Anda di halaman 1dari 3

UNIVERSITAS INDONESIA

PROYEK BUKU PREFIKS BAHASA JEPANG

Makalah
MATA KULIAH FONOLOGI MORFOLOGI

FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN BUDAYA


PROGRAM STUDI JEPANG
DEPOK
DESEMBER 2022
1. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang

Finocchiarno (1964:8) bahasa adalah satu sistem simbol vokal yang arbitrer,
memungkinkan semua orang dalam satu kebudayaan tertentu, atau orang lain yang telah
mempelajari sistem kebudayaan tersebut untuk berkomunikasi atau berinteraksi. Begitu
banyaknya bahasa di dunia menjadi bukti manusia akan menggunakan dan mencari cara yang
dapat dimengerti untuk bisa berkomunikasi dengan baik. Komunikasi merupakan hal yang
penting dikarenakan tanpa adanya komunikasi segala bentuk kegiatan yang dilakukan oleh
manusia akan menjadi terhambat. Komponen komunikasi terdiri atas lima bagian, yakni
komunikator, pesan, media, komunikan, dan efek (Onong, 2009: 6), di dalam semua
komponen komunikasi tersebut terdapat elemen penting yang menjadi media perantara agar
komunikasi dapat terlaksana dengan baik elemen tersebut adalah bahasa.

Bahasa Jepang adalah bahasa yang memiliki keterbatasan suku kata jika
dibandingkan dengan dengan bahasa lain, sebagai contoh, mereka tidak bisa mengucapkan
suatu kata tanpa diakhiri dengan huruf vokal (?), sehingga ketika bahasa asing diserap ke
Bahasa Jepang, pelafalannya menjadi berbeda. Contoh: kata service dari Bahasa Inggris
menjadi サービス (saabisu) di Bahasa Jepang dimana pelafalannya menjadi sangat berbeda,
earphone menjadi イ ア ホ ー ン (iahoon), shirt menjadi シ ャ ツ (shatsu). Hal ini dapat
membingungkan banyak orang yang tidak mengerti dengan pelafalan di Bahasa Jepang. Hal
ini demikian pula terjadi pada penyebutan nama orang asing yang nantinya dapat berubah
jauh dari penyebutan asalnya sebagai contoh penyebutan nama Mike Miller dalam bahasa
Jepang menjadi マイクミ ラー (Maiku Miraa) yang bila di ucapkan akan terdengar berbeda
dari penyebutan asalnya.

Perubahan atau pergantian bunyi yang dalam bahasa Jepang disebut dengan chikan.
Perubahan bunyi atau chikan merupakan salah satu bentuk dari oninkoutai atau perubahan
fonem, oninkoutai sendiri dapat kita jumpai di terjadi gairaigo yang artinya adalah kata
serapan. Kata serapan yang sering mengalami oninkoutai banyak bersumber dari serapan kata
bahasa Inggris. Peminjaman kata bahasa Inggris yang diserap menjadi gairaigo seringkali
mengalami kesulitan karena ada perbedaan struktur dari kedua bahasa tersebut. Solusi yang
paling biasa terjadi adalah oninkoutai dilakukan dengan mencari yang paling serupa dengan
bunyi dari bahasa asalnya. Yang dalam isi makalah ini penelitian yang diambil akan meneliti
bentuk gairaigo dalam lagu makudonarudo dengan menerapkan tataran, fonetik dan fonologi.

1.2 Rumusan Masalah


Penelitian ini merumuskan beberapa permasalahan, seperti berikut:
1. Apa yang menyebabkan perbedaan pelafalan Gairaigo dengan bahasa aslinya
2. Faktor apakah yang menyebabkan perubahan fonem gairaigo dalam lagu
makudonarudo

2. Penelitian Terdahulu dan Kerangka Teoretis


2.1 Penelitian Terdahulu
Sampaikan penelitian terdahulu yang telah membahas hal yang mirip dengan topik
Penulis
Desti Anne Widyanti; (2020)
2.2 Kerangka Teoretis
Teori yang berkaitan dengan permasalahan yang dibahas, yang memiliki relevansi tinggi.

3. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif.
Pengumpulan informasi dan data yang diperoleh bersumber dari jurnal linguistik umum dan
buku linguistik bahasa Jepang yang ada tujuh kaitannya dengan kajian morfofonemik.
Penelitian ini menggunakan tiga tahap upaya strategis yang berurutan, yaitu: penyediaan data,
penganalisisan data dan penyajian hasil analisis data.

Anda mungkin juga menyukai