Anda di halaman 1dari 55

Kontrasepsi

Departemen Obstetri & Ginekologi


FK USU/RSHAM
Kontrasepsi

 Usaha mencegah kehamilan


1. Sementara
2. permanen
Kontrasepsi ideal

 Dapat dipercaya
 Tak mengganggu kesehatan
 Daya kerja dapat diatur menurut
kebutuhan
 Tidak mengganggu koitus
 Mudah pelaksanaannya
 Harga murah & dapat diterima
pengguna
Akseptabilitas

 Dapat dipercaya
 Efek samping sedikit
 Tak mempengaruhi koitus
 Mudah digunakan
 Harga terjangkau
Efektifitas (daya guna)

 Dikenal rumus Pearl (Pearl index)


 Daya guna dihitung 2 cara
1. Daya guna teoritis
2. Daya guna pemakaian
Kontrasepsi tanpa
menggunakan alat/obat
 Senggama terputus (Coitus interuptus)
 Pembilasan pasca sanggama(post
coital douce)
 Perpanjangan masa menyusui
(prolonged lactation)
 Pantang berkala (rhytm method)
Kontrasepsi mekanis

 Kondom (pria)
 Pesarium
1. Diafragma vagina (dipakai ulang sp 1
thn)
2. Cervical cup (tak dipakai lagi)
Kontrasepsi dengan
spermatisid
 Supositorium: lorofin supositoria
 Jelly atau crème perseptin vag
jelly,delfen vaginal crème)
 Tablet busa:sampoon,volpar
 C film
Kontrasepsi hormonal
 Biasanya berasal dari hormon
sintetik (lebih kuat ttp efek samping
lebih banyak)
 Terdiri dari progesteron dan
estrogen
 Progesteron yang berasal dari 19
nor testosteron(dpt menyebabkan
tumor mamma pada anjing) dan 17
alfa asetoksi progesteron
 Estrogen yg banyak adalah etinil
estradiol dan mestranol
Mekanisme kerja pil

 Menekan FSH menghalangi maturasi


folikel, oetrogen menurun LH tak
keluar  tak terjadi ovulasi
 Progesteron membantu menghalangi
ovulasi pada dosis tinggi dan
mengentalkan lendir cx, mengganggu
kapasitasi sperma ,menyulitkan
implantasi
Pil kombinasi

 Paling efektif
 Mencegah ovulasi
 Mengentalkan lendir cx
 Menggurangi motilitas tuba
Efek samping pil
kombinasi

 Kelebihan estrogenmual,retensi
cairan skt kpl, BB bertambah,nyeri
mamma.
 Kelebihan progerteronperdarahan,
nafsu makan >>, akne, alopesia(efek
androgen)
 Efek samping yang berattrombo
emboli
Kontra indikasi Pil

 Kontra indikasi mutlak  tumor


estrogen dependent, peny hati
aktif,pernah trombo plebitis dan DM
 Kontra indikasi relatif  depresi,
migrain,mioma,hipertensi,
oligo/amenorea
Kelebihan kontrasepsi Pil

 Efektifitas teoritis 100%


 Daya guna pemakaian 85% – 95%
 Waktu koitus tak perlu diatur
 Siklus haid jadi teratur
 Keluhan dismenorea berkurang
Kekurangan kontrasepsi
Pil
 Harus minum tiap hari
 Motivasi harus kuat
 Ada efek samping
 Dapat timbul amenorea paska
pemakaian pil
 Harga masih mahal
Jenis Kontrasepsi hormon
lain
 Pil sekuensial
 Mini pil
 Post coital contraception(morning after
pil)
 Obat suntikan
 Alat kontrasepsi bawah kulit (Norplant)
Obat suntik (Depo
Provera)
 Isinya 6 alfa medroksi progesteron
 Disuntikkan
 Menekan releasing hormon di
hipotalamus
 Mengentalkan lendir cx
 Mengganggu implantasi dan
endometrium
 Kecepatan transport tuba berubah
Keuntungan suntikan

 Efektifitas tinggi
 Pemakaian sederhana
 Disuntik per 3 bulan
 Reversibel
 Untuk ibu menyusui
Kekurangan suntikan

 Sering terjadi spotting


 Dapat terjadi amenore
Waktu pemberian
suntikan
 Post partum
 Pada hari ke 3-5
 Dosis 150mg/cc per 3 bulan IM
Jadena, Indoplant,
KB Susuk (alat kontrasepsi
bawah kulit)
 Mengandung levonogestrel yang
dibungkus dengan kapsul silastik
silikon (polydimethylsiloxane)
 Diletakkan dibawah kulit
 Jumlahnya 2 buah
 Panjang 40mm
 Berisi 75 mg Levonorgestrel
 Efektif 3 tahun
Mekanisme kerja AKBK
 Mengentalkan lendir
 Mengubah endometrium
 Menghalangi ovulasi
Kelebihan dan
kekurangan AKBK
 Kelebihan : wanita menyusui, tak
boleh memakai estrogen, tak
menaikkan Tek Darah, pemakaian
jangka panjang dan reversibel (80-
90% hamil kembali)
 Kekurangan :spoting,
menoragia,amenorea, mual/muntah,
kadang2 menurunkan libido
Indikasi AKBK dan waktu
pemasangan
 Kontrasepsi jangka lama, tapi tak mau
pakai AKDR
 Wanita yang tak boleh dgn estrogen
 Waktu pemasangan sewaktu haid atau
pria ovulasi dimana kehamilan
disingkirkan
AKDR (alat kontrasepsi
dalam rahim)
 Memasukkan benda ke dalam uterus
 Mekanisme kerja pasti belum tahu
 1909 Richter dari polandia
memasukkan benang sutra ke dalam
rahim untuk kontrasepsi
Mekanisme kerja

 Belum jelas benar


 Dianggap menimbulkan reaksi
peradangan leukosit
menghancurkan blastokista atau
sperma pada pemeriksaan terdapat
makrofag
Jenis jenis AKDR

 Paling banyak Cu T 380 A yaitu


berbentuk huruf T dan mengandung
Cuprum(tembaga)
 Ada yang tidak pakai tembaga mis
Lippes loop
 Ada yang memakai hormon
(progesteron)
Keuntungan AKDR

 Hanya memerlukan 1 kali pemasangan


 Tak menimbulkan efek sistemik
 Efektifitas cukup tinggi
 Harga terjangkau
 Reversibel
Efek samping AKDR

 Perdarahan
 Rasa nyeri / kejang
 Gangguan pada suami
Ekspulsi (pengeluaran
sendiri)
 Dapat sebagian atau seluruhnya
 Biasanya pada paritas tinggi
 Sering pada 3 bulan pertama
 Pernah ekspulsi sebelumnya
 Bergantung jenis dan ukuran AKDR
 Fc psikis motilitas uterus
dipengaruhi psikis
Komplikasi AKDR

 Infeksi biasanya infeksi sub akut


atau kronis
 Perforasi  biasanya pada waktu
pemasangan , dapat terjadi kemudian
dimana mungkin pada waktu
pemasangan sudah perforasi tp hanya
ujungnya saja diambil dgn
laparoskopi
 Kehamilan  kl bng tampak tarik
Kontra indikasi AKDR

 Relatif :mioma,insufisiensi cx, parut di


uterus(bekas SC, Miomektomi),
kelainan jinak cx
 Mutlak :kehamilan, infeksi aktif, tumor
ganas di traktus genitalis, metroragia
Pemasangan AKDR

 Waktu haid
 Postpartum
 Post abortus
 Beberapa hari sesudah haid
Kontrasepsi mantap
(KONTAP)
 Tubektomi (Metode Operasi Wanita-MOW
 Vasektomi (Metode Operasi Pria-MOP)
Tubektomi

 Laparotomi
 Laparotomi post partum
 Mini laparotomi
 Laparoskopi
 Kuldoskopi
Cara penutupan tuba

 Cara madlener
 Cara pomeroy
 Cara irving
 Cara aldridge
 Cara uchida
 Cara kroener
Cincin Falope (Yoon)
 Merupakan pita karet silastik nonreaktif yang bersifat 100% elastis
apabila tidak teregang lebih dari 6 mm
 Dua setengah cm dari lengkungan tuba dijerat
 Sepuluh persen dari 15% pasien mengalami kram post-operasi yang
dapat dikurangi dengan pemberian anestesi lokal topikal.
 Cincin sebaiknya dipasang pada hubungan tuba bagian proksimal
dan 1/3 tengah kedua tuba
 Angka kegagalan penggunaan cincin adalah 1% setelah 2 tahun
dengan kumulatif setelah 10 tahun yang sempurna
 Perdarahan yang berasal dari mesosalfing dapat terjadi

Laparatomi
 Merupakan metode yang paling banyak dipakai di seluruh dunia
 Menggunakan metode Pomeroy yang sederhana
IX. Efikasi dari Sterilisasi
Lima puluh persen dari kegagalan yang terjadi adalah oleh
kesalahan teknik mengerjakan sterilisasi; semakin rumit
metode yang dikerjakan, semakin tinggi pula angka
kegagalan yang terjadi.

Umur dan laktasi memberikan kontribusi terhadap


Kegagalan sterilisasi:
 Wanita-wanita dengan usia yang lebih muda memiliki
angka kehamilan yang lebih tinggi
 Wanita-wanita yang tidak menyusui memiliki angka
kehamilan yang lebih tinggi
 Kehamilan yang sudah terjadi pada saat sterilisasi juga
memberikan kontribusi terhadap angka kegagalan
sterilisasi
Restorasi dari fertilisasi

 Dua persen dari wanita-wanita di Amerika


mengalami penyesalan 1 tahun setelah
menerima sterilisasi (2,7% setelah 2 tahun)
 Reanastomosis tuba dapat berhasil apabila
hanya sebagian kecil dari tuba yang dirusak.
– Angka kehamilan berkorelasi dengan panjang
tuba yang disisakan; > 4 cm adalah yang
paling optimal
– Persentase yang terbaik adalah 70-80%
dengan klip, cincin, dan Pomeroy sebelumnya
Kroener
irving
pomeroy
madlener
kuldoskopi
Laparoskopi
Laparoskopi
FIGURE 1
Comparing effectiveness of methods
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai