Anda di halaman 1dari 63

STANDAR KOMPETENSI JABATAN

PEGAWAI ASN
PERMENPAN-RB NOMOR : 38 TAHUN 2017

KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA


DAN REFORMASI BIROKRASI
2018
1
SISTEM MERIT
MANAJEMEN
ASN
PEGAWAI ASN REPUBLIK INDONESIA
Jumlah Pegawai ASN: 4.498.643 (PU PNS-BKN: Des 2016)
- Pusat : 20,94%
- Daerah: 79,06%
Rasio Pegawai ASN terhadap Angkatan Kerja : 3,08%
POSISI INDONESIA DALAM WORLDWIDE GOVERNMENT INDIKATOR
(EFEKTIFITAS PEMERINTAHAN), BANK DUNIA 2013 100
100 94
89
79 75 81 80 83
80
64 61
60 54 58 56
44 44 47
40 38 38
25 21 22
0,7
20 12
7 4
1,2 1,7 2,1 2,9 1,9 11,4 3,7 2,5
0
AR E A A ES A D EI A N RE
ST DI ES
I AM IN ND
I
AN N SI PA
NM L E O N TN P I L U AY A PO
YA
- B O IE P AI BR AL
J A
OR AM D V I LI TH M N G
M
TI
M C IN PH SI
2002 2012
2,9 RASIO THD PENDUDUK (%)
Latar belakang & Amanah

UU : 5 Tahun 2014 tentang ASN


“ bahwa dalam rangka pelaksanaan cita-cita bangsa dan
mewujudkan tujuan negara sebagaimana tercantum dalam
pembukaan UUD. RI Tahun 1945,”

PERLU DI BANGUN KONDISI SAAT INI

ASN yang memiliki integritas, bahwa pelaksanaan manajemen ASN


profesional, netral dan bebas dari belum berdasarkan pada perbandingan
intervensi politik, bersih dari praktik antara kompetensi dan kualifikasi yang
KKN, serta mampu diperlukan oleh jabatan dengan
menyelenggarakan pelayanan publik kompetensi dan kualifikasi yang dimiliki
bagi masyarakat 15dan
- 32mampu
calon dalam rekruitmen, pengangkatan,
menjalankan peran sebagai unsur penempatan, dan promosi pada jabatan
perekat persatuan dan kesatuan sejalan dengan tata kelola pemerintahan
bangsa berdasarkan Pancasila dan yang baik;
UUD .RI Tahun 1945;
Pasal 51
 Manajemen ASN
diselenggarakan berdasarkan
sistem merit
MERIT SISTEM
UU- 5 tahun 2014 ttg ASN  Sistem Merit adalah kebijakan
dan manajemen ASN yang
berdasarkan kualifikasi,
kompetensi dan kinerja secara
adil dan wajar tanpa
membedakan latar belakang
politik, ras, warna kulit, asal
usul, jenis kelamin,status
pernikahan, umur atau kondisi
kecacatan
Kompetensi dalam UU 5 Tahun 2014 ttg ASN

Pasal 68 ayat (1) dan ayat (2)


• PNS diangkat dalam pangkat dan jabatan tertentu
• Pengangkatan dalam jabatan ditentukan berdasarkan perbandingan
objektif antara kompetensi, kualifikasi, dan persyaratan yang
dibutuhkan oleh jabatan dengan kompetensi, kualifikasi, dan
persyaratan yang dimiliki oleh pegawai

Pasal 69
• Pengembangan karier PNS dilakukan berdasarkan kualifikasi,
kompetensi, penilaian kinerja, dan kebutuhan Instansi Pemerintah.
• Kompetensi Jabatan ASN meliputi Teknis, Manajerial, Sosial Kultural
2

PERMASALAHAN
PENYUSUNAN
STANDAR
KOMPETENSI
ASN
Permasalahan Penyusunan Standar Kompetensi Jabatan
Selama ini
Instansi menyusun dan menetapkan standar kompetensi
Tdk ada mekanisme
1 jabatan masing-masing shg satu jabatan kompetensinya
standarisasi
berbeda krn tidak ada validasi dan mekanisme standarisasi

Biaya Penyusunan Secara Nasional anggaran penyusunan kompetensi sangat


2 SKJ sangat besar besar sekali karena masing masing instansi menyusun sendiri
padahal banyak sekali jabatan sama diantara instansi

Kompetensi Teknis Sebagian besar Instansi hanya fokus menyusun kompetensi


3 diabaikan manajerial sedang kompetensi teknis diabaikan

Kompetensi sosial Kompetensi sosial kultural belum tersedia pedomannya


4 kultural belum ada

Kompetensi yang ada belum dibedakan level penguasaan


kompetensinya antar jenjang jabatan sehingga belum
Kompetensi blm dapat dijadikan acuan penyusunan kurikulum diklat, uji
5 sbg Acuan kompetensi serta kompetensi apa yang
diperlukan/dikembangkan oleh dunia pendidikan selaku
penyedia SDM
Kewenangan MENPAN-RB
UU- 5 tahun 2014 ttg ASN
Pasall 26 ayat (1) dan (2)

Menteri berwenang menetapkan kebijakan di bidang pendayagunaan Pegawai


ASN.

Kebijakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi :


a. kebijakan reformasi birokrasi di bidang sumber daya manusia;
b. kebijakan umum pembinaan profesi ASN;
c. kebijakan umum Manajemen ASN, klasifikasi jabatan ASN, standar kompetensi
jabatan Pegawai ASN, kebutuhan Pegawai ASN secara nasional, skala
penggajian, tunjangan Pegawai ASN, dan sistem pensiun PNS.
d. pemindahan PNS antar jabatan, antar daerah, dan antar instansi;
e. pertimbangan kepada Presiden dalam penindakan terhadap Pejabat yang
Berwenang dan Pejabat Pembina Kepegawaian atas penyimpangan Sistem
Merit dalam penyelenggaraan Manajemen ASN; dan
f. penyusunan kebijakan rencana kerja KASN, LAN, dan BKN di bidang
Manajemen ASN
3
PERSYARATAN
PENGANGKATAN
DALAM JABATAN
ASN
PP NOMOR 11 TAHUN 2017
Tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil
Pasal 47 Jabatan PNS terdiri atas :
Administrator

a. Jabatan Administrasi : Pengawas

Pelaksana
b. Jabatan Fungsional :
Utama Penyelia

Madya Mahir
JF JF
Keahlian Muda Keterampilan Terampil
Pratama Pemula

JPT Utama

c. Jabatan Pimpinan Tinggi JPT Madya

JPT Pratama
PP NOMOR 11 TAHUN 2017
Tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil
PERSYARATAN PENGANGKATAN JABATAN ADMINISTRASI

1. Administrator

Pasal 54 (1) Persyaratan untuk dapat diangkat dalam Jabatan administrator sbb :
a. berstatus PNS;
b. memiliki kualifikasi dan tingkat pendidikan paling rendah sarjana
atau diploma IV;
c. memiliki integritas dan moralitas yang baik;
d. memiliki pengalaman pada Jabatan pengawas paling singkat 3
(tiga) tahun atau JF yang setingkat dengan Jabatan pengawas
sesuai dengan bidang tugas Jabatan yang akan diduduki;
e. setiap unsur penilaian prestasi kerja paling sedikit bernilai baik
dalam 2 (dua) tahun terakhir;
f. memiliki Kompetensi Teknis, Kompetensi Manajerial, dan
Kompetensi Sosial Kultural sesuai standar kompetensi yang
dibuktikan berdasarkan hasil evaluasi oleh tim penilai kinerja PNS
di instansinya; dan
g. sehat jasmani dan rohani
2. Pengawas

Pasal 54 (2) Persyaratan untuk dapat diangkat dalam Jabatan pengawas sbb :
a. berstatus PNS;
b. memiliki kualifikasi dan tingkat pendidikan paling rendah diploma
III atau yang setara;
c. memiliki integritas dan moralitas yang baik;
d. memiliki pengalaman dalam Jabatan pelaksana paling singkat 4
(empat) tahun atau JF yang setingkat dengan Jabatan pelaksana
sesuai dengan bidang tugas Jabatan yang akan diduduki;
e. setiap unsur penilaian prestasi kerja paling sedikit bernilai baik
dalam 2 (dua) tahun terakhir;
f. memiliki Kompetensi Teknis, Kompetensi Manajerial, dan
Kompetensi Sosial Kultural sesuai standar kompetensi yang
dibuktikan berdasarkan hasil evaluasi oleh tim penilai kinerja PNS
di instansinya; dan
g. sehat jasmani dan rohani
3. Pelaksana

Pasal 54 (3) Persyaratan untuk dapat diangkat dalam Jabatan pelaksana


sebagai berikut:
a. berstatus PNS;
b. memiliki kualifikasi dan tingkat pendidikan paling rendah
sekolah lanjutan tingkat atas atau yang setara;
c. telah mengikuti dan lulus pelatihan terkait dengan
bidang tugas dan/ atau lulus pendidikan dan pelatihan
terintegrasi;
d. memiliki integritas dan moralitas yang baik;
e. memiliki Kompetensi Teknis, Kompetensi Manajerial,
dan Kompetensi Sosial Kultural sesuai dengan standar
kompetensi yang ditetapkan; dan
f. sehat jasmani dan rohani.
Pasal 55 - PP 11 Tahun 2017
Tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil
Ayat (1)
Kompetensi Jabatan administrator, Jabatan pengawas, dan Jabatan pelaksana
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 54 ayat (1) huruf f, ayat (3) huruf f, dan ayat (4) huruf
e meliputi Kompetensi Teknis, Kompetensi Manajerial, dan Kompetensi Sosial Kultural.,

Ayat (2) `
Ayat (4)
Kompetensi Teknis sebagaimana Kompetensi Sosial Kultural
dimaksud pada ayat (1) diukur 1 sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) diukur dari pengalaman kerja
dari tingkat dan spesialisasi
pendidikan, pelatihan teknis v berkaitan dengan masyarakat
fungsional, dan pengalaman 2 4 majemuk dalam hal agama, suku,
dan budaya sehingga memiliki
bekerja secara teknis.,
Pasal 55 wawasan kebangsaan.

PP : 11- 2017
Ayat (5)
Ayat (3) Ketentuan lebih lanjut mengenai
Kompetensi Manajerial
sebagaimana dimaksud pada ayat 3 5 pedoman penyusunan Kompetensi
Teknis, Kompetensi Manajerial, dan
(1) diukur dari tingkat pendidikan, Kompetensi Sosial Kultural
pelatihan struktural atau sebagaimana dimaksud pada ayat
manajemen, dan pengalaman (2), ayat (3), dan ayat (4) diatur
kepemimpinan.
About Company – www.premast.com

dengan Peraturan Menteri.


PERSYARATAN PENGANGKATAN JABATAN FUNGSIONAL

Pengangkatan Pertama JF
Pengangkatan dalam JF keahlian melalui pengangkatan
pertama sebagaimana dimaksud dalam Pasal 74 huruf a
harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
a. berstatus PNS;
Pasal b. memiliki integritas dan moralitas yang baik;
75 c. sehat jasmani dan rohani;
d. berijazah paling rendah sarjana atau diploma IV sesuai
dengan kualifikasi pendidikan yang dibutuhkan;
e. mengikuti dan lulus uji Kompetensi Teknis, Kompetensi
Manajerial, dan Kompetensi Sosial Kultural sesuai
standar kompetensi yang telah disusun oleh instansi
pembina;
f. nilai prestasi kerja paling sedikit bernilai baik dalam 1
(satu) tahun terakhir; dan
g. syarat lainnya yang ditetapkan oleh Menteri.
Pengangkatan Perpindahan dari jabatan lain
Pengangkatan dalam JF keahlian melalui perpindahan dari Jabatan lain
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 74 huruf b harus memenuhi
persyaratan sebagai berikut :
a. berstatus PNS;
b. memiliki integritas dan moralitas yang baik;
c. sehat jasmani dan rohani;
d. berijazah paling rendah sarjana atau diploma IV sesuai dengan
Pasal kualifikasi pendidikan yang dibutuhkan;
e. mengikuti dan lulus uji Kompetensi Teknis, Kompetensi Manajerial,
76 dan Kompetensi Sosial Kultural sesuai standar kompetensi yang
telah disusun oleh instansi pembina
f. memiliki pengalaman dalam pelaksanaan tugas di bidang JF yang
akan diduduki paling kurang 2 (dua) tahun;
g. nilai prestasi kerja paling sedikit bernilai baik dalam 2 (dua) tahun
terakhir;
h. berusia paling tinggi: l) 53 (lima puluh tiga) tahun untuk JF ahli
pertama dan JF ahli muda; 2) 55 (lima puluh lima) tahun untuk JF
ahli madya; dan 3) 60 (enam puluh) tahun untuk JF ahli utama bagi
PNS yang telah menduduki JPT; dan
i. syarat lainnya yang ditetapkan oleh Menteri.
Pengangkatan Promosi
(1) Pengangkatan dalam JF keahlian dan JF keterampilan melalui
promosi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 74 huruf d harus
memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. mengikuti dan lulus uji Kompetensi Teknis, Kompetensi
Manajerial, dan Kompetensi Sosial Kultural sesuai standar
Pasal kompetensi yang telah disusun oleh instansi pembina;
81 b. nilai prestasi kerja paling sedikit bernilai baik dalarn 2 (dua)
tahun terakhir; dan
c. syarat lainnya yang ditetapkan oleh Menteri.

(2) Pengangkatan JF keahlian dan JF keterampilan sebagaimana


dimaksud pada ayat (1) harus mempertimbangkan ketersediaan
lowongan kebutuhan untuk JF yang akan diduduki.
PERSYARATAN PENGANGKATAN JABATAN PIMPINAN TINGGI

Pasal 107
Persyaratan untuk dapat diangkat dalam JPT dari kalangan PNS
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 105 sebagai berikut :
a. JPT utama:
1. memiliki kualifrkasi pendidikan paling rendah sarjana atau
diploma IV;
2 memiliki Kompetensi Teknis, Kompetensi Manajerial, dan
Kompetensi Sosial Kultural sesuai standar kompetensi
Jabatan yang ditetapkan;
3. memiliki pengalaman Jabatan dalam bidang tugas yang
terkait dengan Jabatan yang akan diduduki secara
kumulatif paling singkat selama 10 (sepuluh) tahun;
4. sedang atau pernah menduduki JPT madya atau JF jenjang
ahli utama paling singkat 2 (dua) tahun;
b. JPT madya:
1. memiliki kualilikasi pendidikan paling rendah sarjana atau diploma IV;
2. memiliki Kompetensi Teknis, Kompetensi Manajerial, dan Kompetensi
Sosial Kultural sesuai standar kompetensi Jabatan yang ditetapkan;
3. memiliki pengalaman Jabatan dalam bidang tugas yang terkait
dengan Jabatan yang akan diduduki secara kumulatif paling singkat
selama 7 (tujuh) tahun;
4. sedang atau pernah menduduki JPT pratama atau JF jenjang ahli
utama paling singkat 2 (dua) tahun

c. JPT pratama:
1. memiliki kualifikasi pendidikan paling rendah sarjana atau diploma IV;
2. memiliki Kompetensi Teknis, Kompetensi Manajerial, dan Kompetensi
Sosial Kultural sesuai standar kompetensi Jabatan yang ditetapkan;
3. memiliki pengalaman Jabatan dalam bidang tugas yang terkait
dengan Jabatan yang akan diduduki secara kumulatif paling kurang
selama 5 (lima) tahun;
4. sedang atau pernah menduduki Jabatan administrator atau JF
jenjang ahli madya paling singkat 2 (dua) tahun;
Pasal 108
Persyaratan untuk dapat diangkat dalam JPT dari kalangan non-PNS sebagai berikut:

a. JPT utama:
1. warga negara Indonesia;
2. memiliki kualifrkasi pendidikan paling rendah pascasarjana;
3. memiliki Kompetensi Teknis, Kompetensi Manajerial, dan Kompetensi
Sosial Kultural sesuai standar kompetensi Jabatan yang ditetapkan;
4. memiliki pengalaman Jabatan dalam bidang tugas yang terkait dengan
Jabatan yang akan diduduki secara kumulatif paling singkat 15 (lima
belas) tahun;

. JPT madya:
1. warga negara Indonesia;
2. memiliki kualilikasi pendidikan paling rendah pascasarjana;
3. memiliki Kompetensi Teknis, Kompetensi Manajerial, dan Kompetensi
Sosial Kultural sesuai standar kompetensi Jabatan yang dibutuhkan;
4. memiliki pengalaman Jabatan dalam bidang tugas yang terkait dengan
Jabatan yang akan diduduki secara kumulatif paling singkat l0 (sepuluh)
tahun;
Pasal 109 ayat (4) dan (5) PP 11 Tahun 2017
(4) (5)
Standar Kompetensi Teknis, Ketentuan lebih lanjut mengenai
Kompetensi Manajerial, dan pedoman penyusunan
Kompetensi Sosial Kultural Kompetensi Teknis, Kompetensi
sebagaimana dimaksud pada Manajerial, dan Kompetensi
ayat (1), ayat (2) dan ayat (3) Sosial Kultural sebagaimana
ditetapkan oleh Menteri dimaksud pada ayat (2), ayat (3),
berdasarkan usulan Instansi dan ayat (4) diatur dengan
Pemerintah. Peraturan Menteri.
MANAJEMEN KARIER PNS
Pasal 165
SISTEM MANAJEMEN KARIER PNS

Ayat (1) Ayat (2) Ayat (3) Ayat (4)


Ayat (5)
Manajemen Dalam
Manajemen Penyelenggaraan Standar
karier di menyelenggara
karier PNS manajemen karier kompetensi
selenggarakan kan manajemen
dilakukan sejak PNS disesuaikan Jabatan dan
pada tingkat: karier PNS ,
pengangkatan dengan profil PNSi
a. instansi; dan Instansi
pertama sebagai kebutuhan disusun pada
b. nasional. Pemerintah hrs
PNS sampai instansi tingkat instansi
menyusun:
dengan dan nasional
a Standar
pemberhentian. kompetensi
Jabatan; dan
b. Profil PNS

SISTEM MANAJEMEN KARIER PNS


Pasal 166,
PP Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen PNS
Standar kompetensi Jabatan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 165 ayat (4) huruf a berisi paling sedikit informasi
Ayat (1) tentang :
a. nama Jabatan;
b. uraian Jabatan;
c. kode Jabatan;
d. pangkat yang sesuai;
e. kompetensi Teknis;
f. kompetensi Manajerial;
g. kompetensi Sosial Kultural; dan
h. ukuran kinerja Jabatan.

Ketentuan lebih lanjut mengenai pedoman penyusunan


Ayat (2) standar Kompetensi Teknis, Kompetensi Manajerial, dan
Kompetensi Sosial Kultural sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) diatur dengan Peraturan Menteri.
4
PENYUSUNAN
STANDAR
KOMPETENSI
ASN
PERMENPAN-38
TAHUN 2017
Penyusunan Standar Kompetensi Jabatan Pegawai ASN
Permen.PAN-RB : 38 Tahun 2017
Standar Kompetensi
 Kamus Kompetensi Manajerial
Manajerial dan Sosial
 Kamus Kompetensi Sosial kultural
Kultural
Standar Kompetensi Manajerial dan
Kompetensi Sosial Kultural untuk :
JPT : Utama, Madya dan Pratama
JA : Administrator, Pengawas Pelaksana
JF : Keahlian Keterampilan semua jenjang

Ditetapkan oleh Menteri PAN-RB

Kamus Kompetensi Teknis disusun oleh K/L


yang membidangi urusan pemerintahan
Kompetensi Teknis
Kamus Kompetensi Teknis ditetapkan oleh
PPK K/L yang bersangkutan
Kompetensi Manajerial dan Sosial Kultural

Kompetensi Manajerial
Integritas

Pengambilan Kerjasama
Keputusan

Perekat Orientasi
Mengelola Perekat
Bangsa pada Hasil
Perubahan Bangsa

Pelayanan
Pengembangan Publik
diri & orang lain

Komunikasi Kompetensi Sosial Kultural


Standar Kompetensi Jabatan (untuk seluruh
2
jabatan dilingkungan instansi K/L, Pemda Prov,
Pemda Kab/Kota) 8

Di susun oleh Instansi masing masing


berdasarkan (meramu dari) :
 Standar kompetensi manajerial dan sosial
Standar kultural yang telah ditetapkan oleh MenPAN-RB
Kompetensi  Kamus kompetensi teknis yang ditetapkan oleh
K/L
Jabatan
ASN

Ditetapkan/disyahkan oleh Menpan-RB


(diberikan kode jabatan)
Setelah dilakukan konvensi dg melibatkan instansi
pengusul, K/L terkait, Pemda terkait, asosiasi
profesi
Standar kompetensi yang telah
ditetapkan/disyahkan berlaku secara nasional
5
PENYUSUNAN
KAMUS
KOMPETENSI
TEKNIS
IDENTIFIKASI KOMPETENSI DARI URUSAN PEMERINTAH
UU -23 TAHUN 2014
URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG PENDIDIKAN
No Sub Urusan Pusat Prop DAERAH KABUPATEN/KOTA KOMPETENSI TEKNIS
1 2 3 4 5 6
1 Manajemen Pengelolaan pendidikan dasar. 1. Advokasi Kebijakan Pendidikan Nasional
Pendidikan Pengelolaan pendidikan anak usia 2. Perencanaan penyediaan sarana
dini dan pendidikan non formal pendidikan
3. Perencanaan SDM pendidik dan tenaga
kependidikan.
4. Manajemen Sekolah

2 Kurikulum Penetapan kurikulum muatan 5. Penyusunan kurikulum


lokal pendidikan dasar, pendidikan
anak usia dini, dan pendidikan
non formal.
3 Akreditasi
4 Pendidik dan Pemindahan pendidik dan tenaga Perencanaan tenaga SDM penididik dan
Tenaga kependidikan dalam Daerah tenaga kependidikan
Kependidikan kabupaten/kota
5 Perizinan a Penerbitan izin pendidikan dasar 6. Analisis kelayakan penyelenggaraan
Pendidikan yang diselenggarakan oleh pendidikan masyarakat
masyarakat. b.Penerbitan izin 7. Analisis kelayakan penyelenggaraan
pendidikan anak usia dini dan pendidikan usia dini
pendidikan nonformal yang 8. Analisis kelayakan penyelenggaraan
diselenggarakan oleh masyarakat pendidikan nonformal

6 Bahasa dan Pembinaan bahasa dan sastra 9 Bahasa dan sastra (jawa/sunda/minang)
Sastra yang penuturnya dalam Daerah
kabupaten/kota
O. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG PERHUBUNGAN

no SUB URUSAN Pusat Provin DAERAH KABUPATEN/KOTA KOMPETENSI TEKNIS


1 2 3 4 5 6
1 Lalu Lintas dan a Penetapan rencana induk jaringan LLAJ Kabupaten/Kota. 1. Advokasi kebijakan
Angkutan Jalan b. Penyediaan perlengkapan jalan di jalan Kabupaten/Kota. LLAJ
(LLAJ c. Pengelolaan terminal penumpang tipe C. 2 Penyusunan rencana
d. Penerbitan izin penyelenggaraan dan pembangunan fasilitas induk jaringan LLAJ
parkir.
e. Pengujian berkala kendaraan bermotor. Pelaksanaan 3. manajemen dan
manajemen rekayasa lalu lintas untuk jaringan jalan rekayasa lalulintas
kabupaten/kota. untuk jaringan
f. Persetujuan hasil analisis dampak lalu lintas untuk jalan jalanAnalisis
kabupaten/kota. dampak lalulintas
g Audit dan inspeksi keselamatan LLAJ di jalan kabupaten/kota. 4. Manajemen terminal
h. Penyediaan angkutan umum untuk jasa angkutan orang 5 Analisis Kelayakan
dan/atau barang dalam Daerah kabupaten/kota penyelenggaraan
i Penetapan kawasan perkotaan untuk pelayanan angkutan dan pembangunan
perkotaan dalam 1 (satu
i Penetapan rencana umum jaringan trayek perkotaan dalam 1 fasilitas parkir
(satu) Daerah kabupaten/kota. l. 6 Analisis kelayakan
j Penetapan rencana umum jaringan trayek pedesaan yang trayek angkutan
menghubungkan 1 (satu) Daerah kabupaten. umum, taksi,
k Penetapan wilayah operasi angkutan orang dengan angkutan barang
menggunakan taksi dalam kawasan perkotaan yang wilayah 7. Penyusunan rencana
operasinya berada dalam Daerah kabupaten/kota. Jalur trayek
l. Penerbitan izin penyelenggaraan angkutan orang dalam trayek 8. Analisis kelayakan
perdesaan dan perkotaan dalam 1 (satu) Daerah tariff angkutan
kabupaten/kota.
m Penerbitan izin penyelenggaraan taksi dan angkutan kawasan 9 Pengujian kelayakan
tertentu yang wilayah operasinya berada dalam Daerah kendaraan bermotor.
kabupaten/kota. 10. Audit Keselamatan
n Penetapan tarif kelas ekonomi untuk angkutan orang yang LLAJ.
melayani trayek antarkota dalam Daerah kabupaten serta
angkutan perkotaan dan perdesaan yang wilayah pelayanannya
dalam Daerah kabupaten/kota
1. Perencanaan Penyediaan Sarana Pendidikan Dasar

Nama Kompetensi : Perencanaan penyediaan sarana pendidikan dasar


Kode Kompetensi :
Definisi : Kemampuan mengidentifikasi dan menganalisis data anak usia sekolah dan
sebarannya, membuat proyeksi pertumbuhan, menganalisis ketersediaaan jumlah
sarana pendidikan (sekolah) dan sebaranya baik yang diselenggarakan oleh
pemerintah maupun oleh masyarakat yang ada saat ini serta menyusun rencana
penyediaan sarana pendidikan dasar
Level Diskripsi Indikator Perilaku
1 Memahami konsep dasar 1.1 Memahami konsep dasar penyediaan sarana pendidikan berdasarkan jumlah
perencanaan penyediaan anak usia sekolah dan pertumbuhannya,
sarana pendidikan dasar 1.2 Memahami teknik dan metode analisis dan langkah langkah perencanaan
penyediaaan sarana pendidikan
1.3 Mampu mengdentifikasi dan mengumpulkan data dan informasi anak usia
sekolah dan perkembanganya, data informasi sarana pendidikan yang tersedia
2 Mampu menghitung 2.1 Mampu mengumpulkan, mengolah dan menyajikan data perhitungan jumlah
kebutuhan penyediaan anak usia sekolah dan sebaranya
sarana pendidikan dasar. 2.2 Mampu menghitung kebutuhan penyediaan sarana pendidikan dasar
berdasarkan jumlah anak usia sekolah dan sebaranya dalam jangka waktu 5
tahun yang akan datang
2.3 .Mampu mengumpulkan dan mengolah data sarana pendidikan yang telah ada
3 Mampu menyusun 3.1 Mampu menganalisis jumlah anak usia sekolah dan persebarannya, membuat
Rencana Penyediaan proyeksi jumlah dan sebaran untuk jangka waktu 5 tahun untuk menentukan
Sarana Pendidikan dasar kebutuhan sarana pendidikan
3.2 Mampu menganalisis ketersediaan dan sebaran sarana pendidikan yang ada,
baik sarana pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah (sekolah negeri)
maupun yang diselenggarakan oleh masyarakat dengan jumlah dan sebaran
anak usia sekolah
3.3 Mampu menyusun perencanaan penyediaaan sarana pendidikan dasar sesuai
dengan jumlah dan sebaran anak usia sekolah
4 Mampu mengevaluasi 4.1 Mampu mengevaluasi perencanaan penyediaan sarana pendidikan
perencanaan penyediaaan dasar yang ada sesuai dengan jumlah dan sebaran serta proyeksi
sarana pendidikan dasar anak usia sekolah
4.2 Mampu menyusun pedoman dan petunjuk teknis penyusunan
perencanaan penyediaan sarana pendidikan
4.3 Mampu meyakinkan dan memperoleh dukungan dari pemangku
kepentingan terhadap perencanaan penyediaaan sarana pendidikan
dasar dan realisasinya dalam penyediaaan sarana pendidikan
5 Mengembangkan, konsep, 51 Mampu menyusun perencanaan penyediaaan sarana pendidikan
teori kebijakan dasar secara di tingkat nasional
perencanaan penyediaaan 5.2 Mampu mengembangkan konsep, teori, kebijakan perencanaan
sarana pendidikan dasar penyediaan sarana pendidikan dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa .
5.3 Mampu menjad sumber rujukan utama dalam penyusunan
kebijakan dan implementasinya serta pemecahan masalah
perencanaan penyediaan sarana pendidikan dasar
IDENTIFIKASI KOMPETENSI DARI TUGAS DAN FUNGSI ORGANISASI
TUPOKSI ORGANISASI KOMPETENSI TEKNIS
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah 1. Penyusunan Kebijakan Perencanaan
TUGAS Pembangunan Daerah
Membantu Gubernur dalam menyelenggarakan sebagian tugas 2. Advokasi Kebijakan Perencanaan
umum pemerintahan dan pembangunan di bidang koordinasi Pembangunan Daerah
perencanaan dan penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Jangka
Panjang, Penetapan Plafon Anggaran Sementara (PPAS), serta 3. Penyusunan Rencana Pembangunan
penyusunan Kebijakan Umum Anggaran (KUA) Jangka Panjang Daerah
FUNGSI 4 Penyusunan Rencana Pembangunan
1. penyusunan rencana pembangunan jangka panjang (RPJP) Jangka Menengah Daerah
Provinsi dan rencana pembangunan jangka menengah daerah 5 Penyusunan Rencana Kerja Pemerintah
(RPJMD) Provinsi; Daerah
2. penyusunan rencana kerja pemerintah daerah (RKPD) Provinsi 6. Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan
penyusunan program tahunan sebagai pelaksanaan rencana Pembangunan Daerah
program yang dibiayai oleh daerah sendiri ataupun yang 7 Penyusunan Laporan Pelaksanaan
diusulkan kepada pemerintah untuk dimasukkan dalam Pembangunan Daerah
program tahunan nasional;
3. pengkoordinasian perencanaan pembangunan pada lembaga
teknis daerah, dinas-dinas daerah, dan satuan organisasi lain
dalam lingkungan pemerintah daerah provinsi;
4 penyusunan rencana anggaran pemerintah provinsi bersama-
sama dengan biro keuangan, dengan koordinasi sekda provinsi,
disamping mengkoordinasikan penyusunan APBN Provinsi
bersama Departemen Keuangan/DJA dan Instansi Sektoral;
5 pelaksanaan koordinasi dan atau mengadakan penelitian untuk
kepentingan perencanaan pembangunan di daerah;
6. penyiapan dan pengembangan, rencana pelaksanaan
pembangunan di daerah untuk penyempurnaan rencana lebih
lanjut;
7 pengkoordinasian perencanaan pembangunan lintas sektoral
dan wilayah provinsi, kabupaten/kota; dan
8 pelaksanaan kegiatan lain dalam perencanaan atau bidang lain
sesuai dengan petunjuk Gubernur.
1. Penyusunan Kebijakan Perencanaan Pembangunan Daerah

Nama Kompetensi : Penyusunan Kebijakan Perencanaan Pembangunan Daerah


Kode Kompetensi :
Definisi : Kemampuan mengembangkan sistem teknik dan metode identifikasi isue kebijakan, identifikasi
potensi daerah, potensi regional, nasional maupun internasional, teknik dan metode
pemgumpulan, pengolahan, analisis, serta teknik proyeksi/forecasting dan alternatif dan analisis
kelayakannya, perumusan konsep kebijakan perencanaan pembangunan daerah, prosedur
pengusulan, sinkronisasi dan integrasi program antar sektor, pembahasan dan penyelarasan
konsep kebijakan dengan kebijakan lain, prosedur penetapan rencana pembangunan daerah,
monitoring evaluasi, identifikasi umpan balik serta pelaporan penerapan kebijakan perencanaan
pembangunan daerah, mengembangkan teori, konsep, teknik metode perumusan kebijakan
Perencanaan Pembangunan Daerah.
Level Deskripsi Indikator Perilaku
1. Memahami konsep dasar, 1.1 Mampu menjelaskan konsep dasar penyusunan perencanaan
penyusunan kebijakan pembangunan daerah, teknik dan metode identifikasi isue kebijakan,
perencanaan pembangunan daerah identifikasi potensi daerah, potensi regional, nasional maupun
implementasi, monitoring dan internasional, teknik dan metode pemgumpulan, pengolahan, analisis, serta
evaluasi pelaksanaan kebijakan teknik proyeksi/forecasting dan penyusunan alternatif dan analisis
Perencanaan kelayakannya, perumusan konsep kebijakan perencanaan pembangunan
daerah.
1.2 Mampu menjelaskan prosedur pengusulan rencana, sinkronisasi dan
integrasi program antar sektor, tahapan pembahasan dan penyelarasan
perencanaan pembangunan daerah, teknik metode monitoring dan evaluasi
kebijakan, dan pelaporan pelaksanaan perencanaan pembangunan daerah
1.3 Mampu memberikan informasi kepada masyarakat dan stakeholder tentang
substansi dan prosedur penyusunan, pengusulan dan penetapan, serta
monitoring evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kebijakan penyusunan
perencanaan pembangunan daerah
2. Mampu menyiapkan bahan 2.1 Mampu menyusun konsep sistem indentifikasi isue kebijakan dan potensi
perumusan kebijakan, daerah, teknik metode pengumpulan, pengolahan dan , analisis, serta
implementasi, monitoring dan teknik proyeksi/forecasting dan penyusunan alternatif dan analisis
evaluasi, pelaporan kebijakan kelayakannya .
penyusunan perencanaan 2.2 Mampu menyusun prosedur pengusulan, teknik dan metode integrasi dan
pembangunan daerah sinkronisasi program antar sektor, pembahasan dan penetapan rencana
pembangunan daerah.
2.3 Mampu menyiapkan bahan dan instrumen, serta teknik metode monitoring
dan evaluasi, pemberian umpan balik serta pelaporan pelaksanaan
perencanaan pembangunan daerah .
3. Mampu melakukan 3.1 Mampu melakukan penilaian dan evaluasi terhadap effektifitas dan effisiensi sistem
penilaian dan evaluasi perencanaan pembangunan daerah, mengidentifikasi kekurangan dan merumuskan
terhadap kebijakan perbaikan terhadap kebijakan penyusunan perencanaan pembangunan daerah.
penyusunan 3.2 Mampu melakukan penilaian dan evaluasi implementasi kebijakan, menguasai
perencanaan konten dan konteks kebijakan, mengetahui dampak positif dan negatif dari suatu
pembangunan, kebijakan, mengetahui hambatan dan daya dukung terhadap implementasi
implementasi dan kebijakan, serta dapat melakukan koordinasi dengan stakeholders dalam
pelaksanaan dan hasil implementasi penyusunan perencanaan pembangunan daerah.
monitoring dan evaluasi 3.3 Mampu menyusun perencanaan dan melaksanakan program monitoring dan evaluasi
kebijakan penyusunan terhadap penerapan kebijakan serta melakukan analisis terhadap hasil monitoring
perencanaan dan evaluasi kebijakan penyusunan perencanaan pembangunan daerah.
pembangunan daerah
4. Mampu melakukan 4.1 Mampu melakukan penyelarasan (harmonisasi) dengan peraturan perundang-
harmonisasi kebijakan, undangan yang lain; mampu merumuskan intisari dari suatu kebijakan yang akan
meningkatkan efektivitas memberikan dampak positif dari maksud dan tujuan kebijakan bagi instansi dan
implementasi, monitoring masyarakat serta mampu menetapkan untuk menjadi draft/naskah final kebijakan
dan evaluasi kebijakan penyusunan perencanaan pembangunan daerah.
penyusunan 4.2 Menguasai kunci-kunci sukses dalam implementasi suatu kebijakan, dan
perencanaan menerapkan praktek terbaik pendekatan implementasi kebijakan, mampu
pembangunan daerah merumuskan solusi terhadap hambatan dalam implementasi suatu kebijakan dan
mengembangkan pendekatan baru dalam implementasi, dan mampu memberikan
dorongan dan mengambil keputusan untuk meningkatkan efektivitas implementasi
suatu kebijakan penyusunan perencanaan pembangunan daerah.
4.3 Mampu meyakinkan dan memperoleh dukungan dari stakeholder dalam rpenetapan
kebijakan dan pelaksanaan kebijakan penyusunan perencanaan pembangunan
daerah dan memberikan bimbingan dan fasilitasi kepada instansi lain atau
stakeholder terkait kebijakan penyusunan perencanaan pembangunan daerah
5. Mengembangkan teori, 5.1 Mengembangkan teori, konsep, teknik, metode tahapan perumusan kebijakan,
konsep, penyusunan, implemetasi kebijakan, dan/atau monitoring dan evaluasi kebijakan penyusunan
implementasi dan perencanaan pembangunan daerah.
monitoring evaluasi 5.2 Mampu menyusun buku, pedoman, petunjuk pelaksanaan, petunjuk teknis
kebijakan penyusunan perumusan dan penyusunan, implementasi, monitoring dan evaluasi kebijakan
perencanaan penyusunan perencanaan pembangunan daerah
pembangunan daerah 5.3 Menjadi sumber rujukan utama dan mentor (nasional) dalam penyusunan kebijakan,
implementasi kebijakan, monitoring dan evaluasi kebijakan, serta pemecahan
masalah dalam penyusunan, penerapan dan monitoring evaluasi kebijakan
penyusunan perencanaan pembangunan daerah.
TINGKAT PENGUASAAN KOMPETENSI
Proficiency Levels Competence

Level 5
Level 4 Expert
 Mengkreasikan
Advance
mengembangkan,
 Mengevaluasi
Level 3- konsep, teori,
suatu proses
Intermediate kebijakan
pekerjaan
 Menerapkan  Sebagai sumber
Level 2  Mengembangk
dg analisis rujukan utama
Basic an teknik
 Tdk (mentor)
metode kerja
 Menerapkan memerlukan  Memberi
sesuai bimbingan
pedoman arahan atau
 Dapat tanpa panduan
Level 1  Berdasar membimbing
Awaeness pedoman/pa orang lain
 Tingkat memahami, nduan
 memecahkan
mengerti substansi  memerlukan masalah
 pekerjaan sederhana bimbingan teknis
dg pedoman/
panduan operasional
 Bimbingan intensif
6
STANDAR
KOMPETENSI
JABATAN
ASN
Standar Kompetensi Jabatan ASN
Pengambilan Integritas
Keputusan
Mengelola
Kerjasama
Perubahan
Kompetensi Manajerial
Pengembangan Orientasi
diri & orang lain pada Hasil

Perekat
Komunikasi Pelayanan
Bangsa
Perekat Publik
Bangsa
Teknis
Kompetensi Sosial Kultural Teknis

Teknis Kompetensi Teknis Teknis

Teknis
Teknis

Jenjang Manajerial
Teknis Indikator
Kualifikasi Pengalaman
Jurusan Diklat Fungsional Pangkat kinerja
Pendidikan kerja
Utama
Pengaturan Kompetensi dalam UU : 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah
Pasal 233,
(1) Pegawai aparatur sipil negara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 208 ayat
(2) yang menduduki jabatan kepala Perangkat Daerah, harus memenuhi
persyaratan kompetensi:
a. teknis; b. manajerial; dan c. sosial kultural.
(2) Selain memenuhi kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), pegawai
aparatur sipil negara yang menduduki jabatan kepala Perangkat Daerah
harus memenuhi kompetensi pemerintahan.
(3) Kompetensi teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a ditetapkan
oleh Menteri/Kepala Lembaga Pemerintah Non Kementerian setelah
dikoordinasikan dengan Menteri.
(4 ) Kompetensi pemerintahan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan
oleh Menteri.
(5) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) berlaku secara
mutatis mutandis terhadap pegawai aparatur sipil negara yang menduduki
jabatan administrator di bawah kepala Perangkat Daerah dan jabatan
pengawas.
Standar Kompetensi Jabatan ASN Permenpan 38 Tahun 2017 dan
posisi Kompetensi Pemerintahan
Pengambilan
Keputusan Integritas
Mengelola
Perubahan Kerjasama
Kompetensi Manajerial
Pengembangan
Orientasi
diri & orang lain
pada Hasil
Perekat
Komunikasi Pelayanan
Bangsa
Publik
Kompetensi Sosial Kultural
Teknis
Pemerintahan Kompetensi Pemerintahan Subtantif

Teknis Teknis
Subtantif Subtantif
Teknis
Teknis
Subtantif Kompetensi Teknis
Subtantif

Jenjang Manajerial
Teknis Indikator
Kualifikasi Pengalama
Diklat Fungsional Pangkat kinerja
Pendidikan Jurusan n kerja
Utama
Contoh : Standar Kompetensi Jabatan Pimipinan Tinggi Pratama
Nama Jabatan : Kepala Dinas Penanaman Modal dan PTSP
Kelompok Jabatan : Jabatan Pimpinan Tinggi
Urusan Pemerintah : Penanaman Modal
Kode Jabatan : ............................... *4)
JABATAN PIMPINAN TINGGI PRATAMA
I. IKHTISAR JABATAN
Ikhtisar Jabatan Menyusun rencana program, membagi tugas, mengarahkan dan mengkoordinasikan
melaksanakan urusan pemerintahan bidang Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Satu
Pintu .
II. STANDAR KOMPETENSI
Kompetensi Level Diskripsi Indikator Kompetensi
A. Manajerial
1. Integritas 4 Mampu 4.1. Menciptakan situasi kerja yang mendorong seluruh pemangku
menciptakan kepentingan mematuhi nilai, norma, dan etika organisasi dalam
situasi kerja yang segala situasi dan kondisi.
mendorong 4.2. Mendukung dan menerapkan prinsip moral dan standar etika yang
kepatuhan pada tinggi, serta berani menanggung konsekuensinya.
nilai, norma, dan 4.3. Berani melakukan koreksi atau mengambil tindakan atas
etika organisasi penyimpangan kode etik/nilai-nilai yang dilakukan oleh orang lain,
pada tataran lingkup kerja setingkat instansi meskipun ada resiko.
2. Kerjasama 4 Membangun 4.1. Membangun sinergi antar unit kerja di lingkup instansi yang
komitmen tim, dipimpin;
sinergi 4.2. Memfasilitasi kepentingan yang berbeda dari unit kerja lain
sehingga tercipta sinergi dalam rangka pencapaian target kerja
organisasi;
4.3. Mengembangkan sistem yang menghargai kerja sama antar unit,
memberikan dukungan / semangat untuk memastikan tercapainya
sinergi dalam rangka pencapaian target kerja organisasi.
3. Komunikasi 4 Mampu 4.1. Mengintegrasikan informasi-informasi penting hasil
mengemukakan diskusi dengan pihak lain untuk mendapatkan
pemikiran multidimensi pemahaman yang sama; Berbagi informasi dengan
secara lisan dan tertulis pemangku kepentingan untuk tujuan meningkatkan
untuk mendorong kinerja secara keseluruhan;
kesepakatan dengan 4.2. Menuangkan pemikiran/konsep yang multidimensi dalam
tujuan meningkatkan bentuk tulisan formal;
kinerja secara 4.3. Menyampaikan informasi secara persuasif untuk
keseluruhan mendorong pemangku kepentingan sepakat pada
langkah-langkah bersama dengan tujuan meningkatkan
kinerja secara keseluruhan.
4. Orientasi pada 4 Mendorong unit kerja 4.1. Mendorong unit kerja di tingkat instansi untuk mencapai
hasil mencapai target yang kinerja yang melebihi target yang ditetapkan;
ditetapkan atau 4.2. Memantau dan mengevaluasi hasil kerja unitnya agar
melebihi hasil kerja selaras dengan sasaran strategis instansi
sebelumnya ;4.3. Mendorong pemanfaatan sumber daya bersama antar
unit kerja dalam rangka meningkatkan efektifitas dan
efisiensi pencaian target organisasi
5 Pelayanan Publik 4 Mampu memonitor, 4.1. Memahami dan memberi perhatian kepada isu-isu jangka
mengevaluasi, panjang, kesempatan atau kekuatan politik yang
memperhitungkan dan mempengaruhi organisasi dalam hubungannya dengan
mengantisipasi dampak dunia luar, memperhitungkan dan mengantisipasi
dari isu-isu jangka dampak terhadap pelaksanaan tugas-tugas pelayanan
panjang, kesempatan, publik secara objektif, transparan, dan professional dalam
atau kekuatan politik lingkup organisasi;
dalam hal pelayanan 4.2. Menjaga agar kebijakan pelayanan publik yang
kebutuhan pemangku diselenggarakan oleh instansinya telah selaras dengan
kepentingan yang standar pelayanan yang objektif, netral, tidak memihak,
transparan, objektif, tidak diskriminatif, serta tidak terpengaruh kepentingan
dan profesional pribadi/kelompok/partai politik;
4.3. Menerapkan strategi jangka panjang yang berfokus pada
pemenuhan kebutuhan pemangku kepentingan dalam
menyusun kebijakan dengan mengikuti standar objektif,
netral, tidak memihak, tidak diskriminatif, transparan,
tidak terpengaruh kepentingan pribadi/kelompok
6 Pengembangan diri 4 Menyusun 4.1.Menyusun program pengembangan jangka panjang bersama-
dan orang lain program sama dengan bawahan, termasuk didalamnya penetapan
pengembangan tujuan, bimbingan, penugasan dan pengalaman lainnya, serta
jangka panjang mengalokasikan waktu untuk mengikuti pelatihan / pendidikan /
dalam rangka pengembangan kompetensi dan karir;
mendorong
manajemen 4.2.Melaksanakan manajemen pembelajaran termasuk evaluasi
pembelajaran dan umpan balik pada tataran organisasi;

4.3.Mengembangkan orang-orang disekitarnya secara konsisten,


melakukan kaderisasi untuk posisi-posisi di unit kerjanya
7. Mengelola Perubahan 4 Memimpin 4.1. Mengarahkan unit kerja untuk lebih siap dalam menghadapi
perubahan pada perubahan termasuk memitigasi risiko yang mungkin terjadi;
unit kerja
4.2. Memastikan perubahan sudah diterapkan secara aktif di
lingkup unit kerjanya secara berkala;

4.3. Memimpin dan memastikan penerapan program-program


perubahan selaras antar unit kerja
8. Pengambilan 4 Menyelesaikan 4.1. Menyusun dan/atau memutuskan konsep penyelesaian
Keputusan masalah yang masalah yang melibatkan beberapa/seluruh fungsi dalam
mengandung organisasi.
risiko tinggi,
mengantisipasi 4.2. Menghasilkan solusi dari berbagai masalah yang kompleks,
dampak terkait dengan bidang kerjanya yang berdampak pada pihak
keputusan, lain.
membuat
tindakan 4.3. Membuat keputusan dan mengantisipasi dampak
pengamanan; keputusannya serta menyiapkan tindakan penanganannya
mitigasi risiko (mitigasi risiko)
B Sosial Kultural
9. Perekat Bangsa 4 Mendayagunakan 4.1 Menginisiasi dan merepresentasikan pemerintah di lingkungan
perbedaan secara kerja dan masyarakat untuk senantiasa menjaga persatuan dan
konstruktif dan kreatif kesatuan dalam keberagaman dan menerima segala bentuk
untuk meningkatkan perbedaan dalam kehidupan bermasyarakat;
efektifitas organisasi 4.2 Mampu mendayagunakan perbedaan latar belakang,
agama/kepercayaan, suku, jender, sosial ekonomi, preferensi
politik untuk mencapai kelancaran pencapaian tujuan organisasi.
4.3 Mampu membuat program yang mengakomodasi perbedaan
latar belakang, agama/kepercayaan, suku, jender, sosial
ekonomi, preferensi politik
C. Teknis
10 Advokasi Mampu 4.1 Mampu mengevaluasi teknik, metode strategi advokasi yang ada
Kebijakan 4 mengembangkan saat ini menganailisis kelemahan dan kekurangan serta
Pengembangan strategi advokasi yang mengembangkan berbagai teknik, metode strategi advokasi
Iklim Penanaman tepat sesuai kondisi yang lebih efektif dan efisien dari berbagai kondisi stakeholde
Modal 4.2 mampu mengembangkan norma standar, kriteria, pedoman,
petunjuk teknis strategi komunikasi dan pelaksanaan advokasi
yang effektif serta monitoring evaluasi advokasi kebijakan
pengembangan iklim penanaman modal
4.3 memampukan stakeholder untuk mengembangkan strategi
advokasi yang tepat untuk diri mereka sendiri; mengidentifikasi
hambatan di lingkungan mereka sendiri dalam penerapan
kebijakan; serta mengidentifikasi menemukan akses ke sumber
daya yang dibutuhkan untuk menerapkan kebijakan
pengembangan iklim penanaman modal
11. Teknik promosi 5 Mampu 5.1 Mengidentifikasi, menganalisis, menilai effektifitas teknik, metode
Penanaman mengembangkan media promosi penanaman modal serta pelaksanaannya
Modal teknik, metode , media menemukenali kelebihan dan kekurangan dan rekomendasi
Promosi Penanaman perbaikanya,
Modal 5.2 Mengembangkan teknik, metode media promosi penanaman
modal , meyakinkan stakeholder dan shareholder terkait untuk
menerima teknik, metode media promosi penanaman modal
yang dikembangkan.
5.3 Menjadi sumber rujukan utama dalam implementasi teknik,
metode media promosi penanaman modal dan pemecahan
masalah dalam promosi penanaman modal
12. Tata kelola 4 Tata kelola 4.1 mampu mengevaluasi teknis/metode/sistem cara kerja
pelayanan perizinan pelayanan pelayanaan terpadu menemu kenali kelebihan dan kekurangan
dan nonperizinan perizinan dan melakukan pengembangan atau perbaikan tata kelola pelayanan
secara terpadu non perizinan perizinan dan nonperizinan secara terpadu yang lebih
secara terpadu efektif/efisien
4.2 mampu menyusun pedoman, petunjuk teknis, cara kerja yang
dijadikan norma standar, prosedur, instrumen pelaksanaan tata
kelola pelayanan perizinan dan non perizinan secara terpadu
4.3 mampu meyakinkan dan memperoleh dukungan dari stakeholder
pelaksanaan pelayanan perizinan dan nonperizinan serta
memberikan bimbingan dan fasilitasi kepada instansi lain atau
stakeholder terkait tata kelola pelayanan perizinan dan
nonperizinan secara terpadu
13 Analisis kelayakan 4 Mampu 4.1 Mampu mengevaluasi teknik metode analisis kelayakan perizinan
perizinan dan mengevaluasi dan nonperizinan, menemu kenali kelebihan dan kekurangan
nonperizinan teknis dan melakukan pengembangan atau perbaikan teknik metode analisis
penanaman modal metode analisis kelayakan
kelayakan 4.2. Mampu mengembangkan teknik pengumpulan pengolahan dan
perijinan penyajian data perizinan dan nonperizinan di bidang penanaman
nonperizinan modal dan pemanfaatanya yang lebih effisien
penanaman 4.3 mampu meyakinkan dan memperoleh dukungan dari stakeholder
modal terhadap hasil analisis kelayakan perizinan dan non perizinan
serta memberikan bimbingan dan fasilitasi kepada instansi lain
atau stakeholder terkait perizinan dan non perizinan penanaman
modal
14 Teknik Pengendalian 4 Mampu 4.1 mampu mengevaluasi teknis/metode/sistem pengendalian
pelaksanaan mengevaluasi pelaksanaan penanaman modal menemu kenali kelebihan dan
Penanaman Modal dan menyusun kekurangan, melakukan pengembangan atau perbaikan cara
perangkat norma kerja pengendalian pelaksanaan penanaman modal yang lebih
standar prosedur efektif/efisien
instrument 4.2 mampu menyusun pedoman, petunjuk teknis, cara kerja yang
pengendalian dijadikan norma standar, prosedur, instrumen pengendalian
pelaksanaan pelaksanaan penanaman modal
penanaman 4.3 mampu meyakinkan dan memperoleh dukungan dari stakeholder
modal. terhadap sistem pengendalian penanaman modal serta
memberikan bimbingan dan fasilitasi kepada instansi lain atau
stakeholder terkait pelaksanaan penanaman modal
15 .Advokasi Kebijakan 4 Mampu 4.1 mengevaluasi strategi advokasi yang ada saat ini, menganalisis
Otonomi Daerah mengembangkan kekuatan dan kekurangan berbagai metode yang dijalankan
strategi advokasi dengan kelompok sasaran yang berbeda.
kebijakan 4.2 mengembangkan norma standar, prosedur, kriteria, pedoman,
otonomi daerah dan/atau petunjuk teknis strategi advokasi kebijakan otonomi
yang tepat sesuai daerah.
kondisi. 4.3 meningkatkan kapasitas pemangku kepentingan untuk
mengembangkan strategi advokasi yang dapat dijalankan oleh
mereka sendiri dalam menerapkan kebijakan otonomi daerah.
III. PERSYARATAN JABATAN
Jenis Persyaratan Uraian Tingkat pentingnya thd jabatan
Mutlak Penting Perlu
A Pendidikan 1 Jenjang Sarjana (S1)/Diploma IV
2 Bidang Ilmu Ekonomi Pembangunan/ Manajemen/Ilmu Pemerintahan'Ilmu
Administrasi/Hukum
B. Pelatihan 1 Manajerial Diklat Kepemimpinan II - V
2 Teknis Diklat Manajemen Penanaman …. V ….
Modal
3 Fungsional …. …. ….
C. Pengalaman kerja a. memiliki pengalaman Jabatan bidang Penanaman V …. ….
Modal/Perekonomian secara kumulatif paling kurang
selama 5 (lima) tahun;
b. sedang atau pernah menduduki Jabatan administrator
di bidang penanaman modal/perekonomian atau JF
jenjang ahli madya dibidang penanaman
modal/perekonomian paling singkat 2 (dua) tahun;
D. Pangkat Pembina Tingkat I, IV/b
E. Indikator Kinerja 1. Prosentase peningkatan nilai penanaman modal dan Investasi Daerah
Jabatan 2. Kualitas atau tingkat kepuasan stakeholder terhadap Layanan perijinan dan non perizinan
terpadu
Contoh : Standar Kompetensi Administrator
Nama Jabatan : Kepala Bidang Pengembangan Kompetensi SDM Aparatur
Kelompok Jabatan : Jabatan Administrasi
Urusan Pemerintah : Kepegawaian?SDM Aparatur
Kode Jabatan : ............................... *4)

JABATAN ADMINISTRATOR
I IKHTISAR JABATAN
Ikhtisar Jabatan Menyusun rencana program, membagi tugas, mengarahkan dan menyelia
pelaksanaan rencana program , meyiapkan bahan kebijakan,
mengkoordinasikan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan di bidang
pengembangan kompetensi sumber daya manusia aparatur
II STANDAR KOMPETENSI
Kompetensi Level Diskripsi Indikator Kompetensi
A. Manajerial
1. Integritas 3 Mampu memastikan, 3.1.Memastikan anggota yang dipimpin bertindak sesuai
menanamkan keyakinan dengan nilai, norma, dan etika organisasi dalam
bersama agar anggota yang segala situasi dan kondisi.
dipimpin bertindak sesuai 3.2. Mampu untuk memberi apresiasi dan teguran bagi
nilai, norma, dan etika anggota yang dipimpin agar bertindak selaras dengan
organisasi, dalam lingkup nilai, norma, dan etika organisasi dalam segala situasi
formal dan kondisi.
3.3. Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap
penerapan sikap integritas di dalam unit kerja yang
dipimpin.

2. Kerjasama 3 Efektif membangun tim 3.1. Melihat kekuatan/kelemahan anggota tim,


kerja untuk peningkatan membentuk tim yang tepat, mengantisipasi
kinerja organisasi kemungkinan hambatan, dan mencari solusi yang
optimal;
3.2. Mengupayakan dan mengutamakan pengambilan
keputusan berdasarkan usulan-usulan anggota
tim/kelompok, bernegosiasi secara efektif untuk
upaya penyelesaikan pekerjaan yang menjadi target
kinerja kelompok dan/atau unit kerja;
3.3. Membangun aliansi dengan para pemangku
kepentingan dalam rangka mendukung penyelesaian
3. Komunikasi 3 Berkomunikasi secara 3.1. Menyampaikan suatu informasi yang sensitif/rumit
asertif, terampil dengan cara penyampaian dan kondisi yang tepat,
berkomunikasi lisan/ sehingga dapat dipahami dan diterima oleh pihak lain;
tertulis untuk 3.2 Menyederhanakan topik yang rumit dan sensitif
menyampaikan sehingga lebih mudah dipahami dan diterima orang
informasi yang sensitif/ lain;
rumit/ kompleks 3.3. Membuat laporan tahunan/periodik/ naskah/
dokumen/proposal yang kompleks; Membuat surat
resmi yang sistematis dan tidak menimbulkan
pemahaman yang berbeda; membuat proposal yang
rinci dan lengkap;
4. Orientasi 3 Menetapkan target 3.1. Menetapkan target kinerja unit yang lebih tinggi dari
pada hasil kerja yang menantang target yang ditetapkan organisasi;
bagi unit kerja, 3.2. Memberikan apresiasi dan teguran untuk mendorong
memberi apresiasi dan pencapaian hasil unit kerjanya;
teguran untuk 3.3. Mengembangkan metode kerja yang lebih efektif dan
mendorong kinerja efisien untuk mencapai target kerja unitnya.
5 Pelayanan 3 Mampu memanfaatkan 3.1. Memahami, mendeskripsikan pengaruh dan
Publik kekuatan kelompok hubungan/kekuatan kelompok yang sedang berjalan
serta memperbaiki di organisasi (aliansi atau persaingan), dan
standar pelayanan dampaknya terhadap unit kerja untuk menjalankan
publik di lingkup unit tugas pemerintahan secara profesional dan netral,
kerja tidak memihak;
3.2. Menggunakan keterampilan dan pemahaman lintas
organisasi untuk secara efektif memfasilitasi
kebutuhan kelompok yang lebih besar dengan cara-
cara yang mengikuti standar objektif, transparan,
profesional, sehingga tidak merugikan para pihak di
lingkup pelayanan publik unit kerjanya;
3.3. Mengimplementasikan cara-cara yang efektif untuk
memantau dan mengevaluasi masalah yang dihadapi
pemangku kepentingan/masyarakat serta
mengantisipasi kebutuhan mereka saat menjalankan
tugas pelayanan publik di unit kerjanya.
6 Pengembangan 3 Memberikan 3.1. Memberikan tugas-tugas yang
diri dan orang umpan balik, menantang pada bawahan sebagai
lain membimbing media belajar untuk mengembangkan
kemampuannya;
3.2. Mengamati bawahan dalam
mengerjakan tugasnya dan
memberikan umpan balik yang
objektif dan jujur; melakukan diskusi
dengan bawahan untuk memberikan
bimbingan dan umpan balik yang
berguna bagi bawahan;
3.3. Mendorong kepercayaan diri bawahan;
memberikan kepercayaan penuh pada
bawahan untuk mengerjakan tugas
dengan caranya sendiri; memberi
kesempatan dan membantu bawahan
menemukan peluang untuk
berkembang.
7. Mengelola 3 Membantu 3.1. Membantu orang lain dalam
Perubahan orang lain melakukan perubahan;
mengikuti 3.2. Menyesuaikan prioritas kerja secara
perubahan, berulang-ulang jika diperlukan;
mengantisipasi 3.3. Mengantisipasi perubahan yang
perubahan dibutuhkan oleh unit kerjanya secara
secara tepat tepat. Memberikan solusi efektif
terhadap masalah yang ditimbulkan
oleh adanya perubahan.
8. Pengambilan 3 Membandingkan 3.1. Membandingkan berbagai alternatif
Keputusan berbagai alternatif, tindakan dan implikasinya,
menyeimbangkan 3.2. Memilih alternatif solusi yang
risiko keberhasilan terbaik, membuat keputusan
dalam `implementasi operasional mengacu pada
alternatif solusi terbaik yang
didasarkan pada analisis data yang
sistematis, seksama, mengikuti
prinsip kehati-hatian.
3.3. Menyeimbangkan antara
kemungkinan risiko dan
keberhasilan dalam
implementasinya.

B Sosial Kultural
9. Perekat Bangsa 3 Mempromosikan, 3.1. Mempromosikan sikap menghargai
engembangkan sikap perbedaan di antara orang-orang
toleransi dan yang mendorong toleransi dan
persatuan keterbukaan.
3.2. Melakukan pemetaan sosial di
masyarakat sehingga dapat
memberikan respon yang sesuai
dengan budaya yang berlaku.
Mengidentifikasi potensi kesalah-
pahaman yang diakibatkan adanya
keragaman budaya yang ada
3.3. Menjadi mediator untuk
menyelesaikan konflik atau
mengurangi dampak negatif dari
konflik atau potensi konflik
C. Teknis
10. Penyusunan 3 Mampu melakukan penilaian dan 3.1 Mampu melakukan penilaian dan evaluasi
Kebijakan evaluasi terhadap konsep terhadap naskah suatu kebijakan,
Publik kebijakan, program implementasi mengidentifikasi kekurangan dan merumuskan
dan pelaksanaan dan hasil perbaikan terhadap naskah kebijakan
monitoring dan evaluasi kebijakan 3.2 Mampu melakukan penilaian dan evaluasi
implementasi kebijakan, menguasai konten dan
konteks kebijakan, mengetahui dampak positif
dan negatif dari suatu kebijakan, mengetahui
hambatan dan daya dukung terhadap
implementasi kebijakan, serta dapat melakukan
koordinasi dengan stakeholders dalam
implementasi kebijakan
3.3 Mampu menyusun perencanaan dan
melaksanakan program monitoring dan evaluasi
terhadap penerapan suatu kebijakan; serta
melakukan analisis terhadap hasil monitoring
dan evaluasi
11. Advokasi 3 Mampu menyelenggarakan 3.1 Mampu menyusun menyiapkan intrumen dan
Kebijakan advokasi kebijakan publik. bahan bahan pekasanaan advokasi kebijakan,
Publik melalui persuasi, sosialisasi, bimbingan teknis,
pendampingan, monitoring evaluasi advokasi
kebijakan publik
3.2 Mampu mengembangkan serta menjalankan
strategi atau intervensi melalui persuasi,
sosialisasi, bimbingan teknis, pendampingan
dalam mengatasi hambatan sistemik dan
resistensi stakeholder dalam menerapkan
kebijakan
.3.3 Mampu mengimplementasikan strategi
komunikasi dengan target dan waktu yang
terukur dan terencana dengan mendapatkan
hasil sesuai yang diharapkan (antara lain:
stakeholder dapat memahami serta menerapkan
kebijakan , monitoring dan evaluasi kebijakan)
12 Manajemen 3 Mampu menyusun dan 3.1 Mampu menyusun instrumen dan atau
SDM membimbing penyusunan dan pelaksanaan tahapan dalam manajemen
pelaksanaan tahapan manajemen SDM (perencanaan kebutuhan, rekruitmen,
SDM analisis jabatan, analisis beban kerja,
evaluasi jabatan, perencanaan kinerja,
standar kompetensi, perencanaan
pengembangan kompetensi, pemeringkatan
jabatan/job grading)
3.2 Mampu penyelenggaaran penyusunan dan
perencanaan kebutuhan, rekruitmen,
analisis jabatan, analisis beban kerja,
evaluasi jabatan, perencanaan kinerja,
standar kompetensi, perencanaan
pengembangan kompetensi, pemeringkatan
jabatan/job grading)
3.3 Mampu memberikan bimbingan pegawai
lain dilingkup organiasi dalam
penyelenggaraan administrasi, penyusunan
tahapan manajemen ASN serta sistem
informasi manajamen ASN
13 Penyusunan 4 Menyusun norma, standar, 4.1 Mengevaluasi pedoman penyusunan standar
Standar prosedur, pedoman dan petunjuk kompetensi jabatan yang ada, menaganalisis
Kompetensi teknis standar kompetensi jabatan kelebihan dan kekuranganya menyusun
rekomendasi penyempurnaanya
4.2 Menyusun norma, standar prosedur,
petunjuk teknis penyusunan standar
kompetensi jabatan yang dapat menjadi
intrumen penyelenggaraan sistem merit
4.3 Mengkoordinasikan penyusunan standar
kompetensi di dan pemanfaatanya dalam
merit sistem di lingkup instansi
14 Pengembangan 4 Mampu menyusun 4.1 Mampu menganalisis perencanaan
Kompetensi norma, standar, prosedur, pengembangan kompetensi, proses dan hasil
pedoman dan petunjuk pelaksanaan pengembangan kompetensi serta
teknis pengembangan sistem evaluasi dan evaluasi pengembangan
kompetensi dan atau kompetensi yang ada pada saat ini
menemukenali kelemahan dan kelebihan yang
ada dan mebuat rekomendasi perbaikan
4.2 Menyusun norma standar, kriteria ,prosedur
pedoman, petunjuk teknis penyusunan
perencanaan pengembangan kompetensi,
pelaksanaan dan evaluasi pengembangan
kompetensi
4.3 Mampu mengkoordinasikan menyusunan
perencanaan pengembangan kompetensi
secara instansional
15 Manajmen Kinerja. 3 Mampu sasaran kinerja 3.1 Mampu merumuskan sasaran kinerja organisasi,
organisasi, membimbing penyusunan rencana pelaksanaan
membimbing, kegiatan dan penyusunan rencana kinerja
penyusunan rencana individu
kinerja mengevaluasi 3.2 Mampu mengumpulkan data kinerja,
dan menilai kinerja serta membimbing dan mengidentifikasi dan
membuat rekomendasi memecahkan permasalahan dalam pelaksanaan
tindaklanjut di lingkup kinerja di lingkup antar unit
antar unit organisasi 2.3 Mampu menganalisis capaian kinerja, melakukan
penilaian kinerja serta menyusun saran dan
rekomendasi tindak lanjut hasil penilaian kinerja
pegawai untuk berbagai kepentingan
kepegawaian di lingkup antar unit kerja
III PERSYARATAN JABATAN
Tingkat pentingnya thd
Jenis Persyaratan Uraian
Jabatan
Mutlak Penting Perlu
A. Pendidikan 1 Jenjang S1/DIV
2 Bidang Ilmu Administrasi Negara, Manajemen, Pemerintahan,
Psikologi
B. Pelatihan 1 Manajerial Kepemimpinan IV V
Kepemimpinan III V
2 Teknis - Analisis Jabatan V.
- - Standar Kompetensi
- Manajemen SDM
3 Fungsional
C. Pengalaman kerja - minimal 3 tahun V …. ….
jabatan pengawas
bidang Kepegawaian
atau JF Analis
Kepegawaian atau
analis kebijakan
bidang kepegawain
Muda
D. Pangkat Pembina
E. Indikator Kinerja Jabatan Kualitas konsep/bahan kebijakam, dan advokasi
kebijakan bidang pengembangan kompetensi
IMPORTANT TO JOB (ITJ)
adalah tingkat pentingnya suatu kompetensi dan persyaratan
terhadap jabatan berfungsi sebagai bobot prioritas
pengembangannya

1. Mutlak (Essensial to Develop), artinya k:ompetensi ini memilki peran


dan kontribusi yang mendasar dalam mendukung kinerja suatu jabatan,
kompetensi tersebut harus/mutlak ada karena ketiadaan atau kekurangan
pada kompetensi ini akan menyebabkan kinerja tidak efektif, sehingga
tidak layak untuk menduduki jabatan;

2. Penting (Very Important to Develop), artinya kempetensi ini memiliki


peran dan kontribusi yang sangat penting untuk mendukung optimalisasi
kinerja suatu jabatan, kompetensi ini akan berkontribusi untuk mencapai
kinerja yang unggul. Kekurangan pada kompetensi ini menjadikan kinerja
kurang optimal namun masih layak; atau

3. Perlu (Important to Develop), artinya kompetensi ini berperan dan


berkontribusi penting sebagai penunjang untuk mencapai kinerja suatu
jabatan yang lebih optimal, kekurangan atau ketiadaan kompetensi ini
menyebakan kinerja jabatan tidak optimal, dan keberadaan kompetensi ini
akan memberikan nilai tambah untuk mencapai kinerja yang unggul
Pola Distribusi Required Competency Level (RCL)
Kompetensi Teknis
Jabatan Jenjang Jabatan RCL
JPT Utama 5-4 Dominan 5
Jabatan Pimpinan Tinggi
Madya 5-4 Fity-fifty
Pratama 5 - 4 -3 Dominan 4
JA Administrator 4 -3 Dominan 3
Jabatan Administrasi
Pengawas 2 -3 Fifty-fifty
Pelaksana 2 -1 Dominan 1 atau 2
JF Utama 5- 4 Dominan 5
Jabatan Fungsional
Keahlian Madya 5-4 Dominan 4
Muda 4 -3 ffty-fifty
Pertama 3-2 -1 Dominan 2
JF Penyelia 4-3 fifty-fifty
Jabatan Fungsional
Keterampilan Mahir 4-3 Dominan 3
Terampil 2,1 Dominan 2
Pemula 2 -1 Dominan 1
7
PENGGUNAAN
STANDAR
KOMPETENSI
DALAM SISTEM
MERIT
PENGGUNAAN STANDAR KOMPETENSI JABATAN ASN
PENGEMBANGAN KOMPETENSI PENEMPATAN ASN
 Perencanaan Pengembangan Kompetensi  Penempatan sesuai kualifikasi dan
 Pemberian Tugas Belajar atau pengalaman jabatan
 Pelatihan (manajerial, teknis, fungsional  Penempatan sesuai kompetensi
 Coaching, Mentoring  Panduan the right man on the right job
 Magang di instansi pemerintah / swasta
 Pengembangan kompetensi terstruktur
 Acuan penyusunan kurikulum diklat PROMOSI & MUTASI
PENGEMBANGAN KARIER  Promosi berdasarkan persyaratan
jabatan. kompetensi, kinerja
 Menyusun pola/alur karier
 Seleksi Administrasi STANDAR  mutasi berdasarkan kesesuaian
kompetensi
(persyaratan jabatan0
 Seleksi Kompetensi manajerial KOMPETENSI  Mutasi, Promosi hrs sudah
memenuhi kompetensi (mengikuti
dan sosial kultural dan lulus uji kompetensi
 Seleksi Kompetensi Teknis JABATAN ASN UJI KOMPETENSI
REKRUItMEN SDM ASN
 Acuan menyusun materi uji
kompetensi
 Seleksi Administrasi (syarat jabatan)
 Acuan penyusunan kurikulum
 Seleksi Kompetensi Dasar (komp
diklat.
manajerial sosial kultural
 Uji kompetensi oleh Lembaga
 Seleksi Kompetensi Bidang (kompetensi
terakreditasi
teknis)
SISTIM INFORMASI ASN & TALENT POOL
PERENCANAAN SDM ASN
 Kompetensi sbg salah satu informasi
 Kebutuhan Jabatan (kompetensi, kualifikasi) pokok dalam sistim informasi ASN
 Proyeksi Kebutuhan  kecocokan kompetensi menjadi
 Persediaan SDM ASN tools untuk pengawasan sistem merit
 Proyeksi Persediaan
 Perencanaan Pemenuhan
Struktur Organisasi Dinas Tenaga Kerja
Dinas Tenaga Kerja
Subag PPEL
Sekretariat Subag Keuangan
Dinas
Subag Um.Kepeg

Bidang Bidang Bidang Bidang


Penempatan TK Pengawasan TK Hub Industrial & PHI Pelatihan & Produtv TK

Seksi Seksi Pengawasan Seksi Hubungan Seksi Pelatihan


Antar Kerja Norma K3 Industrial

Seksi Seksi Pengawasan Seksi Penyel Seksi


II P K Norma Kerja Perselisihan HI Produktivitas
Identifikasi kompetensi berdasar Analisis Tupoksi-
Dinas Tenaga Kerja 1. Advokasi Kebijakan
Ketenagakerjaan

Bid Penempatan Bid Perlindungan Bid. Hub Industrial & bid Pelatihan dan
Tenaga Kerja Tenaga Kerja penyelesaian Hub Ind produktivitas TK

Kompetensi Kompetensi Kompetensi Kompetensi


2. Sistem penempatan TK 9. Sistem PerlindunganTK 15 Sistem Hubungan 24 Pelatihan tenaga kerja
3. Informasi Pasar Kerja 10 Pengawasan Norma Industrial 25 Pengukuran
4. Bursa kerja Kerja 16 Penyelesaian PHI produktivitas
5. Antar kerja Lokal 11. Pengawasan Norma K3 17 LKS Tripartit 26 sistem peningkatan
6. Penempatan TKLN 12 Hygiene perusahaan 18 LKS Bipartit produktivitas TK
7. Penempatan TKA 13 Ergonomi 19 Peraturan perusaaan 27 Standarisasi
8. Bimb Penyuluhan 14 Kesehatan kerja 20 Perjanjian Kerja kompetensi TK
jabatan 21 Kesepakatan Kerja 28 Pemagangan
bersama 29 Sertifikasi TK
22 Pengupahan
23 Mediasi
Standar Kompetensi Teknis

Kepala Dinas Tenaga Kerja


Kompetensi teknis Level
1. Advokasi Kebijakan ketenagakerjaan 4
2. Sistem penempatan tenaga kerja 4
3 Sistem pengawasan ketenagakerjaan 4
4. sistem pembinaan hub industrial dan 4
penyelesaian hub industrial
5. Sistem pelatiahan dan produktivitas tenaga kerja 4
6. advokasi kebijakan otonomi daerah 4

Kepala Seksi Antar Kerja Kepala Bidang Penempatan Tenaga Kerja

Kompetensi teknis Level Kompetensi teknis Level

1. Advokasi Kebijakan ketenagakerjaan 2 1. Advokasi Kebijakan ketenagakerjaan 3


2. Sistem penempatan tenaga kerja 2 2. Sistem penempatan tenaga kerja 4
3 Antar Kerja Antar Negara 3 3 Informasi pasar kerja 3
4. Bursa Kerja 3 4. Bursa Kerja 3
5. Penemapatan TKA 2 5. Antar Kerja 3
6. Advokasi kebijakan otonomi daerah 2 6. Advokasi kebijakan otonomi daerah 3
Terima kasih
Matur Nuwun

Anda mungkin juga menyukai