Anda di halaman 1dari 9

Asuhan Keperawatan Diare

Pada Pasien HIV AIDS

Kelompok 6

Alfandi 201601004
Ayu Andira 201601007
Delka Marpiano 201601010
Marsuji Utami 201601022
Seril 201601037
Pengertian
 Diare merupakan buang air besar dengan tinja
berbentuk cair atau setengah padat dimana
kandungan air lebih banyak daripada biasanya,
berat 200 gram, dan frekuensi lebih dari tiga
kali per hari. 1 Pada pasien HIV, diare dapat
menyebabkan morbiditas yang berpengaruh
terhadap penurunan kualitas kehidupan.
Etiologi
 Diare Akibat Jamur
Di Indonesia, infeksi jamur belum berhasil dibasmi secara tuntas baik yang
bersifat endemik maupun oportunistik. Insidens tertinggi infeksi
oportunistik jamur disebabkan oleh kandidiasis. Jamur tersebut merupakan
flora normal di saluran pencernaan, saluran urogenital, dan kulit.

 Diare Akibat Bakteri


Pada pasien HIV, toksin Clostridium difficile, Salmonella, Shigella,
Campylobacter, dan E. coli 0157 H7 dapat menyebabkan diare. Infeksi
bakteri ada yang bersifat invasif dan non-invasif. Bakteri non-invasif
mengeluarkan enterotoksin yang terikat pada mukosa usus halus 15-30 menit
setelah diproduksi. Sedangkan bakteri yang invasif seperti Salmonella dan
Shigella merusak dinding usus sehingga nekrosis dan ulserasi.
Next..
 Diare Akibat Virus
Diare akibat infeksi rotavirus atau virus Pada pasien HIV dengan CD4+
<50 sel/mm3 dapat menyebabkan kolitis, namun menurun secara drastis
sejak era HAART. CMV ini secara histologik dapat menyebabkan badan
inklusi pada sel epitel, endotel, dan otot polos.

 Diare Akibat Parasit


Parasit  penyebab diare tersering adalah Cryptosporidium,
Microsporidium, dan Entamoeba histolytica. Cryptosporidium parvum
menyebar luas di seluruh dunia dan menular melalui air minum yang
terkontaminasi kista pada tinja herbivora. Parasit ini dapat menyebabkan
dehidrasi dan gangguan kadar ion di dalam tubuh.
Tanda dan gejala
 Jamur : Demam,berkeringat malam, penurunan berat
badan, nafsu makan menurun, dan kelemahan
 Bakteri : Diare di sertai lendir darah, anemia, berat badan

menurun, neutropena, hepatosplenomegali.


 Parasit : Gejala yang timbul bervariasi seperti kram, diare,

kembung, flatulens, dan penurunan berat badan. Keseluruhan


parasit menyebabkan diare dengan merusak dinding usus.
 Virus : dapat menyebabkan badan inklusi pada sel epitel,

endotel, dan otot polos


Pemeriksaan Diagnostik
1. Riwayat alergi pada obat-obat atau makanan 
2. Kultur tinja
3. Pemeriksaan elektrolit, BUN, creatinin dan glukosa
4. Pemeriksaan tinja; PH, leukosit, glukosa dan
adanya darah 
Terapi Medik/Pengobatan
 Obat anti sekres
1. Asetosal, dosis 25 mg/th,dengan dosis minimum 30 mg
2. Klorpromazin, dosis 0,5-1 mg/kg BB/hr

 Obat spasmolitik
1. Seperti papaverin, ekstrak beladona, opinum loperamid, tidak untuk
mengatasi diare akut lagi.

 Antibiotik
1. Tidak diberikan bila tidak ada penyebab yang jelas, bula penyebab
kolera, diberikan tetrasiklin 25-50 mg/kg BB/hr. Juga diberikan bila
terdapat penyakipenyerta seperti : OMA, faringitis, bronkitis, atau
bronkopneumonia ( Ngastiyah, 1997 : 149)
Asuhan Keperawatan
 Diagnosa Keperawatan

1. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan output yang


berlebih
2. Resiko terhadap infeksi b.d imunodefisiensi
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai