Anda di halaman 1dari 52

Tutorial modul 1

Anemia
Defisiensi
Besi
Learning
Issue
1. Definisi Anemia defisiensi besi
2. Factor resiko ADB
3. Patofisiologi ADB
4. Diagnosis ADB
5. Diagnosis banding ADB
6. Tatalaksana farmakologi ADB
7. Tatalaksana non farmakologi ADB
8. Prognosis
9. Langkah preventif
01
Definisi
Anemia Defisiensi Besi
Definisi Anemia
Defisiensi Besi

Anemia defisiensi besi adalah anemia yang


timbul akibat berkurangnya penyediaan besi
untuk eritropoesis, karena cadangan besi
kosong (depleted iron store) yang pada
akhirnya mengakibatkan pembentukan
hemoglobin berkurang.
02
Faktor resiko
Anemia Defisiensi Besi
Faktor Resiko

 Rendahnya masukan besi


 Gangguan penyerapan
 Kehilangan besi akibat
perdarahan menahun
 Kebutuhan besi meningkat
Faktor Resiko

 Usia
 Sosial Ekonomi Rendah
 Riwayat Kehamilan
 Kegemukan
 Infestasi Parasit
 Asupan Makanan
 Pendidikan
 Pekerjaan
03
Patofisiologi
Anemia Defisiensi Besi
Patofisiologi ADB
04
Diagnosis
Anemia Defisiensi Besi
Diagnosis Anemia
Defisiensi Besi

Diagnosis ADB ditegakkan berdasarkan

1. Anamnesis : mencari faktor predisposisi


dan etiologinya
2. Pemeriksaan fisik : gejala umum anemia,
gejala khas defisiensi besi, dan gejala
penyakit dasar
3. Pemeriksaan penunjang : untuk
mengkonfirmasi ADB
Anamnesis

Ditemukan gejala Etiologi


umum anemia seperti :
badan lemah
lesu
cepat lelah
• badan lemah mata berkunang – kunang.
• lesu • Riwayat diet
• cepat lelah
• • Riwayat
mata berkunang –
kunang. pendarahan.
Pemeriksaan Fisik

1. Gejala umum anemia : pucat terutama di konjungtiva dan jaringan dibawah kuku
2. Gejala khas defisiensi besi :
• Koilonychia
• Atrofi papil lidah
• Stomatitis angularis
• Disfagia
• Atrofi mukosa gaster
• Pica
3. Gejala penyakit dasar
• Akibat cacing tambang
• Akibat pendarahan kronik karena kanker
Diagnosis Anemia
Defisiensi Besi

Secara laboratoris untuk menegakkan diagnosis ADB dapat dipakai modifikasi dari kriteria ke
rlin et all sebagai berikut:
o Anemia hipokrom mikrositer pada apusan darah tepi, atau MCV < 80 fl dan MHC <31% de
ngan salah satu dari a, b, c, atau d berikut
a) Dua dari tiga parameter dibawah ini :
 Besi serum < 50 mg/dl
 TIBC > 350 mg/dl
 Saturasi tranferin < 15 % atau
b) Feritin serum < 20 mg/L atau
c) Pengecatan sumsum tulang dengan biru prusia menunjukkan cadangan besi negatif ata
u
d) Dengan pemberiansulfas ferosus 3 x 200 mg/hari selama 4 minggu disertai kenaikan ka
dar hemoglobin lebih dari 2 g/ dl
Diagnosis Anemia
Defisiensi Besi

Terdapat 3 tahap Diagnosis ADB : (Buku Ajar IPD UI Ed


VI)
1. Menentukan adanya anemia dengan melakukan pe
m. Hematologi rutin (Hb. Ht, Jmlh. Eritrosit)
2. Memastikan adanya defisiensi besi
3. Menentukan Penyebab defisiensi besi
Pemeriksaan
Penunjang

Hematologi
1. Darah rutin (Hitung sel darah) :
a) Hemoglobin  (N : ♂: 13,5-17,5, ♀: 12-16 gr/dl)
b) Leukosit : (N : 4000-10.000/mm 3 )
c) Trombosit : (N : 150.000-450.000/mm 3 )
d) Eritrosit  : ( N : ♂: 4,5-5,5 , ♀: 4-5 jt/mm3 )
e) LED : (N : ♂: <10 mm 3, ♀: <15 mm 3 )
f) Hematocrit  : (N : ♂: 40-48%, ♀: 37-45% )
Pemeriksaan
Penunjang

2. Gambaran apus darah tepi :


a) Eritrosit :
Ukuran : Mikrositik (< 6,9 u, N: 6,9-9,6 u), aniso
sitosis,
Warna : Hipokrom ( daerah pucat/central pallor
>1/3 diameter eritrosit),
Bentuk : Normal (bulat), Pencil cell/Cigar shape
d cell, poikilositosis
Pemeriksaan
Penunjang
b. Hitung jenis Leukosit :
Pemeriksaan
Penunjang
Pemeriksaan
Penunjang
3. Indeks Eritrosit
a) MCV  (Makrositer : >100 fl, Normositer : 80-100 fl, Mikrositer: <100 fl)
b) MCH  (Normokrom : 26-34 pg, Hipokrom : <26 pg)
c) MCHC  : 30N : 31-35 g/dl)
d) RDW ↑ (N : ≤ 15 % , meningkat : >15%)

4. Biochemistry Parameter :
e) SI  : ( N : 60-150 ug/dl)
f) TIBC ↑ : (♂ : 260-390 ug/dl, ♀ : 210-340 ug/dl)
g) SF  : (N : ♂: 40-340 ug/dl, ♀:15-150 ug/dl)
h) ST  : SI/TIBC x 100% (N :20-50 %)
Pemeriksaan
Penunjang
• Histopatologi
Pengecatan aspirasi sum-sum tulang dengan biru prusia untuk menunju
kkan cadangan besi (butir-butir hemosiderin) negatif.
Pemeriksaan
Penunjang

PP tambahan :
a) Pem. Feces : Eritrosit (Perdarahan Traktus Digestivus), Leukosit ↑ (Peradan
gan Traktus Digestivus), Parasit
b) Pem. Urin : Eritrosit ↑ (Perdarahan Traktus Urinarius)
05
Diagnosis Banding
Anemia Defisiensi Besi
Diagnosis Banding

MCV < 80fL (MCV rendah)

Anemia Defisiensi Besi


Thalasemia
Anemia Penyakit Kronis
Anemia Sideroblastik (congenital)
Diagnosis Banding

Pada keadaan defisiensi besi yang ringan


MCV dan morfologi sel darah merah pada
apusan darah tepi mungkin akan normal, j
ika keadaan anemia defisiensi besi terjadi
sangat dini feritinin serum mungkin berad
a pada rentang normal rendah pada saat s
umsum tulang tidak mempunyai simpana
n besi yang cukup.
Diagnosis Banding
Diagnosis Banding

Thalassemia

Thalassemia adalah suatu penyakit keturunan yang disebabkan oleh gangguan dari
1 atau lebih rantai globin dari hemoglobin, sehingga produksi hemoglobin tidak ter
bentuk sempurna.
Perbedaan ADB dengan thalasemia ialah
• Ada peningkatan eritropoiesis untuk mengimbangi hilangnya Fe
• Gambaran apusan darah tepi yang umum ditemukan pada pasien thalasemia iala
h mikrositik hipokromik, dengan banyak ditemukan sel target.
• Anemia yang terjadi terus menerus pada thalasemia dapat menyebabkan hepato
splenomegali dan eritropoiesis ekstramedular yang berujung pada eritropoiesis y
ang inefektif
Diagnosis Banding

• Perbedaan pada pemeriksaan penunjang ADB dan Thalassemia


Diagnosis Banding

ANEMIA SIDEROBLASTIK

Merupakan anemia yang timbul karena berkurangnya penyediaan besi un


tuk eritropoiesis karena gangguan mitokondria
Diagnosis Banding

Anemia Aplastik

Anemia aplastik merupakan bentuk anemia yang merupakan sindrom dari kelainan primer s
umsum tulang, ditandai oleh pansitopenia pada darah tepi dan hipoplasia sumsum tulang.
Gejala : mudah lelah dan pucat, sering memar, serta mudah terkena infeksi.
Pemeriksaan Penunjang Kelainan laboratorik yang dapat dijumpai pada anemia aplastik ada
lah
• Leukopenia dengan relatif limfositosis, tidak dijumpai sel muda dalam darah tepi
• Trombositopenia, yang bervariasi dari ringan sampai sangat berat
• Sumsum tulang: hipoplasia sampai aplasia
• Besi serum normal atau meningkat, TIBC normal
• Hapusan Darah Tepi: Ditemukan normokromik normositer
06
Tatalaksana Farmakologi
Anemia Defisiensi Besi
Tatalaksana Farmakologi
Anemia Defisiensi Besi

1. Terapi kausal
Terapi yang tergantung pada penyebab, pengobatan cacing tambang,Terapi kausal harus
dilakukan kalau tidak maka anemia akan kambuh kembali.

- Obat Cacing tambang (Ancylostoma (ankilostomiasis)


• Albendazole  :
Dosis Dewasa : 400 mg dosis tunggal atau 400 mg selama 3 hari dan
Dosis Anak : 400 mg dosis tunggal atau 400 mg selama 3 hari
• Mebendazole:
Dosis Dewasa : 500 mg dosis tunggal atau 2x100 mg selama 3 hari dan
Dosis Anak : 2 x 100 mg selama 2 hari
• Pirantel Apamoat :
Dosis yang sama pada anak dan dewasa sebesar : 10 mg/kg selama 3
hari, dengan dosis maksimum 1 gram.
Tatalaksana Farmakologi
Anemia Defisiensi Besi

2. Pemberian preparat besi untuk mengganti kekurangan besi dalam tubuh (iron replacemen theraphy )

A. Terapi besi per oral


 ferrosus sulphat (sulfas fenosus). Dosis anjuran 3 x 200 mg. Setiap 200 mg sulfas
fenosus mengandung 66 mg besi elemental.
 Pemberian sulfas fenosus 3 x 200 mg mengakibatkan absorpsi besi 50 mg/hari dapat
meningkatkan eritropoesis 2-3 kali normal.
 Preparat yang lain : ferrosus gluconate, ferrosus fumarat, ferrosus lactate, dan
ferrosus succinate
Tatalaksana Farmakologi
Anemia Defisiensi Besi

B. Terapi besi parenteral

1. iron dextran complex (mengandung 50 mg besi/ml) iron sorbitol citric acid complex
2. dan yang terbaru adalah iron ferric gluconate dan iron sucrose yang lebih aman.
Besi parental dapat diberikan secara intrauskular dalam atau intravena.
Efek samping yang dapat timbul adalah reaksi anafilaksis, flebitis, sakit kepala, flushing, mual, muntah,
nyeri perut dan sinkop.
Dosis yang diberikan dapat dihitung melalui rumus berikut :
• Kebutuhan besi (mg) = (15-Hb sekarang) x BB x 2,4 + 500 atau 1000 mg
Tatalaksana Farmakologi
Anemia Defisiensi Besi

C. Pengobatan lain

1. Diet : sebaiknya diberikan makanan bergizi dengan tinggi protein terutama yang berasal dari
protein hewani.
2. Vitamin c : vitamin c diberikan 3 x 100 mg/hari untuk meningkatkan absorpsi besi.
3. Transfusi darah : anemia defisiensi besi jarang memerlukan transfusi darah. Indikasi
pemberian transfusi darah pada anemia defisiensi besi adalah :
1. Adanya penyakit jantung anemik dengan ancaman payah jantung. 
2. Anemia yang sangat simpomatik, misalnya anemia dengan gejala pusing yang sangat
menyolok.
3. Pasien memerlukan peningkatan kadar hemoglobin yang cepat seperti pada kehamilan
trisemester akhir atau preoperasi.
07
Tatalaksana Non Farmakologi
Anemia Defisiensi Besi
Tatalaksana Non
Farmakologi

Transfusi Darah

 Jarang diperlukan
 Hanya diberikan pada keadaan anemia yang
sangat berat atau disertai infeksi yang dapat
mempengaruhi respon terapi
Tatalaksana Non
Farmakologi
Transfusi Darah
Indikasi :
• Adanya penyakit jantung anemik dengan ancaman gagal jantung
• Anemia yang sangat simptomatik, misalnya anemia dengan gejala pusing yang sangat
mencolok
• Pasien memerlukan peningkatan kadar hemoglobin yang cepat seperti pada kehamila
n trimester akhir atau preoperasi
• Anemia perdarahan akut setelah didahului penggantian volume dengan cairan
• Anemia kronis jika Hb tidak dapat ditingkatkan dengan cara lain
• Gangguan pembekuan darah karena defisiensi komponen
• Plasma loss atau hipoalbuminea jika tidak dapat lagi diberikan plasma substitute atau l
arutan albumin
Tatalaksana Non
Farmakologi

Transfusi Darah
• jenis darah yang diberikan adalah PRC {packe
d red celt)
• untuk penderita anemia berat dengan kadar
Hb < 4 g/dl hanya diberi PRC dengan dosis 2
– 3 mg/kgBB persatu kali pemberian disertai
pemberian diuretik seperti furosemide
• Jika terdapat gagal jantung yang nyata dapat
dipertimbangkan pemberian transfusi tukar
menggunakan PRC yang segar
Tatalaksana Non
Farmakologi

