku/Bangsa : Jawa / Indonesia • Jenis Kelamin : Perempuan
• Agama : Islam
• Pendidikan : SMA
• Pekerjaan : SWASTA
• Pendidikan : SMA • Pekerjaan : Ibu rumah
• Alamat : Ploso tangga
• No. Reg : 19210 • Hubungan dengan pasien: Istri
• Tgl. MRS : 24 SEPTEMBER 2020 (14.00) • Alamat : Ploso
• Diagnosis medis : Sars
• Tgl Pengkajian : 24 SEPTEMBER 2020 (14.00)
RIWAYAT KEPERAWATAN
• Keluhan Utama
Pasien mengeluhkan sesak nafas

• Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien datang ke RS Moedjito pada tanggal 24 september pada pukul 14.00 dengan keluhan sesak
nafas frekuensi nafas 35x/menit, nadi lebih 105x/menit, gangguan kesadaran, kondisi umum lemah.

• Riwayat Penyakit Terdahulu


Pasien mengatakan jika sebelumnya belum pernah sakit.

• Riwayat Kesehatan Keluarga


Pasien mengatakan jika kakeknya dari pihak ibu pernah menderita jantung.

• Riwayat Kesehatan
Pasien tinggal bersama istrinya dan 2 anaknya. .Pasien juga memiliki kebiasaan merokok
PENGKAJIAN POLA GORDON
POLA SAAT DI RUMAH/SBLUM MRS SAAT MRS

 Pola persepsi terhadap kesehatan Pasien mengatakan jika merasa sakit, pasien hanya Penggunakan obat sesuai resep dokter.
beristirahat saja.  

 Pola nutrisi  Px makan 1 porsi habis setiap kali makan.  Px hanya makan 3- 5 sendok makan per porsi
 Minum ± 2000 cc tiap hari.  Minum ±500 cc tiap hari

 Pola eliminasi  Bab 2x sehari, konsistensi lembek, warna kuning, bau  Px belum BAB sama sekali
khas  BAK 1x sehari
 BAK 5-6x sehari, warna kuning jernih
 Pola aktivitas  Px biasanya bekerja  Px hanya tiduran
 Px melakukan aktivitas sehari – hari sendiri  Px tidak bisa melakukan aktivitas sehari - hari atau
meminta bantuan keluarga untuk melakukan
aktivitasnya

 Pola istirahat tidur  Px tidur siang 1 jam  Px tidur siang 2jam/hari


 Tidur malam dimulai jam 9 malam dan bangun jam 5  Pxt idur malam 7 jam/hari
pagi.
 Pola persepsi dan konsep diri :  Tidak ada gangguan  Px tidak nyaman dengan kondisi saat ini
a. Gambaran diri  Pasien ingin bekerja lebih baik  Pasien ingin sembuh
b. Ideal diri  Pasien berusaha melakukan segala sesuatu dengan  Pasien bertindak kooperatif
c. Harga diri optimal  Px tidak bisa bekerja terlebih dahulu
d. Peran diri  Px bekerja sebagai swasta
 Pola sensori dan kognitif  Sensori  Sensori
 Hidung dapat membedakan bau busuk dan sedap  Merasa sesak nafas
 Lidah dapat membedakan asin, asam,manis, pahit  Lidah dapat membedakan asin, asam,manis, pahit
 Mata dapat melihat pada jarak ± 3 m  Mata dapat melihat pada jarak ± 3 m
 Px dapat membedakan kasar dan halus  Px dapat membedakan kasar dan halus
 Kognitif  Kognitif
 Proses berpikir lancar dan daya ingat baik Proses berpikir lancer dan daya ingat baik
 Pola hubungan dan peran  Hubungan dengan istri dan anaknya, serta lingkungan  Hubungan istri dan anaknya, serta lingkungan sekitar
sekitar baik baik

 Pola seksual TIDAK TERKAJI TIDAK TERKAJI

 Pola pertahanan (koping)  Px berusaha mengatasi masalahnya sendiri jika ada  Px meminta bantuan istri untuk mengatasi masalahnya.
kesulitan  

 Pola keyakinan  Px beribadah sholat 5 waktu  Px hanya bisa berdoa di tempat tidur
PEMERIKSAAN FISIK • Area dada
• TD : 100/60 mmHg Inspeksi : Sesak, batuk, nyeri dada,
RR : 35x/menit penggunaan alat bantu pernafasan,
Suhu : 38,5º C pernafasan diafragma dan perut meningkat
Nadi : 105x/menit pernafasan cuping hidung.
Pemeriksaan Per Sistem Palpasi : terdapat nyeri tekan
• Hidung Perkusi : suara perkusi redup sampai pekak
Inspeksi : terdapat sputum berlebih Auskultasi : didapatkan ronkhi pada paru
Palpasi : ada nyeri tekan kanan dan kiri,

• Mulut • Cardiovascular dan Limfe


Inspeksi :mukosa bibir kering, bibir tampak Anamnesa : tidak ada keluhan
pucat
• Wajah • Ekstrimitasbawah
Inspeksi :sembab,pucat,konjungtivapucat Inspeksi :Tidak sianosis
Palpasi :Tidak ada CRT, suhu akral panas, tidak adanya
odem
• Leher
Inspeksi : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
• System reproduksi
Anamnesa : tidak ada keluhan
• Jantung
Inspeksi : Simetris
Palpasi : iktus cordis tidak nampak • Persepsisensori
Anamnesa : tidak ada nyeri pada mata, tidak ada
Auskultasi : BJ1 Bj2 normal masalah pada penglihatan

• Ekstrimitasatas • Mata
Inspeksi : Tidak sianosis Inspeksi : simetris.
Kornea : Normal berkilau
Palpasi : tidak ada CRT, suhu akral panas Iris dan pupil : warna iris dan ukuran normal
Lensa : Normal jernih dan transparan
Sclera : warna ( putih)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Pada pemeriksaan fisik : dengan menggunakan stetoskop, terdengar
bunyi pernafasan abnormal (seperti ronki atau wheezing). Tekanan
darah seringkali rendah dan kulit, bibir serta kuku penderita tampak
kebiruan ( sianosis, karena kekurangan oksigen).
• Rontgen dada (menunjukkan adanya penimbuhan cairan ditempat
yang seharusnya terisi udara).
• CT-scan toraks menunjukkan gambaran Bronkiolitis Obleterans
Organizing Pneumonia (BOOP).
ANALISIS DATA

DATA ETIOLOGI MASALAH

 DS: Pasien mengeluh sesak nafas. Hipersekresi jalan napas Bersihan jalan napas tidak efektif
 DO:
 
- Terdapat ronkhi pada paru kanan dan kiri.
- Tidak mampu batuk secara produktif.  
- Terdapat sianosis.
 
- TD : 100/60 mmH
- RR : 35x/menit  
- Suhu : 38,5º C  
- Nadi : 105x/menit
 

 
DIAGNOSA KEPERAWATAN
• Bersihan jalan napas tidak efektif
• Berhubungan dengan Hipersekresi jalan napas yang ditandai dengan :

DS: Pasien mengeluh sesak nafas.


DO:
• Terdapat ronkhi pada paru kanan dan kiri.
• Tidak mampu batuk secara produktif.
• Terdapat sianosis.
• TD : 100/60 mmHg
• RR : 35x/menit
• Suhu : 38,5º C
• Nadi : 105x/meni
RAWATAN

DIAGNOSA KEPERAWATAN TUJUAN DAN KRITERIA HASIL INTERVENSI

Bersihan jalan napas tidak efektif b.d Hipersekresi jalan napas yang Tujuan: Manajemen Jalan Napas 1.01011
Setelah dilakukan tindakan keperawatan dalam waktu 2x24 jam masalah
ditandai dengan: nyeri angkut teratasi. Observasi:
 DS: Pasien mengeluh sesak nafas. Kriteria Hasil: 1. Monitor jalan napas.
1. Batuk efektif meningkat.
 DO: 2. Sianosis menurun 2. Monitor bunyi napas tambahan.
- Terdapat ronkhi pada paru kanan dan kiri. 3. Ronkhi menurun 3. Monitor sputum.
4. Frekuensi nafas membaik
- Tidak mampu batuk secara produktif. 5. Frekuendi nadi membaik. Terapeutik:
- Terdapat sianosis.   4. Pertahankan kepatenan jalan napas dengan head-tit dan chin-lift.
- TD : 100/60 mmHg 5. Posisikan semi-Fowler atau Fowler.
- RR : 35x/menit 6. Berikan minum hangat.
- Suhu : 38,5º C 7. Lakukan fisioterapi dada,jika perlu.
- Nadi : 105x/menit 8. Lakukan penghisapan lender kurang dari 15 detik.
  9. Lakukan hiperoksigenasi sebelum penghisapan endotrakeal.
10. Keluarkan sumbatan benda padat dengan forsep McGill.
11. Berikan oksigen, jika perlu.
Edukasi:
12. Anjurkan asupan cairan 2000ml/hari.
13. Ajarkan teknik batuk efektif.
Kolaborasi:
14. Kolaborasi pemberian bronkodilator, ekspektoran, mukolitik, jika perlu.
DIAGNOSA KEPERAWATAN Pukul Implementasi Keperawatan TTD dan Nama Terang
Perawat
Bersihan jalan napas tidak efektif b.d 08.00 Memonitor jalan nafas Reni
Hipersekresi jalan napas yang ditandai
dengan: 08.30 Memonitor bunyi nafas tambahan Reni
DS:
• Pasien mengeluh sesak nafas. 08.45 Memonitor sputum Dian
DO:
• Terdapat ronkhi pada paru kanan dan 09.00 Mempertahankan kepatenan jalan napas dengan head-tit dan Dian
kiri.
• Tidak mampu batuk secara produktif. chin-lift.
• Terdapat sianosis.
• TD : 100/60 mmHg 09.30 Memposisikan semi-Fowler atau Fowler. Nila
• RR : 35x/menit
• Suhu : 38,5º C
• Nadi : 105x/menit
10.00 Memberikan minum hangat Nila
10.30 Melakukan fisioterapi dada Ipus
10.45 Melakukan penghisapan lender kurang dari 15 detik Ipus

11.15 Melakukan hiperoksigenasi sebelum penghisapan endotrakeal. Prabu

12.00 Mengeluarkan sumbatan benda padat dengan forsep McGill. Prabu

12.30 Memberikan oksigen Anita


13.00 Menganjurkan asupan cairan 2000ml/hari. Anita
13.30 Mengajarkan teknik batuk efektif. Reni

14.00 Berkolaborasi pemberian bronkodilator, ekspektoran, mukolitik Reni


Diagnosa Keperawatan Catatan Perkembangan
Bersihan jalan napas tidak efektif b.d Hipersekresi jalan S:
napas yang ditandai dengan: Pasien masih mengeluh sesak nafas.
O:
DS: • Terdapat ronkhi pada paru kanan dan kiri.
• Pasien mengeluh sesak nafas. • Tidak mampu batuk secara produktif
DO: • Terdapat sianosis.
• TD : 100/60 mmHg
• Terdapat ronkhi pada paru kanan dan kiri. • RR : 35x/menit
• Tidak mampu batuk secara produktif. • Suhu : 38,5º C
• Terdapat sianosis. • Nadi : 105x/menit
A:
• TD : 100/60 mmHg Masalah bersihan jalas napas tidak efektif belum teratasi.
• RR : 35x/menit P:
• Suhu : 38,5º C Lanjutkan intervensi.
Observasi:
• Nadi : 105x/menit • Monitor jalan napas.
• Monitor bunyi napas tambahan.
• Monitor sputum.
Terapeutik:
• Pertahankan kepatenan jalan napas dengan head-tit dan chin-lift.
• Posisikan semi-Fowler atau Fowler.
• Berikan minum hangat.
• Lakukan fisioterapi dada,jika perlu.
• Lakukan penghisapan lender kurang dari 15 detik.
• Lakukan hiperoksigenasi sebelum penghisapan endotrakeal.
• Keluarkan sumbatan benda padat dengan forsep McGill.
• Berikan oksigen, jika perlu.
Edukasi:
• Anjurkan asupan cairan 2000ml/hari.
• Ajarkan teknik batuk efektif.
Kolaborasi:
• Kolaborasi pemberian bronkodilator, ekspektoran, mukolitik, jika perlu.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai