Anda di halaman 1dari 42

JOURNAL READING

“Intratympanic mixture gentamicin and dexamethasone versus


dexamethasone for unilateral Meniere's disease”

Ol iv i a Ch an d ra Dev i
Pe mb i mb i n g :
d r. Le n i Yu sa nti M .S c S p.T H T- K L

RS U D d r. S o e ha d j i Pr ij on e go ro S rage n
PICO
Patient Pasien dengan unilateral meniere’ disease
Intervention Injeksi intratimpani gentamisin dan dexamethasone
Comparison Injeksi intratimpani dexamethasone
Outcome Mengendalikan serangan vertigo dan menjaga tingkat pendengaran pasien
Abstrak
Tujuan:
Mengetahui efektivitas injeksi intratimpani (IT) campuran gentamisin dan deksametason
dibandingkan dengan injeksi intratimpani deksametason (ITD) untuk mengendalikan vertigo dan
menjaga tingkat pendengaran pasien Meniere yang mengalami serangan vertigo, meskipun
sudah menjalani pengobatan.  
Metode:
Tiga puluh delapan pasien dengan penyakit Meniere yang tidak sembuh dengan pengobatan. Dua
puluh satu pasien dirawat dengan injeksi IT campuran gentamisin dan deksametason, tujuh belas
pasien dirawat dengan ITD. Audiogram sebelum dan sesudah perawatan dibandingkan dengan
rata-rata nada murni. Pengendalian vertigo diklasifikasikan menurut indeks pengendalian vertigo
American Academy of Otolaryngology-Head and Neck Surgery (AAO-HNS). 
Hasil:
Pada kelompok injeksi IT campuran, injeksi tunggal diberikan pada 18 pasien (85,7%), 2 injeksi
diberikan pada 2 pasien (9,5%) dan 3 injeksi diberikan pada satu pasien (4,8%). Pada kelompok
ITD injeksi dilakukan 3 kali (hari 1,3,5).
Dua tahun setelah pengobatan IT, kontrol vertigo pada kelompok campuran lebih baik daripada
kelompok ITD; 81% kelompok campuran dan 70,6% kelompok ITD mencapai pengendalian
vertigo yang memuaskan (p = 0,0286).
Hasil audiologi kelompok campuran menunjukkan 20 pasien (95,24%) dengan pendengaran
tidak berubah dan 1 pasien (4,76%) dengan hanya 10-desibel penurunan pendengaran. Tidak
ada perburukan pendengaran dalam kelompok ITD. 
Kesimpulan: Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa injeksi IT campuran gentamisin dan
deksametason pada kasus penyakit Meniere yg tidak sembuh dengan pengobatan lebih efektif
daripada ITD untuk pengendalian vertigo.
Pendahuluan
Penyakit Meniere (MD) adalah penyakit idiopatik telinga dalam kronis
yang terkait dengan serangan vertigo, gangguan pendengaran progresif
dan tinnitus

Perawatan awal untuk MD terdiri dari diet rendah garam dan bebas
kafein, diuretik, obat vasodilator dan terapi simtomatik untuk mual
Dalam kasus resisten terhadap terapi, terdapat strategi pembedahan
seperti endolymphatic sac decompression and vestibular nerve
transaction
Pengobatan MD dengan IT steroid atau gentamisin telah meningkat.
Sayangnya, salah satu efek samping gentamisin meningkatkan risiko
gangguan pendengaran sensorineural

Beberapa publikasi telah melaporkan bahwa serum imunokompleks


meningkat secara signifikan pada pasien dengan MD, yang
mendukung ide MD adalah penyakit autoimun

kemanjuran steroid pengobatan dalam kasus MD mungkin karena


anti-inflamasi dan imunosupres
IT Gentamisin menyebabkan gangguan sekresi
endolimfe vestibular dark cells, yang akan
menurunkan endolimfe dan perbaikan MD

Namun gentamisin merupakan obat vestibulotoksik


dan kokleotoksik. Gangguan pendengaran akibat
gentamisin dapat berkisar dari 0% sampai 75%,
tergantung pada dosis dan frekuensi pemberian
Meskipun beberapa penelitian telah mengamati
pengendalian vertigo dengan gentamisin IT dan
steroid, sejauh pengetahuan kami, saat ini tidak ada
penelitian yang menjelaskan penggunaan klinis,
keberhasilan dan keamanan dari injeksi IT campuran
gentamisin dan deksametason untuk pengelolaan MD

Penelitian bertujuan untuk membandingkan


efektivitas injeksi IT kombinasi gentamisin dan
deksametason dan ITD dalam mengendalikan
vertigo selama 2 tahun pertama setelah
pemberiannya
Metode

Kreteria Inklusi Kreteria ekslusi

Pasien dewasa dengan MD definitif unilateral dengan


serangan vertigo berulang yang refrakter terhadap diet menerima perawatan gentamisin atau kortikosteroid IT
rendah garam dan perawatan medis selama setidaknya sebelumnya
satu tahun.
Diagnosis didasarkan pada pedoman 1995 American
Academy of Otolaryngology-Head and Neck Surgery MD bilateral
(AAO-HNS) untuk MD

Pernah menjalani operasi telinga, penyakit otitis media


Tidak ada pasien yang mengalami krisis otolitik Tumarkin kronis, diagnosis patologi koklea retro, dan sindrom
vestibular perifer atau sentral
Semua pasien yang dirawat dengan ITD dari Januari 2012 hingga Februari
2014
Dengan injeksi campuran gentamisin dan deksametason dari Maret 2014
hingga Februari 2016.

IT gentamisin +
IT deksametason
deksametason
• 21 pasien (11 pria • 17 pasien (5 pria
dan 10 wanita) dan 12 wanita)
berusia 37-69 berusia 37-71
tahun (rata-rata tahun (rata-rata
52,4 tahun) 49,2)

Evaluasi pasien termasuk mendapatkan riwayat medisnya yang rinci, pemeriksaan autoscopic, pengujian audiologi
dan pencitraan resonansi magnetik untuk menyingkirkan kemungkinan lesi retrocochlear. 
Menyemprotkan lidokain 10% 3x
ke kanalis eksternal ke membran
Prosedur dilakukan di RS timpani 20 menit sebelum injeksi
menggunakan mikroskop. IT. Semprotan lidokain diaspirasi
dari membran timpani sebelum
injeksi.

Selama prosedur, setiap pasien


ditempatkan dalam posisi
terlentang dengan kepala diputar
45 ° ke sisi yang berlawanan.
Menggunakan jarum ukuran 22G, sekitar 0,5 ml campuran 1 : 1
larutan gentamisin dan deksametason (mengandung 27 mg / ml
gentamisin dan 40 mg / ml basa deksametason) diinjeksikan.

• Setelah injeksi  mempertahankan posisi kepala 30 menit pasien tidak boleh


menelan untuk mencegah terbukanya tuba eustachius.
• Jika ada serangan vertigo 3 minggu setelah IT pertama  pasien ditawari suntikan
IT lagi, tetapi jika pasien puas dengan pengobatan, tidak ada suntikan lanjutan. 

Di grup ITD menggunakan prosedur yang sama. Menggunakan


jarum 22G, sekitar 0,5 ml larutan deksametason (40 mg / ml)
disuntikkan. Semua 17 pasien menerima 3 suntikan pada interval
(pada hari 1, 3 dan 5).
• Setiap pasien kembali untuk pemeriksaan tindak lanjut mingguan selama protokol
pengobatan. Tes audiologi dilakukan selama setiap pemeriksaan tindak lanjut
audiometri

Penilaian audiologi dilakukan dengan munggunakan sound-proof cabin


Gangguan pendengaran dinilai speech discrimination scores (SDSs) dan pure tone averages
(PTAs) pada 500, 1000, 2000 dan 3000 Hz. Perubahan 10 dB atau lebih pada PTA atau 15% atau
lebih pada SDS dianggap signifikan secara klinis.
Tes ini dilakukan sebelum prosedur dan pada setiap kunjungan tindak lanjut setelah injeksi TI.
Evaluasi vertigo  AAO-HNS
Jumlah episode vertigo selama 6 bulan sebelum pengobatan dengan terapi IT dibandingkan dengan
jumlah episode 18 sampai 24 bulan setelah pengobatan dibagi 100 untuk mendapatkan nilai numerik

kelas Skor Numerik


A 0 Eliminasi vertigo

B 1-40 pengurangan episode vertigo hingga 40% atau kurang dari frekuensi
pretreatment
C 41-80 reduksi episode vertigo menjadi 41% hingga 80% dari frekuensi pra-pengobatan
D 81-120 perubahan episode vertigo sebesar 81% hingga 120% dari frekuensi pra-
pengobatan,
E > 120 eningkatan episode vertigo sebesar> 120% jika dibandingkan dengan frekuensi
sebelum pengobatan,
F di mana dilakukan pengobatan baru sebagai akibat dari kecacatan.
Analisis
Analisis statistik Ilmu Sosial versi 20.0 (SPSS Inc., Chicago, IL, USA) digunakan untuk analisis data.
Data ditampilkan sebagai mean ± standar deviasi. Uji-t berpasangan atau uji t independen
digunakan untuk membandingkan perbedaan antara kelompok, jika sesuai. Uji chi-square
Pearson digunakan untuk data kategorikal. Nilai p <0,05 dianggap signifikan secara statistik.
HASIL
Sebanyak 37 pasien menerima injeksi IT  21 dari campuran dan 17 dari kelompok
deksametason.
Karakteristik dasar tidak berbeda antara dua kelompok (Tabel 1).
• Complete control of vertigo (kelas A) 12 pasien (57,15%) pada kelompok campuran dan 5 (29,4%) pada
kelompok dexamethasone.
• Substantial control (kelas B) terlihat pada 5 pasien (23,8%) pada kelompok campuran dan 7 (41,2%)
pada kelompok deksametason.
• Tidak ada pengendalian vertigo (kelas F) terlihat pada 4 pasien (19,05%) pada kelompok campuran dan
5 (29,4%) pada kelompok deksametason
• Tingkat pengendalian vertigo yang memuaskan dalam jangka panjang (setelah 24 bulan) (kelas A + B)
adalah 81% pada kelompok campuran dan70,6 % pada kelompok deksametason, dengan perbedaan
yang signifikan secara statistik  (p = 0,0286). 
Jumlah injeksi per kelompok dibandingkan secara statistik menunjukkan
keuntungan yang signifikan untuk campuran diandingkan kelompok
deksametason
(p <0,0001)

Jumlah rata-rata injeksi IT campuran per pasien adalah 1,19 (kisaran 1-3).
Suntikan tunggal dilakukan pada 18 pasien, 2 suntikan dilakukan pada 2
pasien dan 3 suntikan dilakukan pada satu pasien

Kelompok deksametason jumlah rata-rata injeksi per pasien adalah 3,41


(kisaran interval 1-6, 3-18 suntikan). Interval tunggal (3 injeksi)  2
interval dilakukan pada 2 pasien, 3 interval dilakukan pada 8 pasien dan 4
interval dilakukan pada 5 pasien, ), 5 dan 6 interval dilakukan pada satu
pasien,
Hasil audiologi kelompok campuran menunjukkan 20 pasien (95,24%) dengan pendengaran tidak
berubah dan 1 pasien (4,76%) dengan hanya 10-desibel penurunan pendengaran. Tidak ada
perburukan pendengaran dalam kelompok ITD.
Tidak ada pasien yang Injeksi campuran IT
mengalami perforasi dapat ditoleransi
TM dengan baik

Tidak ada pasien yang


Tidak ada efek samping mengalami gangguan
yang serius yang pengobatan karena
diamati. tanda toksisitas koklea
atau vestibular.
Diskusi
Injeksi IT gentamisin telah ditoleransi dengan baik dalam pengelolaan MD, sehingga tidak
memerlukan rawat inap.

Di sisi lain, terdapat kerugian yaitu risiko gangguan pendengaran sensorineural

Beberapa penulis menyarankan hanya 1 atau 2 suntikan gentamicin dengan efektivitas yang
sama untuk pengendalian vertigo dan dengan risiko yang lebih rendah untuk efek samping
utama
Dalam penelitian ini, injeksi IT campuran deksametason dan gentamisin secara tunggal
efektif dalam banyak pasien  Jika perlu aplikasi diulangi tiga minggu kemudian seperti
dijelaskan Zhai et al.
Ardıç dkk.  gentamisin dan deksametason di telinga tengah dengan
intervensi bedah dalam uji klinis.  Tingkat pengendalian vertigo 80%,
dan gangguan pendengaran frekuensi tinggi> 10 dB ditemukan hanya
pada 2 pasien dan 1 pasien memiliki gangguan pendengaran 11 dB 
Meskipun tingkat pengendalian vertigo tinggi, intervensi bedah
merupakan kerugian.

Shea dkk.  kombinasi IT streptomycin +dexamethasone untuk MD 393


kasus 78,9% pasien memiliki kontrol vertigo yang memadai setelah
satu injeksi campuran IT, 94% setelah dua injeksi dan 98% setelah tiga.
Gangguan pendengaran yang signifikan secara klinis terdeteksi pada 62
(15,7%) pasien dan gangguan pendengaran parah pada 20 (5%) dari
pasien tersebut
Meskipun saat ini ada gentamisin antibiotik
aminoglycoside yang paling sering digunakan dalam
pengobatan MD, tidak ada data dalam literatur tentang
penggunaan kombinasi gentamisin dan steroid dalam
bentuk injeksi intratimpani pada pasien .
Hasil penelitian ini menunjukkan injeksi IT campuran gentamisin dan
deksametason menunjukkan pengendalian vertigo yang lebih efektif
pada pasien MD jika dibandingkan dengan ITD

Kelompok campuran 21 pasien MD intractable tingkat pengendalian


vertigo yang memuaskan dalam jangka panjang (setelah 24 bulan)
adalah 81% Dua belas pasien (57,15%) memiliki kontrol vertigo
penuh (kelas A), 5 pasien (23,8%) memiliki kontrol substansial (kelas B).

Gangguan pendengaran yang signifikan secara klinis terlihat hanya


pada satu pasien dalam penelitian kami
Campuran deksametason untuk mengurangi tingkat vertigo
serta gangguan pendengaran terkait gentamisin
kemungkinan dapat dicegah

Kami merekomendasikan injeksi gabungan gentamisin


dengan steroid dalam pengobatan MD karena pengendalian
vertigo yang memuaskan lebih dari 80% dari hasil penelitian
kami dapat dicapai dan pendengaran lebih terjaga.
gentamisin IT tetap memiliki resiko gangguan pendengaran.
Deksametason mencegah reaksi yang menyebabkan kematian
sel. Secara terpisah, deksametason intratimpani dan gentamisin
efektif dalam mengurangi gejala penyakit Meniere.

Penggunaan gabungan dexamethasone dan gentamicin dapat


meningkatkan keberhasilan pengobatan dengan efek sinergis.
Selain itu penggunaan dexamethasone dapat mencegah
gangguan pendengaran akibat penggunaan gentamisin.

Kombinasi IT gentamicin dan dexamethasone tidak


menyebabkan efek samping yang serius ,terapi yang aman dan
dapat ditoleransi dengan baik. Dapat digunakan untuk pasien
dengan penyakit Meniere yang tidak merespon terapi medis.
YES
Di bagian Introduction
YES
Di bagian Material and
Methode
YES
Di bagian Treatment Protocol
YES
Di bagian Audiometric Investigation dan Vertigo Evaluation
YES
NO
Yes
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa injeksi IT campuran gentamisin dan
deksametason pada kasus penyakit Meniere yg tidak sembuh dengan pengobatan lebih
efektif daripada ITD untuk pengendalian vertigo.
NO
YES
Yes
YES
Ardıç dkk.  gentamisin dan deksametason di telinga tengah dengan
intervensi bedah dalam uji klinis.  Tingkat pengendalian vertigo 80%,
dan gangguan pendengaran frekuensi tinggi> 10 dB ditemukan hanya
pada 2 pasien dan 1 pasien memiliki gangguan pendengaran 11 dB 
Meskipun tingkat pengendalian vertigo tinggi, intervensi bedah
merupakan kerugian.

Shea dkk.  kombinasi IT streptomycin +dexamethasone untuk MD 393


kasus 78,9% pasien memiliki kontrol vertigo yang memadai setelah
satu injeksi campuran IT, 94% setelah dua injeksi dan 98% setelah tiga.
Gangguan pendengaran yang signifikan secara klinis terdeteksi pada 62
(15,7%) pasien dan gangguan pendengaran parah pada 20 (5%) dari
pasien tersebut
Meskipun saat ini ada gentamisin antibiotik
aminoglycoside yang paling sering digunakan dalam
pengobatan MD, tidak ada data dalam literatur tentang
penggunaan kombinasi gentamisin dan steroid dalam
bentuk injeksi intratimpani pada pasien .

Anda mungkin juga menyukai