Anda di halaman 1dari 13

Arsitektur

Periode Romawi
Kelompok 2
Aura Medina (1923201110001)
Sarifudin Wahid Mawardi (1923201110017)
Wafi (1923201110021)

Gambar 1. Kuil Saturnus (Sumber : advisor.travel)


Sejarah dan Latar Belakang
Peradaban Romawi kuno tumbuh dari negara kota Roma didirikan di Semenanjung Italia di
sekitar abad ke-9 SM. Perabadan Romawi kuno di golongkan dalam klasik antik. Romawi Kuno
menyumbangkan banyak kepada pengembangan hukum, perang, seni, literatur, arsitektur, dan
bahasa dalam dunia Barat, dan sejarahnya terus memiliki pengaruh besar dalam dunia sekarang ini.
bangsa
Romawi mencetuskan kebudayaannya menjadi Internasionalisme Budaya (Culture
lnternationalism). Kebudayaan Romawi terbentuk berdasarkan elemen-elemen yang diambil dari
kebudayaan Yunani, kebudayaan Etruscan dan kebudayaan Syria. Budaya Romawi berkembang
melalui kekuasaan yang didapat dari penaklukan, berbeda dengan penyebaran budaya Yunani yang
melalui kolonisasi. Budaya Romawi termasuk arsitektur berkembang dari kekuasan perebutan
kekuasaandan penaklukan tidak hanya berkembang di wilayah Itali, namun hingga sebagian besar
Eropa, Afrika Utara dan Asia Barat. Arsitektur romawi mengalami pemisahan bentuk dan struktur,
bentuk tidak selalu mencerminkan strukturnya, struktur hanyalah merupakan hiasan atau
ornamen.Arsitektur romawi lebih mengutamakan fungsi (utilitarian), konstruksi bangunan,dan
suasana ( grandeur).

(sumber : https://anstone.wordpress.com/2020/05/04/sejarah-perkembangan-romawi-kuno/, https://www.academia.edu/18052926/perkembangan_arsitektur_romawi)


Ciri Khas Arsitektur Romawi
Ornamen

Ornamen ditekankan pada


https://www.academia.edu/18052926/PERKEMBANGA

bagian-bagian yang dominan


antara lain kolom dan kepalanya,
Entablature dan pediment
dengan dekorasi, lalu terbagi
menjadi aliran masing-masing
N_ARSITEKTUR_ROMAWI

mempunyai dan ciri khas antara


lain, Dorik, Ikonik dan korintien.
Sumber:

Gambar 2. Ornamen ( sumber: tr.pinterest.com/


pin/496310821428980452/)
Ornamen
Kolom Doric
Kolom Doric adalah yang tertua dan paling sederhana. Kolom
dorik dicirikan oleh kolom bergalur berat dengan kepala dan alas
polos berbentuk piring. Kepala kolom Doric terdiri dari cetakan

Sumber : http://m.tribunesandtriumphs.org/roman-architecture/roman-columns.htm
cembung seperti bantal yang dikenal sebagai "echinus" dan
lempengan persegi yang disebut "sempoa". Kolom Romawi gaya
Doric dianggap mampu menahan lebih banyak bobot.
 
Kolom Ikonik
Gambar 3. Gaya Kolom Romawi (sumber :https://docplayer.info/112859290-
Arsitektur-yunani-romawi-kuno.html)
Gaya kolom ikonik lebih anggun, tetapi tidak begitu mengesankan
seperti gaya Doric. Batangnya bergalur dan lebih ramping. Kepala
Kolom Ikonik dicirikan dengan dua volute yang berlawanan
Kolom pada bangunan-bangunan buatan
(gulungan spiral).
Romawi juga tidak hanya berfungsi  
sebagai bagian dari kontruksi semata, Kolom Korintus
tetapi juga berperan sebagai dekorasi. Gaya kolom paling dihiasi dan paling berornamen dari tiga tatanan
Bagian kepala kolom ini biasanya dihiasi utama arsitektur Yunani klasik. Tatanan Corinthian menunjukkan
dengan ornamen-ornamen bercorak kehalusan dan keanggunan yang lebih besar daripada dua gaya
floral. kolom lainnya. Kolom Romawi Korintus dicirikan oleh kolom
bergalur yang ramping. Kepala ya memiliki kepala yang hampir
Sumber :https://arafurucom.cdn.ampproject.org/v/s/arafuru.com/lifestyle/inilah-7-ciri-khas-
arsitekturromawi
berbentuk lonceng yang dihiasi dengan daun acanthus.
Fasad
Pada bangunan periode Romawi yang paling menonjol adalah penggunaan bentuk lengkung/busur dan
gaya/order klasik. Jenis bangunan yang dibangun pada periode Romawi adalah kuil, basilica teater, pemandian
umum, jembatan, saluran air buatan dan vila. Arsitektur Romawi mengadaptasi arsitektur Yunani dengan skala yang
lebih besar. Arsitektur Yunani yang hanya mempunyai komponen vertikal dan horisontal yang mempunyai
keterbatasan, antara lain jarak antar kolom yang tidak bisa terlalu besar, juga bangunan tidak bisa lebih tinggi dari
dua lantai. Bangsa Romawi menggunakan busur lengkung yang diletakkan pada kolom. Sistem struktur ini memberikan
kemampuan menopang beban yang jauh lebih baik. Bangunan yang kecil atau bangunan satu lantai dibangun dengan
gaya Yunani. Bangunan yang lebih besar menggunakan busur lengkung. Pada bangunan ini gaya arsitektur Yunani
digunakan lebih sebagai dekorasi.
Sumber: https://atpic.wordpress.com/2010/07/24/romawi/

Gambar 4. Kuil Romawi (sumber: Gambar 6. Aqueduct/ saluran air ( sumber: usgs.gov)
Gambar 5. Colosseum ( traveloka.com)
https://www.rangking10.com/)
Tata Ruang
Perkembangan Ruang Publik Pada Masa Yunani dan Masa Romawi

Pada masa Yunani kuno, bangunan tumbuh secara tidak teratur, ruang-ruang terbuka diadakan karena
sistem politik di Yunani bersifat demokratis (menghargai hubungan manusia dengan alam), sehingga
membutuhkan tempat untuk bersosialisasi berupa ruang publik (public space). Lalu pada masa Romawi,
tatanan bangunan sangat dipengaruhi oleh sistem pemerintahan yang unggul di bidang militer. Pembuatan
ruang-ruang sering muncul karena latar belakang strategi untuk menjebak musuh, seperti gerbang benteng
(sistem castrum), salah satu ciri khas kota militer Romawi. Romawi juga terkenal dengan masyarakat
kosmopolitan yang pertama, dimana pemerintahannya sangat memanjakan masyarakatnya dengan fasilitas
baru, misalnya fasilitas olah raga, tempat pertemuan dan tempat hiburan. Sistem grid juga mulai dipakai
seperti pola pemukiman berbentuk kuadran. Dalam tatanan arsitektur, gereja sebagai bangunan utama (focal
point), dan pemukiman penduduk berkembang di sekitarnya. Tanah pertanian pada umumnya berkembang di
luar benteng. Benteng-benteng dibuat untuk keperluan pertahanan, sehingga polanya organis, tanpa pola
hirarkhi yang jelas. Jalan pada umumnya sempit dan berbentuk lorong untuk menjebak musuh. Pertemuan
lorong membentuk node, sebagai tempat warga beraktivitas. Ruang terbuka berupa halaman depan gereja
yang disebut parvis, yang berguna sebagai tempat umat berkumpul.
Sumber: Yosica Mariana. 2011. ComTech Vol.2 No. 2, 1359-1371
Tata Ruang
Arsitektur Romawi mengeksplorasi terhadap denah bangunannya, kebanyakan sering
mengkombinasikan denah segi empat, lingkaran, dan setengah lingkaran.

Gambar 9. Basilika Trajan (sumber: zeearchiholic.blogspot.com)

Gambar 7. Teater Romawi (sumber: atpic.wordpress.com)

Gambar 8. Kuil Vesta (sumber:


zeearchiholic.blogspot.com)
Konsep Ruang Arsitektur Romawi

Ruang merupakan konkretisasi dimensi waktu dan tindakan, bukan


01 keabadian atau keteraturan statis.

02 Ruang bersifat self-contained bukan merupakan batasan fisik belaka,


karena itu harus dibentuk, diartikulasikan dan diaktifkan.

03 Karakter lingkungan spatial terpadu, tidak ditentukan oleh ikatan situasi


geografis tertentu.

04 Artikulasi ruang merupakan kontinuitas, irama, variasi, keteraturan,


dinamis, sekuens dan aksialitas

Sumber : https://anstone.wordpress.com/2020/05/04/sejarah-perkembangan-romawi-kuno/
Struktur Romawi

Penggunaan batu sebagai bahan baku bangunan yang


utama. Untuk bangunan yang bersifat umum, batu yang
dipakai berasal dari jenis batuan kapur. Sedangkan
bangunan-bangunan yang diistimewakan lumrahnya
didirikan menggunakan batu marmer. Batu ini dipandang
mempunyai kualitas yang tinggi dan bernilai mahal.

Sumber :https://arafuru-com.cdn.ampproject.org/v/s/arafuru.com/lifestyle/inilah-7-ciri-khas-arsitektur-romawi.html
Struktur Romawi
Struktur Arch rupanya sudah diterapkan sejak zaman SEJARAH
kejayaan Arsitektur Romawi terdahulu. Lengkungan
adalah struktur melengkung vertikal yang menjangkau
ruang yang ditinggikan dan mungkin tidak menopang Lengkungan muncul sejak milenium ke-2
beban di atasnya atau dalam kasus lengkungan SM dalam arsitektur batu bata miliK
horizontal seperti bendungan lengkung yang terdapat Mesopotamia. Penggunaan
tekanan hidrostatik terhadapnya. sistematisnya dimulai dengan orang
Romawi kuno yang merupakan bangsa
pertama yang menerapkan teknik ini
pada beragam struktur.
PENERAPAN
Lengkungan dikenal di Mesir kuno dan Yunani tetapi dianggap tidak
cocok untuk arsitektur monumental dan jarang digunakan. Orang
Romawi, sebaliknya, menggunakan lengkungan setengah lingkaran di
jembatan, saluran air, dan arsitektur skala besar. Orang-orang Arab
mempopulerkan lengkungan runcing. Di masjid-masjid mereka bentuk
ini pertama kali memperoleh konotasi keagamaannya. Eropa Abad
Pertengahan memanfaatkan lengkungan runcing, yang merupakan
elemen dasar dalam arsitektur Gotik.

Sumber : https://www.arsitur.com/2019/01/struktur-lengkungan-arch-romawi-dan.html
Struktur Romawi
PERKEMBANGAN VARIASI STRUKTUR LENGKUNGAN/ ARCH

Gambar 10. Struktur Lengkungan Arch Romawi dan Sejarahnya ( sumber: https://www.arsitur.com/2019/01/struktur-lengkungan-arch-romawi-dan.html)
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai