Anda di halaman 1dari 35

STRATEGI

PEMBELAJARAN
TEMATIK
(Permendikbud RI, No 146 Tahun 2014
Tentang Kurikulum 2013 PAUD)
PEMBELAJ
ARAN
Pembelajaran adalah proses interaksi antara
pendidik dengan anak melalui kegiatan
bermain pada lingkungan belajar yang
aman dan menyenangkan dengan
menggunakan berbagai sumber belajar
Konsep Pembelajaran

Berpusat pada
anak
Pendekatan
Saintifik
Multi inderawi
Sumber dan
media
pembelajaran
PRINSIP
Belajar melalui bermain
Berorientasi pada perkembangan
anak
Berorientasi pada kebutuhan
anak
Berpusat pada anak
Pembelajaran aktif
PRINSIP
 Berorientasi pada pengembangan nilai-nilai
karakter
 Berorientasi pada pengembangan
kecakapan hidup
 Didukung oleh lingkungan yang kondusif
 Berorientasi pada pembelajaran yang
demokratis
 Pemanfaatan media belajar, sumber belajar,
dan nara sumber
PENGELOLAAN
PEMBELAJARAN
LINGKUP
KOMPETENSI DASAR yang memadukan
semua program pengembangan:
Nilai agama – moral
Fisik motorik
Kognitif
Bahasa
Sosial-emosional, dan
Seni
Pendekatan : Tematik terpadu

Pembelajaran Pengembangan
Langsung Pengetahuan (KI-3
dan Keterampilan
(KI-4)
Pelak-
Dirancang: RPPM
sanaan
dan RPPH

Pembelajaran Pembentukan
tdk Langsung sikap spiritual
(KI-1) dan Sikap
Sosial (KI-2)
Tahapan Pembelajaran
Menyiapkan anak secara psikhis dan
Pembukaan fisik  berbaris, mengucap salam,
berdoa, bercerita, senam otak, dll
 Mengamati Pencapaian aspek
 Menanya pengetahuan (KI-3) dan
 Mengumpulkan Keterampilan (KI-4) 
Inti informasi
yang berefek pada
pembentukan sikap
 Menalar spiritual (KI-1) dan
 Mengomunikasikan sosial (KI-2)

 Kesimpulan, nasihat2, refleksi, kegiatan


Penutup penenangan: bernyanyi, bersyair,
bercerita (menggembirakan), informasi
rencana pembelajaran untuk pertemuan
berikutnya.
Perencanaan pengelolaan
kelas dengan Model-model
pembelajaran:
• Pembelajaran sudut
• Pembelajaran Area
• Pembelajaran Sentra
• Pembelajaran kelompok
Model Sudut
Model pembelajaran sudut
memberikan kesempatan
kepada anak didik untuk belajar
dekat dengan kehidupan
sehari-hari. Model ini
bersumber pada teori
pendidikan dan perkembangan
Montessori.
Sudut Latihan Kehidupan Praktis
(Practical Life Corner)

Sudut Sensorik
Sudut Matematika (Pre
Math and Perception
Model Sudut Corner)

Sudut Bahasa (Language


and Vocabulary Corner)

Sudut Kebudayaan
(Culture and Library
Corner)
Model area
 Model area memfasilitasi kegiatan anak secara
individu dan kelompok untuk pengembangan semua
aspek.
 Area ditata secara secara menarik.
 Setiap area memiliki beberapa kegiatan yang
menggunakan alat dan bahan yang berbeda.
 Semua anak dapat memilih area mana yang paling
sesuai dengan minatnya.
 Untuk semua area difasilitasi oleh seorang guru.
 Guru mengawasi anak-anak yang bermain di semua
area yang dibukanya.
1. Area Balok
2. Area Drama
3. Area Seni
4. Area Keaksaraan
Model 5. Area Pasir dan Air
Area 6. Area Gerak dan Musik
7. Area Sains
8. Area Matematika
9. Area Imtaq
Model Sentra
Dalam model sentra anak bebas
memilih bermain yang disiapkan
dalam satu sentra.
Di dalam sentra dilengkapi dengan
3 jenis kegiatan bermain, yaitu
bermain sensori motorik, main
peran, dan main pembangunan.
Model Sentra
Keragaman main atau disebut
juga densitas main memfasilitasi
untuk dapat memilih mainan
sesuai dengan minatnya.
Kelompok anak berpindah
bermain dari satu sentra ke sentra
lainnya setiap hari.
Model Sentra
Tiap sentra dikekola oleh
seorang guru.
Proses pembelajarannya dengan
menggunakan 4 pijakan, yaitu
pijakan penataan alat (pijakan
lingkungan), pijakan sebelum
main, pijakan selama main, dan
pijakan setelah bermain
1. Sentra Balok
2. Sentra Main Peran Kecil (mikro)
3. Sentra Main Peran Besar

Model 4. Sentra Imtaq


5. Sentra Seni
Sentra 6. Sentra Persiapan
7. Sentra Bahan Alam
8. Sentra Memasak
Metode
Bercerita
Demonstrasi
Bercakap-cakap
Pemberian tugas
Sosio-drama/bermain peran
Karyawisata
Projek
Eskperimen
Pendukung
Media dan sumber belajar yang sesuai
Tenaga pendidik dan Tenaga
Kependidikan yang memiliki kualifikasi
dan kompetensi yang relevan
Keterlibatan orang tua
Keterlibatan instansi terkait (mis:
puskesmas, pemadam kebarakan,
kepolisian, dll)
MENATA
LINGKUNGAN
BELAJAR
PRINSIP
 Membuat anak merasa aman
 Membuat anak merasa nyaman
 Mendorong anak untuk dapat
bereksplorasi
 Mendukung anak untuk dapat
berinteraksi dengan lingkungannya
 Sesuai dengan tahapan
perkembangan anak
PRINSIP
 Memperhatikan karakteristik anak,
kemampuan anak, latar belakang keluarga,
lingkungan bermain, dan budaya setempat.
 Lingkungan main yang ditata dapat
membantu anak memperkirakan berbagai
kegiatan yang akan dilakukan, baik
pelaksanaannya (kelompok atau individu)
maupun tempat alat main yang dibutuhkan.
 Mengembangkan kemandirian.
 Mengembangkan kepercayaan diri anak.
 Mengembangkan keterampilan motorik
halus.
Persyaratan
Ruang/tempat yang digunakan untuk
pembelajaran harus bisa menarik dan
mengundang minat anak untuk bermain di
situ.
Segala sesuatu dan setiap tempat harus
mengandung unsur pendidikan.
Aman, nyaman, sehat. bebas dari benda-
benda yang dapat melukai anak serta
binatang-binatang kecil yang berbisa
Menekankan pada berbagai macam media
termasuk bahan-bahan alam, bahan daur
ulang, dll
Beberapa pertanyaan sebagai
pedoman dalam Penataan Ruang
Bagaimana menata ruang Indoor?
Bagaimana memilih furniture?
Apa yang Diperhatikan dalam
Menempatkan Toilet?
Bagaimana menata ruang outdoor?
Apa yang Harus Dipertimbangkan dalam
Membuat Pagar?
Apa dan Bagaimana
Pengorganisasian Belajar bagi Anak?
Pengorganisasian belajar dapat
diartikan pengaturan ruang belajar yang
disesuaikan dengan bentuk layanan,
jumlah anak, dan kelompok usia anak
yang dilayani.
Jumlah Anak dan ruang

• Idealnya setiap anak membutuhkan


ruang bergerak di dalam ruangan 3 m2.
• Namun, ruang belajar dalam bukan satu-
satunya tempat belajar anak.
• Jika satuan PAUD memiliki ruang belajar
luar yang cukup luas, satuan PAUD dapat
menambah jumlah anak yang dapat
dilayani di satuan PAUD tersebut.
Jumlah
Jumlah Anak Anak
dan ruang

• Sebaiknya ruang belajar tidak disekat


permanen dan setiap ruangan hanya
dipergunakan oleh satu kelompok anak.
• Ruang belajar yang bersifat bergerak (moving
class) menjadi solusi bagi jumlah ruangan
terbatas dengan jumlah anak didik banyak.
• Jangan sekali-kali memaksakan semua anak
masuk ke dalam ruangan yang terbatas.
KELOMPOK USIA ANAK
 Rombongan belajar untuk kelompok
usia 0 – 2 tahun adalah 4
anak/kelompok
 Rombongan belajar untuk kelompok
usia 2 – 4 tahun adalah 8
anak/kelompok
 Rombongan belajar untuk kelompok
usia 4 – 6 tahun adalah 15
anak/kelompok
KEBUTUHAN JML PENDIDIK
Kelompok usia 0 – 1 tahun, 1 guru
maksimal menangani 3 anak
Kelompok usia 1 – 2 tahun, 1 guru
maksimal menangani 4 anak
Kelompok usia 2 – 4 tahun, 1 guru
maksimal menangani 8 anak
Kelompok usia 4 – 6 tahun, 1 guru
maksimal menangani 15 anak
WAKTU BELAJAR PAUD
• Kelompok usia 0 – 2 tahun minimal
layanan 2 jam per minggu.
• Kelompok usia 2 – 4 tahun minimal
layanan 6 jam per minggu.
• Kelompok usia 4 – 6 tahun minimal
layanan 15 jam per minggu

Anda mungkin juga menyukai