Anda di halaman 1dari 21

Mengkreasikan Fabel

Syifa Rosyada Pitriani, S.Pd.


Tujuan Pembelajaran

Melalui pembelajaran discovery learning peserta didik mampu:


3.11 Mengidentifikasi informasi tentang fabel yang dibaca dan didengar.
4.11 Menceritakan kembali isi fabel.
3.12 Menelaah struktur dan kebahasaan fabel yang dibaca dan didengar.
4.12 Memerankan isi fabel yang dibaca dan didengar.
Nonton dulu, yuk!
Sumber video: Kanal Youtube Indonesian Fairy Tales
Si Singa dan Si Tikus
Pada suatu hari, hiduplah seekor singa yang menguasai hutan. Suatu hari, setelah makan si Singa tertidur di bawah sebuah pohon. Seekor
tikus kecil melihatnya dan berpikir akan menyenangkan bermain di atas tubuh singa.
Dia mulai berlari naik turun di atas tubuh singa yang sedang tidur. Dia berlari menaiki ekornya dan meluncur menuruni ekornya. Si Singa
terbangun dengan marah sambil mengaung. Ia menangkap si Tikus dengan cakarnya yang besar. Si Tikus berusaha berlari tetapi gagal. Si Singa
membuka mulutnya yang besar untuk menelannya. Si Tikus sangat ketakutan. “Wahai, Raja, Saya sangat takut. Tolong jangan makan Saya. Maaf
kan Saya kali ini. Tolong lepaskan Saya. Saya tidak akan pernah melupakannya. Dan mungkin, Saya akan membantumu,” kata si Tikus lirih. Si
Singa sangat takjub membayangkan si Tikus dapat membantunya, sehingga Dia membuka cakarnya dan membiarkannya pergi. “Terima kasih,
Raja, aku tidak akan melupakan kebaikanmu,” ucap si Tikus. “Kamu beruntung, aku baru makan temanku. Sekarang pergilah, tetapi jangan
menggangguku lagi. Kalau tidak, aku akan memakanmu,” kata si Singa sambil mengaung. Si Tikus pun berlari meninggalkan si Singa.
Beberapa hari kemudian si Singa sedang menjelajahi hutan. Pemburu memasang perangkap untuk menangkap si Singa. Para pemburu
bersembunyi di belakang pohon menunggu Singa mendekati perangkap. Ketika si Singa mendekat, pemburu menarik tali dan menangkapnya di
jaring. Si Singa mulai mengaung keras dan berusaha melarikan diri, tetapi pemburu mengecangkan jaring. Mereka kembali ke desa mengambil
gerobak untuk mengangkut si Singa. Si Singa masih mengaung keras. Semua hewan termasuk si Tikus mendengar raungannya. “Sang Raja ada
dalam masalah, aku harus membalas budi,” kata si Tikus. Ia segera menghampiri si Singa. “Jangan khawatir, Rajaku. Aku akan
membebaskanmu,” kata si Tikus. Si Tikus memanjat perangkap dan menggunakan gigi keci yang tajam untuk memotong tali. Akhirnya, si Tikus
berhasil melnyambebaskan si Singa dari perangkap.
Si Singa menyadari bahwa seekor tikus kecil bisa sangat membantu. “Terima kasih, Tikus. Aku tidak akan pernah mengganggumu lagi.
Hiduplah dengan bahagia di hutanku. Kamu menyelamatkan hidup raja. Sekarang, kamu adalah pangeran hutan ini,” kata si Singa. “Terima kasih,
Raja. Dah… Sampai ketemu lagi,” kata si Tikus. “Ke mana kamu pergi? Apa kamu tak ingin bermain dan meluncur menuruni ekorku?” kata si
Singa. Si Tikus bahagia mendengarnya. Si Tikus mulai melompat di punggung Singa dan meluncur menuruni ekornya. Beberapa saat kemudian,
pemburu kembali dengan gerobak besar untuk mengangkut si Singa. Si Singa dan si Tikus melihat mereka lalu berlari ke arah mereka. Si Singa
mengaung keras. Para pemburu ketakutan dan berlari kembali menuju desa. Si Singa dan Si Tikus menjadi teman baik selamanya.
01 Mengambil tokoh para binatang

Watak tokoh para binatang digambarkan


02 ada yang baik dan ada yang buruk
(seperti watak manusia)

Ciri 03 Tokoh para binatang bisa berbicara


seperti manusia

Fabel Cerita memiliki rangkaian perisitiwa yang


04 menunjukkan kejadian sebab-akibat.
Rangkaian sebab-akibat diurutkan dari
awal sampai akhir.
01 FABEL ALAMI

JENIS 02 FABEL ADAPTASI


FABEL
Unsur Intrinsik Fabel
Watak tokoh dapat Setting/Latar
Tokoh disimpulkan dari: Latar tempat
Penggambaran fisik
Tindakan tokoh
Latar waktu
Tokoh utama Latar sosial
Dialog tokoh
Tokoh pembantu Monolog
You can simply impress your Komentar/narasi
audience and add a unique
zing and appeal to your
Presentations.
penulis terhadap tokoh
Amanat
Ciri Tokoh Utama Penokohan
 aSering
Get modern PowerPoint
Presentation that is
dibicarakan Protagonis
Tema
beautifully designed.
 Sering muncul
 Menjadi pusat
Antagonis
cerita
Struktur Fabel

Orientasi Komplikasi Resolusi Koda


Place Your Picture Here

JENIS ALUR FABEL


Portfolio Designed
You can simply impress your audience and
add a unique zing and appeal to your
Presentations. I hope and I believe that this
Template will your Time, Money and
Reputation.
Get a modern PowerPoint Presentation that is
beautifully designed.
Variasi
Pengungkapan
Struktur Fabel
Variasi Pengungkapan Orientasi

diawali
dengan
deskripsi
latar

diawali
diawali
dengan
dengan
latar dan
latar di
kegiatan
masa lalu
tokoh
Diawali dengan konflik batin
01
Diawali dengan konflik fisik
02
Variasi
Pengungkapan Diawali dengan perubahan latar
03
Komplikasi
Diawali dengan peristiwa tidak
04 mengenakkan tokoh
01 Diawali meredanya konflik

Variasi
Pengungkapan
02 Diawali dengan dialog yang
Resolusi menandakan amannya
keadaan
Penggunaan Kata/Kalimat
pada Fabel
Kalimat Langsung
Andi mengatakan, “Aku akan pergi ke sekolah besok.”

“Ulu, aku tidak suka dengan hujan,” kata Semut lirih.

“Coba saja minta sama ayah,” kata ibu, “dia pasti


akan memberikannya.”
Kata Seru
O, begitu?

Wah, bukan main!

Hati-hati, ya, Nan.


Konjungsi Waktu
Untuk menyatakan hubungan waktu bersamaan:
waktu, sewaktu, tatkala, seraya, serta, selagi, sementara,
selama, sambil, dan ketika.

Untuk menyatakan hubungan waktu berurutan:


sebelum, setelah, sesudah, seusai, begitu, sehabis.

Untuk menyatakan hubungan waktu batas akhir:


hingga , akhirnya, sampai
Penggunaan Kata Sandang si dan sang

“Bagaimana caranya agar si kecil rajin belajar?” tanya ibu.

Kedua orang itu, si Kecil dan si Kancil, adalah


pembantu di pasar.
Perbedaan cara penulisan
"di-" sebagai kata depan dan"di-" sebagai awalan

Sebagai kata depan: di dan ke yang langsung diikuti


oleh kata tempat, arah, tujuan, dan kata keterangan
wakt (ditulis terpisah).
Contoh: di rumah, di mana, di dalam, ke kampung,
ke tengah, ke sana.

Untuk imbuhan: di- yang langsung diikuti oleh kata


kerja (ditulis serangkai). Selain itu, imbuhan di-
merupakan bentuk pasif dari imbuhan me-.
Contoh: dimasak, dikubur.

Begitu pun dengan ke- yang langsung diikuti selain


kata tempat (ditulis serangkai). Contoh : ketujuh,
ketua, kehendak, kekasih, dll.
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai