Anda di halaman 1dari 21

ASUHAN KEPERAWATAN

KELUARGA
DENGAN DIARE

Kelompok 2 :

Nuursafa Fitriaz Zahroh (P07120118002)


Adkha Sari Upayaningsih (P07120118024)
Septina Putri Rahayu (P07120118034)
Andifa Danna Arsanti (P07120118046)
PENDAHULUAN
• Diare adalah pengeluaran feses yang tidak normal dan cair.

• Berdasarkan World Health Organization (WHO) pada tahun 2017 hampir 1 triliun dan
2,5 miliar kematian karena diare dalam 2 tahun pertama kehidupan. Tercatat 1,8 milyar
meninggal setiap tahun karena diare.

• Di Indonesia pada tahun 2017 jumlah kasus diare yang ditemukan sebanyak 6.897.463
kasus dimana sebanyak 4.243.883 (59,5%) terjadi pada balita. Tahun 2018 kasus diare
yang ditemukan sebanyak 7.321.554, dimana sebanyak 4.729.109 (64,5%) terjadi pada
balita (Kemenkes, 2018). Sementara itu penderita diare di Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta tahun 2019 sejumlah 2.964.972 (Dinkes DIY, 2020).

• Peran perawat sebagai perawat komunitas keluarga yang mengalami diare adalah
dengan memberikan asuhan keperawatan.
DEFINISI DIARE

• Diare merupakan kejadian buang air besar dengan konsistensi lebih cair dari biasanya,
dengan frekuensi sehari lebih dari satu kali (Mendri dan Prayogi, 2018).

• Pengertian diare menurut World Health Organization (WHO) adalah bertambahnya


defekasi (buang air besar) lebih dari biasanya atau lebih dari tiga kali sehari disertai
dengan perubahan konsistensi tinja (menjadi cair) dengan atau tanpa darah. Secara
klinik dibedakan tiga macam sindroma diare yaitu diare cair akut, disentri, dan diare
persisten (WHO, 2011).
PATHWAY

Sumber : Carpenito (2012)


DEFINISI KELUARGA

Keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat. Keluarga didefinisikan dengan


istilah kekerabatan dimana individu bersatu dalam suatu ikatan perkawinan dengan
menjadi orang tua. Dalam arti luas anggota keluarga merupakan mereka yang memiliki
hubungan personal dan timbal balik dalam menjalankan kewajiban dan memberi dukungan
yang disebabkan oleh kelahiran, adopsi, maupun perkawinan (Stuart, 2014).
KONSEP ASUHAN
KEPERAWATAN KELUARGA
DENGAN DIARE
PENGKAJIAN
a. Data Umum
1. Nama kepala keluarga, umur, alamat, dan telepon jika ada, pekerjaan dan pendidikan kepala keluarga,
komposisi keluarga yang terdiri atas nama atau inisial, jenis kelamin, tanggal lahir atau umur,
hubungan dengan kepala keluarga, status imunisasi dari masing-masing anggota keluarga, dan
genogram (genogram keluarga dalam tiga generasi)
2. Tipe keluarga, menjelaskan jenis tipe keluarga berserta kendala atau masalah yang terjadi dengan jenis
tipe keluarga tersebut
3. Suku bangsa atau latar belakang budaya (etnik), mengkaji asal suku bangsa keluarga tersebut, serta
mengidentifikasi budaya suku bangsa terkait dengan kesehatan
4. Agama, mengkaji agama yang dianut oleh keluarga serta kepercayaan yang dapat mempengaruhi
kesehatan
5. Status sosial ekonomi keluarga, status sosial ekonomi keluarga ditentukan oleh pendapatan, baik dari
kepala keluarga maupun anggota keluarga lainnya
6. Aktivitas rekreasi keluarga dan waktu luang, rekreasi keluarga tidak hanya di lihat kapan keluarga pergi
bersama-sama untuk mengunjungi tempat rekreasi, namun dengan menonton TV dan mendengarkan
radio juga merupakan aktivitas rekreasi, selain itu perlu dikaji pula penggunaan waktu luang atau
senggang keluarga.
PENGKAJIAN
b. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga
1. Tahap perkembangan keluarga adalah pengkajian keluarga berdasarkan tahap kehidupan keluarga.
Sednagkan riwayat keluarga adalah mengkaji riwayat kesehatan keluarga inti dan riwayat kesehatan
keluarga.

c. Pengkajian Lingkungan
1. Karakteristik rumah
a) Gambaran tipe tempat tinggal (rumah, apartemen, sewa kamar, kontrak atau lainnya)
b) Gambaran kondisi rumah meliputi bagian interior dan eksterior. Interior meliputi jumlah kamar dan
tipe kamar (kamar tamu, kamar tidur), penggunaan-penggunaan kamar tersebut dan bagaimana
kamar tersebut diatur
c) Dapur, suplai air minum, penggunaan alat-alat masak, apakah ada fasilitas pengaman bahaya
kebakaran
d) Kamar mandi, sanitasi, air, fasilitas toilet, ada tidaknya sabun dan handuk
e) Kamar tidur, bagaimana pengaturan kamar tidur
f) Kebersihan dan sanitasi rumah
g) Pengaturan privasi
h) Perasaan secara keseluruhan dengan pengaturan atau penataan rumah mereka
PENGKAJIAN
2. Karakteristik lingkungan dan komunitas tempat tinggal
a) Tipe keluarga tempat tinggal komunitas kota atau desa
b) Tipe tempat tinggal (hunian, industry, campuran hunian, industry kecil, agraris)
c) Keadaan tempat tinggal dan jalan raya (terpelihata, rusak, dalam perbaikan, atau lainnya)
d) Sanitasi jalan dan rumah
e) Kebisingan, polusi air, dan udara
f) Karakteristik demografi di lingkungan komunitas tersebut
g) Kelas sosial dan krakteristik etnik penghuni
h) Lembaga pelayanan kesehatan dan sosial
i) Kemudahan pendidikan di lingkungan dan komunitas
j) Fasilitas-fasilitas rekreasi yang di miliki di komunitas tersebut
k) Fasilitas-fasilitas ekonomi, warung, rokok, toko, apotek, pasar, dan lainnya
l) Transportasi umum
m) Kejadian tingkat kejahatan di lingkungan dan komunitas
n) Mobilitas geografis keluarga
o) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
p) Sistem pendukung keluarga
PENGKAJIAN
d. Struktur Keluarga
1. Pola-pola komunikasi keluarga
2. Struktur kekuatan keluarga
3. Struktur peran, menjelaskan peran dari masing-masing anggota keluarga, baik secara formal maupun informal
3. Struktur nilai dan norma keluarga
4. Fungsi keluarga (Fungsi afektif, Fungsi sosialisasi, Fungsi perawatan kesehatan,Fungsi reproduksi, Fungsi
ekonomi)

e. Stress dan Koping


1. Stessor jangka pendek, yaitu stressor yang dialami keluarga yang memerlukan penyelesaian dalam waktu 6 bulan
2. Stressor jangka panjang, yaitu stressor yang saat ini di alami yang memerluka penyelesaian lebih dari 6 bulan
3. Kemampuan dalam keluarga berespons terhadap situasi atau stressor, mengkaji sejauh mana keluarga berepons
terhadap stressor
4. Strategi koping yang digunakan, strategi koping apa yang digunakan keluarga bila menghadapi permasalahan
5. Strategi adaptasi disfungsional, menjelaskan adaptasi disfungsional yang digunakan keluarga bila menghadapi
permasalahan

f. Pemeriksaan Fisik
g. Harapan Keluarga
PENGKAJIAN
h. Keluhan Utama
Biasanya pasien mengalamin buang air besar (BAB) lebih dari 3 kali sehari, BAB < 4 kali dan cair (diare
tanpa dehidrasi), BAB 4-10 kali dan cair (dehidrasi ringan/ sedang), atau BAB > 10 kali (dehidrasi
berat). Apabila diare berlangsung

i. Riwayat Penyakit Sekarang


1. Nafsu makan berkurang atau tidak ada, dan kemungkinan timbul diare.
2. Tinja makin cair, mungkin disertai lendir atau lendir dan darah. Warna tinja berubah menjadi
kehijauan karena bercampur empedu
3. Anus dan daerah sekitarnya timbul lecet karena sering defekasi dan sifatnya makin lama makin asam
4. Gejala muntah dapat terjadi sebelum atau sesudah diare.
5. Apabila banyak kehilangan cairan dan eletrolit, maka gejala dehidrasi mulai tampak.

j. Riwayat Penyakit Dahulu


6. Adanya riwayat alergi terhadap makanan atau obat-obatan (antibiotik), makan makanan basi, karena
faktor ini merupakan salah satu kemungkinan penyebab diare.
7. Riwayat air minum yang tercemar dengan bakteri tinja, menggunakan botol susu, tidak mencuci
tangan setelah buang air besar, dan tidak mencuci tangan saat menjamah makanan.
PENGKAJIAN
b. Riwayat Kesehatan Keluarga
Adanya anggota keluarga yang menderita diare sebelumnya, yang dapat menular ke anggota keluarga
lainnya. Dan juga makanan yang tidak dijamin kebersihannya yang disajikan kepada anak. Riwayat
keluarga melakukan perjalanan ke daerah tropis

c. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum
Diare tanpa dehidrasi: baik, sadar, Diare dehidrasi ringan atau sedang: gelisah, rewel, Diare
dehidrasi berat: lesu, lunglai, atau tidak sadar.
2. Mata
Bentuk kelopak matanya normal. Apabila mengalami dehidrasi ringan atau sedang kelopak matanya
cekung (cowong). Sedangkan apabila mengalami dehidrasi berat, kelopak matanya sangat cekung.
3. Abdomen
Turgor kulit pada pasien diare tanpa dehidrasi baik, pada pasien diare dehidrasi ringan kembali < 2 detik,
pada pasien dehidrasi berat kembali > 2 detik.
4. Paru-paru
Diare tanpa dehidrasi biasanya pernapasan normal, diare dehidrasi ringan pernapasan normal
hingga melemah, diare dengan dehidrasi berat pernapasannya dalam.
DIAGNOSIS KEPERAWATAN

1. Diare (D.0020)
2. Hipovolemia (D.0023)
3. Risiko Hipovolemia (D.0034)
4. Risiko Ketidakseimbangan Elektrolit (D.0037)
INTERVENSI KEPERAWATAN
Diagnosa
Tujuan Intervensi Keperawatan Rasional
Keperawatan
Diare Setelah dilakukan tindakan Manajemen Diare Manajemen Diare
(SDKI 2017, keperawatan, diharapkan O: O:
D.0020, hal 58) eliminasi fekal membaik a. Identifikasi penyebab diare (mis. inflamasi a.Mengetahui penyebab diare untuk
dengan kriteria hasil : gastrointestinal, iritasi gastrointestinal, menentukan intervensi selanjutnya
a. Kontrol pengeluaran feses proses infeksi, malabsorbsi, ansietas, stress,  
meningkat efek obat-obatan, pemberian botol susu)
b. Urgency menurun b. Identifiksi riwayat pemberian makanan b. Untuk mengetahui jenis makanan yang
c. Konsistensi feses membaik menyebabkan diare
d. Frekuensi defekasi membaik c. Monitor warna, volume, frekuensi, dan c. Membantu membedakan penyakit
e. Peristaltik usus membaik konsistensi tinja individu dan mengkaji beratnya tiap
(SLKI 2019, L.04033, hal 23) defekasi
d. Monitor tanda dan gejala hipovolemia d. Mengetahui sejauh mana pasien
  beresiko mengalami hipovolemia
Diagnosa
Tujuan Intervensi Keperawatan Rasional
Keperawatan
 T :  T :
a. Berikan asupan cairan oral (mis. larutan garam a. Menghindari iritasi, meningkatkan istirahat
gula, oralit, pedialyte, renalyte) usus
b. Berikan cairan intravena (mis. ringer asetat, b. Cairan intravena untuk mengatasi kehilangan
ringer laktat), jika perlu cairan tubuh
c. Ambil sampel feses, jika perlu c. Untuk pemeriksaan lanjutan
E: E:
d. Anjurkan makan porsi kecil dan sering secara d. Dapat mengurangi pemenuhan lambung dan
bertahap mengurangi kinerja klinik serta
mempermudah proses penyerapan
e. Anjurkan menghindari makanan pembentuk e. Dapat memicu diare
gas, pedas, dan mengandung laktosa
K: K:
f. Kolaborasi pemberian obat antimotilitas f. Menurunkan motilitas atau peristaltik usus
  dan menunjukkan sekresi degestif untuk
(SIKI 2018, I.03101, hal 165) menghilangkan kram dan diare
Diagnosa
Tujuan Intervensi Keperawatan Rasional
Keperawatan
Hipovolemia Setelah dilakukan Manajemen hipovolemia : Manajemen hipovolemia :
(SDKI 2017, tindakan keperawatan, O: O:
D.0023, hal diharapkan status cairan a. Periksan tanda dan gejala hipovolemia a. Untuk megetahui sejauh mana pasien
64) membaik dengan kriteria   mengalami tanda hipovolemia
hasil : b. Monitor intake dan output cairan b. Mengumpulkan dan menganalisis data
a. Frekuensi nadi   pasien untuk mengatur keseimbangan cairan
membaik   T:
b.Tekanan darah T: c. Mengetahui kebutuhan cairan tubuh
membaik b. Hitung kebutuhan cairan d. Asupan cairan oral membantu mengatasi
c. Tekanan nadi membaik b. Berikan asupan cairan oral kehilangan cairan
d.Membran mukosa   E:
membaik E: e. Mengganti kehilangan cairan karena
e. Intake cairan membaik c. Anjurkan memperbanyak asupan cairan oral diaforesis
   
(SLKI 2019, L.03028, (SIKI 2018, I.03116, hal 184)
hal 107)
Diagnosa
Tujuan Intervensi Keperawatan Rasional
Keperawatan
Risiko Setelah dilakukan tindakan Pemantauan cairan Pemantauan cairan
hipovolemia keperawatan, diharapkan O: O:
(SDKI 2017, status cairan membaik a. Monitor frekuensi dan kekuatan nadi a. Untuk megetahui kekuatan nadi
D.0034, hal dengan kriteria hasil : b. Monitor frekuensi nafas b. Mengetui frekuensi, kedalaman, irama pernafasan
85) a. Frekuensi nadi membaik c. Perbandingan dari tekanan memberikan
b.Tekanan darah membaik c. Monitor tekanan darah gambaran yang lengkap tentang keterlibatan
c. Tekanan nadi membaik masalah vaskuler
d.Membran mukosa d. Untuk mengetahui penurunan berat badan
membaik d. Monitor berat badan e. Untuk mengetahui sejauh mana pasien beresiko
e. Intake cairan membaik e. Identifikasi tanda-tanda hipovolemia mengalami hipovolemia
 
(SLKI 2019, L.03028, hal
107)
Diagnosa
Tujuan Intervensi Keperawatan Rasional
Keperawatan
T: T:
a. Atur interval waktu pemantauan sesuai a. Pemantauan berkala penting guna mengetahui
kondisi pasien perkembangan kondisi klien.
b. Dokumentasi hasil pemantauan b. Dokumentasi sebagai dasar hukum tindakan
keperawatan yang telah dilakukan jika suatu saat
nanti ada tuntutan dari pasien dan sebagai alat
komunikasi antar tenaga kesehatan
E: E:
c. Jelaskan tujuan dan prosedur c. Pasien dan keluarga mengetahui dan mengerti
pemantauan tujuan dan prosedur pemantauan yang dilakukan
d. Informasikan hasil pemantauan, jika d. Pasien dan keluarga mengetahui perkembangan
perlu keadaan klien
 
(SIKI 2018, I.03121, hal 238)
Diagnosa
Tujuan Intervensi Keperawatan Rasional
Keperawatan
Risiko Setelah dilkukan tindakan Manajemen cairan Manajemen cairan
ketidakseimbangan keperawatan, diharapkan O: O:
eletrolit keseimbangan elektrolit a. Monitor status hidrasi a. Untuk mengetahui adanya tanda-tanda
(SDKI 2017, D.0041, meningkat dengan kriteria   dehidrasi dan mencegah syok hipovolemik
hal 88) hasil : T: T:
a. Serum natrium meningkat b. Catat intake-output dan hitung b. Untuk mempertahankan keseimbangan cairan
b.Serum kalium meningkat balans cairan 24jam dan elektrolit
c. Serum klorida meningkat c. Berikan asupan cairan c. Asupan cairan oral untuh mengatasi kehilangan
    cairan
(SLKI 2019, L.03021, hal (SIKI 2018, I.03098, hal 159)
42)
KESIMPULAN

Diare menurut World Health Organization (WHO) adalah bertambahnya defekasi


(buang air besar) lebih dari biasanya atau lebih dari tiga kali sehari disertai dengan perubahan
konsistensi tinja (menjadi cair) dengan atau tanpa darah. Berdasarkan (SDKI, 2017) pada
masalah kesehatan dengan diare dapat ditegakkan diagnosa keperawatan diare, hipovolemia,
risiko hipovolemia, risiko ketidakseimbangan elektrolit.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai