Anda di halaman 1dari 14

2

FILOSOFI AL-QINDI

Mhd. Hafiz Zahri Dini Prisilia Arihta


2025100142 2025100212
Universitas
Pembangunan
Bestary I’ilma Sera Rika Nurul Madila
Pancabudi 2025100105 2025100269

Metafisika Irnawati Daulay


2025100349
Hesty Agnes T. P.
2025100314

Ketuhanan
2 K E L O M P O K D UA

FILOSOFI
AL-QINDI

M E TA F I S I K A K E T U H A N A N
1
FILOSOFI AL-QINDI

FILSOF ISLAM PERTAMA


(AL-QINDI)

Pendahuluan
Dalam sejarah pemikiran Islam, filsafat digunakan dalam berbagai kepen- tingan. Para teolog rasional (mtakallimûn) menggunakan filsafat untuk
membela iman khususnya dari para cendekiawan Yahudi dan Kristiani, yang saat itu sudah lebih maju secara intelektual. Sedangkan para filosof
mencoba membuktikan bahwa kesimpulan-kesimpulan filsafat yang diambil dari gagasan filsafat Yunani tidak bertentangan dengan iman. Para
filosof berusaha memadukan ketegangan antara dasar-dasar keagamaan Islam (Syari‟ah) dengan filsafat, atau antara akal dengan wahyu.
2
FILOSOFI AL-QINDI

LAHIRNYA FILSOF MUSLIM


PERTAMA AL-QINDI
Dari suku Kays di Kindah (Yaman) lahirlah Abu Yusuf Ya’kub bin Ishaq Ash-
Sabbah bin Imran bin Ismai’il bin Asy’ats bin Qays Al-Kindi. Ia lahir di Kufah
tahun 185 H (801 M). Ayahnya Ishaq Ash-Shabbah, seorang gubernur  Kuffah
pada masa pemerintahan Al-Mahdi dan Harun Al-Rasyid. (Yunasril Ali, 1991:
27).

Al-Qindi
FILOSOFI AL-KINDI
2

Al-Kindi hidup pada masa keemasan kekuasaan Bani Abbas. Al-Kindi


mempelajari Al-Qur’an, membaca, menulis dan berhitung  di Basrah. Kemudian melanjutkan ke Bagdad. Ia mahir sekali
dalam berbagai macam cabang ilmu yang ada pada waktu itu seperti ilmu kedokteran, filsafat, ilmu berhitung, logika,
Al-Kindi belajar sesuai dengan kurikulum yang ada pada masanya, ia belajar al-Qur‟an, memaca, menulis, dan
geometri, astronomi. Disinilah Al-Kindi lebih luas mengenal ilmu pengetahuan, kesusastraan dan kebudayaan Yunani
berhitung. Ia sangat mahir dalam berbagai macam ilmu, seperti kedokteran, filsafat, ilmu hitung, logika (mantiq),
dan Siria Kuno, ia juga menguasai bahasa Suryani, kemudian menerjemahkan buku-buku ke dalam bahasa Arab. (A.
geometri, astronomi. Salah satu kelebihannya ialah, ia menguasai bahasa Suryani, sehingga buku-buku Yunani yang
Mustofa, 1997: 100).
diterjemahkan kedalam bahasa Suryani, kemudian diterjemahkan kedalam bahasa Arab olehnya. Karir intelektual Al-
Kindi menanjak setelah ia diangkat untuk bekerja sebagai guru di istana kekhalifaan sebagaimana yang dijelaskan diatas,
juga karena kesesuaian pahamnya dengan penguasa – khalifah Al-Mu‟tasim – yang menjadikan Mu‟tazilah sebagai
mazhab
resmi Negara.
2
FILOSOFI AL-QINDI

Karena penguasaannya terhadap berbagai disiplin ilmu tersebut (sebagaimana disebutkan diatas), sehingga sangat wajar
kalau Al-Kindi ditempatkan sebagai orang Islam pertama yang berkembangsaan Arab dalam jajaran para filosof
terkemuka. Karena itu pulalah, maka Al-Kindi dinilai pantas menyandang gelar filosof berkebangsaan Arab (Failasuf al-
Arab) pertama.
2
FILOSOFI AL-QINDI

Karya-Karya Al-Qindi
Fi al-Falsafa al-Ula (Filsafat Pertama)

Karya al-Kindi yang sangat terkenal antara lain di bidang studi metafisis, yaitu Fi al-Falsafa al-Ula (Filsafat Pertama). Dalam Fi al-Falsafa al-Ula, al-
Kindi menjelaskan filsafat pertama yang juga termasuk filsafat tertinggi. Filsafat pertama adalah pengetahuan mengenai penyebab pertama. Penyebab
pertama dianggap sangat utama karena menjabarkan penyebab adanya waktu.Dengan mempelajari filsafat, orang akan belajar pengetahuan di alam
realitas dan akan bisa mempelajari keilahian dan keesaan Tuhan. Manusia juga akan belajar mengenai kualitas manusia. Al-Kindi menekankan
pentingnya intelektual (aql) dan membandingkannya dengan masalah.
.

Fi Wahdaniya Allah wa Tunahiy Jirm al-Alam (Kesatuan Tuhan dan Terbatasnya Dunia) dan Fi Kammiya Kutub Aristutalis wa Ma Yahtaj Ilahi fi Tahsil al-
Falsafa (Kuantitas Buku Aristoteles dan yang Diperlukan untuk Memperoleh Filsafat).
Saat menulis filsafat, ia tidak banyak berargumen mengenai agama. Ia justru dengan konsisten menunjukkan bahwa filsafat sangat sesuai dengan nilai-
nilai Islam ortodoks. Tulisannya mengenai ilmu etis tertuang dalam Fi al-Hila li Daf al-Ahzan (Seni Mencegah Kedukaan). Al-Kindi memperoleh
pemahaman tentang astronomi dari Ptolemy yang menempatkan Bumi sebagai pusat tata surya (Bulan, Merkurius, Venus, Matahari, Mars, Jupiter,
dan bintang). Ia mengatakan, pusat tata surya tersebut berada dalam rangkaian yang rasional di mana gerakan berputarnya merupakan bentuk
kepatuhan dan pemujaan terhadap Tuhan.
2
FILOSOFI AL-QINDI

Persoalan metafisika dibicarakan oleh Al-Kindi dalam bahasa risalahnya antara lain
Pemikiran Al-Qindi risalah yang berjudul “Tentang Filsafat Pertama” dan “Tentang Keesaan Tuhan dan
Berakhirnya Benda-benda Alam.” Pembicaraan dalam soal ini meliputi Hakekat

tentang Tuhan Tuhan, Wujud Tuhan dan Sifat-sifat Tuhan. Tuhan menurut Al-Kindi adalah wujud
yang haq (benar) yang bukan asalnya tidak ada kemudian ada. Ia selalu mustahil
tidak ada. Ia selalu ada dan akan selalu ada. Oleh karenanya Tuhan adalah wujud
sempurna  yang tidak didahului wujud lain, tidak berakhir wujud-Nya dan tidak ada
wujud kecuali dengan-Nya.
2
FILOSOFI AL-QINDI

Sifat-sifat Tuhan Al-Kindi membuktikan keesaan Tuhan


dengan mengatakan bahwa :”Ia bukan benda (huyula, mddah);
Dan ini pada hakikatnya sejalan dengan tuntutan Al-Qur’an yang dalam berbagai
bukan form (shrah); tidak mempunyai kualitas; tidak berhubungan
ayat-Nya telah menghimbau manusia untuk mengamati, memperhatikan dan
dengan yang lain (idlfah); misalnya sebagai ayah atau anak; tidak bisa
memikirkan segala kenyataan di sekelilingnya dan juga dalam dirinya.     Dalil disifati dengan apa yang ada dalam pikiran; bukan genus;
adanya Tuhan Diantara dalil-dalil terpenting yang dikemukakan oleh Al-Kindi bukan differentia (fals); bukan proprium (khssah), bukan Accident
tentang adanya Allah adalah sebagai berikut : Dalil Barunya Alam Dalil (‘aradl); tidak bertubuh; tidak bergerak. Sebagai orang yang dijuluki
Keragaman dan Kesatuan Alam Dalil Keteraturan Alam (Ahmad Daudy, 1986: Filosof Arab pertama dalam dunia Islam Al-Kindi telah mengemukakan
16). sejumlah dalil tentang adanya Allah yang umumnya didasarkan pada
pengamatan empiris terhadap kenyataan-kenyataan indrawi.
2
FILOSOFI AL-QINDI

Dalil Baru nya Alam


Penggunaan konsep bahwa alam ini baru sebagai dalil adanya Allah telah dikenal dalam kalangan Mutakallimin sebelum
Al-Kindi. Perbedaannya hanya terletak pada isi kandungan dalil tersebut tidak pada dasarnya ejaannya. Menurut Al-
Kindi bahwa segala sesuatu dalam alam ini dengan sendirinya ada yang mendahului. Dengan demikian alam ini ada
sebab bagi adanya. Hal ini berarti alam ini ada permulaannya baik dari segi gerak maupun dari segi zaman. Dari segi
gerak, karena gerak pada wataknya mengikut jisim karena tidak mungkin adanya gerak jika tidak ada jisim yang
bergerak. Dengan demikian gerak juga baru dan ada titik awalnya. Sedangkan dari segi zaman, karena zaman adalah
ukuran gerak dan juga baru seperti gerak. Jadi jisim, gerak dan zaman tidak dapat saling mendahului dalam wujud dan
semuanya itu ada secara bersamaan. Ini berarti alam ini baru dan karena itu ada penciptanya.
1
FILOSOFI AL-QINDI

Dalil Keragaman dan


Kesatuan
Dalil ini didasarkan pada suatu konsepsi bahwa keragaman yang terdapat dalam kenyataan empiris tidak mungkin
ada tanpa adanya kesatuan dan kesatuan tidak mungkin ada tanpa adanya keragaman. Fenomena keterkaitan segala
kenyataan empiris dalam keragaman dan kesatuan bukanlah karena kebetulan tetapi ada sebabnya. Dan sebab itu
bukan jenis zat tersebut karena jika demikian maka tidak akan ada kesudahannya secara secara aktual yakni sebab-
sebab yang tidak berakhir. Menurut Al-Kindi tidak mungkin adanya sesuatu secara aktual tanpa akhir. Dengan
demikian tentunya dalam keragaman dan kesatuan ada suatu zat yang lebih tinggi dan luhur serta lebih mendahului
adanya karena sebab itu harus mendahului musabab, dan itu adalah Allah.
Dalil Pengendalian Alam
Adanya pengaturan dan pengendalian yang terdapat dalam alam ini sebagai gejala dan bukti atas kepastian adanya
pengatur dan pengendali (Tuhan). Selain dalil-dalil di atas Al-Kindi berpendapat bahwa alam itu temporal dan
berkomposisi yang karenanya ia membutuhkan pencipta yang menciptakannya. “Yang Esa yang Hak adalah yang
pertama yang menahan segala yang diciptakan sehingga sesuatu yang tidak mendapat pertahannan dan kekuatan-
Nya pasti akan hancur  (Ibrahim, 1995: 118)

2 FILOSOFI AL-QINDI
2
FILOSOFI AL-QINDI

Kesimpulan Lahir dan berkembangnya pemikiran filosofis dalam Islam merupakan


sebuah realitas historis yang niscaya karena adanya interaksi yang
terbangun antar bangsa Arab Muslim dengan daerah-daerah yang
ditaklukan (bangsa non- Muslim), yakni bangsa Persia, India dan terutama
sekali adalah bangsa Yunani, sehingga filsafat Islam dikatakan banyak
mengandung unsur Hellenisme. Hasil dari proses interaksi itulah kemudian
melahirkan semangat intelektual untuk melakukan penerjemahan terhadap
berbagai karya-karya; baik Yunani, Persia, maupun India kedalam bahasa
Arab. Gerakan penerjemahan berkembang pesat karena mendapat
dukungan penguasa (khalifah). Dari hasil penerjemahan tersebut, lahirlah
pemikiranpemikiran filosofis dalam Islam. Dalam pengembangan
selanjutnya pemikiran-pemikiran para filosof non-Muslim itu
dikembangkan sesuai dengan akidah dan ajaran-ajaran Islam, agar tidak
bertentangan. 
2
FILOSOFI AL-QINDI

Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai