Anda di halaman 1dari 63

OPERASI TEKNIK KIMIA

EKSTRAKSI

(1 SKS)
Materi
• BAB 1 PENDAHULUAN
• BAB 2 KESEIMBANGAN FASA CAIR - CAIR
• BAB 3 ANALISA DAN PERHITUNGAN
STAGE IDEAL
• BAB 4 EKSTRAKSI MULTISTAGES
PENDAHULUAN
Pengertian
• Ekstraksi dapat dipandang sebagai operasi
pemisahan solute C dari campurannya dengan
diluen A, dengan menggunakan sejumlah massa
solven B sebagai tenaga pemisah ( Mass
Separating Agent, MSA )
• Jika solute yang akan dipisahkan terdapat
dalam larutan homogen ( campuran cair – cair
saling melarutkan ) maka proses pemisahan
disebut Ekstraksi cair – cair.
• Jika solute yang dipisahkan terdapat dalam
padatan disebut Ekstraksi padat – cair / leaching
• Ekstraksi termasuk proses pemisahan
melalui dasar operasi difusi
• Secara difusi, proses pemisahan terjadi
karena adanya perpindahan solute,
searah dari fasa diluen ke fasa solven
• Sebagai akibat adanya beda potensial
diantara dua fasa yang saling kontak
sedemikian, hingga pada suatu saat,
sistem dalam keseimbangan.
Secara garis besar, proses pemisahan secara
ekstraksi terdiri dari tiga langkah dasar

• Langkah pencampuran, dengan


menambahkan sejumlah massa solven
sebagai tenaga pemisah.
• Langkah pembentukan fasa kedua atau
fasa ekstrak yang diikuti dengan
pembentukan keseimbangan
• Langkah pemisahan kedua fasa
seimbang.
• Sebagai tenaga pemisah, solvent harus
dipilih sedemikian hingga kelarutanya
dengan diluen adalah terbatas atau
bahkan sama sekali tidak melarutkan.
• Ketika sejumlah massa solven
ditambahkan kedalam larutan ( solute
dalam diluen ), maka akan terbentuk dua
fasa cairan yang tidak saling melarut.
• Fasa yang mengandung banyak diluen
disebut fasa rafinat
• Fasa yang banyak mengandung solven
disebut fasa ekstrak
Di bidang industri, ekstraksi sangat luas
penggunaanya, terutama jika larutan yang
akan dipisahkan :
• Mempunyai sifat penguapan relatif yang
rendah
• Tidak memiliki perbedaan titik didih yang
cukup
• Sensitif terhadap panas
• Merupakan campuran Azeotrop
Peralatan Ekstraksi
Peralatan ekstraksi dibedakan menjadi dua
kategori menurut cara yang digunakan
untuk melakukan kontak antara fasa atau
metode operasinya :
1. Alat ekstraksi “Single Stage”
2. Alat ekstraksi “Multistage”
Alat ekstraksi “Single Stage”
• Kombinasi alat pencampur (=mixer) dan
alat pemisah (=settler) dari suatu emulsi
atau dispersi yang dihasilkan.
• Dalam operasi batch, tangki mixer
berfungsi sebagai settler, artinya proses
pencampuran dan pemisahan dilakukan
dalam tangki yang sama.
Mixer
• Mixing dimaksudkan untuk mendapatkan
campuran yang homogen dengan cara
mendispersikan fasa cairan yang satu kedalam
fasa cairan yang lain dalam bentuk tetesan –
tetesan.
• Keberhasilannya tergantung dari derajat dispersi
yang dihasilkan, waktu kontak, dan kecepatan
transfer massa dari operasi secara keseluruhan.
• Tetesan-tetesan kecil dalam jumlah yang besar
akan memperbesar interfacial area sehingga
transfer massa akan terjadi lebih cepat dan waktu
kontak yang dibutuhkan relatif singkat.
• Untuk mendispersikan cairan diperlukan kerja
mekanik. Besar kecilnya tenaga yang dibutuhkan
tergantung pada sifat-sifat yang akan dicampur
termasuk density, viscositas, dan tenaga
permukaan
Jenis – jenis mixer
• Agitated mixer
• Flow mixer
Agitated Mixer
• berupa sebuah tangki
berpengaduk berbentuk silinder
tegak yang dilengkapi dengan
baffle.
• Pada umumnya diameter impeller
antara 1/3 – ½ diameter tangki
dan posisi paling baik adalah
ditengah-tengah tangki.
• Tenaga pengaduk antara 0,05 –
0,3 HP per cuft volume vessel
yang digunakan, tergantung sifat-
sifat fisik cairan misal : perbedaan
density dan viscositas dari masing-
masing fasa.
• Kecepatan ekstraksi
adalah sebanding
dengan koefisien
transfer massa total
dan luas permukaan
antar fasa.
Flow Mixer
• tenaga yang dibutuhkan
untuk mendispersikan
cairan berasal dari
pemompaan cairan.
• Volumenya kecil, waktu
tinggalnya juga singkat,
digunakan untuk cairan
dengan tegangan muka
dan viskositas kecil.
Settler
• Baffle yang dipasang horisontal dimaksudkan
untuk mengurangi turbulensi aliran.
• Pada operasi kontinyu, dispersi dari mixer
dialirkan kedalam settler yang berukuran cukup
sehingga waktu tinggalnya cukup lama untuk
pemisahan awal yang diinginkan.
• Continuous centrifuges kadang digunakan untuk
mengurangi waktu setting.
• Kombinasi mixer-settler tidak efisien untuk operasi
multistages disebabkan banyaknya tangki yang
harus disediakan serta membutuhkan daya relatif
besar.
Dengan demikian maka keseluruhan harga alat
dan biaya operasinya lebih mahal sehingga
biasanya digunakan kolom (menara) vertical dan
tinggi baik berupa tray tower maupun packed
tower
Alat ekstraksi “multistages”
• Terdiri dari kolom berbentuk silinder tegak
yang tersusun dari sejumlah plate yang
dipasang pada jarak tertentu sepanjang
kolom atau berisi packing yang tersusun
secara acak maupun teratur.
• Tipe alat yang terkenal dalam kategori ini
tray tower, packed tower, perforated plate
(sieve plate) tower, ekstraktor
berpengaduk lawan arah.
Spray tower
• Alat kontak kontinyu paling sederhana berbentuk silinder tegak yang
dilengkapi nozzle untuk fasa terdispersi.
• Cairan berat(fasa kontinyu) dimasukkan dari atas, mengisi kolom, dan keluar
melalyui titik A. dengan menggunakan nozzle, cairan ringan disemprotkan
dari bagian bawah hingga membentuk tetesan – tetesan kecil.
• Permukaan B harus dijaga pada posisi seperti digambatr dengan mengatur
ketinggian titik A
• Untuk alat dengan ukuran besar, diatur dengan menggunakan kran C. kran
D digunakan secara periodik untuk mengeluarkan partikel – partikel debu
yang terakumulasi pada permukaan cairan
Packed Tower
• Terdiri dari menara yang diisi
dengan bahan isian (=packing)
seperti gambar I-9
• Cairan berat didispersikan dari
atas dan mengalir kebawah
membentuk lapisan-lapisan
tipis pada permukaan packing,
sedangkan cairan ringan
dimasukan dari dasar menara
• Agar disttribusi cairan merata
maka dipasang distributor.
• Bentuknya macam – macam
seperti gambar dan ukuran I-
10
Perforated Plate (Sieve Plate)
Tower
• Alat kontak yang terbuat dari
lapisan logam datar dengan
sejumlah lubang yang
dipasang pada jarak tertentu
disepanjang kolom seperti
gambar I-11
• Disetiap plate dilengkapi
dengan down spout untuk
mengalirkan fasa kontinyu dari
plate yang satu ke plte yang
lain
• Cairan yang terdispersi akan
bergabung kembali
membentuk cairan diatas plat
untuk didispersikan lagi pada
plate berikutrnya.
Ekstraktor Berpengaduk Aliran
Berlawanan Arah
• Berbagai tipe ekstraktor berpengaduk ditunjukan
oleh gambar I-12.
• Dispersi akan terjadi dengan baik jika ada
pengadukan dalam cairan.
KESEIMBANGAN FASA CAIR -
CAIR
Keseimbangan dapat dipandang sebagai
keadaan statis, dimana pada suhu dan
tekanan tertentu, dua fasa yang saling
kontak terisolasi sempurna tidak akan
mengalami perubahan dari waktu ke
waktu.
Jika dua fase saling kontak benar-benar
berada dalam keseimbangan maka:
1. Di setiap fasa, baik fasa diluen maupun fasa
solven terdapat distribusi suhu, tekanan, dan
konsentrasi yang serba sama.
2. Kedua fasa berada dalam keadaan jenuh
3. Tidak ada beda potensial antara fasa diluen
dengan fasa solven (netto propertisnya = 0)
4. Terdapat beda komposisi antara fasa solven
dengan fasa diluen
• Pada sistem keseimbangan cair – cair,
distribusi solute dalam kedua fasa
seimbang, perbandinganya dinyatakan
sebagai koefisien distribusi K.
CR
K
CE
K= koefisien distribusi
CR= Kadar solute dalam fasa rafinat
CE= kadar solute dalam fasa ekstrak
Pada proses pemisahan secara ekstraksi dikenal
tiga sistem keseimbangan
• Sistem keseimbangan tipe I : mempunyai
sepasang komponen yang daya larutnya
terbatas
• Sistem keseimbangan tipe II : mempunyai
dua pasang komponen yang kelarutannya
terbatas
• Sistem keseimbangan tipe III: mempunyai
tiga pasang komponen yang kelarutannya
terbatas
• Dengan merubah suhu, sistem
keseimbangan tipe III dapat dirubah
menjadi tipe II bahkan mejadi tipe I
• Gambar II-I sistem keseimbangan cair –
cair
DIAGRAM SEIMBANG
Pada sistem keseimbangan cair – cair,
distribusi komposisi dalam kedua fasa
seimbang lebih banyak tersaji dalam
bentuk data / tabel hasil percobaan di
laboratorium yang dapat digambarkan
dalam bentuk diagram pada berbagai
susunan koordinat.
Sistem Soluble liquid
• Diagram Terner
a. sistem koordinat Segitiga sama sisi
b. sistem koordinat Segitiga siku – siku
• Diagram Janeck
Sistem “INSOLUBLE LIQUID”
1. Diagram X - Y
DIAGRAM TERNER
• Dalam diagram terner distribusi komposisi masing-
masing komponen yang terdapat dalam kedua fasa
seimbang digambarkan sebagai KURVA BINOIDAL
(KPS), yang terdiri dari dua bagian dan dibatasi oleh
plait point P.
1. Kurva cabang rafinat atau KP
2. Kurva cabang ekstrak atau PS
• Daerah diluar kurva binoidal disebut sebagai daerah
homogen, sedang daerah didalam kurva binoidal
disebut daerah campuran dua fasa atau daerah
heterogen.
• Titik A, titik B, dan titik C berturut-turut menyatakan bahwa
pada titik tersebut hanya terdiri dari komponen murni A,
murni B, dan komponen murni C.
• Garis AB, garis BC, dan garis AC menyatakan garis-garis
kelarutan antara komponen A dan B; B dan C ; A dan C
• Semua titik yang terletak pada garis AB, komposisi C = 0;
garis BC komposisi A = 0; garis AC komposisi B = 0
• Garis-garis sejajar AB, BC, AC secara berturutan
menyatakan komposisi C;A;B
• Garis RE disebut garis seimbang (Tie Line), ketika garis
tersebut menghubungkan antara fasa R dengan fasa E
berada dalam keseimbangan
• Dalam sistem koordinat segitiga siku –
siku dimungkinkan untuk membuat skala
yang berbeda antara absis dan ordinatnya
atau antara sisi siku – sikunya ( Non Equal
Scale ),dimaksudkan agar perhitungan
secara grafis akan memberikan ketelitian
lebih tinggi sebab kurva rafinat dan kurva
ekstrak dapat dibuat lebih panjang.
DIAGRAM JANECK
• Jika suatu sistem keseimbangan campuran
memberikan kurva ekstrak terpisah dari kurva
rafinatnya, maka perhitungan secara grafis tidak
akan memberikan ketelitian yang cukup, kurva
ekstrak menjadi lebih pendek.
• Suatu sistem koordinat yang dihitung atas dasar
bebas solvent untuk menyatakan absis dan
ordinatnya atau disebut diagram janeck atau
sistem koordinat bebas solven.
DIAGRAM X – Y
• Jika antara solven dan diluen sama sekali
tidak melarutkan, (ekstraksi “INSOLUBLE
LIQUID”), distribusi komposisi dalam
kedua fasa seimbang digambarkan dalam
diagram X – Y.
Pengaruh Suhu terhadap Kurva Binoidal
• Adanya perubahan suhu menyebabkan
perubahan luas daerah fasa heterogen dalam
kurva seimbang.
• Gambar II-5 menunjukan bahwa naiknya suhu
menyebabkan menyempitnya daerah heterogen.
• Suhu operasi dipilih sedemikian hingga pada
suhu tersebut daerah heterogennya paling luas,
dilakukan pada suhu rendah.
KURVA DISTRIBUSI
• Distribusi komposisi solute yang terdapat
dalam fasa ekstrak yang seimbang
dengan komposisi solute dalam fasa
rafinat digambarkan dalam sebuah kurva
yang disebut kurva distribusi.
Kurva distribusi dapat dibuat
dengan :
• Memplot komposisi solute dalam fasa
rafinat Xc dengan komposisi solute dalam
fasa ekstrak Yc
• Bantuan garis – garis seimbang
Jika dalam keadaan seimbang
• Komposisi solute dalam fasa ekstrak Yc lebih besar
daripada komposisi solute dalam fasa ekstrak Xc,maka
kurva distribusi yc vs xc berada diatas diagonal y=x
(kurva positif)
• Komposisi solute dalam fasa ekstrak Yc lebih kecil
daripada komposisi solute dalam fasa rafinat Xc,maka
kurva distribusi berada dibawah diagonal y=x (kurva
negatif)
Interpolasi dan Ekstrapolasi garis seimbang
• Jika hanya sedikit garis seimbang dapat diperoleh dari
percobaan maka garis seimbang lainnya dapat ditentukan
secara interpolasi dan ekstrapolasi garis seimbang seperti
gambar II-8
• Garis – garis sejajar dengan salah satu sisi segitiga dilukis dari
titik – titik pada kurva cabang rafinat hingga memotong garis –
garis sejajar sisi lain yang dilukis melalui titik pada kurva cabang
ekstrak.
• Garis-garis yang menghubungkan titik-titik potong :garis
konjugasi (tempat kedudukan titik-titik potong garis-garis yang
melalui titik seimbang, karenanya garis konjugasi melalui titik
Plat point. Garis konjugasi berada di dalam atau diluar segitiga
ANALISA DAN PERHITUNGAN STAGE IDEAL
• Dapat dipandang sebagai alat kontak antar fasa yang
saling bersentuhan berada dalam keseimbangan.
• Model seperti gambar III-1 dapat digunakan sebagai alat
bantu untuk memahami pengertian stage ideal.
• Sejumlah massa Ro dengan komposisi xo dimasukkan
kedalam alat kontak (1) bersama dengan sejumlah
massa E2 dengan komposisi y2. selama proses berjalan
perpindaan massa akan terjadi diantara 2 fasa R dan E
sehingga suatu saat distribusi konsentrasi dalam kedua
fasa memungkinkan dicapainya keseimbangan.
Kemudian campuran dipisahkan menjadi R1 dan E1
masing-masing dengan komposisi x1 dan y1
Jika keseimbangan benar – benar
terjadi, maka akan dipenuhi kriteria
berikut :
• Di setiap fasa, baik fasa R1 maupun fasa
E1 terdapat distribusi suhu, tekanan, dan
konsentrasi yang serba sama (uniform)
• Kedua fasa R1 dan E1 berada dalam
keadaan jenuh
• Pertukaran “netto properties”nya sama
dengan nol
• Terdapat beda komposisi dalam kedua
fasa seimbang
• Kenyataan menunjukkan bahwa kriteria
keseimbangan tersebut sulit bahkan tidak pernah
dipenuhi oleh alat kontak jenis apapun. Karena
keseimbangan dapat dipandang sebagai keadaan
ideal.
• Alat kontak antar fasa yang memungkinkan
dicapainya keseimbangan disebut sebagai Alat
kontak Seimbang / Alat kontak ideal atau STAGE
SEIMBANG / STAGE IDEAL
• Dalam bentuk lain dapat dikatakan bahwa
keseimbangan hanya bersifat teoritis atau disebut
juga STAGE TEORITIS
Konsep stage ideal sebagai kondisi batas
pada berbagai tujuan perhitungan
kuantitatif seperti :
1. Menghitung jumlah dan komposisi dalam
kedua fasa yang berada dalam
keseimbangan
2. Menghitung jumlah stage ideal yang
dibutuhkan untuk memperoleh produk
hasil pemisahan pada rentang batas
komposisi yang diinginkan.
3. Menghitung efisiensi stage
EKSTRAKSI SATU TAHAP
• Proses ekstraksi yang paling sederhana adalah sebuah
kontak satu tahap antara umpan dengan solven
• Gambar III-1 dapat dipandang sebagai model ekstraksi
satu tahap atau ekstraksi “single stage”
• Jika Ro, xo, E2 dan y2 diketahui, berapa jumlah dan
komponen fasa ekstrak dan fasa rafinat yang dihasilkan
setelah keseimbangan dicapai?
• Konsep fundamental secara berurutan dapat diminta
jasa baiknya dalam rangka mencari jawab persoalan
atau dikenal sebagai CHEMICAL ENGINEERING
TOOLS
CHEMICAL ENGINEERING
TOOLS
• Neraca bahan
• Neraca panas
• Hubungan keseimbangan
• Kecepatan proses
• Neraca ekonomi
• Hubungan masyarakat
• Ditinjau dari NERACA BAHAN total disekitar alat kontak
Ro + E2 = M = R1 + E1 ….. (1)
• Neraca solute persamaan (1)
Ro.xo + E2.y2 = M = R1.x1 + E1.y1 …(2)
• Ada 4 bilangan “ANU”, tetapi hanya tersaji 2 persamaan.
Dengan demikian penggunaan neraca bahan belum dapat
menyelesaikan persoalan.
• NERACA PANAS tidak dapat membantu mencari jawab
persoalan.
(1). Ekstraksi tidak menggunakan panas sebagai tenaga
pemisah
(2). Ekstraksi tidak disertai dengan reaksi kimia yang sangat
boleh jadi reaksi bersifat eksotermis atau endotermis.
• Karena itu pada gilirannya bantuan Tool ke 3
sangat diharapkan. Masalahnya adalah bahwa
pada sistim keseimbangan cair-cair, korelasi
komposisi dalam kedua fasa seimbang tersaji
dalam bentuk diagram atau grafik . Jika demikian
penyelesaian secara grafis merupakan satu-
satunya cara yang dapat dipilih.
• Dalam diagram segitiga siku-siku posisi dari arus
Ro dan arus E2 dengan mudah dapat ditentukan.
Sedangkan titik campur M ditentukan
berdasarkan persamaan hubungan neraca bahan
(persamaan 1)
• M berada pada garis RoE2 dan posisinya
ditentukan oleh komposisi solute dalam
campuran M (=xm)
Xm = Ro. Xo + E2.y2 …..(3)
Ro+E2
• Komposisi solute dalam produk Ekstrak y1
dan produk rafinat x1 dapat diketahui setelah
posisi dari arus E1 dan R1 dapat diketahui.
• Jika posisi dari arus R1 dan E1 dapat ditentukan maka komposisi x1 dan y1 dapat
diketahui (dibaca dari grafik)
• Bentuk lain persamaan (2) : Ro.x0 + E2.y2 = (R0+E2).Xm
Persamaan (5) dan (7) dapat digunakan sbg alat bantu utk menentukan
posisi titik campur M jika perbandingan berat (R0/E2) atau (R1/E1)
diketahui.
Ekstraksi Multistages
• Komposisi dalam kedua fasa seimbang merupakan komposisi
maksimal yang dapat dicapai pada suatu tahap keseimbangan. Untuk
memperoleh komposisi produk hasil sesuai dengan spesifikasi yang
diinginkan, suatu usaha yang harus dilakukan diantaranya dengan
melakukan kontak ulang antar fasa dalam beberapa tahapan dikenal
sebagai operasi bertahap banyak/ operasi multistage.
• Pada proses pemisahan secara ekstraksi kontak ulang antar fasa
dapat dilakukan dengan 2 cara:
1)kontak ulang arus silang
2)kontak ulang arus lawan arah
• Dalam praktek kontak ulang arus silang tidak disuka karena untuk
mencapai komposisi produk hasil pemisahan yang sama kontak
ulang arus silang lebih banyak membutuhkan tenaga pemisah.
Ektraksi Multistage Arus Silang
• Metode ini pengembangan dari model ekstraksi single stage.
• Rafinat yag keluar dari setiap stage dicampur dengan solven
segar pada stage berikutnya, demikian seterusnya hingga
komposisi solute dalam umpan (xo) berkurang sampai pada
batas yang diinginkan (xn).
• Kontak ulang antar fasa dilakukan sedemikian hingga di setipa
stage, produk yang dihasilkan berada dalam keseimbangan.
Jumlah dan Komposisi produk hasil pemisahan
disetiap stage dapat dihitung (secara grafis)
dengan bantuan:
1.Persamaan hubungan neraca bahan
2.Persamaan hubungan kesimbangan
Persamaan Hubungan Keseimbangan
• Fasa Rn setimbang dengan fasa En
sehingga korelasi dalam kedua fasa
seimbang mengikuti persamaan :
yn = f (xn) …… (5)
• Dalam diagram x-y koordinat komposisi
(xn;yn) tepat terletak pada kurva distribusi.
• Dengan menggunakan persamaan 1,2,3,4
dan 5 yang berlaku di setiap stage jumlah
dan komposisi produk disetiap stage dapat
dihitung.
Ekstraksi Multistage Arus Lawan Arah
• Dilihat dari model gambar IV-2 sejumlah massa Ro dengan
komposisi xo secara kontinyu dimasukkan melalui stage 1
sementara sejumlah massa solven En+1 dengan komposisi
yn+1 secara lawan arah dan kontinyu dimasukkan melalui
stage ke n atau stage terakhir.
• Selama proses berjalan disetiap stage disepanjang kolom akan
terjadi kontak anatara fasa R dengan fasa E yang diikuti
dengan proses perpindahan sedemikian hingga disetiap stage
dimungkinkan akan dicapai keseimbangan. Jika diinginkan
produk hasil pemisahan Rn dan E1 masing-masing dengan
komposisi xn dan y1, berapa jumlah stage ideal dibutuhkan?
Perhitungan Jumlah Kebutuhan Stage ideal
• Secara grafis jumlah stage ideal dapat
diperkirakan dengan bantuan :
1.Persaman hubungan neraca bahan
(persamaan garis operasi)
2.Persamaan Hubungan keseimbangan
(Diagram Seimbang)
• Yang digunakan secara berturutan dan
bergantian disetiap stage sampai pada batas
komposisi produk yang direncanakan.
• Ditinjau dari neraca bahan total diseluruh kolom ,
Ro + En+1 = M = Rn + E1 ………(6)
• Bentuk lain persamaan 6
Ro – E1 = Rn – En+1 = ∆ ……….(7)
• Jika persamaan 6 disusun setiap stage
Ro – E1 = R1 – E2 = R2-E3 = … = Rn-1 –
En = Rn – En+1 = ∆ ……(8)
• Dalam hubungan ini
∆= selisih arus atau arus netto diantara dua
stage berurutan
• Analisa geometrik pers. 8 menyatakan bahwa pers.8 dapat
dipandang sebagai garis, dan garis-garis R0E1;R1E2;R2E3;…;
RnEn+1 merupakan garis-garis lurus yang berpusat pada titik
∆.
• Karenanya ∆ dapat dipandang sebagai titik operasi dan garis-
garis yang berpusat pada titik operasi ∆ disebut GARIS
OPEERASI
• Masalahnya dimana posisi dari arus ∆?
• Secara grafis posisi arus netto ∆ ditentukan berdasarkan titik
potong antara garis RoE1 dengan garis RnEn+1.
• Jika posisi dari arus netto ∆ sudah dapat ditentukan maka
jumlah stage ideal dengan mudah dapat diperkirakan.
• Cara penulisan posisi arus netto ∆ dalam sistim koordinat
1. sisitim kordinat siku-siku
2. sisitim koordinat janeck
Sistim koordinat siku-siku
• Pada umumnya Ro,xo,En+1,yn+1 dan kadar solute dalam produk
rafinat xn diketahui. Posisi dari arus-arus Ro, En+1, Rn dengan
mudah dapat ditentukan, masalahnya dimana posisi dari arus E1?
• Arus E1 berada pada kurva ekstrak (?) tepatnya ditentukan oleh
titik potongnya dengan garis RnM (pers.8). Sedangkan titik M
berada pada garis RoEn+1 dan posisinya boleh jadi ditentukan
oleh ;

• Jika posisi dari arus-arus Ro,En+1,o dan E1 sudah diketahui


maka posisi ∆ dengan mudah dapat ditentukan
Pengaruh Laju Alir Solven Terhadap Jumlah
Kebutuhan Stage Ideal
• Pada laju alir umpan Ro tetap maka diagram segitiga siku-siku :
1. jika laju alir solven En+1 diperbesar, posisi dari titik campur M akan
bergeser kearah titik En+1. bergesernya posisi titik M akan merubah posisi
titik E1 dan arus netto ∆
a. posisi E1 akan bergeser ke kiri, sehingga komposisi y1 semakin kecil
b. posisi arus netto ∆ akan bergeser :
-mendekati kurva ekstrak jika kurva distribusi dibawah diagonal y=x
- menjauhi kurva rafinat jika kurva kesetimbangan diatas diagonal y=x
jika dilukis stage-stagenya maka nampak bahwa perubahan komposisi
diantara dua stage berurutan semakin besar. Untuk mencapai derajat
pemisahan yang sama jumlah stage ideal yang dibutuhkan semaikn sedikit.
2. jika laju alir solven diperkecil maka jumlah stage ideal yang dibutuhkan
semakin banyak. Terjadi karena perubahan komposisi antara 2 stage yang
berurutan semakin kecil.
• Jika perubahan komposisi diantara 2 stage
berturutan sedemikian kecilnya mendekati
nol, maka jumlah stage ideal yang
dibutuhkan banyak tak terhingga, hal ini
terjadi karena:
1. secara fisik laju alir En+1 berada pada nilai
batas laju alir solven minimal.
2. secara grafis posisi dari salah satu garis
operasinya (umumnya garis yang melewati
Ro) berimpit dengan garis seimbang.
Penentuan Laju alir Solven minimal
• Laju alir Solven Minimal :
(En+1)minimal = Ro (RoM / En+1M)

Anda mungkin juga menyukai