KELUARGA
DENGAN DIARE
Kelompok 2 :
• Berdasarkan World Health Organization (WHO) pada tahun 2017 hampir 1 triliun dan
2,5 miliar kematian karena diare dalam 2 tahun pertama kehidupan. Tercatat 1,8 milyar
meninggal setiap tahun karena diare.
• Di Indonesia pada tahun 2017 jumlah kasus diare yang ditemukan sebanyak 6.897.463
kasus dimana sebanyak 4.243.883 (59,5%) terjadi pada balita. Tahun 2018 kasus diare
yang ditemukan sebanyak 7.321.554, dimana sebanyak 4.729.109 (64,5%) terjadi pada
balita (Kemenkes, 2018). Sementara itu penderita diare di Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta tahun 2019 sejumlah 2.964.972 (Dinkes DIY, 2020).
• Peran perawat sebagai perawat komunitas keluarga yang mengalami diare adalah
dengan memberikan asuhan keperawatan.
DEFINISI DIARE
• Diare merupakan kejadian buang air besar dengan konsistensi lebih cair dari biasanya,
dengan frekuensi sehari lebih dari satu kali (Mendri dan Prayogi, 2018).
c. Pengkajian Lingkungan
1. Karakteristik rumah
a) Gambaran tipe tempat tinggal (rumah, apartemen, sewa kamar, kontrak atau lainnya)
b) Gambaran kondisi rumah meliputi bagian interior dan eksterior. Interior meliputi jumlah kamar dan
tipe kamar (kamar tamu, kamar tidur), penggunaan-penggunaan kamar tersebut dan bagaimana
kamar tersebut diatur
c) Dapur, suplai air minum, penggunaan alat-alat masak, apakah ada fasilitas pengaman bahaya
kebakaran
d) Kamar mandi, sanitasi, air, fasilitas toilet, ada tidaknya sabun dan handuk
e) Kamar tidur, bagaimana pengaturan kamar tidur
f) Kebersihan dan sanitasi rumah
g) Pengaturan privasi
h) Perasaan secara keseluruhan dengan pengaturan atau penataan rumah mereka
PENGKAJIAN
2. Karakteristik lingkungan dan komunitas tempat tinggal
a) Tipe keluarga tempat tinggal komunitas kota atau desa
b) Tipe tempat tinggal (hunian, industry, campuran hunian, industry kecil, agraris)
c) Keadaan tempat tinggal dan jalan raya (terpelihata, rusak, dalam perbaikan, atau lainnya)
d) Sanitasi jalan dan rumah
e) Kebisingan, polusi air, dan udara
f) Karakteristik demografi di lingkungan komunitas tersebut
g) Kelas sosial dan krakteristik etnik penghuni
h) Lembaga pelayanan kesehatan dan sosial
i) Kemudahan pendidikan di lingkungan dan komunitas
j) Fasilitas-fasilitas rekreasi yang di miliki di komunitas tersebut
k) Fasilitas-fasilitas ekonomi, warung, rokok, toko, apotek, pasar, dan lainnya
l) Transportasi umum
m) Kejadian tingkat kejahatan di lingkungan dan komunitas
n) Mobilitas geografis keluarga
o) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
p) Sistem pendukung keluarga
PENGKAJIAN
d. Struktur Keluarga
1. Pola-pola komunikasi keluarga
2. Struktur kekuatan keluarga
3. Struktur peran, menjelaskan peran dari masing-masing anggota keluarga, baik secara formal maupun informal
3. Struktur nilai dan norma keluarga
4. Fungsi keluarga (Fungsi afektif, Fungsi sosialisasi, Fungsi perawatan kesehatan,Fungsi reproduksi, Fungsi
ekonomi)
f. Pemeriksaan Fisik
g. Harapan Keluarga
PENGKAJIAN
h. Keluhan Utama
Biasanya pasien mengalamin buang air besar (BAB) lebih dari 3 kali sehari, BAB < 4 kali dan cair (diare
tanpa dehidrasi), BAB 4-10 kali dan cair (dehidrasi ringan/ sedang), atau BAB > 10 kali (dehidrasi
berat). Apabila diare berlangsung
c. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum
Diare tanpa dehidrasi: baik, sadar, Diare dehidrasi ringan atau sedang: gelisah, rewel, Diare
dehidrasi berat: lesu, lunglai, atau tidak sadar.
2. Mata
Bentuk kelopak matanya normal. Apabila mengalami dehidrasi ringan atau sedang kelopak matanya
cekung (cowong). Sedangkan apabila mengalami dehidrasi berat, kelopak matanya sangat cekung.
3. Abdomen
Turgor kulit pada pasien diare tanpa dehidrasi baik, pada pasien diare dehidrasi ringan kembali < 2 detik,
pada pasien dehidrasi berat kembali > 2 detik.
4. Paru-paru
Diare tanpa dehidrasi biasanya pernapasan normal, diare dehidrasi ringan pernapasan normal
hingga melemah, diare dengan dehidrasi berat pernapasannya dalam.
DIAGNOSIS KEPERAWATAN
1. Diare (D.0020)
2. Hipovolemia (D.0023)
3. Risiko Hipovolemia (D.0034)
4. Risiko Ketidakseimbangan Elektrolit (D.0037)
INTERVENSI KEPERAWATAN
Diagnosa
Tujuan Intervensi Keperawatan Rasional
Keperawatan
Diare Setelah dilakukan tindakan Manajemen Diare Manajemen Diare
(SDKI 2017, keperawatan, diharapkan O: O:
D.0020, hal 58) eliminasi fekal membaik a. Identifikasi penyebab diare (mis. inflamasi a.Mengetahui penyebab diare untuk
dengan kriteria hasil : gastrointestinal, iritasi gastrointestinal, menentukan intervensi selanjutnya
a. Kontrol pengeluaran feses proses infeksi, malabsorbsi, ansietas, stress,
meningkat efek obat-obatan, pemberian botol susu)
b. Urgency menurun b. Identifiksi riwayat pemberian makanan b. Untuk mengetahui jenis makanan yang
c. Konsistensi feses membaik menyebabkan diare
d. Frekuensi defekasi membaik c. Monitor warna, volume, frekuensi, dan c. Membantu membedakan penyakit
e. Peristaltik usus membaik konsistensi tinja individu dan mengkaji beratnya tiap
(SLKI 2019, L.04033, hal 23) defekasi
d. Monitor tanda dan gejala hipovolemia d. Mengetahui sejauh mana pasien
beresiko mengalami hipovolemia
Diagnosa
Tujuan Intervensi Keperawatan Rasional
Keperawatan
T : T :
a. Berikan asupan cairan oral (mis. larutan garam a. Menghindari iritasi, meningkatkan istirahat
gula, oralit, pedialyte, renalyte) usus
b. Berikan cairan intravena (mis. ringer asetat, b. Cairan intravena untuk mengatasi kehilangan
ringer laktat), jika perlu cairan tubuh
c. Ambil sampel feses, jika perlu c. Untuk pemeriksaan lanjutan
E: E:
d. Anjurkan makan porsi kecil dan sering secara d. Dapat mengurangi pemenuhan lambung dan
bertahap mengurangi kinerja klinik serta
mempermudah proses penyerapan
e. Anjurkan menghindari makanan pembentuk e. Dapat memicu diare
gas, pedas, dan mengandung laktosa
K: K:
f. Kolaborasi pemberian obat antimotilitas f. Menurunkan motilitas atau peristaltik usus
dan menunjukkan sekresi degestif untuk
(SIKI 2018, I.03101, hal 165) menghilangkan kram dan diare
Diagnosa
Tujuan Intervensi Keperawatan Rasional
Keperawatan
Hipovolemia Setelah dilakukan Manajemen hipovolemia : Manajemen hipovolemia :
(SDKI 2017, tindakan keperawatan, O: O:
D.0023, hal diharapkan status cairan a. Periksan tanda dan gejala hipovolemia a. Untuk megetahui sejauh mana pasien
64) membaik dengan kriteria mengalami tanda hipovolemia
hasil : b. Monitor intake dan output cairan b. Mengumpulkan dan menganalisis data
a. Frekuensi nadi pasien untuk mengatur keseimbangan cairan
membaik T:
b.Tekanan darah T: c. Mengetahui kebutuhan cairan tubuh
membaik b. Hitung kebutuhan cairan d. Asupan cairan oral membantu mengatasi
c. Tekanan nadi membaik b. Berikan asupan cairan oral kehilangan cairan
d.Membran mukosa E:
membaik E: e. Mengganti kehilangan cairan karena
e. Intake cairan membaik c. Anjurkan memperbanyak asupan cairan oral diaforesis
(SLKI 2019, L.03028, (SIKI 2018, I.03116, hal 184)
hal 107)
Diagnosa
Tujuan Intervensi Keperawatan Rasional
Keperawatan
Risiko Setelah dilakukan tindakan Pemantauan cairan Pemantauan cairan
hipovolemia keperawatan, diharapkan O: O:
(SDKI 2017, status cairan membaik a. Monitor frekuensi dan kekuatan nadi a. Untuk megetahui kekuatan nadi
D.0034, hal dengan kriteria hasil : b. Monitor frekuensi nafas b. Mengetui frekuensi, kedalaman, irama pernafasan
85) a. Frekuensi nadi membaik c. Perbandingan dari tekanan memberikan
b.Tekanan darah membaik c. Monitor tekanan darah gambaran yang lengkap tentang keterlibatan
c. Tekanan nadi membaik masalah vaskuler
d.Membran mukosa d. Untuk mengetahui penurunan berat badan
membaik d. Monitor berat badan e. Untuk mengetahui sejauh mana pasien beresiko
e. Intake cairan membaik e. Identifikasi tanda-tanda hipovolemia mengalami hipovolemia
(SLKI 2019, L.03028, hal
107)
Diagnosa
Tujuan Intervensi Keperawatan Rasional
Keperawatan
T: T:
a. Atur interval waktu pemantauan sesuai a. Pemantauan berkala penting guna mengetahui
kondisi pasien perkembangan kondisi klien.
b. Dokumentasi hasil pemantauan b. Dokumentasi sebagai dasar hukum tindakan
keperawatan yang telah dilakukan jika suatu saat
nanti ada tuntutan dari pasien dan sebagai alat
komunikasi antar tenaga kesehatan
E: E:
c. Jelaskan tujuan dan prosedur c. Pasien dan keluarga mengetahui dan mengerti
pemantauan tujuan dan prosedur pemantauan yang dilakukan
d. Informasikan hasil pemantauan, jika d. Pasien dan keluarga mengetahui perkembangan
perlu keadaan klien
(SIKI 2018, I.03121, hal 238)
Diagnosa
Tujuan Intervensi Keperawatan Rasional
Keperawatan
Risiko Setelah dilkukan tindakan Manajemen cairan Manajemen cairan
ketidakseimbangan keperawatan, diharapkan O: O:
eletrolit keseimbangan elektrolit a. Monitor status hidrasi a. Untuk mengetahui adanya tanda-tanda
(SDKI 2017, D.0041, meningkat dengan kriteria dehidrasi dan mencegah syok hipovolemik
hal 88) hasil : T: T:
a. Serum natrium meningkat b. Catat intake-output dan hitung b. Untuk mempertahankan keseimbangan cairan
b.Serum kalium meningkat balans cairan 24jam dan elektrolit
c. Serum klorida meningkat c. Berikan asupan cairan c. Asupan cairan oral untuh mengatasi kehilangan
cairan
(SLKI 2019, L.03021, hal (SIKI 2018, I.03098, hal 159)
42)
KESIMPULAN