Anda di halaman 1dari 32

EPISTAKSIS

Oleh:

Bram Permadi Tanto 04114705103


Christine Juliana 04114705058
Karolina Chandra 04114705076

Pembimbing:
Dr. Puspa Zuleika, Sp.THT-KL, Mkes
DEFINISI

Epistaksis adalah keluarnya darah dari


hidung yang merupakan suatu tanda
atau keluhan bukan penyakit.
EPIDEMIOLOGI
Insiden terbanyak
pada usia 2-10 tahun
dan 50-80 tahun

Sering dijumpai pada musim dingin dan kering


Insiden pada bulan November sampai Maret dibandingkan
dengan bulan April sampai Oktober 56% versus 44%,

Epistaksis terjadi lebih sering


pada pria (58%) dibandingkan
dengan pasien perempuan (42%)
ETIOLOGI

Lokal Sistemik
Lokal
• Trauma

• Infeksi Lokal

• Neoplasma

• Pengaruh Lingkungan

• Deviasi Septum
Trauma
 Mengorek hidung,
 benturan ringan,
 bersin atau mengeluarkan ingus terlalu keras,
 atau akibat trauma yang lebih hebat seperti

kena pukul, jatuh atau kecelakaan lalu lintas


 akibat adanya benda asing tajam atau trauma

pembedahan.
Infeksi Lokal
 Pada infeksi hidung dan sinus paranasal
seperti rhinitis atau sinusitis.

inflamasi yang akan


merusak mukosa
memudahkan
Infeksi terjadinya
perdarahan
peningkatan di hidung.
permeabilitas pembuluh
darah setempat
Neoplasma

Epistaksis sedikit dan intermiten, kadang-


kadang ditandai dengan mukus yang bernoda
darah.
Hemangioma, angiofibroma dapat
menyebabkan epistaksis berat

Pada tumor terjadi pertumbuhan sel yang


abnormal dan pembentukan pembuluh darah
yang baru (neovaskularisasi) yang bersifat
rapuh sehingga memudahkan terjadinya
perdarahan
Pengaruh Lingkungan
Kelembaban udara Zat-zat
yang rendah
korosif

dehumidifikasi Iritasi
mukosa nasal mukosa

Pembuluh darah mudah


pecah
Deviasi Septum

Pembuluh
Deviasi darah
Turbulens pecah
septu Krusta
i udara meskipun
m trauma
ringan
Sistemik
• Kelainan Darah

• Penyakit Kardiovaskuler dan lainnya

• Infeksi Akut

• Gangguan Hormonal

• Alkoholisme
Kelainan Darah
Trombositopenia

Leukimia

Hemofilia

Pengaruh obat-obatan

Kelainan kongenital
Penyakit Kardiovaskuler dan lainnya

Hipertensi

Arteriosklerosis

Sirosis Hepatis

Diabetes Melitus
Infeksi Akut
Demam
Berdarah Kompleks antigen antibodi

Agregasi Trombosit

Trombosit saling melekat Dihancurkan oleh RES


Pengeluaran faktor III  KID

Trombositopeni dan penurunan faktor


pembekuan
Gangguan Hormonal
Wanita hamil,
menarche, menopause

Estrogen dan
progesteron yang
tinggi

Mukosa bengkak dan


pembuluh darah rapuh

Epistaksis
Alkoholisme
Alkohol

Sel darah menggumpal

Sumbatan pembuluh darah

Peningkatan tekanan intravaskular

Pembuluh darah pecah


PENEGAKAN DIAGNOSIS

• Perdarahan keluar dari depan atau


belakang hidung
• beratnya perdarahan, frekuensi, lamanya
perdarahan,
• penyebab perdarahan
Anamnesi • riwayat perdarahan hidung sebelumnya,
s • keluhan mengenai kelainan pada kepala
dan leher yang berkaitan dengan gejala-
gejala yang terjadi pada hidung,
• riwayat penyakit lain seperti hipertensi,
kelainan perdarahan, dan
• riwayat pengobatan.
Pemeriksaan Fisik
• Pengukuran tekanan darah
• Rinoskopi anterior
• Vestibulum, mukosa hidung dan septum nasi, dinding
lateral hidung dan konkha inferior harus diperiksa dengan
cermat
• Rinoskopi posterior
• Pemeriksaan nasofaring dengan rinoskopi posterior
penting pada pasien dengan epistaksis berulang dan
sekret hidung
Pemeriksaan
Penunjang

