Anda di halaman 1dari 19

PSAK 13 Properti Investasi (Revisi

2007)
Tim Implementasi IFRS
Juli 2010
TUJUAN DAN RUANG LINGKUP
Tujuan PSAK 13 (revisi 2007) adalah untuk mengatur
perlakuan akuntansi untuk properti investasi dan
pengungkapan yang terkait.

Pernyataan ini diterapkan dalam pengakuan, pengukuran


dan pengungkapan properti investasi, termasuk properti
investasi dalam sewa yang dicatat sebagai sewa. Tetapi
pernyataan ini tidak mencakup hal-hal yang diatur dalam
PSAK 30 dan pernyataan ini tidak berlaku untuk:
(a)Aset biologis yang terkait dengan aktivitas agrikultur
(b)Hak penambangan dan reservasi tambang seperti
minyak, gas alam dan sumber daya alam sejenis yang
tidak dapat diperbarui.

Lianny Leo - Pusdiklat BPKP 2


DEFINISI
Properti investasi adalah properti (tanah atau bangunan atau bagian
dari suatu bangunan atau kedua-duanya) yang dikuasai (oleh pemilik
atau lessee/penyewa melalui sewa pembiayaan) untuk menghasilkan
rental atau untuk kenaikan nilai atau kedua-duanya, dan tidak untuk:
(a)Digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa atau
untuk tujuan administrastif (properti yang digunakan sendiri - PSAK 16)
(b)Dijual dalam kegiatan usaha sehari-hari (PSAK 44)

Properti investasi berbeda dengan properti yang digunakan sendiri


dapat dilihat dari arus kas, dimana sebagian besar arus kas yang
dihasilkan properti investasi tidak tergantung pada aset lain yang
dikuasai entitas

Pertimbangan diperlukan untuk menentukan apakah suatu properti


merupakan properti investasi. Entitas perlu menetapkan kebijakan yang
konsisten dalam mendefinisikan dan mengungkapkan kriteria tersebut

Lianny Leo - Pusdiklat BPKP 3


DEFINISI
Contoh properti investasi:
(a)Tanah yang dikuasai dalam jangka panjang untuk
kenaikan nilai dan bukan untuk dijual jangka pendek
dalam kegiatan usaha sehari-hari
(b)Tanah yang dikuasai saat ini yang penggunaannya
di masa depan belum ditentukan
(c)Bangunan yang dimiliki oleh entitas dan disewakan
kepada pihak lain melalui sewa operasi
(d)Bangunan yang belum terpakai tetapi tersedia
untuk disewakan kepada pihak lain melalui sewa
operasi
Lianny Leo - Pusdiklat BPKP 4
DEFINISI
Contoh bukan properti investasi:
(a)Properti untuk dijual dalam kegiatan usaha
sehari-hari (PSAK 44)
(b)Properti dalam proses pembangunan atas
nama pihak ketiga (PSAK 34)
(c)Properti yang digunakan sendiri (PSAK 16)
(d)Properti dalam proses konstruksi yang di
masa depan digunakan sebagai properti
investasi (PSAK 16)
(e)Properti yang disewakan kepada entitas lain
dengan sewa pembiayaan (PSAK 30)
Lianny Leo - Pusdiklat BPKP 5
DEFINISI
Properti terdiri atas bagian untuk menghasilkan
rental/kenaikan nilai dan bagian untuk
produksi/administratif:
(a)Jika bagian properti dapat dijual terpisah  entitas mencatat secara
terpisah (PSAK 13 dan 16)
(b)Jika bagian properti tidak dapat dijual terpisah  entitas mencatat
properti investasi (PSAK 13) hanya jika bagian untuk
produksi/administratif jumlahnya tidak signifikan
Tambahan jasa kepada penghuni properti:
(a)Jika jasa yang diberikan tidak signifikan terhadap keseluruhan
perjanjian  entitas mencatat properti investasi (PSAK 13)
(b)Jika jasa yang diberikan signifikan terhadap keseluruhan perjanjian
 entitas mencatat properti yang digunakan sendiri (PSAK 16)

Lianny Leo - Pusdiklat BPKP 6


Properti
Propertiyang
yangdisewakan
disewakandari
dariatau
ataukepada
kepadapihak
pihak
berelasi
berelasi
Perlakuan dalam laporan keuangan konsolidasi tidak selalu menentukan
perlakuan dalam masing-masing entitas

Menyewakan satu bangunan ke PT B dan satu


bangunan lain ke PT C

PT A Induk perusahaan PT B dan memiliki 20%


kepemilikan di PT C

LK induk saja PT A Kedua bangunan


LK konsolidasi PT A diperlakukan sebagai
properti investasi
Properti yang digunakan sendiri Properti investasi

