Anda di halaman 1dari 16

BIOFARMASETIKA PADA SEDIAAN

REKTAL Kelompok 2
Disusun Oleh :
Faiqoh Khaerunisa (1190101012)
Fina Kritya Yulfiana .P
(1190101017)
Nur Anisa Rahma (1190101030)

PROGRAM STUDI FARMASI S1


STIKES MUHAMMADIYAH WONOSOBO
2021/2022
PENDAHULUAN
Obat merupakan sebuah substansi yang diberikan kepada manusia atau
binatang sebagai perawatan atau pengobatan bahkan pencegahan terhadap
berbagai gangguan yang dapat terjadi di dalam tubuh. Beberapa faktor yang
mempengaruhi reaksi pengobatan diantaranya absorpsi obat, distribusi obat
dalam tubuh, metabolisme obat, dan ekskresi (Pramesti, et al., 2017).
Meskipun rute sediaan oral adalah jalur yang paling nyaman untuk
pemberian obat, ada sejumlah keadaan di mana hal ini tidak memungkinkan
baik dari perspektif klinis maupun farmasi. Dalam kasus ini, rute rektal
merupakan alternatif praktis dan dapat digunakan untuk memberikan obat
untuk tindakan lokal dan sistemik.
OVERVIEW
Sediaan Rektal

Rute Sediaan Rektal

Contoh Obat Sediaan Rektal

Bentuk Sediaan Rektal

Biofarmasi Sediaan Rektal

Faktor Fisiologis dan Patofisiologis

Uji Klinis Sediaan Rektal


SEDIAAN REKTAL
Sediaan rektal merupakan obat yang pemberiannya melalui rektum. Rektum
adalah sebuah ruangan dari saluran pencernaan pada manusia yang berawal
dari usus besar (setelah kolon sigmoid) dan yang berakhir di anus (Marcory
et al., 2015).
Kelebihan: Kekurangan:

• Bentuk sediaan relatif besar dapat • Tidak menyenangkan


ditampung dalam rektum • Absorbsi obat tidak teratur
• Rute rektal aman dan nyaman bagi • Dosis dan posisi absorbsinya
pasien usia lanjut dan muda dapat menimbulkan peradangan
• Terapi dapat dengan mudah apabila digunakan secara terus
dihentikan menerus
RUTE SEDIAAN REKTAL
• Rute sediaan rektal dapat digunakan secara klinis untuk memberi berbagai terapi
untuk pengobatan lokal dan kondisi sistemik.
• Termasuk pengobatan lokal untuk sembelit, wasir, fisura anus, peradangan, dan
hiperkalemia.
• Formulasi rektal untuk pemberian obat sistemik digunakan secara klinis untuk
pengobatan nyeri, demam, mual dan muntah, migrain, alergi, dan sedasi.
Formulasi rektal ini didasarkan pada bentuk sediaan konvensional, seperti supositoria,
enema, dan biasanya digunakan untuk terapi jangka pendek (Hua, 2019: 1).
CONTOH SEDIAAN REKTAL
BENTUK SEDIAAN REKTAL
SEDIAAN CAIR
Enema

SEDIAAN PADAT SEDIAAN CAIR


Suppositoria, Kapsul, Gel, Busa, Krim
Tablet
BIOFARMASI SEDIAAN REKTAL
• Absorbsi obat pada pemberian rektal ditentukan oleh kombinasi faktor terkait
formulasi, faktor terkait obat, dan faktor terkait fisiologi.
• Absorbsi obat setelah pemberian rektal dapat bervariasi, tergantung pada
penempatan suppositoria atau larutan obat di dalam rektum.
• Sebagian dari obat dapat diabsorbsi melalui vena hemoroid bawah, dimana obat
langsung masuk ke dalam sirkulasi sistemik, beberapa obat dapat diabsorbsi
melalui vena hemoroid superior, yang masuk ke dalam vena mesenterika pada
pembuluh hati dimetabolisme sebelum darah portal ke hati, dan absorbsi sistemik.
FAKTOR FISIOLOGIS DAN
PATOFISIOLOGIS
Faktor Fisiologis Faktor Patofisiologis
• Pertimbangan anatomi • Penyakit radang usus (IBD)
• Penyerapan obat • Sindrom iritasi usus besar (IBS)
• Retensi obat • Wasir
• Volume cairan dan pH • Fisura anus

• Viskositas rektal dan pergerakan usus • Inkontinensia usus


• Infeksi saluran cerna akut
UJI KLINIS SEDIAAN REKTAL
Evaluasi dari banyak formulasi sediaan rektal telah dibatasi in vitro ( misal pelepasan
obat dan serapan seluler) atau ex vivo ( misanya pemeriksaan mukoadhesion). Oleh
karena itu, kehati-hatian harus dilakukan saat menafsirkan data, karena efek yang sama
pada hewan atau manusia tidak dapat dijamin. Penggunaan hewan pengerat untuk studi
in vivo juga dapat memiliki keterbatasan untuk memeriksa pemberian obat rektal untuk
penggunaan klinis. Misalnya, anatomi dan fisiologi hewan pengerat dapat
mempengaruhi distribusi bentuk sediaan serta jumlah formulasi yang dapat diberikan
secara rektal. Bagi manusia, hewan pengerat cenderung lebih sering buang air besar,
buang air besar lebih intens, dan perputaran lendir di rektum lebih cepat. Faktor-faktor
ini harus diperhitungkan saat mendesain studi in vivo (Hua, 2019: 12-13).
KESIMPULAN
Rute rektal untuk pemberian obat masih relatif kurang dimanfaatkan
meskipun memiliki kelebihan. Meskipun jalur oral adalah jalur yang paling
nyaman dan disukai untuk pemberian obat, ada sejumlah keadaan dimana
hal ini tidak mungkin baik dari perspektif klinis atau farmasi. Dalam kasus
ini, rute rektal mungkin merupakan alternatif praktis dan dapat digunakan
untuk memberikan obat untuk tindakan lokal dan sistemik.
DAFTAR PUSTAKA
Hua, S. 2019. Phisiological and Pharmaceutical Considerations for Rectal
Drug Formulations. Frontiers in Pharmacology. Vol. 10 (1196): 1 –
16. doi: 10.3389/fphar.2019.01196
Marcory, T. et al., 2015. Sediaan Biofarmasetika Pemberian Obat Secara
Rektal dengan Efek Sistemik. Diakses pada 15 Mei 2021, sumber:
https://www.slideshare.net/Ryecory/presentation1-49340574
Pramesti, A. et al., 2017. Sediaan Rektal. Program Studi S-1 Farmasi.
Kudus: STIKES Cendekia Utama Kudus
Thank you

Anda mungkin juga menyukai