Anda di halaman 1dari 22

REFERAT STUNTING DAN CARA

MENENTUKAN DIAGNOSA
STUNTING
DISUSUN OLEH:
RIFAT SALIM
N 111 20 021

PEMBIMBING KLINIK :
dr. HARYANTY KARTINI HUNTOYUNGO, M.BIOMED, SP.A
DEFINISI
Stunting adalah kondisi dimana balita memiliki perawakan
pendek oleh karena kekurangan gizi jangka panjang atau
malnutrisi kronik
SITUASI GLOBAL
Tren Prevalensi Balita Pendek di Dunia Tahun 2000-2017
SITUASI NASIONAL
Masalah Gizi di Indonesia Tahun 2015-2017
SITUASI NASIONAL
Prevalensi Balita Pendek di Indonesia Tahun 2007-2013
SITUASI NASIONAL
Prevalensi Balita Pendek Tahun 2015-2017
FAKTOR PENYEBAB STUNTING
1. Asupan nutrisi yang tidak optimal
2. Kebutuhan nutrisi yang meningkat akibat kondisi
Kesehatan suboptimal akibat penyakit
DIAGNOSIS STUNTING

Kriteria awal untuk mendiagnosis anak dengan perawakan pendek adalah:

 Tinggi badan <P3

 Kecepatan tumbuh <P25

 Perkiraan tinggi akhir dibawah tinggi potensi genetik


DIAGNOSIS STUNTING
PEMANTAUAN TINGGI BADAN
DIAGNOSIS STUNTING
KECEPATAN PERTUMBUHAN
DIAGNOSIS STUNTING
PERKIRAAN TINGGI AKHIR
PEMERIKSAAN PENUNJANG

PEMERIKSAAN SKRINING
a) pemeriksaan darah tepi lengkap
b) urin dan feces rutin
c) laju endap darah
d) elektrolit serum
e) pemeriksaan usia tulang
PEMERIKSAAN PENUNJANG

PEMERIKSAAN KHUSUS
a) kadar hormon pertumbuhan
b) IGF-1
c) analisis kromosom
d) analisis DNA
TATALAKSANA STUNTING

 Perawakan pendek variasi normal tidak memerlukan pengobatan

 Terapi perawakan pendek patologis sesuai dengan etiologi

 Terapi hormon pertumbuhan dilakukan atas konsultasi dan pengawasan ahli endokrinologi anak

 Terapi pembedahan diperlukan pada kasus tertentu misalnya tumor intrakranial

 Terapi suportif diperlukan untuk perkembangan psikososial


 Rujukan spesialis sesuai dengan etiologi
DAMPAK STUNTING

Dampak Jangka Pendek

a. Peningkatan kejadian kesakitan dan kematian;

b. Perkembangan kognitif, motorik, dan verbal pada anak tidak optimal;

c. Peningkatan biaya kesehatan.


DAMPAK STUNTING
Dampak Jangka Panjang

a. Postur tubuh yang tidak optimal saat dewasa (lebih pendek dibandingkan pada umumnya);

b. Meningkatnya risiko obesitas dan penyakit lainnya;

c. Menurunnya kesehatan reproduksi;

d. Kapasitas belajar dan performa yang kurang optimal saat masa sekolah; dan
e. Produktivitas dan kapasitas kerja yang tidak optimal
PENCEGAHAN STUNTING
Ibu Hamil & Bersalin

a. Intervensi pada 1.000 hari pertama kehidupan;

b. Mengupayakan jaminan mutu ante natal care (ANC) terpadu;

c. Meningkatkan persalinan di fasilitas kesehatan;

d. Menyelenggarakan program pemberian makanan tinggi kalori, protein, dan mikronutrien (TKPM);

e.Deteksi dini penyakit (menular dan tidak menular);

f. Pemberantasan kecacingan;

g. Meningkatkan transformasi Kartu Menuju Sehat (KMS) ke dalam Buku KIA;

h. Menyelenggarakan konseling Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan ASI eksklusif;

i. Penyuluhan dan pelayanan KB.


PENCEGAHAN STUNTING
Balita

a. Pemantauan pertumbuhan balita;

b. Menyelenggarakan kegiatan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) untuk balita;

c. Menyelenggarakan stimulasi dini perkembangan anak; dan

d. Memberikan pelayanan kesehatan yang optimal.


PENCEGAHAN STUNTING
Anak Usia Sekolah

a. Melakukan revitalisasi Usaha Kesehatan Sekolah (UKS);

b. Menguatkan kelembagaan Tim Pembina UKS;

c. Menyelenggarakan Program Gizi Anak Sekolah (PROGAS); dan

d. Memberlakukan sekolah sebagai kawasan bebas rokok dan narkoba


PENCEGAHAN STUNTING
Remaja

a. Meningkatkan penyuluhan untuk perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS),


pola gizi seimbang, tidak merokok, dan mengonsumsi narkoba; dan

b. Pendidikan kesehatan reproduksi.


PENCEGAHAN STUNTING
Dewasa Muda

a. Penyuluhan dan pelayanan keluarga berencana (KB);

b. Deteksi dini penyakit (menular dan tidak menular);


THANKS 

Anda mungkin juga menyukai