Disusun oleh :
Maspiyatun (1917201043)
Romza Hafid (1917201074)
Silviana Dwi Rahayu (1917201071)
Vivi Nur Azizah (1917201259)
Qonita Rafida Hana (1917201042)
LATAR BELAKANG ILMU KALAM
Ilmu kalam merupakan objek kajian berupa ilmu pengetahuan dalam agama
islam yang dikaji dengan menggunakan dasar berfikir berupa logika dan dasar
keprcayaan-kepercayaan pribadi atau suatu golongan untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan akan eksistensi atau keberadaan Tuhan, bagaimana
Tuhan, seperti wujudnya dan pertanyaan-pertanyaan sejenis lainnya yang
berhubungan dengan tuhan.
Adapun tujuan utama dari dari ilmu kalam adalah untuk menjelaskan landasan
keimanan umat islam dalam tatanan yang filososfi dan logis. Bagi orang yang
beriman, bukti mengenai eksistensi dan segala hal yang menyangkut dengan
tuhan yang yang ada dalam al-qur’an, hadist ucapan sahabat yang mendengar
langsung perkataan nabi dan lain sebagainya,sudah cukup. Namun tatkala
masalah ini di hadapkan pada dunia yang lebih luas dan terbuka, maka dalil dalil
naqli tersebut tidak begitu berperan.Sebab, tidak semua orang meyakini
kebenaran al-qur’an dan beriman.
SEJARAH ILMU KALAM JABARIYAH
Kata jabariyah berasal dari kata jabara yang berarti memaksa di dalam
al-munjid di jelaskan bahwa jabariyah berasal dari kata jabara yang
mengandung arti memaksa atau mengharuskannya mellakukan sesuatu
kalau di katakan, Allah Swt mempunyai sifat al-jabbar (dalam bentuk
mubalaghah), itu artinya allah maha memaksa. Ungkapan al-insan
majbur mempunyai arti bahwa manusia dipaksa atau terpaksa.
Dalam konteks geo-cultural bangsa arab, faham jabariyah di duga telah
ada sejak sebelum islam datang ke masyarakat arab. Kehidupan bangsa
arab yang di liputi oleh gurun pasir yang terjang dan gersang serta
panas, telah memberi pengaruh besar terhadap cara hidup mereka.
Dalam konteks seperti ini mereka tidak banyak melihat untuk mengubah
keadaan sekeliling mereka sesuai dengan keinginan mereka sendiri.
al-jabar pertama kali di perkenelkan oleh ja’d bin dirham
( terbunuh 124 H ) yang kemudian disebarkan oleh jham
shafwan( 125 H) dari khurasan. Dalam sejarah teologi islam,
jham tercatat sebagai tokoh yang mendirikan aliran jhamiyah
dalam kalangan murji’ah.
Al- Husain bin Muhammad An-najjar dan Ja’d bin Dirar.
Mengenani kemunculan paham al-jabar, para ahli sejarah
pemikiran mengkajinya melalui pendekati gekultural bangsa
arab.
Harun nasution menjelaskan bahwa dalam situasi demikian,
masyarakat arab tidak banyak melihat jalan untuk mengubah
keadaan sekeliling mereka sesuai dengan keinginannya.
TOKOH-TOKOH DOKTRIN JABARIYAH