PT B PT C
(anak perusahaan PT A) (asosiasi PT A)

Lianny Leo - Pusdiklat BPKP 7


PENGAKUAN
Properti investasi diakui sebagai aset jika dan
hanya jika:
(a)Besar kemungkinan manfaat ekonomis di masa depan dari aset
akan mengalir ke dalam entitas dan
(b)Biaya perolehan dapat diukur dengan andal

Prinsip pengakuan di atas berlaku saat perolehan properti


investasi dan setelah perolehan untuk penambahan, penggantian
bagian properti atau perbaikan properti

Biaya harian penggunaan properti tidak diakui dalam jumlah


tercatat properti. Biaya tersebut diakui dalam laporan laba rugi
pada saat terjadinya
Lianny Leo - Pusdiklat BPKP 8
PENGUKURAN PADA SAAT
PENGAKUAN AWAL
Properti investasi diukur sebesar biaya perolehan,
termasuk biaya transaksi:
(a)Pembelian  harga pembelian dan setiap pengeluaran
yang dapat diatribusikan secara langsung
(b)Pembangunan  biaya sampai dengan saat
pembangunan atau pengembangan selesai
(c)Pemilikan atau lessee melalui sewa pembiayaan  nilai
yang lebih rendah antara nilai wajar dan nilai kini
pembayaran sewa minimum

Lianny Leo - Pusdiklat BPKP 9


PENGUKURAN PADA SAAT
PENGAKUAN AWAL
Biaya perolehan tidak bertambah dengan:
(a)Biaya perintisan (start-up cost) kecuali yang diperlukan
untuk membawa properti ke kondisi yang diinginkan
sehingga dapat digunakan sesuai dengan maksud
manajemen
(b)Kerugian operasional yang terjadi sebelum properti
investasi mencapai tingkat hunian yang direncanakan
(c)Pemborosan bahan baku, buruh atau sumber daya lain
yang terjadi selama masa pembangunan atau
pengembangan properti

Lianny Leo - Pusdiklat BPKP 10


PENGUKURAN PADA SAAT
PENGAKUAN AWAL
Jika properti investasi diperoleh dalam
pertukaran, biaya perolehan diukur pada nilai
wajar kecuali:
(a) Transaksi pertukaran tidak memiliki substansi komersial
atau
(b) Nilai wajar aset yang diterima dan aset yang diserahkan
tidak dapat diukur secara andal
Jika aset yang diperoleh tidak dapat diukur dengan nilai
wajar, biaya perolehan diukur dengan jumlah tercatat
aset yang diserahkan

Lianny Leo - Pusdiklat BPKP 11


PENGUKURAN SETELAH PENGAKUAN
AWAL
Entitas harus memilih salah satu model sebagai kebijakan
akuntansinya dan menerapkan kebijakan tersebut terhadap
seluruh properti investinya.
Model biaya (cost model) – properti investasi dicatat mengikuti PSAK 16
dan jika properti memenuhi kriteria dimiliki untuk dijual maka pengukuran
aset sebesar nilai yang lebih rendah antara jumlah tercatat dan nilai wajar
setelah dikurangi biaya penjualan dan tidak disusutkan.
Model nilai wajar (fair value model) – properti investasi diukur
seluruhnya berdasarkan nilai wajar. Nilai wajar properti investasi harus
mencerminkan kondisi pasar pada tanggal neraca.
Jika entitas telah memilih model nilai wajar, maka entitas harus
melanjutkan pengukuran tersebut hingga pelepasan.

Lianny Leo - Pusdiklat BPKP 12


TRANSFER
Transfer ke atau dari properti investasi dilakukan jika, dan
hanya jika, terdapat perubahaan penggunaan yang
ditunjukkan dengan:
(a)Dimulainya penggunaan oleh pemilik: properti investasi 
properti yang digunakan sendiri
(b)Dimulainya pengembangan untuk dijual: properti investasi 
persediaan
(c)Berakhirnya pemakaian oleh pemilik: properti yang digunakan
sendiri  properti investasi
(d)Dimulainya sewa operasi ke pihak lain: persediaan  properti
investasi
(e)Berakhirnya pembangunan atau pengembangan: properti yang
sedang dibangun  properti investasi

Jika entitas menggunakan model biaya  transfer di atas tidak


mengubah jumlah tercatat properti yang ditransfer
Lianny Leo - Pusdiklat BPKP 13
TRANSFER
Jika entitas menggunakan nilai wajar 
pengakuan laba atau rugi
Perubahan penggunaan Transfer Laba/rugi
a) Dimulainya penggunaan oleh Properti investasi – N/A (transfer pada
pemilik Aset tetap nilai wajar)
b) Dimulainya pengembangan Properti investasi - N/A (transfer pada
untuk dijual Persediaan nilai wajar)
c) Berakhirnya pemakaian oleh Aset tetap – Properti PSAK 16 (surplus
pemilik investasi revaluasi)
d) Dimulainya sewa operasi ke Persediaan – Properti Laporan laba rugi
pihak lain investasi
a) Berakhirnya pengembangan Aset tetap – Properti Laporan laba rugi
investasi

Lianny Leo - Pusdiklat BPKP 14


PELEPASAN
Properti investasi dihentikan pengakuannya pada saat
pelepasan atau ketika tidak digunakan lagi secara permanen dan
tidak memiliki manfaat ekonomis di masa depan

Pelepasan dapat dilakukan dengan dijual atau disewakan secara


sewa pembiayaan

Laba/rugi pelepasan ditentukan sebagai selisih hasil neto dan


jumlah tercatat dan diakui dalam laporan laba rugi dalam periode
terjadinya pelepasan

Kompensasi dari pihak ketiga yang diberikan sehubungan


dengan penurunan nilai, kehilangan atau pengembalian properti
investasi harus diakui dalam laporan laba rugi ketika kompensasi
menjadi piutang
Lianny Leo - Pusdiklat BPKP 15
PENGUNGKAPAN
Model nilai wajar dan model biaya
(a) Apakah entitas menerapkan model nilai wajar atau model biaya
(b) Jika menerapkan model nilai wajar, apakah, dan dalam keadaan
bagaimana, hak atas properti yang dikuasai dengan cara sewa operasi
diklasifikasikan dan dicatat
(c) Kriteria yang digunakan untuk membedakan properti investasi dengan
aset tetap dan persediaan
(d) Metode dan asumsi signifikan yang diterapkan dalam menentukan nilai
wajar
(e) Sejauhmana penggunaan jasa penilai independen
(f) Penghasilan rental, beban operasi langsung selama properti investasi
menghasilkan maupun tidak menghasilkan, perubahan kumulatif nilai
wajar
(g) Eksistensi dan jumlah pembatasan
(h) Kewajiban kontraktual
Lianny Leo - Pusdiklat BPKP 16
PENGUNGKAPAN
Model nilai wajar
(a) Penambahan dari akuisisi dan pengeluaran setelah perolehan
(b) Penambahan dari akuisisi melalui penggabungan usaha
(c) Aset yang diklasifikan sebagai dimiliki untuk dijual atau kelompok
aset yang akan dilepaskan
(d) Laba atau rugi neto dari penyesuaian terhadap nilai wajar
(e) Perbedaan nilai tukar neto yang timbul pada penjabaran laporan
keuangan dari mata uang fungsional menjadi mata uang penyajian
yagn berbeda termasuk penjabaran dari kegiatan usaha luar negeri
menjadi mata uang penyajian dari entitas pelapor
(f) Transfer ke dan dari persediaan dan properti yang digunakan sendiri
(g) Perubahan lain

Lianny Leo - Pusdiklat BPKP 17


PENGUNGKAPAN
Model biaya
(a) Metode penyusutan yang digunakan
(b) Masa manfaat atau tarif penyusutan yang digunakan
(c) Jumlah tercatat bruto dan akumulasi penyusutan pada awal dan akhir
periode
(d) Rekonsiliasi jumlah tercatat pada awal dan akhir periode
(e) Nilai wajar properti investasi. Dalam kasus enttias tidak dapat
menentukan nilai wajar, entitas mengungkapkan uraian properti
investasi, penjelasan mengapa nilai wajar tidak dapat ditentukan secara
andal, dan kisaran estimasi dimana nilai wajar kemungkinan besar
berada

Lianny Leo - Pusdiklat BPKP 18


TANGGAL EFEKTIF & KETENTUAN
TRANSISI
Pernyataan ini berlaku efektif untuk penyusunan dan penyajian laporan
keuangan entitas yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2008.

Entitas yang memilih untuk pertama kali model nilai wajar harus mengakui
dampak dari pemilihan tersebut sebagai penyesuaian terhadap saldo laba
awal untuk periode dimana pemilihan dilakukan.

Entitas yang sebelum penerapan pernyataan ini telah melakukan revaluasi


dan kemudian menggunakan model biaya, nilai revaluasi dianggap sebagai
biaya perolehan.

Lianny Leo - Pusdiklat BPKP 19

Anda mungkin juga menyukai