Konflik Sengketa Tanah

Bandara Kertajati

Hafizh Rizky Wiyandra XI IPS 2

ARTIKEL
Bentuk konflik

• Konflik Warga Desa Sukamulya dengan

Pemerintah merupakan salah satu bentuk
konflik kelompok antar kelompok atau
disebut juga konflik kolektif.
• Pihak pemda dan 11 kepala desa yang menyatakan secara sepihak
relokasi lahan untuk pembangunan bandara
• Pengukuran tanah yang ditentang warga karena pengawalan 400
aparat gabungan dari TNI, Polri, dan Satpol PP berakhir Tindakan
represif
• Adanya manipulasi data AMDAL yang menyatakan bahwa lahan yang
akan diambil bukan lahan produktif
• Pemotongan ganti rugi lahan masyarakat sampai 40% dengan dugaan
adanya permainan mafia
• Praktik intimidasi terhadap masyarakat Desa yang menolak
memberkaskan kepmilikan lahan
 Dampak
• Banyak masyarakat yang mengalami shock karena harus pindah dari
tempat tinggalnya secara paksa
• Adanya pembangunan bandara tersebut mengembangkan
perekonomian di sekitarnya
• Lahan pertanian menjadi berkurang dan membuat mata pencaharian
petani berkurang
• Banyak masyarakat yang dulunya petani beralih profesi
• Adanya warga yang ditangkap karena didakwa sebagai provokator
• Terakhir adanya rasa ketidakpercayaan masyarakat terhadap pemerinta
Solusi
• Seharusnya pemerintah baik daerah maupun pusat beserta dengan warga dan
perangkat desa melakukan musywarah terlebih dulu sehingga tidak terjadi
kesalapahaman karena kesepakatan sepihak.
• Dan peristiwa-peristiwa seperti ini harusnya jangan ditambah runyam dengan
melakukan kecurangan, apalagi kecurangan tersebut merugikan masyarakat yang
sudah merugi kehilangan tanahnya ditambah dibayar sedikit karena berbagai
alasan yang tidak masuk akal.
• Dan terakhir pemerintah tidak boleh memandang sebelah masyarakat kelas
bawah seperti yang ada di Desa Sukamulya karena itu hak mereka untuk dapat
tinggal disitu. Dan apabila memang harus pindah bisa dilakukan secara baik-baik
tidak dengan Tindakan represif seperti membawa banyak pasukan gabungan
untuk melawan warga yang tidak bersalah.