Transfusi Darah
• Transfusi darah dengan hb >10gr
Hb sekitar 5 gr/dl →critical / dl → tidak perlu
Hb sekitar 8 gr/dl →tolerable
• Hb 6- 10 gr/dl →jika atas indikasi
Hb sekitar 10 gr/dl →optimal keadaan oksigenasi pasien
Tatalaksana Non
Farmakologi
Transfusi Darah

Hal-hal yang harus diperhatikan :


1. Gunakan abocrath ukuran besar
2. Gunakan transfuse set baku dengan pori-pori 170 micron
3. Sebelum transfuse → beri NaCL 0,9% sebanyak 50-100 ml
4. Dekstrosa dan garam hipotonik → hemolysis
5. RL → koagulasi
Tatalaksana Non
Farmakologi
Transfusi Darah

6. Tidak boleh memasukkan obat ke dalam darah yang ditransfusikan


7. Jika transfuse darah dalam jumlah yang besar, harus dihangatkan
8. Hangatkan dengan suhu 37-39◦C
9. Diuretik hanya pada anemia kronis
10. Transfusi 1 unit darah tidak boleh >5 jam
Tatalaksana Non
Farmakologi

Terapi Gizi

• Orang dengan anemia defisiensi besi menyerap sekitar 20% sampai 30% zat besi di
bandingkan dengan normalnya
• Direkomendasikan memakan Sumber zat besi yang baik
• mengkonsumsi vitamin c
• Penyerapan zat besi dapat dihambat hingga tingkat yang berbeda-beda oleh karbo
nat, asam oksalat, tanin,gluten, polifenol, fitat, reveratrol dan sulfat
08
Prognosis & Komplikasi
Anemia Defisiensi Besi
Prognosis ADB

• Prognosis baik bila penyebab anemianya hanya karena kekurangan besi


saja dan diketahui penyebab serta kemudian dilakukan penanganan yang
adekuat. Gejala anemia dan manifestasi klinis lainnya akan membaik
dengan pemberian preparat besi.

• Prognosis akan menjadi buruk,tergantung pada penyakit penyerta dan


komplikasi yang timbul.
Prognosis dan
Komplikasi ADB

Pada anak kecil


1. proses pertumbuhan dan perkembangan akan terhambat;
2. perkembangan mental, intelektual dan kemampuan kognitif anak
bisa terhambat tanpa nutrisi dan oksigen yang cukup;
3. Energi dan kemampuan anak untuk beraktivitas fisik berkurang;
4. Perilaku dan performa akademik lebih tertinggal dibanding anak-
anak seusianya;
5. turunnya pertahanan kekebalan tubuh sehingga menjadi rentan
terserang berbagai macam infeksi.
Prognosis dan
Komplikasi ADB

Pada Wanita Hamil


1. Pertumbuhan bayi yang terhambat.
2. Kelahiran bayi secara prematur.
3. Bayi terlahir dengan berat badan rendah.
4. Bayi menjadi lebih rentan terserang infeksi ketika lahir.
5. Kematian bayi dalam kandungan bisa terjadi pada kondisi anemia
yang parah.
Prognosis dan
Komplikasi ADB

Orang Dewasa
• Anemia yang berlarut-larut bisa mengakibatkan kerusakan pada
berbagai organ seperti ginjal, jantung dan paru-paru. 
• Penyakit jantung juga diperburuk jika anemia tidak diobati. Pada
kasus yang parah, gagal jantung bisa terjadi yang dimana akan
membuat prognosis memburuk.
09
Langkah Preventif
Anemia Defisiensi Besi
Langkah Preventif ADB

A Pedoman Gizi Seimbang


1.Mengonsumsi aneka ragam pangan
2.Membiasakan perilaku hidup bersih
3.Melakukan aktivitas fisik
4.Memantau Berat Badan (BB) secara teratur untuk mempertahankan
berat badan normal

B Fortifikasi makanan
Contoh bahan makanan yang difortifikasi adalah tepung terigu dan beras
dengan zat besi, seng, asam folat, vitamin B1 dan B2.

C Suplementasi TTD
Pemberian Tablet Tambah Darah melalui suplementasi yang mengandung sekurangnya 60
mg elemental besi dan 400 mcg asam folat. Pemberian suplementasi ini dilakukan di
beberapa tatanan yaitu fasyankes, institusi pendidikan dan tempat kerja.
Langkah Preventif ADB

Terapkan Pola hidup Bergizi Seimbang

1.Piring berisi sajian makanan : makanan pokok,


sayuran, lauk-pauk, dan buah-buahan (porsi
seimbang) untuk kebutuhan tubuh
2.Minum air putih
3.Batasi gula, garam dan minyak/lemah
.
4.Cuci tangan dengan sabun dan air bersih
mengalir sebelum makan
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai