Anda di halaman 1dari 34

Karakteristik Peserta Didik SD

dan Prinsip-Prinsip
Pembelajaran yang Mendidik
Menurut Teori

Konfergensi

Anak terlahir seperti kertas yang tertulis dengan tulisan


samar, sehingga tugas guru dalam pembelajaran adalah
mempertebal tulisan tersebut supaya menjadi terang dan
jelas
Potensi merupakan model dan sekaligus batas-batas bagi
perkembangan kecakapan atau hasil belajar

Menurut Desmita (2014)

Potensi Kondisi dan kesehatan tubuh, ketahanan dan kekuatan tubuh, serta kecakapan
Fisik motorik

Kecerdasan atau intelegensi dan bakat


 Kecerdasan umum (kemampuan intelektual)
Potensi  Kecerdasan majemuk
Psikologi  Kecerdasan emosi dan spiritual
 Bakat
Tahapan perkembangan fisik motorik individu, menurut
Aritoteles (384-322 MS)

Masa anak-anak
anak sekolah
(0-7(7-14
th) perganitina
th) gejala pubertas
gigi
Masa remaja (14-21) Primer dan sekunder
Karakteristik siswa SD (Desmita, 2014)

Usia 10-12 th
Memiliki keterampilan manipulatif
menyerupai kemampuan orang dewasa

Usia 8-10 th
Koordinasi motorik halus berkembang

Usia 7 th
Tangan semakin kuat, lebih menyukai
menggunakan pensil daripada crayon

Usia 6 th
Berkembang koordinasi antara mata
dengan tangan
Implementasi Pembelajaran
1. Mengidentifikasi keadaan fisik dan kesehatan
2. Menyimpulkan keadaan fisik dan kesehatan
3. Memperhatikan dan menanyakan kesehatan siswa
4. Membimbing dan melatih siswa yang kemampuan motoriknya belum baik
5. Memberikan perhatian khusus kepada siswa yang berkebutuhan khusus
6. Melaksanakan pembelajaran yang memfasilitasi pembiasaan dan pengembangan
sikap serta keterampilan psikomotorik
7. Bekerjasama dengan rekan sejawat dan orang tuan siswa untuk mengembangkan
potensi fisik
8. Bekerjasama dengan tenaga ahli untuk mengatasi permasalahan siswa
• Sensorik motorik (0 – 2 th)
• Pra operasional (2 – 7 th) Piaget (1920-1964)
• Operasional konkret (7 – 12 th)
• Operasional Formal (12 ke atas)
• Sensorik motorik (3 bln – 2 th)
• Representasi (2 – 12 th)
Fischer (2005)
• Abstrak (12 – 26 th)
• Sensorik-motoric (0 - 1,5 th)
• Interrelasional (1,5 – 5 th) Robi Case (1996)
• Dimensional (5 – 11 th)
• Vektorial (11 – 19 th)
• Tahap anaktif
• Tahap iconik
Jerome Bruner (1966)
• Tahap simbolik
Tahapan perkembangan kognitif/intelektual
Hal-hal yang harus dilakukan guru pada tahap Operasional

1. Mengidentifikasi kemampuan intelektual siswa


2. Memahami tingkat perkembangan kognitif siswa
3. menci[ptakan iklim belajar yang kondusif
4. Merancang pembelajaran sesuai dengan keragaman, kecerdasan dan tingkat perkembangan
5. Melibatkan siswa dalam tugas operasional
6. Membuat aktivitas untuk berlatih mengurutkan
7. Mengajak siswa untuk bekerja kelompok
8. Melaksanakan pembelajaran menggunakan alat peraga
9. Menerima siswa apa adanya
10. Meracaang pembelajaran yang memancing rasa ingin tahu
11. Memberi kesempatan kepada siswa untuk memperoleh pengalaman
12. Memberikan pertanyaan kepada siswa sesuai dengan kemampuan intelektualnya
Karakteristik emosi siswa sekolah dasar

Kasih
Sedih sayang
Gembira
Iri hati
Ingin
Cemburu tahu
Rasa
Rewel takut
berlebih
Mudah
marah
Karakteristik siswa berdasarkan perkembangan
sosial
1. Renta terhadap penerimaan sosial
2. Kepekaan yang berlebih dan mudah tersinggung
3. Sikap sportif dan tanggung jawab mulai tumbuh
4. Ada kecenderungan diskriminatif
5. Ada kecenderungan untuk menilai
6. Bersikap antagonis terhadap jenis kelamin
7. Ada kecenderungan bersaing dengan kelompok lain
8. Mudah dipengaruhi karena ingin mendapatkan perhatian dari
kelompok sebayanya
Cara Pembelajaran dengan mempertimbangkan
karakteristik siswa dari perkembangan moral dan
spiritual :

1. Menjadi teladan atau panutan


2. Menciptakan iklim belajar yang kondusif
3. Memahami keragaman dalam perilaku moral dan kecerdasan
spiritual siswa.
4. Merancang pembelajaran
5. Mengembangkan perilaku moral dan spiritual
6. Membiasakan berdoa sebelum dan sesudah pembelajaran dan
mendorong siswa rajin beribadah, serta melibatkan mereka
dalam kegiatan keagamaan dan sosial
7. Membuat tugas kelompok/kelas
8. Bekerjasama dengan rekan guru
Karakteristik siswa secara umum
Senang bergerak

Senang bermain

Senang berimajinasi dan berkarya

Senang melakukan sesuatu secara


langsung

Senang bekerja dalam kelompok


Menurut (yusuf : 2014) perkembangan individu sejak lahir sampai
masa kematangan terdiri dari :

Masa kelas rendah (6 – 10 tahun )


memiliki karakteristik:
a. kondisi jasmani dan prestasi sangat berhubungan
b. sikap mematuhi aturan-aturan
c. kecenderungan memuji diri sendiri
d. suka membanding-bandingkan dirinya dengan anak lain
e. cenderung mengabaikan soal yang dianggap sulit
karena merasa tidak penting
f. menginginkan nilai yang baik tanpa mengingat apakah
prestasinya pantas diberi nilai baik atau tidak.
Masa kelas tinggi (10-13 tahun)
Memiliki karakteristik :
a. adanya minat terhadap aktivitas yang melibatkan sesuatu
yang konkret
b. cenderung membandingkan aktivitas-aktivitas praktis
c. sangat realistis
d. rasa ingin tahu tinggi
e. kemauan belajar tinggi
f. menjelang akhir masa ini, sudah ada minat kepada hal-hal
dan mata pelajaran khusus
g. sampai sekitar umur 11 tahun memerlukan guru atau orang
dewasa lainnya untuk menyelesaikan tugas dan memenuhi
keinginannya
h. memandang nilai sebagai ukuran yang tepat mengenai
prestasi belajar di sekolah
i. senang membentuk kelompok sebaya umumnya agar dapat
bermain bersama.
Implikasi Prinsip Perkembangan terhadap
Pendidikan (Menurut Makmun (2009) antara lain :

Perkembangan dipengaruhi oleh faktor-faktor pembawaan, lingkungan, dan


kematangan.

Proses perkembangan berlangsung secara bertahap, progresif, sistematis, dan


berkesinambungan.

Bagian-bagian dari fungsi-fungsi organisme mempunyai garis perkembangan dan


tingkat kematangan masing-masing
Terdapat variasi dalam tempo dan irama perkembangan antarindividu dan
kelompok tertentu

Proses perkembangan itu pada awalnya lebih bersifat diferensiatif

Dalam batas-batas masa peka, perkembangan dapat dipercepat atau diperlambat


oleh kondisi lingkungan

Laju perkembangan anak berlangsung lebih pesat pada periode kanak-kanak


dari periode-periode berikutnya
Menurut Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 57
Tahun 2014, berbagai kegiatan yang dapat dilakukan sesuai dengan
tahapan perkembangan siswa :

Siswa sekolah dasar mengenali sesuatu berdasarkan apa


yang didengarnya
Siswa sekolah dasar adalah pendengar yang baik,
Siswa sekolah dasar suka bekerjasama
Siswa sekolah dasar senang berimajinasi,
Guru memberi kesempatan dan menyiapkan kegiatan-
kegiatan yang dapat dilakukan siswa di luar ruang bersama
teman-temannya.
Guru menyiapkan kegiatan yang mendorong siswa untuk
bergerak secara terarah untuk mengasah keterampilannya.
 Siswa perlu diberi kesempatan mengasah keterampilan
fisiknya.
Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk
melakukan kegiatan sendiri secara aktif tanpa diberi contoh
Guru dapat menyiapkan berbagai kegiatan yang
mendorong siswa untuk berbicara secara aktif
 Memberi kesempatan kepada siswa untuk menjadi
pembicara.
Memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan
diskusi.
Guru menyiapkan kegiatan yang mendorong siswa
untuk berkata-kata yang sifatnya deskriptif.
 Guru perlu menyiapkan kegiatan yang mendorong
siswa untuk berbicara secara aktif.
 Mendorong siswa untuk melaporkan hasil kerjanya
secara lisan
Guru dapat mendorong siswa mengkomunikasikan
karyanya dalam berbagai bentuk gambar lengkap
Guru perlu sering memperingatkan siswa untuk lebih teliti dalam
mengerjakan tugas karena pada umumnya mereka bergerak cepat dan
bekerja dengan tergesa-gesa, karena mereka penuh dengan energi.
Guru perlu menyiapkan berbagai kegiatan yang dilakukan tidak hanya
di dalam ruang tetapi juga di luar ruang karena siswa perlu pelepasan
energi secara fisik (kegiatan di luar ruangan).
Guru perlu mengatur kegiatan yang belum memerlukan konsentrasi
yang lama karena siswa konsentrasinya masih terbatas.
Guru perlu menyiapkan kegiatan yang menyenangkan karena pada usia
ini perkembangan sosialnya masih sangat baik dan penuh dengan humor.
Guru perlu menyiapkan kegiatan yang memungkinkan siswa untuk
bekerjasama khususnya dengan teman yang sejenis.
Batasan atau aturan perlu ditata sedemikian rupa karena siswa masih
bermasalah dengan aturan dan batasan-batasan.
Guru perlu menyiapkan berbagai kegiatan yang menghasilkan sesuatu
karena pada usia ini mereka senang menghasilkan karya.
Guru juga menyiapkan kegiatan-kegiatan yang berbentuk operasional
konkret karena pada masa ini mereka masih bermasalah dengan kondisi
abstrak.
Guru harus mendorong siswa mengungkapkan ide, pendapat, saran
atau cerita secara deskriptif, misalnya menceritakan pengalaman yang
dialaminya.
Menyiapkan berbagai kegiatan yang eksploratif misalnya mencari fakta
dalam kamus, menyelidiki lingkungan, untuk dapat mengenal dunia yang
lebih luas bukan hanya yang dekat dengan dirinya.
Prosedur yang Sistematis Untuk Mengidentifikasi Keragaman
Karakteristik Siswa

Pelajari dan pahami tugas- Jabarkan tugas-tugas perkembangan


tugas perkembangan masa kepada keterampilan-keterampilan
Lakukan observasi
dan pola perilaku yang bersifat
siswa SD operasional

Memperkuat pengamatan dan mengidentifikasi aspek


Lakukan wawancara wawancara menggunakan kecakapan dan kepribadian
angket siswa

Menganalisis hasil Mengembangkan catatan menjadi


Meminta informasi dari orang
identifikasi dan membuat langkah-langkah pengembangan atau
tua serta teman-teman siswa pemecahan masalah dan tindak lanjut
catatannya
Pembelajaran Terkait dengan Pengembangan Potensi Siswa

Memahami karakteristik perilaku Merancang strategi pembelajaran


dan kemampuan siswa pada tahap yang sesuai dengan keragaman
perkembangannya karakteristik siswa

Memahami bahwa setiap siswa Membimbing siswa untuk


Menciptakan iklim belajar yang
memiliki keunikan dan berbeda menguasai keterampilan dan
kondusif
satu dengan lainnya kemampuan

Melaksanakan pembelajaran yang


Memotivasi siswa
memfasilitasi siswa
Cara Identifikasi Kemampuan Awal Siswa

Mengidentifikasi jenis dan


ruang lingkup pengetahuan awal
yang telah diketahui dan
dikuasai siswa

Identifikasi tingkat dan tahap


kemampuan kognitif, afektif
dan psikomotorik yang telah
dicapai siswa
Langkah-langkah Mengidentifikasi
Kesulitan Belajar Siswa
Menandai dan menemukan
kesulitan belajar siswa dengan
Melokalisasikan letak kesulitan
membandingkan nilai siswa
belajar
dengan kriteria yang telah
ditetapkan Memperhatikan atau
menganalisis catatan observasi
atau laporan proses
pembelajaran

Melakukan tindak remedial atau


Mengidentifikasi faktor
membuat referal atau membuat
penyebab kesulitan belajar
rekomendasi atau rujukan

Membuat alternatif bantuan


berdasarkan hasil diagnosis
Prinsip-Prinsip Pembelajaran yang Mendidik

Belajar merupakan aktivitas sadar dan menetap yang dilakukan oleh


manusia sebagai individu dalam berinteraksi dengan lingkungannya yang
mengakibatkan perubahan perilaku meliputi perubahan sikap,
pengetahuan, dan keterampilan. Ciri dari individu yang telah mengalami
proses belajar adalah adanya perubahan perilaku yang lebih baik dan relatif
menetap akibat interaksi aktif individu tersebut dengan lingkungannya.
Pembelajaran merupakan proses interaksi antar peserta didik, peserta didik
dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
Prinsip dalam Proses Pembelajaran
 Menurut Weil (1980), terdapat tiga prinsip penting dalam proses pembelajaran, yaitu:
1. Proses pembelajaran adalah membentuk kreasi lingkungan yang dapat membentuk
dan mengubah struktur kognitif siswa,
2. Berhubungan dengan tipe-tipe pengetahuan yang harus dipelajari,
3. Dalam proses pembelajaran harus melibatkan peran lingkungan sosial.
Berdasarkan teori belajar Thorndike, prinsip belajar terdiri dari :

 Prinsip kesiapan adalah kesiapan fisik (jasmani) dan psikis (mental) seorang siswa
untuk belajar.

 Prinsip motivasi yaitu belajar dapat terjadi jika terdapat pendorong atau penarik
yang menyebabkan seseorang melakukan perubahan tingkah laku sesuai dengan
tujuan tertentu.

 Prinsip perhatian yaitu kesengajaan siswa untuk memusatkan pikirannya


menerima informasi.
 Prinsip persepsi yaitu respon siswa yang khas dari stimulus yang diterimanya.
Persepsi melahirkan pandangan yang bersifat kompleks yang menyebabkan
seseorang menerima, menyangkal, atau ragu-ragu terhadap pendapat orang lain.

 Prinsip retensi yaitu prinsip ingatan seseorang tentang konsep setelah mempelajari
sesuatu.

 Prinsip transfer yaitu pemindahan pengetahuan, keterampilan, dan sikap dari suatu
situasi ke dalam situasi yang lain.
Prinsip-Prinsip Pembelajaran Mendidik yang
Berlaku Umum :
Prinsip perhatian dan motivasi

Prinsip keaktifan

Prinsip pengalaman atau keterlibatan secara langsung

Prinsip pengulangan

Prinsip tantangan

Prinsip balikan dan peguatan

Prinsip perbedaan individu


Prinsip-prinsip Standar Proses Pendidikan,
Pembelajaran yang Efektif :

Prinsip keterlibatan Prinsip keragaman mdia


Prinsip kontekstual
siswa secara aktif dan sumber belajar

Prinsip pengembangan
kemampuan berpikir
Prinsip pembiasaan
kritis, kreatif, dan
inovatif
Karakteristik Pembelajaran yang Mendidik

1) Peserta didik mencari tahu bukan diberi tahu


2) Sumber belajar bervariasi
3) Menggunakan pendekatan proses dan ilmiah
4) Pembelajaran berbasis kompetensi
5) Pembelajaran terpadu
6) Pembelajaran dengan jawaban multidimensi
7) Pembelajaran dengan keterampilan aplikatif

8) Pembelajaran seimbang antara keterampilan fisik dan mental

9) Pembelajaran mengutamakan pembudayaan peserta didik sebagai pembelajar sepanjang


hayat

10) Pembelajaran menerapkan nilai-nilai melalui keteladanan, pengakuan atas perbedaan


individual dan latar belakang budaya peserta didik

11) Pembelajaran tidak hanya berlangsung di kelas tetapi di sekolah, rumah dan masyarakat

12) Pembelajaran menerapkan prinsip siapa saja adalah guru, siapa saja adalah siswa,
dimanapun adalah kelas untuk belajar, dan kapanpun waktunya untuk belajar
Implikasi Prinsip-prinsip Pembelajaran yang Mendidik Terhadap
Pembelajaran yang Dilakukan Oleh Guru :

Prinsip perhatian dan motivasi

Prinsip keaktifan

Prinsip pengalaman atau keterlibatan secara langsung

Prinsip pengulangan

Prinsip tantangan

Prinsip balikan dan penguatan

Prinsip perbedaan individu

Anda mungkin juga menyukai