Nama Kelompok :
1. Mayolla amanda
2. Noviyanti Finarouly
3. Nur sugiyanti
4. Nurul Husna Al Madinah
5. Putry Istiqomatul Bahriah
PEMERIKSAAN PARASITOLOGI
Pemeriksaan untuk diagnosa penyakit hewan yang berasal
dari parasit, baik ektoparasit maupun endoparasit.
Parasit yang termasuk dalam parasitologi ialah :
PEMERIKSAAN FESES UNTUK
PENENTUAN INFEKSI PARASIT DI
RSUD LANGSA
PENDAHULUA
PENDAHULUA
N
N
KESIMPULAN
KESIMPULAN TUJUAN
TUJUAN
RM
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN METODE
METODE
HASIL
HASIL
A. PENDAHULUAN
Penyakit infeksi merupakan penyakit sosial ekonomi dan insiden penyakit
yang masih tinggi di dunia. Menurut data dari World Health Organization
(WHO), ada sekitar 800 juta – 1 milyar penduduk terinfeksi dan prevalensi
tertinggi ditemukan di negara-negara yang sedang berkembang seperti
Indonesia. Hal ini juga dikuatkan oleh Rehulina (2015) yang menyatakan
infeksi cacingan menjadi masalah kesehatan terbesar di negara Indonesia.
Di Indonesia, Infeksi parasit yang disebabkan oleh cacing umumnya
berasal dari soil transmitted helminths (cacing yang ditularkan melalui tanah).
Jenis cacing ini adalah cacing usus seperti Ascaris lumbricoides, Trichuris
trichiura dan Ancylostoma duodenale. Selain cacing, Protozoa juga menjadi
penyebab infeksi parasit seperti Giardia lamblia dan Blastocystis hominis
(Finca, 2016).
Faktor penyebab terinfeksinya manusia oleh soil transmitted helminths :
• Kebiasaan penduduk pada saat membuang feses
• Gaya hidup dan sanitasi lingkungan yang kurang diperhatikan
• Berkurangnya air bersih
• Pencemaran air dan tanah
• Berdasarkan faktor usia, anak usia sekolah dasar (SD) merupakan kelompok
umur yang paling sering terinfeksi oleh parasit usus. Hal ini disebabkan
karena anak SD paling sering berkontak dengan tanah sebagai sumber infeksi.
Defekasi di halaman rumah atau di got dapat menyebabkan tanah tercemar
telur cacing dan kista Protozoa (Finca dkk, 2016)
B. TUJUAN
Mengetahui jumlah angka kejadian infeksi cacing dan jenis infeksi
cacing parasit di Kota Langsa khususnya RSUD Langsa
C. METODE
Kulit bagian luar berwarna kuning kuningan dan bagian dalamnya jernih
Ciri – Ciri Telur Pada cacing jantan memiliki bagian posterior yang melingkar dan terdapat 1 spikulum
Tricuris trichiura Sedangkan untuk bentuk cacing dewasanya, pada bagian anterior langsing seperti cambuk dan bagian posterior bentuknya lebih gemuk,
(Endang, 2014)
Pada cacing betina bentuknya membulat tumpul
Ditemukan
Ditemukan pada
pada pasien
pasien didapatkan
didapatkan sekitar
sekitar 2
2 butir
butir dalam
dalam
beberapa
beberapa lapangan pandang, menandakan kedua anak
lapangan pandang, menandakan kedua anak
tersebut berada pada stadium sangat ringan.
tersebut berada pada stadium sangat ringan.
Menelan telur matang yang berasal dari tanah yang
terkontaminasi. Telur-telur yang tertelan akan
Proses menetas di usus kecil dan akhirnya akan melekat
pada mukosa usus besar.
Kebersihan rumah
Infeksi
Lantai yang masih
Cacing terbuat dari tanah
Faktor Tanah lembab dan
Jumlah kecil
sedikit basah
tidak perlu
Kurangnya frekuensi cuci
pengobatan
tangan sebelum dan
sesudah makan.
E. KESIMPULAN
Hasil Pemeriksaan Feses Diketahui Bahwa Dari 27 Pasien Dengan Proporsi
8% Positif Terinfeksi Telur Tricuris Trichiura Dan 92% Pasien Terjaga.
Trichuris Trichiura Lebih Dikenal Dengan Nama Cacing Cambuk Karena Secara
Menyeluruh Bentuknya Seperti Cambuk.
Infeksi Dengan Cacing Cambuk (Trichuriasis) Lebih Sering Terjadi Di Daerah
Panas, Lembab Dan Sering Bersama-sama Dengan Infeksi Ascaris. Sampai Saat
Ini Dikenal Lebih Dari 20 Spesies Trichuris Spp, Namun Yang Menginfeksi
Manusia Hanya Trichuris Trichiura Dan Trichuris Vu/Pis.
DAFTAR PUSTAKA