Rontgen sinus dan Endoskopi Skrining terhadap


CT-Scan atau MRI hidung koagulopati

Rontgen
Rontgen sinus
sinus dan
dan Tes-tes
Tes-tes yang
yang tepat
tepat
CT-Scan atau MRI
CT-Scan atau MRI untuk
untuk melihat
melihat atau
atau termasuk waktu
termasuk waktu
penting
penting mengenali
mengenali menyingkirkan
menyingkirkan protrombin
protrombin serum,
serum, waktu
waktu
neoplasma
neoplasma atau
atau kemungkinan
kemungkinan tromboplastin
tromboplastin parsial,
parsial,
infeksi.
infeksi. penyakit
penyakit lainnya
lainnya jumlah
jumlah platelet
platelet dan
dan waktu
waktu
perdarahan.
perdarahan.
Sumber Perdarahan
PENATALAKSANAAN
Prinsip utama dalam menanggulangi
epistaksis, yaitu :

memperbaiki
menghentika
keadaan
n perdarahan
umum

mencegah
mencegah
berulangnya
komplikasi
epistaksis
Tentukan sumber perdarahan
• Pasang tampon anterior dengan adrenalin 1/10.000 dan
lidocain/pantocain 2%
• Tampon ini dibiarkan selama 3-5 menit, evaluasi lokasi perdarahan
Perdarahan Anterior
Epistaksis • duduk dengan kepala ditegakkan,
ringan pada • cuping hidung ditekan ke arah septum selama
anak beberapa menit.

•• Gulungan
Gulungan kapas
kapas yang
yang telah
telah dibasahi
dibasahi dengan
dengan anestetik
anestetik lokal
lokal dan
dan
Perdarahan dekongestan lalu dimasukkan dengan hati-hati ke dalam hidung.
dekongestan lalu dimasukkan dengan hati-hati ke dalam hidung.
anterior •• Bila
Bila perdarahan
perdarahan tidak
tidak berhenti,
berhenti, pemasangan
pemasangan tampon
tampon diulangi
diulangi

• tempat asal perdarahan dikaustik dengan larutan


Bila sumber Nitras Argenti 20-30% / Asam Triklorasetat 10%,
telah terlihat • Elektrokauter

Perdarahan • Tampon anterior


masih terus
berlangsung
• Tampon rol anterior
Perdarahan Posterior
Tampon Bellocq
 Balon Intranasal
Perdarahan Posterior… cont’d
 Obat-obat hemostatik  tidak terlalu efektif

 Ligasi Arteri  untuk epistaksis yang berat,


dimana tidak dapat diatasi dengan tampon
posterior
Medikamentosa
 Selama pemasangan tampon (3-4 hari),
kenyamanan pasien akan terganggu
◦ pemberian sedatif dan analgesik
 Pertimbangan untuk pemberian antibiotik
broad spektrum
◦ untuk mencegah terjadinya komplikasi akibat
kuman patogen selama pemasangan tampon.
PENCEGAHAN
Batasi
penggunaan
Gunakan gel hidung
obat – obatan
larut air di hidung,
oleskan dengan cotton yang dapat
bud. Jangan masukkan meningkatkan
cotton bud melebihi 0,5 perdarahan
Gunakan seperti aspirin
– 0,6cm ke dalam
semprotan hidung
atau tetes larutan
hidung Bersin atau
ibuprofen.
garam, pada kedua melalui
lubang hidung dua
sampai tiga kali mulut
sehari.
Hindari
Hindari meniup memasukkan
Gunakan alat melalui hidung benda keras
untuk terlalu keras
ke dalam
melembabkan hidung,
udara di termasuk jari.
rumah
KOMPLIKASI
Komplikasi akibat epistaksis
• syok
• anemia
• iskemi cerebri, insufisiensi koroner dan infark
miocard
• peningkatan PCO2 dan penurunan PO2 pada pasien
dengan riwayat paru atau jantung dapat
menimbulkan IMA dan gangguan pembuluh darah
otak.
• Tampon anterior
• sinusitis
Komplikasi • air mata yang berdarah (bloody tears)
akibat • septikemia.
pemasanga • Tampon posterior
n tampon • otitis media
• haemotympanum
• laserasi palatum mole dan sudut bibir
Terima kasih
 Bila pada cedera hidung ada gang penghidu
apa yg perlu dilakukan
 Follow up selama penatalaksanaan epistaksis
 Kapan kita bawa ke otolaring, kpn ke dkter

bedah plastik
 Indikasi rawat inap untuk epistaksis
 Apakah ada obat-obat farmakologi utk

epistaksis
 Epistaksis pada hipertensi bgmn

penatalaksanaanya
 Bgmn pendapatnya atas pengobatan alternatif

epistaksis speerti pke daun sirih


 Apa alternatif yg harus dilakukan jika

perdarahan epis msh terus bernlangsung.

Anda mungkin juga menyukai